Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Distraksi ... lawan atau alihkan

 Distraksi atau dikenal sebagai pengganggu fokus kita atau sesuatu yang mengalihkan perhatian kita. Dalam dunia kerja disebut sebagai hacker dari produktivitas. Salah hacker prduktivitas itu adalah HP, hand phone dengan segala aplikasinya. Detik.com atau IG atau FB dan sejenisnya telah menyita waktu kita, entah HANYA sekedar ingin tahu berita atau status orang. Sudah menjadi kecanduan kita untuk pegang HP, baru bangun tidur saja HP duluan yang dilihat. Kecanduan berat dimana kita merasa tidak gaul kalau nggak bawa HP. ketinggalan HP, dibelain ambil HP dulu karena merasa hilang nyawa. Distraksi HP ini menjadi sudah sangat tergantung dan tidak mudah untuk disingkirkan, dengan alasan,"nggak apa-apa kok dibawa dan hanya dibuka kalau perlu". Satu keluarga atau pertemanan saja yang niatnya mau makan bersama lebih sering dipertontonkan masing-masing orang sibuk dengan HPnya. Hal lain yang membuat kita semakin terjebak dengan distraksi HP adalah suara notification setiap ada hal baru dari aplikasi. Suaranya sih tidak besar, terdengar kecil atau geter SUDAH bisa mengalihkan pikiran beralih ke HP. kalau ngga kuat langsugn ingin buka aplikasinya. HP pun sudah menjadi distraksi berjamaah. Bayangkan kita yang ingin istirahat dari HP , langsung ditelpon orang yang WA kita, "kok WA nya tidak dijawab". Bisakah kita hidup tanpa HP 1/2 hari saja ? Kalau mau jujur HP sudah menghack kita minimal lebih dari 2 jam per hari.

Distraksi tidak hanya HP, tapi distraksi itu bisa datang dari dalam diri kita. Dari bangun pagi, telat bangun pagi itu membutuhkan waktu agak lama untuk mulai aktivitas. Dengan alasan suasana dingin, masih capek, hanya sekedar mengatakan "sebentar lagi", dan sejenisnya telah mengambil dari waktu kita untuk memulai aktivitas yang sebenarnya. Shalat Subuh sebagai panggilan Allah, dengan ringan dikalahkan dan terjadi setiap hari. Distraksi ini di pagi hari ini sangat mempengaruhi distraksi berikutnya. Distraksi pagi ini yang terjadi semakin menumbuhkan distraksi "malas".

Distraksi sangat menantikan waktu yang memang tidak ada pemanfaatannya, seperti waktu kosong tanpa ada kegiatan yang berarti, waktu istirahat, aktvitas rutin seperti makan dan sejenisnya. Waktu-waktu seperti itu yang mengundang distraksi. Yang paling sering adalah distraksi untuk memperlama keadaan itu, yang dirasakan menjadi semakin nyaman. Seolah aktivitas yang dikerjakan itu seperti penting. Ada yang bilang, "makan itu perlu dan untuk menambah energi dalam kerja" atau "kan tidak ada kerjaan, maka menikmati itu nggak apa-apa" atau kita sering bilang,"perlu waktu istirahat yang cukup agar fresh kerjanya".

Distraksi juga memasuki dunia kita tanpa kita sadari terjadi. Apa itu ? kerja rutinitas, dimana kerja yang tanpa perlu mikir dan semua berjalan seperti otomatis. Mengapa ini terjadi ? karena kita mengulang-ulang kerja yang sama setiap saat. Tidak rasa dalam kerja tersebut. Bisa juga sih, makan aja bisa rutin sehingga kita tidak merasakan nikmatnya makanan dimana makanan yang dimakan paling enak. Kerja rutin juga demikian seperti kerja sebagai call center, menyetir mobil dan sebagainya. Buktinya ? kerja rutin itu bisa disambi dengan pekerjaan lain. Ada orang nyetir sambil main HP, melayani orang sembari memikirkan pekerjaan lain. Apa yang kita kerjakan bersamaan atau sejenisnya telah mengurangi nilai dari pekerjaan itu, dengan kata lain kerja rutin kita TIDAK PRODUKTIF.

Hati-hati pula kita terhadap keseriusan kerja yang dijalani dan mesti terus dikonsistenkan dan dituntaskan. mengapa ? Jika dalam proses kerja kita itu mengalami kesulitan atau kebuntuan, maka ada hack untuk meneruskannya atau menundanya. Penundaan karena ada kesulitan dan tidak menjadwalkan kembali adalah distraksi juga. Apalagi penundaan itu memang terjadi karena kita merasa bisa dikerjakan besok. 

