Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Tidak tahu
Sesat dan kebaikan
Apakah ada sesat di akhirat ? kesesatan itu ada di dunia, makna sesat di akhirat merupakan hasil dari kesesatan di dunia. Allah mengingatkan bahwa jika kita sesat dan tidak mempedulikan peringatan dan sombong, maka Allah membiarkan kita dalam kesesatan itu. Sebaliknya ada kata sesat adapula kata kebaikan.
Apa itu kebiakan ? kebaikan bisa jadi perbuatan yang mengandung kebaikan dan kebaikan itu berupa rahmat Allah yang diberikan kepada kita. Setiap hari kita berdoa memohon kebaikan di dunia dan di akhirat. Yang jadi pertanyaannya, kapan doa kita itu dikabulkan ? Apakah kita tahu doa itu dikabulkan ? Paling kita merasa dan setelah terjadi, kita menganggap iniilah permohonan kita dikabulkan.
Doa kita ..... adalah keinginan kita. Kebaikan di dunia dan di akhirat.kebaikan di akhirat itu adalah hasil dari kebaikan di dunia. jadi yang mesti kita lakukan adalah melakukan hal baik untuk memperoleh kebaikan di dunia yang dirahmati Allah, yang dampaknya pada kebaikan di akhirat. Perhatikan lagi, jika kita memilih akhirat (kebaikan) maka Allah memberikan ke baikan di dunia. Hal ini hanya bisa dilakukan jika kita mengamalkan petunjuk Allah. Petunjuk Allah yang kita jalani di dunia adalah jalan yang tidak sesat di dunia dan di akhirat. Kebaikan di dunia dan diakhirat itu satu kesatuan, baik di dunia belum tentu baik di akhirat. Tapi baik di akhirat memberikan kebaikan di dunia. Jadi lakukan di dunia berupa kebaikan yang memenuhi kebaikan di akhirat
Agar kita tidak sesat sesuai penjelasan di atas maka kita mesti melakukan :
1. Belajar dan memahami petunjuk Allah baik yang ada di Al Qur'an dan di alam semesta ini sekalipun kita sudah muslim. Banyak orang muslim yang juga tidak berjalan di jalan yang baik (alias sesat). Jadi begitulah kita diajak untuk terus belajar sampai usia kita, belajar dan mengajarkan yang utama adalah tentang Al Qur'an, petunjuk kebiakan di dunia dan memberikan kebaikan pula di akhirat
2. Terus berlatih dan menyempurnakan amalan dari petunjuk Allah.
3. Berdoa untuk diizinkan dan dimampukan dalam menjalani petunjuk Allah
4. Melakukan semua itu dengan kosisten atau istiqamah.
Sudahkah kita menjalani hal ini ? Bayangkan kita yang ingin kebaikan di dunia dan akhirat hanya dengan berdoa aja tanpa mau belajar petunjuk Allah ? sudahkah kita membaca dan mau memahami Al Qur'an ?
Doa kita sudah baik, alangkah lebih baik lagi dengan mengerjakan apa yang kita doakan. Insya Allah kita diizinkan dan diberikan kebaikan. Doa kita memohon kebaikan di dunia dan di akhirat, artinya kita mesti mengerjakan apa yang kita minta yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat. Apa yang kita kerjakan ? Kita bisa mengerjakan jika ada ilmunya (petunjukNya). Maka bacalah dan pahami betul Al Qur'an dengan ilmu yang benar agar kita tidak tersesat. Terapkan semua petunjuk Allah dengan sempurna di dalam kehidupan kita, Insya Allah, Allah memberikan kebaikan di dunia dengan ilmu yang diberikan Allah (yang kita usahakan dengan belajar), kebaikan berupa kemudahan dan kelancaran (yang gigih kita ulang agar menjadi sempurna), kebaikan hati yang tenang (yang mana kita terus untuk beribadah dan beramal) .... kebaikan itu pun Allah berikan karena Allah sayang dengan kita atas apapun yang kita lakukan yang sesuai syariat Islam.
Jangan sampai kita sesat dan dibiarkan sesat karena merasa membaca petunjuk Allah itu tidak wajib ... bukan sekedar membaca Al Qur'an itu untuk anak kecil atau ulama untuk bahan ceramah.
