Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Orang Berani

Banyak orang bilang,"dia hebat loh udah bisa dagang". Begitulah komentar orang yang tidak punya keberanian. Bahkan orang pintar banyak berkomentar,"dagangannya kurang bagus harusnya begini dan begitu". Fakta membuktikan orang berani itu terus berdagang dan bisa menghidupi diri dan keluarganya.
bagaimana dengan kita ? yang hanya memberi komentar ini dan itu, bahkan suka memberi saran saja. Si Berani tadi senang mendengarkannya dan menjalankan semua komentar dan saran agar dagangannya semakin maju. Dan sekali lagi, kita tetap di tempat.
Soal ilmu dan kemampuan sudah kita miliki dan bahkan modal pun cukup, tapi hanya tidak punya keberanian membuat kita tidak memulai dagang/bisnis untuk hidup mandiri. Keberanian tidak bisa dicari seperti ilmu dan kemampuan, maka kita yang merasa dengan ilmu dan kemampuan membuat kita berani untuk berdagang ... ternyata salah.
Keberanian itu tidak banyak didukung oleh ilmu dan kemampuan yang mumpuni. Bisa jadi keberanian itu karena memang lemahnya ilmu dan kemampuan sehingga mendorong untuk berdagang/berbisnis. Setelah berbisnis mulai jalan mereka pun menambah ilmu dan kemampuannya. mari belajar untuk berani ... mandiri bagi kehidupan kita.

Bekerja ikhlas tanpa batas

Dalam bekerja ditafsirkan banyak orang untuk mencari uang. Pada sebagian karyawan berusaha bekerja luar biasa untuk menambah pundi-pundi uangnya, tapi sebagian lain pundi-pundi uang itu tidak bertambah karena hanya menerima gaji saja.
Apa yang terjdi ? Sebagian yang pertama menjadikan bekerja selalu diukur dengan uang. Ada uang ada kerja yang bagus. Atau mau kerja yang lebih baik lagi hasilnya ? Maka ada ukuran yang didapat sebagai pemicunya. Sah-sah saja, tapi jika kita renungkan orang seperti ini hanya dibutuhkan saat mereka diperlukan saja dan saat mereka tidak produktif ya bisa disingkirkan.
Pada sebagian yang lain yang bekerja tidak memberikan tambahan banyak pada pundi-pundi uangnya, mereka yang seperti ini pun sama bekerjanya sesuai SOP atau bekerja apa adanya. Mau lebih hebat kinerjanya, naikin dulu gajinya. Alhasil tidak jauh beda dengan mereka yang orientasi uang. Dan menjadi karyawan yang disayang jika penurut dan jika bermasalah dengan kinerja pastilah menjadi karyawan yang dicuekin.
Salah satu solusinya dalah bekerja ikhlas, bekerja bukan lagi sekedar cari uang tapi bekerja untuk mengabdi keapda sang Pencipta. Dan perusahaan tempat kita bekerja adalah wadahnya dan hasilnya kerja ikhlas memberi efek kebaikan bagi perusahaan. Bekerja ikhlas itu membangun sikap positif dengan kesungguhan, mau belajar untuk menghilangkan rintangan, mau menembus batas waktu dan keterbatasan dan yang pasti menjadi asyik dengan pekerjaan yang dijalani. Tidak ada stress. Mau ? Kita tidak butuh biaya dan tidak apapun Hanya mengerjakan yang sama dengan niat kepada ikhlas kepada Allah. Mari jadikan hal ini sebagai motivasi diri yang dibangun dengan motivasi spiritual yang membawa kita kepada kebaikan.