Distraksi dari luar bisa terjadi dan sangat tidak mudah ditolak. lagi serius beraktivitas, ada ajakan pasangan atau anak untuk mengikuti aktivitas lain. Maka hal inipun sangat menghack produktivitas hidup kita. Ada kala kerja, ada telpon dari rumah untuk disuruh pulang karena ada hal penting, padahal yang penting itu masih bisa dikerjakan oleh keluarga. Tapi kehadiran kita sangat diharapkan saja. Telpon dari keluarga saja yang tidak begitu penting masih bisa menghack kerja kita, karena kita jadi kepikiran. Sebenarnya telpon ini masih bisa dibicarakan saat dirumah.

Sadarkah distraksi seperti hal di atas, telah menjadi hal yang tidak kita sadari dan telah menghack waktu atau produktivitas kita. Seolah kita telah sibuk dan aktivitas penuh. Akhirnya ingin mengatakan kita telah banyak berbuat yang baik, tapi memang "nasib" belum membuat kita berubah nasibnya. Disini tidak terlihat distraksinya. Di waktu-waktu tertentu kita bilang,"mengapa dulu saya tidak kerjakan ini dan itu ?"

Ada tips yang membuat kita mengurangi distraksi hidup/kerja :

1. Distraksi itu bisa saja terjadi tapi jangan diterusin. Siaplah kembali kepada aktivitas utama.

2. Distraksi sebaiknya tidak dilawan, tapi dilakukan pengalihan saja. Caranya : 

a. Ciptakan keinginan beraktivitas itu sangat kuat dan siapkan waktunya. Disarankan waktunya tidak panjang tapi konsisten setiap hari.

b. Maksimalkan diri selalu sehat, terutama pikiran. keadaan yang sehat ini dapat menyemangati diri lebih baik

c. Dengan waktu dan memiliki energi (sehat) sudah mampu mengalihkan distraksi itu kepada aktivitas utama.

d. Distraksi itu semakin rendah saat kita memiliki prinsip selalu menuntaskan pekerjaan.

3. Distraksi itu jika dicari sumbernya adalah setan. Setan tidak mau manusia itu jadi orang baik, orang sukses, apalagi orang yang dekat dan berada di jalan yang bener (Allah). Maka tak salah jika kita pun memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari distraksi yang merusak (hack) kehidupan kita.

Demikianlah bicara distraksi yang bisa hack kehidupan kita atau setan yang merekayasa semua agar kita sadar bahwa hidup ini tidak sia-sia dan mesti disyukuri dengan aktivitas/kerja yang bermanfaat. Kultum motivasi singkat yang membangun diri menjadi berdaya. Daripada lupa kepada Allah karena distraksi (setan), maka perbanyaklah mengingat Allah. Ingat Allah maka Allahpun ingat kita, tidak ada tempat distraksi dalam diri kita. Tingkatkan dan fokus ibadah dan amal maka distraksi pun minimal.


Berterima kasihlah

 Berterima kasih itu tidak menjadi ringan dalam lisan, apalagi diiringi sikap negatif yang didominasi oleh emosional. Atau yang merasa mudah di lisan tanpa diiringi hati. Terima kasih ya. lalu apa hikmahnya  bagi saya ? Apakah saya menjadi orang yang bersyukur dari ucapan terima kasih itu ? Dilain hari saya pun masih mengucapkan terima kasih.

Saya merasa bahwa berterima kasih itu merupakan ungkapan (sikap) atas pemberian dari orang lain atau pemberian dari Allah. Dari orang lain, pemberian itu berupa perhatian, bantuan, sikap dan perilaku baik, materi dan apa saja (tentunya yang baik). Kisah menarik, suatu hari di masa lalu saya memberi nasehat kepada seseorang untuk selalu berprasangka baik kepada orang terdekatnya. Orang tersebut mengucapkan terima kasih dan bener-bener dilaksanakan. Kemudian saya merasakan yang sama seperti orang tersebut. Saya bertemu dan ngobrol. Orang tersebut mengatakan,"kok kamu jadi begini ?" dan dilanjutkan dengan mengulang nasehat saya dulu,"kita mesti selalu memiliki prasangka baik, karena hanya dengan itu adalah pintu menuju keadaan yang lebih baik". Saya pun merasa diingatkan dan saya bilang,"iya saya paham". Dalam hati saya agak tidak mudah untuk mengakuinya. Saya bilang,"oke makasih ya". Padahal jika saya dalam keadaan tidak emosional bilang,"ooh ya ya, masih inget juga kamu. saya kayaknya lagi bete hingga tidak bisa berpikir sehat. Terima kasih banget ya udah mengingatkan saya".