Merasa lebih baik
Aktivitas kita untuk menilai dan membandingkan orang lain itu cenderung memaksa kita pada keadaan yang tidak nyaman dan buruk. Bisa jadi apa pun yang kita lakukan menjadi tidak ikhlas karena selalu ada pembanding BUKAN karena Allah. Renungkan saja, buat apa kita menjadi lebih baik ? Begitu banyak dan besar untuk dibandingkan.
bagaimana jika kita mengukur diri kita terhadap apa yang sudah kita lakukan atau miliki ? Jika saya belum punya motor dan pengen punya motor maka kita berusaha dengan target kita sendiri yang sudah ditetapkan. Keadaan menjadi sangat buruk jika kita bandingkan dengan motor orang lain yang beragam yang membuat kita pusing, mana yang bagus ? Jika kita belum disiplin maka kita bisa merasa lebih baik dengan meningkatkan disiplin
mau merasa lebih baik lagi ? Buatlah list nilai diri kita saat ini baik dinilai secara skore atau parameter tertentu. Lalu buatlah akvitas untuk lebih baik lagi ... dari hari ke hari
Contoh :
1. saat ini bangun pagi 05:00 maka lakukan aktivitas agar bisa bangun 04:30
2. hadir di kantor 08:30 maka lakukan aktivitas (berangkat lebih pagi dari biasanya).
3. banyak lagi
Bayangkan kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang sederhana untuk bisa membuat kita merasa lebih baik ..... dan bayangkan dalam waktu 2 bulan atau 3 bulan.
Insya Allah merasa lebih baik itu tak perlu melihat orang lain tapi lihatlah diri kita sendiri dan lakukan aktivitas yang membuat kita semakin baik.
Kok belum taubat ?
Bayangkan kita diminta bantuan sama seseorang tapi orang itu pernah melakukan kesalahan yanb bagi kita tidak suka. Apakah kita mau membantu orang itu ? Kebanyakan orang masih memikirkan kesalahannya dan menjadi ukuran untuk menyetujui bantuan kita. Jika orang itu meminta maaf maka rasanya kita pun oke. Dan dengan rasa kemanusian kita bisa membantunya
Bagaimana kejadian itu antara kita dan Allah ? Kita pasti merasa bagaimana Allah mau menolong saya sedangkan dosa kita banyak. Sekalipun Allah itu ar rahman ar rahiim. Sepantasnyalah kita memohon ampunan dan bertaubat agar Allah ridha dan Insya Allah kita diberikan kenikmatan dan karuniaNya. Maka dari bertaubat itu menjadi penting dan langkah awal kita untu dekat kepada Allah.
Mensucikan hati ini jauh lebih utama sebelum kita beribadah dan beramal. Wadah atau yang kotor menjadi wadah kurang baik untu ibafah dan amal saleh. Mari kita bertaubat dengan shalat taubat dan selalu memohon doa. Dan mengikutinya dengan ibadah dan amal yang ikhlas.
Ya Allah berllah kami petunjuk dan hidayah untu selalu ingat kepadaMu dan mampu membersihkan hati kami. Aamiin
Bersyukur tambah niknatnya
Insya Allah hari ini kita dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi Allah. Rasa syukur yang baik adalah mengenal apa yang kita miliki dan bukan apa yang belum kita miliki. menjadi sempurna rasa syukur itu jika kita bertanya "apa yang bisa kita lakukan dengan apa yang kita miliki ?" Ada yang bisa melakukannya tapi hasilnya tidak menambah kepemilikannya atau ada sudah melakukannya tapi tidak menghasilkan atau ada yang tidak melakukannya apapun terhadap apa yang mereka miliki.
Dari hal di atas, mestinya mengajak kita renungkan ..... apa ya ?
1. Jika ada orang yang sudah merasa melakukan sesuatu terhadap apa yang dimilikinya tapi hasilnya tidak menggembirakan dan tidak ada peningkatan nilai atas apa yang kita miliki. Apa yang terjadi ? Bisa jadi memang kita belum tahu apa-apa dengan apa yang kita miliki, fungsinya atau kegunaannya atau kemampuannya dan seterusnya ? atau memang kita tidak tahu ilmu bagaimana cara memanfaatkan apa yang kita miliki.
Misalkan : kita memiliki uang. Apa sih uang itu dan apa manfaatnya ? Uang adalah alat barter barang, maka kita menggunakan uang untuk membeli sesuatu. Tapi jika persepsi tentang uang itu adalah media untuk berbuat baik. Maka kita bisa menggunakan uang untuk sedekah bagi orang yang membutuhkan atau membayar hutang orang terdesak untuk dibayar.