Harapan itu kosong

Banyak orang menciptakan harapan dan menjadikan harapan sebagai motivasi untuk mengerjakan sesuatu. "Masih punya harapan nggak ?" Jika kita menjawab tidak, maka kita pun sudah tidak mau mengerjakan apa-apa lagi dan cenderung pasrah. Apakah harapan itu bisa hilang ? 
Harapan adalah sesuatu yang tidak nyata sebagai gambaran kita tentang keadaan masa depan yang ingin kita raih. Semakin besar harapan semakin besar tindakan yang kita lakukan dan harapan seringkali menjadi pegangan hidup. Oleh karena itu harapan itu tidak pernah hilang/kosong tapi yang kita anggap tidak ada harapan lagi itu adalah tindakan kita tidak mampu menuju harapan itu.
Jadi tidak ada yang salah dengan harapan, karena ada sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Yang pasti kita tidak boleh berhenti melakukan sesuatu secara kuantitatif maupun kualitatif. Seperti orang berjalan, maka berjalan satu langkah itu sudah mendekatkan kita satu langkah kepada harapan kita. Kesungguhanlah yang menuntun kita selalu mengatakan harapan itu selalu masih ada.
Hidupkan harapan itu dengan selalu memotivasi diri untuk menjadi semakin baik hari ini lewat tindakan yang terarah sekalipun pelan. Bukan persoalan jika harapan itu tidak tercapai, tapi menjalani langkah demi langkah sudah menapaki harapan itu.

Kebahagiaan yang semu

Tak banyak orang yang betul-betul bahagia. Ada seorang ibu dan anaknya di mall hanya icip-icip makan saja tidak mau berdiri dan mengambil posisi duduk. Begitu luar biasa kebiasaan makan yang diajarkan Allah yang memberi banyak kebaikan. Saat itu bagi saya kok aneh ya. Ternyata tidak.
Dia hanya menjalankan petunjuk dengan konsisten dan Insya Allah ibu itu merasakan kebagiaan yang luar biasa. Bukan lagi kebahagiaan semu seperti ditunjukkan oleh banyak orang dan bistermasuk kita didalamnya, yaitu terus beraktivitas tanpa banyak amalan yang dilakukan sesuai Al Qur'an dan Hadist.
Petunjuk Allah tidak mengenal waktu dan tempat serta keterbatasan apapun, semua menjadi mudah bagi mereka yang mau melakukannya. Sudahkah kita melakukan satu hal kecil saja sesuai Petunjuk Allah ? Saling mengingatkan kepada kebaikan menjadi awal petunjuk untuk sadar spiritual kepada Allah.
Ya Allah beri kami petunjuk sempurnaMu dan jadikan kami mampu mengamalkannya. Aamiin

Jika ada maka ada

Ada nasehat yang baik dari seorang temen,"belajarlah biar nanti pintar". Kedengarannya sih standard nasehat itu, apalagi jika anda udah pada gede. Pastilah anda bilang,"semua orang juga tahu". Lah terus artinya apakah anda sudah mengerjakannya ? Jawabannya,"belum"
Isi nasehat selalu baik dan ditujukan kepada orang yang lagi "tidak baik". Orang dinasehati itu pun seringkali mengatakan,"saya sudah kerjain tapi hasilnya beda". Dan memang nasehat itu bukan untuk dikerjakan pula saat itu, tapi mereka membutuhkan temen untuk bisa merasakan bersama.
Yang kita telusuri adalah bahasa nasehat di atas,"belajarlah biar nanti pintar" dapat kita tafsirkan pesannya adalah disuruh belajar dan hasilnya pintar. Kalimat ini seperti jika .... maka ...., tapi pada kenyataannya orang belajar belum tentu semakin pintar atau tambah pintar. Pertanyaannya buat apa sih kita belajar ? Jika Kita belajar untuk tahu, maka kita hanya sekedar tahu saja tapi belum tentu pintar menghadapi persoalan yang kita hadapi. Jika kita belajar untuk menyelesaikan persoalan yang kita hadapi maka kita menjadi pintar beneran terhadap persoalan yang kita hadapi. Rumus inipun ternyata tidak berlaku untuk semua orang, ada yang pintar bisa menyelesaikan masalah tapi ada juga orang pintar tidak mampu menyelesaikan masalah.
Hikmah yang dapat kita ambil adalah menjadi bijak jika kita belajar bukan ilmunya dulu tapi belajarlah mengenal masalahnya lalu temukan solusinya. Setiap persoalan yang sebenarnya sudah ditemukan maka solusinya merupakan tindakan sederhana.
Contoh, pengen jadi sabar bukan berarti kita banyak belajar ilmu sabar, tapi belajarlah bagaimana kita menjadi sabar dengan persoalan yang kita hadapi ? Pahami persoalannya dan temukan akar persoalannya. Kita tidak sabar karena ada yang cerewet, bagaimana agar si cerewet tidak cerewet lagi ? Disitulah kita menjadi sabar.
Mari kita belajar dan menjadi pintar untuk memotivasi diri menjadi semakin baik hari ini.