1. Disisi orang yang merasa berterima kasih, bukan sekedar terima kasih saja tapi mesti mampu menerapkan apa yang sudah kita terima. Jika bantuan yang kita terima, maka ucapan terima kasih itu mesti dilanjutkan dengan membalas pemberian itu dengan berbalik memberi sesuatu kepada orang yang sudah memberi kita sebelumnya. Itulah makna kebaikan dari berterima kasih. Hindari kita selalu bilang terima kasih untuk hal yang sama, paling tidak kita membalikkan keadaan agar orang yang memberi dapat bersyukur pula dengan pemberian kita.

2. Untuk berterima kasih, dimana kita pernah memberi kepada orang lain terutama nasehat. Saat kita menegur dan berikutnya kita ditegur, rasa berterima kasih itu mesti ikhlas. Seperti percakapan di atas. Beranikan untuk mengakui dan berterima kasih dengan ikhlas.

3. Berterima kasih itu bukan sekedar lisan saja, tapi kita diberi kesempatan merasakan nikmat yang kita terima dan memberi manfaat positif. Saat kita menerima bantuan orang lain berupa uang dimana kita memang lagi tidak punya. Keadaan saat itu bener-bener kita bisa rasakan sangat membantu dan banyak manfaatnya. Maka ucapan terimanya sangat tulus. Begitu juga jika kita ada persoalan yang tidak mudah, dan saat itu ada yang memberi solusinya. Maka lisan terima kasih itu sangat berasa di hati kita.

Halangan untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus itu datang dari respon negatif kita, keadaan kita saat itu. Apakah kita dalam keadaan tenang atau tidak ? Apakah kita dalam banyak masalah atau tidak ? atau Apakah kita orangnya gengsian (harga diri) ? Perbanyaklah zikir agar hati tenang dan selalu prasangka baik kepada orang lain sehingga apapun yang masuk kepada kita menjadi sebuah kebaikan.

Terima kasih ya sudah membaca tulisan ini, Insya Allah diizinkan mendapatkan kebaikan yang banyak. Demikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan dari agar semakin banyak kebahagiaan karena suka memberi kebaikan.

Apa makna jika shalatnya bener maka semua jadi baik

 Ungkapan yang sudah umum bagi semua muslim bahwa diakhirat nanti di cek dulu adalah shalatnya. Jika shalatnya bener maka perilaku yang lain aman. Tapi sebaliknya jika shalat belum bener, maka mesti dihisab perilaku lainnya. Bukankah shalat adalah yang paling utama bagi umat muslim. Ternyata ungkapan hadist itu yang sebenarnya berbunyi seperti berikut :

Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah yang disebutkan juga oleh An Nasa'i, dikatakan bahwa amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat. Adapun Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi dan An Nasa'i)

Tapi jika melihat dampak di luar shalat dalam diri kita sendiri, banyak perilaku yang tidak baik dan tidak mengikuti petunjuk Allah. Maknanya shalat kita belum bener. Apakah yang kita lakukan ? Kita lebih memperbaiki perilaku kita dengan berbagai cara daripada memperbaiki shalatnya. Bisa jadi kita belum yakin bahwa shalat itu bisa memperbaiki perilaku kita. Bahwa pesan di atas adalah sabda Nabi Muhammad saw, yang wajib kita kerjakan. Shalat itu adalah shalat wajib yang disempurnakan shalat sunnahnya. Sudahkah kita mengerjakannya ? Menjelang bulan puasa yang segera hadir, maka alangkah indahnya kita hiasi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas shalat kita. Dengan terbiasa selama sebulan, Insya Allah dapat ditingkatkan lagi setelah bulan puasa.

Dalam hadist yang lain, shalat kita menghapus kesalahan kecil sebelumnya. Dalam Al Qur'an difirmankan bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar. Bukankah sudah memberi keyakinan kepada kita bahwa shalat itu menjadi utama dalam membentuk perilaku kita. Mungkin komitmen shalat itu sampai hari ini masih berorientasi kepada permohonan kita kepada Allah, shalat lebih berkualitas saat membutuhkan dan setelah kita cenderung formalitas dan seadanya (menggugurkan kewajiban).