2. Ada fakta banyak orang tidak mempedulikan, mengapa kita belum bersyukur ? dan kita tidak pernah memikirkan bersyukur itu terjadi. Kita kembali menafsirkan bersyukur dengan tindakan paling rendah yaitu dengan mengucapkan terima kasih atau Alhamdulillahi rabbil alamin. Padahal bisa jadi :
a. kita memang tidak melihat dengan jelas apa yang kita miliki (pemberian Allah). Hanya melihat secara fisik saja dan hanya tahu saja. Apakah dengan pemahaman itu kita bisa bersyukur ? Ada yang bisa dan banyak yang tidak bisa
b. Kita tidak pernah sadar bahwa bisa jadi hati kita yang tidak mampu melihat apa yang kita miliki. Hal ini disebabkan oleh dosa kita, atau fokus kita yang hilang dan hanya fokus kepada selain Allah, atau kita tidak memiliki ilmunya.
2 hal di atas mesti menjadi fokus yang perlu kita renungkan agar kita benar-benar siap dan mampu bersyukur.
Demikianlah motivasi yang jarang kita pikirkan tentang bersyukur, cenderung dalam lisan saja. Insya Allah kita diberi kebaikan dalam merenungkan syukur kita selama ini dan dibukankan hati agar mampu meluhat apa yang kita miliki adalah pemberian dari Allah dan diberi petunjuk dalam mensyukurinya. Aamiin.
Semangat itu pemberian Allah
Berbagai cara dilakukan untuk mengemangati diri kita, diantaranya :
1. membuat dan mengucapkan kata-kata semangat seperti, "saya bisa" dan sebagainya
2. Menempelkan foto-foto atau tulisan yang menyemangati di kamar atau di ruang pribadi Anda
3. Membuat tujuan yang jelas seperti saya kerja untuk keluarga, saya kerja untuk cari duit, saya kerja untuk karir dan sebagainya
Semua itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan hasilnya ada tapi tidak menggembirakan. Semangat itu selalu kita upayakan terjadi karena ada yang kita inginkan. Bahkan sampai hari ini kita masih melakukannya .....hasilnya semangat itu tidak kuat dan mudah berubah. Apa yang kita dapatkan belum membuat kita puas.
mari kita perhatikan bahwa semangat itu yang sebenarnya bisa menjadikan kita kerja dengan sepenuh hati. Dengan semangat,
1. seseorang memiliki energi luar biasa sehingga mampu mengerjakan pekerjaan yang berat sekalipun tidak memiliki fisik yang kuat.
2. Seseorang mampu mengerjakan pekerjaan dengan ilmu dadakan sekalipun tidak memiliki ilmu atau sekolah yang mendukung
3. Seseorang mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan sekalipun tadinya tidak bisa (tidak memiliki ketrampilan).
Semangat bersemanyam di tubuh kita menjelma sebagai energi luar biasa ..... sepertinya waktu itu tidak ada batasnya dan seperti energi yang tak pernah habisnya serta menciptakan perasaan senang menghadapi apapun.
Jika ada pertanyaan, apakah yang terjadi saat kita sadar dari kesalahan ? adakah semangat untuk memperbaiki kesalahan itu ? iya ya ada semangat. Semangat itu tidak perlu dicari tapi merupakan pemberian Allah. Kok pemberian Allah ? Saat kita beriman atau sadar kepada Allah, maka Allah memunculkan semangat dan semangat ini berbeda dengan semangat di atas. Inilah semangat sepenuh hati ..... yang menjadikan kerja, aktivitas, ibadah dan kerja kita menjadi bernilai. Jika Anda belum percaya ... renungkan dan buatlah diri Anda dalam keadaan sadar kepada Allah ? Contoh Ingat mati maka ada semangat. Semangat tanpa kerja atau aktivitas menjadi tidak berarti. Terus apa yang harus kita kerjakan ? Kita percaya kepada Allah dan kita tahu Allah dari kitabNya yaitu Al Qur'an. Maka banyaklah membaca Al Qur'an agar kita tahu apa yang seharusnya kita kerjakan (termasuk hadist). Didalam Al Qur'an ada janji-janji Allah yang memunculkan kita semangat mengerjakannya.
Kesimpulannya, mau semangat ? Percayalah kepada Allah lalu ikuti dengan membaca Al Qur'an agar kita tahu apa yang seharus kita kerjakan. Apa yang kita kerjakan (ibadah dan amal saleh) menjadi tempat semangat yang muncul itu menjadi energi dan mampu memelihara semangat itu sendiri.
Insya Allah kita diberikan selalu hidayah untuk terus meningkatkan iman yang ada di hati ini.