Badai pasti berlalu

Bergantinya malam dan siang, kerja dan istirahat, bangun dan tidur, dan banyak lagi peistiwa yang berganti dan berulang. Bahkan setiap kesulitan lalu ada kemudahan ... Maka sering kali kita mengikuti pola itu. Jika ada kesulitan maka jalani aja nanti juga hilang atau mereda dan kembali lagi seperti biasa. Persepsi ini berkembang menjadi pola pikir kita sampai hari ini. Kondisi ini seperti judul lagu badai pasti berlalu, apakah begitu ?
Lihatlah diri kita sendiri, tanpa banyak usaha untuk menyelesaikan banyak hambatan atau persoalan yang menimpa kita dianggap sebagai ujian dari Allah dan pada saat dicabut ujian itu maka kondisi kita menjadi normal. Kondisi ini hanya Allahlah yang tahu, kita hanya menafsirkan saja. Bisa salah dan bisa benar.
Dari makna tersirat bisa jadi kita diuji agar mampu bersyukur dengan mengembangkan potensi sehingga menjadi manusia beriman. Saat ini kita hanya percaya dengan ujian dari Allah dan Allah itu Maha Rahman dan Rahiim di saat kondisi apapun. Tapi di sisi lain hendaknya kita pun percaya bahwa Allah mempunyai petunjuk untuk diamalkan atas persoalan yang kita hadapi dan pasti janji Allah itu benar jika kita jalani petunjuk itu. 
Contoh saat kesulitan uang, maka kita diuji apakah kita percaya bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki ? Dan apakah kita percaya pula apa yang harus kita lakukan dengan yakinlah amal saleh itu menjadi solusinya ? DisiniLah kita diajak oleh Allah dengan kasus by kasus agar kita bisa langsung memahaminya, seperti halnya bedah kasus di dalam dunia pendidikan atau bisnis. Faktanya kita lebih banyak mencari solusi selain dari Allah dan sedikit kurang pede dengan petunjuk Allah. Yang kita jalani untuk bisa dapat adqlah kerja dan ditingkatkannya hubungan komunikasi kepada Allah dengan intensitas tinggi dalam berdoa. Renungkanlah contoh di atas, kesulitan uang juga merupakan ujian dari Allah dan solusinya pun datang dari Allah. Mari berpikir dan menyakini bahwa Allah lah sumber dari segala sumber kehidupan kita.
Kesulitan uang bisa jadi kita selama ini pelit, maka bersedekahlah. Kesulitan uang itu bisa jadi karena kita banyak memperoleh dengan cara yang tidak benar, maka perbaiki cara yang jujur. Kesulitan uang itu bisa jadi karena dosa kita selama ini, maka taubat dan perbanyaklah amal saleh. Kesulitan uang itu bisa jadi karena kita sombong atas apa yang telah kita raih sebelumnya, maka rendahkan hati untuk tunduk kepada Allah. Dan kesulitan uang saat ini bisa jadi memang kita belum mampu menghasilkannya tapi lebih banyak karena faktor pemberian dari orang lain atau bantuan orang lain, maka sadariLah untuk meningkatkan kemampuan yang sebenarnya.
Insya Allah semua itu menjadikan kita semakin baik hari ini dan sekaligus menjadi motivator dalam diri untuk terus menjadi yang terbaik.