Ayat yang difirmankan Allah, bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar ... sudah cukup memberi petunjuk bahwa jika ada hal yang tidak beres dari kita, shalatlah dan perbaiki kualitas shalat kita, serta sempurnakan dengan shalat sunnahnya. Jika kita gagal dalam bekerja, bukankah kita melakukan kesalahan yang kecil sampai yang besar. Oleh karena itu bisa jadi kegagalan itu bentuk kesombongan tanpa pasrah mengikuti petunjuk Allah. Selain istighfar, shalat dan sabar menjadi penolong kita. Shalat yang bener mengampuni kita dari kesalahan itu dan bersiap untuk memperbaikinya dan dibimbing Allah. hal kecil saja, jika kita marah maka dapat diturunkan tensinya dengan shalat, lalu meminta maaf dan memperbaiki diri. Kita merasa bahwa keterpurukan, masalah dan sejenisnya bukan masalah yang berhubungan dengan Allah dan shalatnya. Maka kita jarang untuk memperbaiki kualitas shalatnya, dan cenderung hanya memperbaiki perilaku dengan ilmunya.

Kita ini hanya mendengar (seruan dari iman yang Allah berikan) dan taat mengerjakannya. Terkadang kita ingin bertanya, mengapa begini dan mengapa begitu ? Sebagai hamba yang diciptakan Allah, maka hak kita adalah menjadi hamba yang terbaik dengan menjalankan petunjuk Allah. Bukan untuk protes, bertanya dan sebagainya. Bisa jadi penasarannya kita untuk terjawab dengan menjalankan petunjuk Allah. Yuk kita segerakan shalat, sempurnakan shalat sunnahnya, tingkatkan kualitas shalatnya, perbanyak shalatnya, mengamalkan hikmah shalat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal iman yang sudah ada, Insya Allah shalat yang semakin meningkat itu mengantarkan kita kepada kehidupan yang lebih baik.

Kultum motivasi ini ingin me


nyakinkan diri saya untuk semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Caranya ? memberdayakan diri dari potensi yang saya miliki agar menjadi hamba yang bersyukur. Shalat dan minta pertolongan dengan shalat dan sabar saat menemui kesulitan.



Teman terbaik adalah musuh kita

 Judul di atas adalah beberapa pengalaman banyak orang, yaitu teman terbaik atau anak buah yang baik itu adalah orang yang memusuhi kita, atau selalu ada orang yang mengkritik dan tidak sependapat dengan kita. Seorang bos senang dengan bawahan yang penurut dan hanya menjadi pelaksana yang baik. Apakah anak buah ini mampu atau mau memberi kritik atau komentari dengan apa yang terjadi ? Mereka selalu memuji atasannya dan bilang,"yes sir". Jika ini yang terjadi, maka mulailah sebagai atasan mengambil tindakan evaluasi.

Sama halnya dengan teman. Teman yang baik merasa tidak enak kalau protes, jadi lebih baik pilih aman juga. Sikap dan perilaku seperti ternyata bisa "merusak" kinerja atasan atau temen kerja. Keadaan inilah yang membuat nyaman semua orang. Tidak ada yang kritik, tidak ada protes, tidak ada masukan atau sejenisnya ... yang ada adalah anak buah atau temen yang sudah merasa keadaannya sendiri mulai terganggu atau mengalami kesulitan. Inilah alasan mengapa anak buah atau teman tidak mau kritik. Mereka membuat atasan dan temen nyaman sehingga mereka pun merasa nyaman. Mereka bilang,"bos orangnya baik dan hebat". Dibalik ungkapan itu mereka memiliki kepentingan yaitu kenyamanan dengan bos yang baik, dan untuk menjaganya mereka selalu "yes sir".

Hal ini banyak terjadi di dalam perusahaan atau bahkan dalam masyarakat. Bagaimana kita dapat menguji hal tersebut ? 

1. Yang pertama, kita mesti membuat kebijakan atau sikap yang drastis. Di kantor atasan bisa membuat keputusan yang tidak nyaman aja dimana meminta kebijakan yang selama dilonggarkan menjadi sangat ketat. Maka yang pertama protes adalah bawahan yang dekat dengan kita (atau temen deket). Dengan membuat kebijakan atau sikap, kita mesti mulai membuat jarak dan tegas dalam mengambil keputusannya. Siapapun yang bilang,"yes sir" merasa mulai terganggu. Jika hasilnya bener, maka ini adalah penyesuaian yang dilakukan anak buah sebagai pelaksana.