Berdoa atau beramal dicintai Allah
Kita sudah sering diajarkan berdoa sejak kecil, jika ada kesulitan berdoalah, karena Allah pasti membalasnya. Setelah dewasa berdoa bagian penting dalam hidup kita karena kita sudah mengalami berbagai macam masalah. Berdoa dijadikan pula sebagai solusi dan kita selalu berharap Allah memberikannya. Karena keseringannya kita fokus pada doanya, maka saat doa itu belum dikabulkan muncullah rasa "kecewa". Begitulah doa dijadikan fokus dalam kehidupan kita
Bagaimana jika kita perhatikan ayat di atas."Menang benar doa kita dikabulkan oleh Allah dan diakhir ayat difirmankan amat sedikit kamu mengingatiNya" ? Amat sedikitlah kita mengingat Allah, artinya amat sedikitlah kita berbuat baik dan ibadah. Yang jadi pertanyaan adalah Allah mengabulkan doa kita, apa yang menyebabkan Allah mengabulkan doa kita ? Allah mengabulkan doa kita karena Allah sayang sama kita. Untuk disayang Allah maka kita pun diingatkan untuk selalu ingat Allah. Ingat Allah diaplikasikan dengan berzikir, beribadah dan beramal saleh. Jadi mari kita ubah fokus kita dengan banyak mengingat Allah agar Allah berkenan atas doa yang kita sampaikan.
Ingatlah Allah maka Allah pun ingat kepada kita, banyak berzikir, beribadah dan beramal saleh yang ikhlas agar Allah ridha. Insya Allah doa yang kita panjatkan menjadi mudah bagi Allah jika Allah berkenan.
Sebelum berdoa fokuskan diri kita kepada Allah dengan banyak amal yang Allah ridhai.
Mulailah dari saat ini
Bukan nasehat tapi tak salah pula untuk kita renungkan :
1. Perubahan itu BUKAN merubah orang lain atau lingkungan. Tapi yang berubah itu diri kita, lalu dengan kita berubah maka sekitar kita melihat lingkungan (yang didalamnya da kita) jadi berubah. Mana yang mudah merubah diri kita sendiri atau orang lain (lingkungan) ?
2. Merubah diri kita sendiri itu BUKAN untuk dinilai atau dihargai orang lain. Maka dari itu ubahlah diri kita yang menurut kita saja. Apa yang mau diubah maka ubahlah.
3. Merubah yang buruk susah sekali, lalu karena yang buruk itu sudah menjadi kebiasaan atau bahkan karakter. Misalkan merubah kebiasaan tidak merokok. Susah banget ! Lihat orang merokok pengen merokok lagi, melihat penjual perokok udah ada keinginan merokok dan apa saja yang berbau merokok membuat kita kembali merokok. Karena susah merubah yang buruk itu, maka berpikirlah melakukan yang baik saja dan jadikan kebiasaan itu kebiasaan baik yang baru. Bukankah setiap kita melakukan kebiasaan baik maka tidak waktu untuk melakukan yang buruk. "kebaikan itu menutupi keburukan".
4. Bagimana caranya untuk melakukan yang baik untuk konsisten ? Disinilah sebetulnya komitmen kita diuji atau kegigihan kita diuji apakah kita benar-benar ingin berubah ? Jika konsisten maka perubahan terjadi. Bayangkan jika Anda ditanya bisakah Anda berbuat baik 1 tahun ? Bisa tapi sulit. Bagaimana kalau diberi waktu 1 bulan ? atau 1 minggu ? atau 1 hari ? atau 1 jam ? Bisa lah, tapi diusahakan. Tapi pertanyaan itu saya ulang dengan waktu berbeda, bisakah Anda berbuat baik dalam 1 detik ? Insya Allah pasti bisa. Lalu saya tanya lagi, bisa nggak satu detik lagi ? Bisa. Hikmahnya hidup ini adalah detik ini, satu jam itu 60 kali satu detik dan seterusnya. Jadi pikiran dan perasaan kita dapat menjadi ringan untuk memulai sekarang atau saat ini dan lakukan lagi dan lagi.
5. Ada yang bilang, tujuan berubah yang mampu menggerakkan kita berubah dengan kerja dan kerja. Tapi banyak orang yang memiliki tujuan atau keinginan membuat orang itu tertekan dan demotivasi. Karena yang menjadi fokusnya adalah hasil yaitu tujuannya tercapai. Bagaimana kalau kita bersyukur aja dengan melihat apa yang kita miliki saat ini dan kerja (berbuat amal saleh) untuk hasil yang semakin baik. Hasil yang semakin baik itu menjadi harapan kita hanya kepada Allah dan berharap Allah meridhaiNya dan mengabulkannya. Keinginan dipacu oleh nafsu yang dibalut oleh syetan dan cenderung kepada keburukan tapi harapan dengan selalu bersyukur memberi dampak baik bagi kesehatan dan selalu dalam lindunganNya.