Tip sabar

Take a look at @munirhasanbasri's Tweet: https://twitter.com/munirhasanbasri/status/640873153871216640?s=09

Kesadaran yang memampukan

Seorang tanya, kok mau kerja sih mas ? "dengan lugas dijawab iyalah, karena butuh uang". Percakapan ini sederhana tapi bisa kita ambil maknanya, orang tadi bekerja karena butuh uang, uang telah diyakini hanya dapat diperoleh dengan kerja. Orang tersebut terus bekerja demi uang yang diinginkannya. Itulah kesadaran terhadap uang.
Bagaimana dengan orang yang sakit parah ? Apakah dia mau sembuh ? Pasti dia mau sembuh karena tidak mau mengalami sakit. Sadarkah orang ini ? Selama sehat dia tidak menyadari penting untuk hidup sehat, maka baru tersadarkan setelah sakit. Maka untuk sembuh dia melakukan apa saja. Itulah kesadaran untuk sehat.
Setiap hari seorang pengemis berharap mendapatkan belas kasihan orang lain. Sadarkah untuk bekerja ? Pengemis ini tidak sadar untuk bekerja untuk mendapatkan rezekinya, tapi dia sadar dengan belas kasihan orang lain itu mudah. Untuk itu dia berusaha berbagai cara agar bisa dikasihani.
Kesadaran yang sesungguhnya adalaha kematian. Ada dilakukan seseorang jika tahu dirinya segera mati ? Semua orang menjawab yang sama untuk berbuat baik terhadap apa yang telah ditinggalkannya atau meninggalkan kesadaran yang semu untuk kepentingan sesaat. Itulah kesadaran yang kita butuhkan.
Ternyata kesadaran kepada Allah menjadi kunci bagi kesadaran yang lain, kesadaran terhadap uang menjadi lebih mudah, kesadaran untuk sehat merupakan suatu anugrah, dan lainnya. Masihkah kita berpikir sebaliknya bahwa kesadaran untuk mendapatkan uang bisa memunculkan kesadaran kepada Allah, atau kesadaran menjadi sehat bisa membuat kita sadar kepada Allah ... Jawabannya belum tentu. Mari memotivasi diri kita untuk semakin sadar kepada Allah agar selalu dibimbing untuk menjalani keasadaran yang lainnya. Aamiin

Kehidupan di luar rumah

Banyak orang berpikir bahwa kehidupan di luar rumah menjadi bagian awal untuk membuat kehidupan di dalam rumah menjadi baik. Konsep bekerja seharian, berteman dengan berbagai aktivitas, dan yang membuat orang berlomba untuk terlihat baik dengan penampilan dan perilakunya. Bisnis asesoris dari kehidupan di luar rumah itu seperti perhiasan, pakaian, parfum, gadget, kendaraan dan sejenisnya menjadi berkembang pesat. Begitulah banyak orang memerlukan itu semua untuk penampilan demi menjaga hubungan baik dengan sesuatu yang di luar rumah.
Dan akibatnya adalah kelelahan lalu istirahat di rumah. Apa artinya ? Kehidupan sudah tidak lagi ditopang dengan kehidupan di dalam rumah dan rumah hanya sebagai tempat tidur alias hotel. Di dalam rumah sebenarnya sumber kehidupan, "jadikanlah rumah sebagai syurgamu". Di dalam rumah ada potensi besar untuk kebaikan kita, tapi kehidupan di luar rumah mengaburkan dan meniadakannya dengan menciptakan syurga dunia saja.
Oleh sebab itu hendaknya kita mulai berpikir bahwa kehidupan di dalam rumah itu harus diperbaiki dengan aktivitas yang berbasis kesadaran spiritual kepada Allah agar mampu memberi kebaikan di dalam rumah itu sendiri dan apapun yang kita lakukan di luar rumah. Aktivitas di luar rumah terjadi karena efek dari aktivitas di dalam rumah.
Insya Allah renungan ini menjadi bagian motivasi hidup untuk selalu menjadi diri kita semakin baik hari ini.

Featured post

Training center menciptakan manager sales

  Semangat pagi buat rekan-rekan, Insya Allah hari ini selalu kemampuan mengenali nikmat yang diberikan Allah dan dimampukan dengan petunjuk...