2. Anak buah yang baik atau temen yang baik mestinya membangun diri kita menjadi lebih baik lagi BUKAN sekedar "yes sir". Yang kita butuhkan adalah bukan temen baik atau anak buah yang baik, tapi kita butuh diperhatikan untuk menjadi semakin baik. Inilah loyalitas dari temen baik. Tapi hal ini jarang kita dapatkan. Maka selama bertemen atau menjadi atasan tidak pernah atau sedikit memberikan kritik untuk menjadi semakin baik ... Mereka adalah orang yang mengambil keuntungan dari kata temen baik atau anak buat yang baik buah mereka, yang pasti mereka mau kenyamanan.

3. Bersikaplah menerima kritikan dari luar temen baik atau anak yang baik. Jika point 1 dan 2 tidak membangun kita, maka lakukan sikap ketiga ini menjadi penting. Siapapun yang mengkritik, baik membangun atau tidak mesti diperhatikan. Tidak perlu melihat dari siapa yang mengemukakan kritik itu, tapi kita fokus dengan isi materinya. Bangunlah diri kita dengan sikap menerima kritik dengan senang hati. Inilah yang dapat membangun kita menjadi semakin baik.

4. Syukur-syukur kita menjadi orang yang pembelajar yang selalu ingin lebih baik dengan ukuran yang benar.

Syukuri ada temen baik atau anak buah yang baik, tapi hal itu tidak cukup untuk membangun diri kita menjadi semakin baik. Jangan sampai kita terlena dengan teman baik atau anak buah yang baik, karena semua itu terjadi karena ada kepentingan yang mengamankan kenyamanan mereka. Jadi teruslah belajar dari mana saja dan tidak percaya 100% kepada temen baik atau anak buah yang baik. Sikap open mind mengajak kita banyak tahu tentang kita dan team, sikap open mind bisa terjadi jika kita bener-bener mengendalikan emosi dan berpikir akal sehat.


Kultum motivasi kali ini semoga mampu memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin baik hari ini. Praktek kan dan lihatlah apa yang terjadi. 

Fokuslah beraktivitas pasti menyenangkan

 Semua orang ingin fokus, tapi jarang bisa. Kalaupun bisa hanya sebentar, lalu kurang fokus dan akhirnya hilang fokusnya. Beralih kepada hal lain yang lebih menarik. Fokus dapat membantu konsentrasi yang lebih baik. Fokus membutuhkan kesabaran sampai tuntas pekerjaannya, dan ini perlu komitmen untuk lama waktunya. Biasanya fokus tidak mengikat kepada waktu, padahal fokus itu mesti diikat dengan waktu. ketidaksabaran menuntas kerja atau menuntaskan pada waktunya selalu diiringi perasaan senang dan kadang bete.


Keadaan di atas menjadi beban, kalau senang sih oke tapi kalau bete karena kesulitan atau hasil tidak sesuai maka untuk fokus mulai terganggu. Inilah awal ujian dari fokus, terus atau pindah ? Saat kita kehilangan fokus cenderung mengajak kita mau senangnya aja terus atau mengajak kita melakukan yang menarik saat itu atau memang diganggu oleh pekerjaan lain. Agar tidak terhindar dari gangguan, maka kita mesti mempersiapkan segala hal untuk berkomitmen dan menciptakan suasana yang kondusif untuk fokus. 

Soal senang dan bete selama fokus, maka kita mesti merubah persepsinya. Apa itu ? Kita mesti menganggap bahwa senang dan bete itu biasa terjadi, maka tidak perlu khawatir dan ditanggapi saat terjadi. Tetaplah fokus dalam mengerjakannya. Saat kita mengerjakan sesuatu, yang terjadi adalah pekerjaan itu bisa menghasil senang atau bete. Jadi fokus kepada pekerjaan dapat memberi perasaan senang karena kita sudah mengerjakannya dan melanjutkannya lagi.

Misalkan kerja bikin laporan, maka kita persiapkan suasana yang nyaman agar kerjanya enak. Lalu siapkan data dan report. Mulailah dengan kerja melalui tahapan yang benar, yang mudah dan ringan. Saat bertemu kesulitan, maka kita mesti mengganti "kesulitan itu = pekerjaan yang lebih detail lagi". Seperti kalimat matematika berikut ; A + B, saat B adalah kesulitan, maka ganti B = C + D, maka C dan D adalah detail dari B.

Insya Allah kita bisa berlatih fokus terus, pengalaman dalam berfokus dapat memberikan dorongan positif untuk terus mengerjakan segala hal dengan menyenangkan sekalipun ada kesulitan. Kultum motivasi ini untuk memberdayakan diri agar kita mampu mengendalikan diri BUKAN kita dikendalikan oleh keadaan sehingga mampu menjadi apa yang kita inginkan.