6. hati-hati saat kita melakukan perubahan atau kebaikan, karena ada yang bisa merusaknya yaitu diri kita sendiri. Kok bisa ? Seringkali apa yang sudah kita mulai .... jadi berhenti karena
a. kita merasa belum ada hasilnya. Beginilah kita selalu ingin hasil seketika dengan apa yang baru kita kerjakan. "saya sudah kerja luar biasa, kok gaji nggak naik juga ?" atau "saya sudah shalat tapi kok belum dikabulkan ?" Renungkan sesaat bahwa apa yang terus kita lakukan sudah membuat diri kita percaya bahwa apa yang kita kerjakan itu sesuatu yang baik dan menambah semangat dan berprasangka yang baik.
b. kita sering melihat orang lain, "orang tidak nggak ngapa-ngapain tapi banyak yang dia dapat". atau kita melihat orang lain dengan perbuatan buruknya tetap saja memberikan hasil yang memuaskan. Tapi saya tidak ?
c. Kita pun sering terpeleset saat sudah melakukan yang baik digoda syetan dengan kesombongan. "tuh saya kan lebih baik dari kamu, saya sudah ini dan itu sedangkan kamu ...." Allah tidak suka sama orang yang sombong. Orang sombong biasanya tak lagi melakukan yang baik tapi lebih banyak bercerita kesuksesannya dan suka memberi nasehat.
7. Jadikan apa yang kita lakukan hanya untuk Allah, ikhlas. Insya Allah kebaikan demi kebaikan terus kita lakukan.
Insya Allah kita selalu diberi petunjuk oleh Allah dan dimampukanNya untuk berani memulai kebaikan dan terus dibimbing untuk istiqamah.
Jujur pada diri sendiri ..
- Harus memulai intrspeksi diri tentang apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini, khususnya 1 minggu lalu. Ingatlah apa saja yang kita perbuat. kalau agak sulit, kita bisa melakukannya saat sadar karena lihat kejadian atau sangaja merenungkannya
- Jika berani, memohonmaaflah kepada orang yang pernah kita perbuat
Dimana Allah ?
Yang kita lihat hanya depannya aja
Tidak salah seharusnya benar, tapi bisa jadi tidak tepat. Apakah kita hatus memiliki mobil mewah seperti teman kita ? Tidak mesti kan. Mari kita membaca yang tidak terlihat agar kita bisa mengambil hikmahnya.
1. Tujuan membeli mobil mewah itu untuk apa ? Untuk menjadi sombong, untuk transportasi atau untuk aktivitas usaha atau yang lainnya.
2. Darimana teman kita membeli dan apakah mobil itu hadiah atau dibeli dengan hutang ? atau mobil tersebut mobil kantor
3. Apa jabatan atau status teman kita ? sebagai karyawan, pengusaha, atau lainnya
4. Bagaimana sifat teman kita ? Karena sifat atau karakter menjadi penentu bagaimana mobil mewah itu dimanfaatkan.
5. bisa juga yang Anda pikirkan lain dari 4 hal di atas
Dari pertanyaan di atas kita bisa mengambil hikmahnya ...
Kita membeli sesuatu ada tujuannya, jika tujuan kita untuk transportasi maka kita bisa membeli mobil yang sesuai kantong kita, hindari untuk berhutang, atau mencicil yang tidak memberatkan kita. Atau kita memang memegang amanah untuk tidak berhutang dengan menabung terlebih dahulu dengan memaksimal kerja kita. Cara inilah yang mengantarkan kita kepada rasa syukur kepada Allah, persoalan memiliki mobil hanyalah izin dan ridha Allah saja. Jika Allah berkenan maka semua bisa dipenuhiNya.
Agar kita pun bisa mensyukuri pembelian mobil, maka kita mesti belajar dan siap memiliki akhlak yang benar selama memiliki mobil. Sebelumnya kita pikirkan jika sudah memiliki mobil :
1. Mobil itu perlu BBM, sudah siapkah kita dengan uang untuk membeli BBM. Jangan-jangan uang kita pun sudah ngga cukup. Jika ini terjadi maka sering kali kita cenderung pelit untuk menggunakan mobil untuk keperluan yang baik atau lainnya dan menjadi perhitungan setiap menggunakan mobil. Apakah keadaan ini kita senangi sebagai hamba Allah ? Atau kita siap berubah dimana tadinya kita orang yang tidak begitu menjadi pelit dan perhitungan.
