Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Ketakutan atau khawatir vs beriman

Judul di atas kami angkat sebagai materi motivasi yang mesti kita perhatikan. Bisa dibayangkan saat kita sedang khawatir atau takut dengan masa depan kita. Khawatir bulan depan masih kerja apa nggak, bulan depan masih hidup lebih layak atau memang hari ini tidak punya uang untuk makan sehingga membuat kita semakin khawatir dan takut ... "kelaparan", "kekurangan" atau "mati".
Fakta seperti itu dapat kita lihat disekitar kita, yaitu orang yang mengemis atau meminta-minta, pekerja lepas, mereka tidak memiliki pekerjaan atau orang yang banyak hutangnya (pendapatannya tidak cukup). Suasana di rumah menjadi masalah, mau ngapa-ngapain jadi malas.Mau kerja ? yah pasti kerja tapi tidak membuat kita mendapatkan hasilnya sekarang. Mau cari tambahan, gemana caranya ? kerjapun hanya ala kadarnya dan tidak tuntas. Wajah suram ... Menunggu petunjuk dengan Berdoa dan minta tolong teman.
perhatikan katanya kita beriman kepada Allah, salah satunya adalah percaya kepada Allah yang Maha Memberi rezeki. Berpikir sederhana dan mudah aja adalah kita percaya berarti kita pasti berserah diri kepada Allah dengan jalan mengikuti petunjukNya agar Allah berkenan memberi rezeki. Sebagai hamba pasti ada kekhawatiran tidak diberikan rezeki tapi kekhawatiran itu dioptimiskan dengan percaya kepada Allah. Dalam beberapa terjemahan Al Qur'an ada kalimat "saat kita percaya kepada Allah dan beramal saleh maka tidak ada kekhawatiran dan tidak merasa sedih". Hati-hati bahwa semakin besar kekhawatiran membuat rasa percaya (beriman) itu berkurang. Semakin maksimal khawatir semakin tidak beriman yang bisa membuat kita "bunuh diri", tidak ada pegangan lagi. Gemana kalau jika beriman yang kuat ? Dengan iman yang benar melalui amal saleh yang kita lakukan tidak membuat kita 100% optimis (sombong). Optimisme untuk sebuah harapan dari Allah menjadi bagian dari iman kita dan rasa pesimisme kita tetap ada dalam rangka merasa apa yang kita lakukan tidak sempurna dan ingin selalu disempurnakan sampai datangnya ridha Allah.
Kehidupan diatur Allah maka apapun yang terjadi yang kita alami adalah bagian pengaturan oleh Allah. Pengatiran Allah aturan dituangkan dalam petunjukNya dengan konsep beriman sepenuhnya dan beramal saleh. Solusi atas kekhawatiran atau ketakutan kita dapat menerapkan penjelasan di atas. Bagaimana khawatir itu tidak semakin kuat ? Mari tingkatkan keimanan kita kepada Allah dengan memahami Allah dengan benar lewat Al Qur'an dan selalu beramal yang saleh. Semakin kuat iman kita semakin kta percaya Allahlah yang Maha Memberi rezeki dan kekhawatiran itu semakin kecil. Kekhawatiran itu tetap ada agar mengajak kita untuk selalu banyak beramal saleh dan menyempurnakannya sampai Allah berkenan. Banyak beramal dan menyempurnakannya mesti menuju kerja yang ikhlas, belajar dengan ilmu yang bisa menyelesaikan tuntas pekerjaan (amal) kita dan dibarengi sikap sabar. Percaya dan yakinlah bahwa saat kita berbuat amal saleh dengan memberi tenaga, waktu, pikiran, materi MAKA ALLAH SIAP MENGGANTIKAN DENGAN KEBAIKAN YANG LEBIH BAIK. Just do it.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...