Allah bertanya bukan ditanya

 Sebagai muslim, kita wajib menjalankan perintah Allah. Apakah perlu kita mempertanyakan buat apa yang menjalaninya ? Terkadang memang begitulah dasar manusia yang ingin tahunya tinggi, tapi tidak pada tempatnya. Buat apa sih zakat ? buat apa sih shalat ? buat apa sih berbuat baik ? dan banyak lagi pertanyaan yang hinggap di pikiran kita, sekalipun perintahnya dikerjakan.


Jangan pernah "membantah" tentang Allah tanpa ilmu yang benar. Ilmu yang kita dapati sampai ini adalah izin dari Allah. 
1. Alangkah indahnya pertanyaan kita kepada Allah disampaikan kepada ahlinya. Dan hindari jawabannya bisa mempengaruhi kita dalam beriman dan beramal saleh.
2.  Utamakan mendengar atau membaca Al Qur'an lebih banyak agar pemahaman kita menjadi sangat baik. Insya Allah amalan yang kita kerjakan semakin mantap. Bisa jadi saat mengerjakan perintah Allah tadi kita mendapatkan petunjuk atas pertanyaan kita. "Kami dengar dan kami taat"
3. Daripada bertanya kepada Allah, maka lebih baik kita bertanya kepada diri sendiri tentang kualitas dari amalan kita. Dengan demikian amalan kita bisa terus ditingkatkan.

Bagaimana dengan perintah orang lain kepada kita ? Sebenarnya sama juga selama perintah itu baik dan dengan niat baik juga. Biasanya kita dinilai sama orang lain (atasan) karena kepatuhan dan hasil dari apa yang kita kerjakan. Bertanya boleh saja, jika kita belum tahu detail perintahnya. Fokus kepada apa yang kita kerjakan.

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkat imannya dengan selalu banyak beramal.

Beraktivitaslah

 Yang terpikir oleh kita adalah beraktivitas itu melelahkan dan tidak mudahnya memulai yang menghabiskan energi. Ini bagian yang membuat kita rada malas, kecuali sangat menarik dan menguntungkan. Apa yang terjadi jika hasilnya tidak sesuai harapan kita ? Memori yang buruk yang sangat tersimpan dalam pikiran kita, dan menjadi pemicu jika ada rangsangan yang sama. Yang segera hadir saat ingin beraktivitas adalah "malas".

Lalu kapan kita beraktivitas ? Kita beraktivitas karena "terpaksa", bangun pagi dipaksa oleh sinar Matahari, bekerja karena kita dipaksa untuk mencari uang, makan karena memang perut sudah lapar, atau kita hanya beraktivitas rutin setiap hari yang sudah pernah kita lakukan. Kapan kita beraktivitas yang membuat kita bahagia ? Sekarang beraktivitaslah dengan apa yang kita inginkan.

Aktivitas itu memang tidak mudah, tapi saat kita melakukannya dapar memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa. Apa yang kita bayangkan sebelumnya ... tidak terjadi saat kita beraktivitas atau kita tahu cara mengatasinya. Kayuh sepeda menjadi belajar yang menarik ... bisa tahu bagaimana berkeseimbangan dalam bersepeda dalam berbagai kondisi, tahu agar tidak jatuh dalam kondisi ekstrim sekalipun pernah jatuh, bisa menikmati suasana yang dilewati, dan banyak lagi. Belajar bersepeda itu ada jatuhnya, maka jangan pernah berpikir bahwa belajar bersepeda itu takut jatuh. Siap jatuh, maka kita bisa belajar bersepeda yang bener.


Bagaimana aktivitas bersepeda itu kita ganti dengan belajar ilmu, beraktivitas atau beramal saleh, berkomunikasi dengan orang lain, dan banyak lagi yang bisa kita lakukan, saat kita berani memutuskannya. Semua aktivitas itu ada beratnya dan ada capeknya. Maka siaplah menghadapi "keberatan" dan capeknya agar kita bisa beraktivitas yang bermanfaat.