2. Mobil itu perlu perawatan seperrti oli, sekali lagi masalah uang. Apakah kita sudah siap ? Atau bahkan kita tidak ingin mobil itu digunakan yang akhirnya banyak diparkir di rumah karena takut rusak dan sebagainya.
3. Apakah aktivitas kita dan akhlak kita sudah siap untuk memiliki mobil, memiliki uang cukup untuk menggunakan mobil, mempunyai aktivitas yang memang memerlukan mobil dan kita pun memiliki sikap yang baik dengan mobil yang kita miliki untuk segala kemungkinan.
Sudahkah kita berpikir dan merenungkan sesuatu yang terlihat dengan membaca yang tidak terilhat, begitu lah Allah mengajari kita untuk bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Jika sudah bersyukur maka Allah tambah nikmatnya dan sebaliknya tidak bersyukur kata Allah tunggu azabNya. Memliki sesuatu atau mobil juga menjadi bagian ilmu dan petunjuk Allah.
Apakah kita memiliki uang lebih untuk memiliki mobil ? apa tujuan kita memiliki mobil ? apakah aktivitas kita memerlukan mobil itu dalam kehidupan sehari-hari ? Apakah mobil itu harga mati untuk dimiliki ? Apakah kita sudah memiliki akhlak yang baik setelah memiliki mobil itu ? Apakah hari ini memiliki mobil itu hanya sekedar emosi saja atau kebutuhan ? Apakah dalam setahun ini kita sudah bertambah rezekinya ? Apakah kita tidak ada kebutuhan utama yang lain yang harus diutamakan ? Sudahkan kita sering beribadah dan beramal saleh setelah menerima nikmat Allah ? dan banyak lagi pertanyaan yang menjadi ukuran yang tidak terlihat (tersirat).
Insya Allah, saat kita sudah beribadah dan banyak beramal saleh dan bertambah secara kualitas dan kuantitas yang dilakukan terus-menerus, pastilah Allah memberikan yang terbaik karena Allah juga Maha Mendengar isi hati kita dan Allah juga tahu dalam memberi sesuatu (nikmat) agar kita tidak menjadi jauh dariNya maka dari itu kita pun mesti sabar dan menerima dengan ikhlas apapun kehdiupan ini. Aamiin
Masalah setelah membandingkan
Tuhan tempat bersandar
Dari nama sejak dilahirkan kita sudah mulai bersandar kepada nama yaitu nama orang tua, "oohh si Amir yang anaknya pak Abdullah". Karena memang kita belum punya apa-apa, mulai sekolah kita pun menempelkan nama kita dengan sekolah. Kita bangga dan bilang hebat karena kita memang sekolah di sekolah favorit. Jika kita menjadi juara kelas, sandaran kita semakin bertambah ....dan seterusnya. Sejak mulai bekerja kita pun mulai bersandar pada pekerjaan kita, pada jabatan, pada perusahaan, bersandar pada materi, uang, rumah, kendaraan
Bagaimana jika sandaran itu hilang ? Maka kita menjadi "hilang" juga. Mengapa itu terjadi ? Karena sandaran kita itu tidak mutlak alias bisa ada dan bisa hilang. Bukankah yang kita harapkan itu sandaran itu mesti kuat dan selamanya. Jadi yang pantas menjadi sandaran adalah Allah, Tuhan semesta alam
Makna yang bersandar itu berarti saat kita memiliki sesuatu berupa materi atau hal lainnya, maka sebaiknya kita berbagi sehingga tidak merasa memiliki. Tapi yang kita miliki adalah Allah yang Maha Memberi. Semua berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.
Perhatikan saja, dulu kita dilahirkan dan dibesarkan tidak memiliki apa-apa dan kemudian diberikan Allah segala yang kita perlukan dan kita inginkan .. Mengapa kita mesti "kecewa" jika semua itu diambil lagi ? Insya Allah sikap ini kita bangun membuat iman kita semakin baik dan tinggi.
Sudah tahu, dan bisa, kok tidak terjadi ?
kekuatan Allah dalam diri
Buat apa berbuat baik ?
Mari kita pahami beberapa hal tentang berbuat baik,
1. Seseorang berbuat baik karena orang lain telah berbuat baik kepada kita
2. Bisa juga saya berbuat baik untuk mengharapkan orang lain berbuat baik kepada kita sesuai apa yang kita inginkan.
3. Ada juga yang berbuat baik ya berbuat baik aja. Tapi biasanya berbuat itu ada dasarnya juga seperti kasihan, mau bantu aja, atau ikhlas
Bagaimana dorongan berbuat baik yang kita lakukan ? Apakah seperti point 1 atau point 2 atau ada alasan lain. Kebanyakan dari kita memang berbuat baik karena point 1 dan 2. Semua itu berujung pada seberapa untungnya buat kita ? Apa yang terjadi ? Berbuat baik itu menjadi berat ...