Zalim terus, masak nggak istighfar

 Dalam keseharian saya merasa bahwa saya tidak melakukan hal negatif tapi juga tidak mengupayakan juga hal baik. Hal baik yang sesuai petunjuk Allah, maka itu amal saleh. Sebaliknya sesuatu yang diluar yang baik itu buruk, yah bisa juga mau dibilang sikap dan perbuatan yang buruk. Misalkan kita disuruh atau diperintahkan shalat. Faktanya saya tetap shalat tapi shalatnya tidak tepat waktu dan kurang khusyuk. Apakah saya berdosa (perbuatan buruk) ? Saya renungkan tidak berdosa dalam hal shalatnya, karena tetap dijalankan. Tetapi saya telah zalim terhadap diri saya sendiri karena tubuh saya membutuhkan shalat tepat waktu sebagai tasbih kepada Allah. Semakin zalim saya karena melalaikan waktu, dan shalat yang kurang khusyuk pun tidak dibarengi ilmu yang mestinya saya cari. Saya tidak melakukan sebagaimana mestinya. 

Berikut pengertian zalim, perbuatan yang ditempatkan pada tempat yang bukan semestinya. Kata ini biasa digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan. Menurut bahasa Arab, kata zalim dalam ajaram Islam berarti Dholim, yang maknanya sebuah perkara atau sesuatu yang kondisinya bukan selayaknya. Orang yang melakukan perbuatan zalim dinamakan dengan zalimin. Sedangkan secara etimologi, kata zalim merupakan kata pengadopsian dari bahasa Arab, yaitu dho la ma, yang maknanya gelap. Namun, kata zalim dalam Al-Qur'an menggunakan kata baghyu dan zhulm, yang berarti hak orang lain yang dilanggar oleh perbuatan seseorang. Nabi Adam melakukan zalim saat diingatkan jangan makan pohon yang dilarang, maka nabi Adam as, memohon ampunan atas kezalimannya.

Saya membayangkan seperti shalat di atas, saya cenderung menjalankan kebaikan tapi tidak mengupayakan yang semestinya. Contoh lagi saya makan bismillah, tapi saya saya makannya berlebih. Saya merasa makannya zalim. Saya keluar rumah, semestinya saya berdoa sebagai makhluk yang butuh Allah. Tapi saya tidak berdoa ... bisa menunjukkan diri saya "sombong". Saya merasa inipun saya zalim. Saya menyekolahkan anak saya ke sekolah, bukan berarti saya menyerahkan sepenuhnya anak saya ke sekolah. Dalam diri saya tetap ada bagian untuk mendidik anak (sekalipun anaknya baik). Saya pun saya telah zalim kepada anak saya. Ternyata banyak sekali kezaliman yang saya perbuat tanpa saya sadari. Maka Allah meminta saya untuk banyak istighfar, memohon ampun kepada Allah. Shalat pun menjadi bagian untuk menghapus kesalahan/kezaliman saya, "shalat saat ini bisa menghapus kesalahan/kezaliman sebelumnya".

Sekalipun saya orang baik, rasanya tetap ada kezaliman yang saya perbuat baik terhadap diri sendiri atau kepada keluarga atau orang lain. Perbuatan zalim yang perbuat menutupi hati menjadi gelap, maka tak ada cara lain untuk membersihkannya yaitu dengan memohon ampun dari Allah (istighfar). Kalau saya tidak banyak istighfar, maka semakin jauh (tertutup hati) dengan Allah. Keadaan ini semakin tidak mudah mendapatkan petunjuk Allah (Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang zalim). Maknanya semakin tidak istighfar setiap hari atau shalat, maka kehidupan saya semakin tidak ada petunjuk ... semakin dibiarkan Allah apa yang saya lakukan. Astagfirullahaladzim.


Masihkah kita merasa tidak melakukan dosa besar itu tidak perlu istighfar ? Padahal doa besar itu terjadi dari kumpulan kezaliman kecil yang terus-menerus. Berbuat baik terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya, terutama niat yang ikhlas dan BARENGI dengan perbanyak istighfar. 

Insya Allah kultum singkat ini menjadi motivasi saya untuk memberdayakan diri semakin bertambah iman dengan menjalankan apa yang Allah beri petunjuk dalam Al Qur'an. Tidak mudah, tapi saya beranikan diri memulai dari hal kecil dan bertambah setiap harinya. Insya Allah hal ini disambut Allah dengan memberi petunjuk dan kemudahan

Distraksi adalah pengganggu yang abadi

 Kata distraksi belum umum di telinga banyak orang, distraksi adalah sesuatu yang menganggu orang dalam fokus kerja atau aktivitas. Gangguan ini menyebabkan orang berpindah kepada gangguan tersebut. Pekerjaan atau aktivitas utama jadi tertunda dan tidak tuntas. Distraksi bekerja bisa dari luar diri kita dan bisa juga bersumber dari adalam diri saya. Dalam sehari banyak sekali terjadinya distraksi dan menghabiskan waktu seorang karyawan atau pribadi. Apakah kita menyadarinya ?

Distraksi yang terjadi tidak pernah hilang, distraksi hanya hilang sebentar lalu hadir kembali saat kita tidak fokus. Bisa juga terjadi saat kita lelah, istirahat dan sedang berpikir. Distraksi dari luar yang terjadi pada diri kita merupakan izin dari kita sendiri dan kita kalah, artinya kita lebih mengikuti distraksi itu daripada apa yang harus kita lakukan. Inilah yang mesti kita hadapi dalam hidup sehari-hari, apakah kita mampu mengalihkan distraksi kepada fokus aktivitas/kerja yang mesti kita lakukan. Apa yang mesti kita lakukan adalah keinginan kita. keinginan yang tidak kuat semakin memudahkan distraksi bekerja.

Sebagai karyawan, pasti semua ada tugas dan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan hari ini. Bisa jadi kita mampu mengerjakannya, tapi mengingat masih ada waktu. Maka distraksi itu mengalihkan pekerjaan itu dengan menunda beberapa jam saja. Terus penundaan itu dialihkan dengan mengerjakan yang kita senangi atau rutinitas. Akibatnya pekerjaan berikutnya pun tertunda. Akhirnya pekerjaan yang tadi mesti dikerjakan menjadi tertunda besok karena sudah datangnya waktu pulang. Atau distraksi kerja datang dari temen atau bos, awalnya bertemu menanyakan kerjaan dan tanpa disadari berlanjut ngobrol yang cukup lama (karena menarik). Pekerjaan yang tadi harusnya selesai jadi tertunda. Kejadian ini terjadi terus-menerus jika kita tidak kuat atau tidak fokus dengan apa yang ingin dikerjakan.

Yang menarik adalah karena kita mudah didistraksi, maka waktu kerja kita seolah sibuk alias tidak ada waktu lagi untuk kerjaan yang lain. Dengan tidak ada waktu lagi, kita jadi tidak mudah untuk meningkatkan kemampuan (belajar). Biasanya karyawan seperti ini

1. Merasa dirinya sudah nyaman dan merasa tersinggung jika distraksi yang dilakukannya diganggu (ditegur/dinasehati). 

2. Kenyamanan itu membuat orang betah bekerja di tempat tersebut dan posisinya stabil (jabatan maupun pendapatannya). 

3. Memiliki sikap dan perilaku menolak "kemajuan". Mudah menolak kerja tambahan, mudah menolak amanah baru dan sejenisnya.

Ada distraksi yang paling kuat dan hebat menghabiskan waktu kita sampai saat ini adalah HP (handphone), entah itu WA, Tiktok, berita, FB, IG dan sejenisnya. Bangun tidurnya aja langsung buka HP, lagi makana aja masih buka-buka HP, di kendaraan apalagi masih sempat bermain HP sekalipun lagi nyupir, dalam kerja ... sekali-kali lihat HP. Ada yang mengundang kita untuk buka HP karena temen, bos atau siapa saja yang telpn,"baca dong WAnya". Karena hal ini kita merasa "bersalah" kalau tidak lihat HP terus. 

Kita ya kita, hidup ini kita yang kendalikan. Mengapa kita kalah dengan distraksi tersebut ? Kita perlu menguatkan keinginan kita dengan rencana yang benar yaitu menyisihkan waktu untuk mengerjakannya. Keinginan yang kuat tanpa berani menyisihkan waktu, maka jadi mimpi. Tanpa keinginan yang kuat dan memiliki waktu, maka kita pun mudah didistraksi dan hasilnya nggak jelas. Sangat perlu kita menguatkan keinginan dan fokus dengan waktu yang tersedia setiap hari. Kita semua memiliki waktu yang sama 24 jam, tapi ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja. Orang yang hebat memiliki keinginan untuk berubah lebih kuat dan memiliki waktu untuk mewujudkannya.

Sudahkah kita memiliki keinginan ? Pasti ada, tapi apakah kita memiliki keinginan yang kuat untuk diwujudkannya ? Mesti dibangun dari dalam diri. Apakah kita memiliki waktunya ? Inilah yang menentukaan keberhasilan kita.

Insya Allah kultum motivasi ini memberikan sikap positif untuk memberdayakan diri semakin baik hari ini. Teruslah sadar dan terus pula memahami makna hidup setiap hari agar dapat mengoreksi menjadi semakin tinggi.


Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...