Berbuat baik itu tidak saja untuk orang lain tapi juga buat diri sendiri .... apakah ada makna lain. Ada pesan dari Al Qur'an yang berisi "berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita". Inilah solusi bagi keberatan kita berbuat baik atau berbuat baik dengan ikhlas.
Renungkan pesan tersebut ....
1. Perhatikan apa yang sudah diperbuat Allah kepada kita. Begitu banyak nikmat, petunjuk dan pertolongan yang membuat kita menjadi seperti ini ... banyak sekali dan kita pun tidak bisa menghitungnya (saking banyaknya).
2. Perbuatan baik Allah itu bukan sekedar kebaikan buat kita tapi membuat energi yang ada pada diri kita. Dan energi itu mesti dialirkan kepada pada diri kita sendiri dan orang lain. Energi yang tidak termanfaat membuat diri kita yang menerimanya menjadi buruk.
3. Berbuat baik kepada diri sendiri dan orang lain bisa menyehatkan diri kita secara fisik dan spiritual. Maknanya kita berbuat baik kepada orang lain TIDAK LAGI memiliki kepentingan (menjadi ikhlas). Dan sekaligus berbuat baik kepada orang lain itu telah menunjukan kita berbuat baik pula kepada Allah.
4. Saat kita menerima rezeki berupa pendapatan (gaji) yang Allah izinkan. Maka kebaikan Allah itu (berupa rezeki) mesti dikeluarkan sedekah atau zakat kepada orang yang berhak menerimanya. maka bersedekah bukan bersedekah tapi meneruskan kebaikan Allah itu kepada orang lain (alam semesta) agar kita tidak menjadi "buruk" (tidak bersedekah).
5. Bagaimana dengan pemberian Allah dengan kita menjadi pintar (ilmu dan petunjuk), maka kita sangat membutuhkan aktivitas mengajarkan kembali ilmu itu kepada orang lain. Jika kita tidak mengajarkan maka diri kita menjadi orang sombong (membuat diri kita menjadi buruk).
Saya yakin penjelasan di atas semakin membuka hati dan pikiran kita tentang ilmu Allah yang mutlak kebaikannya buat diri kita sendiri. Masihkah kita mencari ilmu selain Allah ??
Insya Allah kita selalu dituntun dan dbimbing untuk mendapatkan petunjuk Allah yang ada di alam semesta dan di dalam Al Qur'an.
Semakin tahun semakin meriah
Apakah hal itu mesti kita teruskan tradisinya ... "dari dulunya sudah begitu". "nggak ikut dibilang nggak gaul". Hasilnya juga sama SENANG dan CAPEK. Kok mau ya ? Bukankah kita sudah menghabiskan waktu dan tenaga untuk kesenangan dan capek, lalu kita ulangi lagi.
Kita menjadi semakin baik untuk hal-hal yang baik buat kita. Bagaimana jika tahun baru itu tidak sekedar dirayakan tapi jauh lebih penting apa yang mesti saya lakukan mulai tgl 1 Januari itu untuk kebaikan kita.
Jadi seharusnya kita mesti MERAYAKAN setiap kebaikan yang kita jalani dan berhasil. Perayaan ini jauh lebih penting dan bermanfaat daripada MERAYAKAN MALAM TAHUN BARU.
Agar kebaikan itu semakin nyata maka perayaan atas kebaikan setiap hari itu mesti terus-menerus. Boleh dong kita tanya kepada diri kita sendiri,"apa mau hidup seperti yang dulu yang tidak membuat kita semakin baik ?" Ajukan terus pertanyaan ini kepada diri kita sendiri setiap hari ... Insya Allah kita semakin terdorong untuk semakin baik dan merayakannya juga wajib agar menambah semangat untuk semakin baik
Begitulah Allah mengajarkan hidup hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. kalau tidak lebih baik maka kita termasuk orang yang merugi. Merugi berarti sudah menghamburkan waktu dan tenaga sia-sia (tidak ada kebaikan). Islam juga mengajarkan jauhi perbuatan yang sia-sia yaitu perbuatan yang cenderung kepada keduniaan.
Soal tanggal 1 Januari tidak mesti juga kita ikuti, kalau sekedar momentum yang menyemangati nggak masalah. Sebenarnya waktu untuk semakin baik itu bisa dimulai kapan saja. Perhatikan saja, PERAYAAN TAHUN BARU yang dimeriahan dengan pesta, musik dan kembang api ... sebagai muslim tidak perlu menyainginya dengan mengisi juga acara di tahun baru itu dengan zikir, ceramah akbar dan sebagainya sampai jam 12:00. Bukankah sebagai muslim diajarkan di waktu malam untuk beristirahat lalu bangun di pagi hari untuk beribadah. Bayangkan seorang muslim yang merayakan tahun baru dengan zikir jadi ngantuk bahkan ketiduran di pagi harinya, bisa jadi ngga bisa bangun dan Subuh kesiangan.
bandingkan saat seorang muslim tidak merayakan tahun baru dan tidur seperti biasanya ... dan bisa bangun lebih pagi. Bukankah aktivitas ini jauh bermanfaat bagi kita untuk beribadah BUKAN ikut-ikutan untuk merayakan dengan cara islam. Nggak salah caranya, tapi waktunya yang ngga tepat bagi kebanyakan orang yang tidak biasa melek sampai dini hari dan bikin susah bangun di pagi hari.
Mari kita berpikir sederhana,"mau tahun baru atau hari baru ... beranikah kita bertanya sudahkah kita menjadi manusia baru yang semakin baik ? Apakah kita pernah merasa senang dengan keadaan kita yang semakin baik ? Rayakan secara personal dan berbagi.
Insya Allah kita selalu diberi petunjuk untuk terus-menerus memahami makna hidup dengan apa-apa yang sudah kita kerjakan agar perbuatan kita selalu mendatangkan kebaikan. Aamiin
Yakin atau Percaya
Lapang dada
Kalau bukan karena karunia dan rahmatNya
Jika direnungkan lebih dalam .... sepertinya tidak ada peran Allah. Apakah ini yang kita sebut "saya beriman kepada Allah" ? Mestinya tidak begitu, "saya beriman kepada Allah maka saya pun sadar kekuasaan Allah ada pada setiap langkah kehidupan saya dan setiap nafas saya". Bahkan kita pun sering mengucapkan "tanpa daya dan kekuatan hanya dari Allah", tapi faktanya tidak demikian
Kita pun memulai kehidupan ini dengan lahir ke dunia ini seperti tidak merasa ada apa-apa. Iya lahir aja dari ibu kita. Kita bahkan tidak merasa apapun.
Allah memberitahu kita lewat Al Qur'an ... Kalau bukan karena karunia dan rahmatNya semua ini terjadi atas izinNya.
Di dalam surah An Nuur, surah ke-24 Allah mengulangi makna kalimat judul di atas sebanyak 3 kali pada ayat 10, 14 dan 20
Bayangkan apa yang sudah kita kerjakan selama ini lebih banyak tidak taatnya, lalu apakah ketidaktaatan itu tidak ada balasannya ? Pasti ada.
Mulai lalai meninggalkan shalat tepat waktu, tidak ikhlas kerja, tidak ikhlas berbagi, tidak jujur, malas, marah, mau menang sendiri, ngikutin godaan syetan, cenderung pada dunia, melakukan banyak kesalahan dan dosa sepanjang hidup kita. Jika dihitung maka timbangannya berada di kiri kita alias banyak dosanya.
Lalu beranikah kita bertanya pada diri sendiri, kok saya masih ngga di apa-apain sama Allah ? Kok seolah kita ini sudah benar imannya ?
jawabannya adalah Karena karunia dan rahmat Allah lah kita masih tidak dibalas di dunia setimpal dengan apa yang kita sudah perbuat. berprasangka baik dengan sadar atas apa yang kita alami adalah Allah memberi kesempatan untuk merubah segalanya dengan ketaatan kepadaNya.
Syukur-syukur dosa kita sudah diampuni karena ibadah dan amal kita yang sedikit.
Begitu juga dengan keinginan kita yang belum terkabul, bisa jadi doa kita yang dikabulkan Allah pun merupakan berkat karunia dan rahmatNya. Karena banyaknya doa yang kita inginakan belum sebanding dengan amalnya (ketaatannya).
menyadari keadaan ini sangat baik buat kita untuk selalu memperbaiki iman kita semakin baik. Insya Allah kita selalu diberi petunjuk dan bimbingan untuk selalu taat kepadaNya. Aamiin
Featured post
Apa iya karyawan itu mesti nurut ?
Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...
-
motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang...
-
Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang bai...
-
Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah...