Assalamaualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirrahmanirrahiim, kita dipertemukan kembali untuk saling mengingatkan dan saling menasehati.. Kali ini saya mengambil petunjuk Allah Surah Al baqarah ayat 186. 186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Bisa jadi beberapa hanya mendengar dari penyampaian petunjuk di atas hanya sampai "Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku" Sehingga amalannya fokus pada doa dan ibadah. Tepi petunjuk ini ada syaratnya doa kita bisa dikabulkan yaitu maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku. Persyaratan itu menjadi kunci dikabulkannya doa kita atau tidak. Buatlah pertanyaan berikut "apakah kita sudah mengerjakan perintah Allah atau belum ? Kita jawab sudah. Tapi kok belum juga dikabulkan doa kita ? Kalimat terakhir dari petunjuk di atas "agar mereka selalu berada dalam kebenaran". Aa maknanya ? Kita mesti menajalankan perintah Allah itu secara terus-menerus (selalu berada dalam kebenaran). Insya Allah apa yang kita lakukan dengan menjalankan perintahNya secara terus-menerus maka kita berada di jalan Allah. Keadaan ini dapat kita rasakan bahwa Allah itu dekat. Apa yang bikin kita dekat ? Kita percaya dengan Allah dan menjalankan perintahNya menggiring kita merasa Allah ada disekitar kita. mari kita motivasi diri kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan 1. percaya kepada Allah 2. Kepercayaan itu butuh ilmu (petunjuk) Allah, maka bacalah Al Qur'an 3. Amalkan apa yang Allah perintahkan dan sempurnakan 4. rasakan semakin banyak yang kita kerjakan semakin ada kehadiran Allah itu, Allah itu hadi dan dekat dengan kita 5. lakukan point 4 itu secara terus-menerus. Keadaan ini membuat kita semakin yakin, "saya percaya kepada Allah" 6. Berdoalah Insya Allah kita diberikan petunjuk, dorongan dan bimbingan dengan iman yang semakin bertumbuh menjadi kuat. Aamiin Asbabun nuzul : |
Ayat ini turun berkenaan dengan
datangnya seorang Arab Badui kepada Nabi SAW yang bertanya: "Apakah Tuhan kita
itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau jauh, sehingga
kami harus menyeru-Nya?" Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini (S. 2: 186)
sebagai jawaban terhadap pertanyaan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lainnya dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdul Hamid, dari Abdah as-Sajastani, dari as-Shalt bin Hakim bin Mu'awiyah bin Jaidah, dari bapaknya yang bersumber dari datuknya.) Menurut riwayat lain, ayat ini (S. 2: 186) turun sebagai jawaban terhadap beberapa shahabat yang bertanya kepada Nabi SAW: "Dimanakah Tuhan kita?" (Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq dari Hasan, tetapi ada sumber-sumber lain yang memperkuatnya. Hadits ini mursal.) Menurut riwayat lain, ayat ini (S. 2: 186) turun berkenaan dengan sabda Rasulullah SAW: "Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa, karena Allah SWT telah berfirman "Ud'uni astajib lakum" yang artinya berdoalah kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya) (S. 40. 60). Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Wahai Rasulullah! Apakah Tuhan mendengar doa kita atau bagaimana?" Sebagai jawabannya, turunlah ayat ini (S. 2: 186) (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir yang bersumber dari Ali.) Menurut riwayat lain, setelah turun ayat "Waqala rabbukum ud'uni astajib lakum" yang artinya berdoalah kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya (S. 40: 60), para shahabat tidak mengetahui bilamana yang tepat untuk berdoa. Maka turunlah ayat ini (S. 2: 186) (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Atha bin abi Rabah.) |
Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Jika Allah itu dekat, kok kita tidak merasakannya ?
Hari Pertama Saya Puasa
Banyak orang sudah merasa nyaman dengan amal yang sudah dilakukannya, termasuk juga ibadah. Menyempurnakan ibadah dan amal di bulan penuh berkah ini menjadi prioritas kita. Bukankah ibadah dan amal kita dibalas berlipat oleh Allah. Bisa dibayangkan jika ibadah dan amal yang kita lakukan tidak diterima Allah karena tidak memenuhi syariatnya.
Salah satu yang sudah biasa adalah wudhu dan banyak pula beberapa orang wudhunya tidak "khusyuk". Wudhu adalah syarat sahnya shalat, maka wudhu kita mesti disempurnakan, berikut ini beberapa hadist untuk kita renungkan :
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata;
Bismillahirrahmanirrahiim
Senang
Semua orang pernah merasakan "senang", tapi apakah ada "senang" yang tidak disukai ? kayaknya ngga ada. Saya, Anda dan banyak orang mau senang. Senang itu membuat perasaan menjadi nyaman dan semua menjadi mudah dikerjakan.
Kembali kepada pertanyaan di atas ? Ada beberapa orang yang sufi yang melakukan aktivitas akhirat yang bukan tidak suka tapi mereka memilih melakukan yang mendekatkan kepada Allah. Jadi ada yang menunda kesenangan itu demi kesenangan yang sesungguhnya di akhirat nanti.
Kita yang manusia biasa yang hidup dengan kehidupan dunia menjadi sangat rindu untuk mendapatkan kesenangan. Apa saja yang membuat kita senang ? Semua yang kita inginkan. Kita ingin banyak uang jadi orang kaya, kita ingin berlibur di tempat yang bagus, kita ingin makan enak, kita ingin kerja yang tidak berat dan sebagainya. Kesenangan itu mesti kita raih dengan suatu aktivitas. No Action No Happy
Bagaimana dengan senang itu ada diawali dengan perasaan senang dulu lalu beraktivitas ? Perasaan saya hari ini senang banget, maka saya kerja juga enak. Apa bener tiba-tiba kita senang ? Kayaknya kesenangan itu karena kita mendapatkan hasil yang menggembirakan atas apa yang kita lakukan atau ada orang lain yang memberikan sesuatu yang membuat kita senang
Saya senang habis bangun tidur atau habis makan bareng. Jadi kesenangan itu mesti ada actionnya.
perhatikan lagi perasaan senang kita itu sangat terkait dengan alam (situasi dan seisinya). Suasana teduh kita senang, suasana gembira bisa bikin kita senang, saat mood bagus kita senang, kita makanan yang enak juga bikin senang, lingkungan mendukung tambah senang.
Boleh dong kita simpulkan bahwa berasal dari Allah lewat alam semesta dan diri kita sendiri. Jika hal ini memang didasari pengetahuan bahwa kesenangan itu berasal dan pemberian dari Allah maka mestinya kesenangan ini mesti disyukuri untuk diteruskan ke hati agar kita menyaksikan bahwa Allah yang maha berkehendak yang mendorong kita menjadi semakin beriman. Tapi fakta banyak dari kita kesenangan itu melalaikan hati kita.
Menikmati kesenangan dunia itu sementara dan melalaikan. Senang berarti bertemu, merasakan dan menikmati alam semesta. Ada yang lebih baik disisi Allah yaitu bahagia dengan bertemu dengan Allah dengan percaya dan beramal saleh. Amal saleh lewat syukur atas nikmat alam semesta ini.
janji
Ada orang yang mudah memberi janji dan ditepati, bisa jadi orang ini memang memiliki sumber dari janjinya. Janji waktu, maka dia memiliki waktu yang cukup atau bisa mengatur waktu. Janji memberikan pekerjaan, maka dia memiliki banyak pekerjaan atau relasi yang menjadi sumber pekerjaan atau memang dia memiliki kekuasaan untuk memberi pekerjaan. Janji memberikan uang, maka pasti orang itu memiliki banyak uang. Janji selalu senyum, maka orang itu sangat mudah tersenyum. Sebenarnya orang bisa memberi janji itu pasti memiliki lebih apa yang ingin dijanjikannya.
Sebaliknya jika ada orang yang suka memberi janji, misalkan orang yang mau berhutang dan janji mau bayar ? Kita harus tahu apa yang dikerjakan dan apa yang dimilikinya .... bisa jadi untuk memenuhi janji tidak mudah. Apakah bisa seseorang yang sibuk bisa memmberikan janji perhatian (waktu) buat kita ? Berempati lebih baik dan memaklumi janjinya. Yang penting kita selalu berbuat baik bahkan Allah menyuruh kita membantu orang yang berhutang.
Jika kita tanya, emang ada orang yang bisa memberi janji tentang banyak hal ? Bisa jadi iya, tapi kita yang menunggu janji pasti ada kekhawatiran dan memang kadangkala janji itu bisa juga tidak diberikan. Namanya juga manusia.
Jika kita tanya siapa yang memiliki segala hal di dunia ini ? Pastilah Allah,
1. Allahlah yang menciptakan, memiliki dan memelihara alam semesta ini
2. Allahlah yang berkuasa atas segala sesuatu
3. Allahlah yang meliputi segala sesuatu termasuk apa yang kita kerjakan
Maka dengan hal di atas, Allah yang memiliki semuanya pasti dengan mudah memberikan janji dan pasti memenuhi janjiNya.
Kita sebagai hamba Allah adalah orang yang tidak memiliki apa-apa, untuk memiliki sesuatu kita sudah diberikan nikmat yang banyak. Allah juga memberikan janji jika kita bersyukur yaitu kita melakukan kebaikan atas pemberian Allah dengan cara yang benar seseuai petunjukNya.
Kita diminta untuk tidak mudah memberikan janji tanpa melibatkan Allah, katakan hari esok itu milik Allah maka ucapkanlah "Insya Allah untuk apa yang ingin kita kerjakan atau janji".
Dengan penjelasan di atas, apakah kita ingin mendaptkan janji dari manusia dan bergantung pada janjinya ? Pasti kita jawab tidak, Masihkah kita tidak ingin memperoleh janji Allah yang pasti ? janji itu pasti berkenaan dengan apa yang diperintahkan Allah. Sudahkah kita membaca janji itu dan mengerjakan apa yang Allah perintahkan ?
Insya Allah kita selalu diberikan kebaikan dan kemampuan untuk meraih janji Allah dengan banyak ibadah dan beramal saleh.
Tahu jadi semangat
Mungkin kita sudah mengerjakan shalat malam dan rutin lagi. tapi seringkali shalat malam itu terasa biasa. Apa yang kita harapkan ? tentu kebanyakan dari kita mengharapkan Allah mengabulkan doa kita. Saat ada keperluan kita getol shalat malam dan berdoa. Ternyata dari keinginan itulah kita jadi semangat, shalat malam dan berdoa. Semangat ini sering luntur dan lemah karena tidak ada ilmu atau pengetahuan tentang shalat malamnya atau tentang doanya atau apa yang bisa kita dapatkan.
Sewaktu saya membaca ayat berikut ini, saya tapi berhenti meneruskan bacaannya dan ada dorongan untuk membuka tafsirnya. Segala puji bagi Allah atas rahmatNya dengan dibukakan hati saya untuk memahami lebih dari ayat berikut ini.
Bismillahirrahmanirrahiim
As Sajdah, 32 : 15 - 17
15. Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
16. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
17. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
Saya mulai dari ayat 15 bahwa Allah menjelaskan orang yang benar-benar beriman kepada Al Qur'an adalah orang yang selalu bertasbih dan memuji Allah. Seberapa banyak kita bertasbih ? seberapa banyak kita memuji Allah ? bisa jadi memang hanya saat formal di dalam shalat atau ibadah lainnya. Apakah ini yang disebut kita beriman kepada ayat-ayat Allah ? Kita sendirilah yang bisa menjawab. paling tidak jawaban ini sebagai ukuran keimanan kita. Oke deh. Pernahkah kita dibacakan atau diperingatkan atau mendengar ceramah tentang ayat-ayat Allah ? Bukankah itu semua adalah peringatan buat kita, tapi semua itu belum mendorong kita banyak bertasbih dan memuji Allah. Jika demikian termasukkah kita orang yang sombong ? Kita bilang,"tidak sombong", tapi jika ingin jujur maka kita termasuk orang yang sombong karena tidak peduli dengan peringatan itu. Seharunya kita berterima kasih atas apa yang kita dengar atau apa yang kita lihat atau apa yang kita baca ... buknakah semua itu adalah peringatan Allah.
orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah itu adalah orang mengamalkan isi dari ayat itu. dan di ayat 16. Allah menjelaskan bahwa mereka yang beriman itu adalah orang yang lebih banyak shalat malamnya dibanding tidurnya dimana shalat dan doanya mendekatkannya kepada Allah. Doanya selalu diliputi oleh rasa takut atas azab Allah karena kita belum juga sadar atau belum juga mengamalkannya dan ada rasa harap Allah mengabulkan keinginan kita. Sampai sini saya sambungkan dengan semangat untuk kerja menjadi semakin nyata. Shalat dan doa kita membuka ruang bagi hati untuk semakin percaya kepada Allah. Dan Allah menambahkan juga harus tetap selalu berbagi dari rezeki yang kita terima. Semangat kerja karena Allah mengabulkan doa kita dengan semangat shalat malam dan berinfak.
ternyata ayat berikutnya lebih dahsyat lagi. Allah membalas apa yang kita kerjakan di ayat 16 tadi dengan balasan yang sempurna, nikmat yang menanti yaitu sesuatu yang enak dipandang bahkan dalam tafsir disebutkan nikmat itu bisa jadi belum pernah kita lihat sebelumnya. masak sih kita tidak mau ?
Inilah yang ssya sebutkan di atas, jika saya tahu dan paham ayat-ayat di atas maka shalat malam saya semakin bersemangat , infak saya semakin bersemangat, Insya Allah saya pun semakin ingin tahu lebih banyak ayat-ayat Allah. "saya tahu dan saya semangat". Insya Allah semangat ini teus bergelora dalam hati untuk terus menyempurnakan iman kita dengan memahami ayat Allah dan mengamalkanNya. Ya Allah kabulkan doa kami
Komunikasi = Bicara
Apakah bisa kita berkomunikasi tanpa bicara atau tidak lancar dalam bicara ? Bagaimana dengan kita yang bicara tidak mudah dipahami orang lain ? Kedua hal ini pasti menyulitkan komunikasi sehingga silaturahmi itu menjadi kurang terjalin (kurang lancar).
Teringat dengan hadist yang memuat makna "tidak masuk syurga mereka yang memutuskan silaturahmi", ada beberapa tafsiran :
1. Orang memutuskan silaturahmi adalah mereka yang memang membenci komunikasi dengan orang lain.
2. Bisa juga orang yang dulu bersilaturahmi kemudian terlutus karena sesuatu hal yang buruk
3. memungkinkan juga yang memang lalai dalam menjalain hubungan silaturahmi, apalagi dulunya sudah terjalain silaturahmi
4. Memungkinkan pula orang yang hanya berkomunikasi atas dasar ada kebutuhan saja karena tugas atau kerjasama. Bukankah seharusnya komunikasi yang ada bisa menjadi bersaudara dengan bersilaturahmi
atau ada kondisi lain menurut Anda ? Yang penting harus ada dua atau lebih orang yang berhubungan dengan ikhlas dan saling menebar kebaikan. karena komunikasi itu adalah bicara, maka yang mendasar selain niat ada faktor penting dalam silaturahmi yaitu becara atau bisa ngomong.
Bisa dibayangkan bahwa seseorang yang pendiam (tidak banyak bicara) yang sedang berkomunikasi untuk menciptakan silaturahmi ..... menjadi "nggak nyaman" atau "sekedar basa-basi" sehingga silaturahmi itu tidak tercipta dengan baik. Apa yang terjadi dengan mereka yang diam alias tidak pandai bicara ? Mereka cenderung menyendiri dan tidak "bergaul" dengan yang lain. Kalau ada pertemuan mereka menghindar.
Maka menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka yang diam agar tidak menghindar dari silaturahmi dengan banyak belajar bicara. Dan teman atau saudara yang bisa bicara wajib memahami saudara yang diam untuk terus menyambungkan silaturahmi dengan mengajak bicara. Termasukkah mereka yang memutuskan silaturahmi itu mereka yang tidak mau mengajajk yang diam bicara atau orang yang diam yang tidak mau belajar bicara dengan baik ? Insya Allah ini adalah peringatan bagi kita semua untuk benar-benar menciptakan silaturahmi dan jangan sampai lalai karena kesibukan atau tidak mau memahami orang lain.
Insya Allah tulisan ini menjadi inspirasi kita semua untuk benar-benar menyambungkan silaturahmi, menyambungkan berarti ada inisiatif dari siapa saja agar kita semua menjadi saudara.
Tidak tahu
Sesat dan kebaikan
Apakah ada sesat di akhirat ? kesesatan itu ada di dunia, makna sesat di akhirat merupakan hasil dari kesesatan di dunia. Allah mengingatkan bahwa jika kita sesat dan tidak mempedulikan peringatan dan sombong, maka Allah membiarkan kita dalam kesesatan itu. Sebaliknya ada kata sesat adapula kata kebaikan.
Apa itu kebiakan ? kebaikan bisa jadi perbuatan yang mengandung kebaikan dan kebaikan itu berupa rahmat Allah yang diberikan kepada kita. Setiap hari kita berdoa memohon kebaikan di dunia dan di akhirat. Yang jadi pertanyaannya, kapan doa kita itu dikabulkan ? Apakah kita tahu doa itu dikabulkan ? Paling kita merasa dan setelah terjadi, kita menganggap iniilah permohonan kita dikabulkan.
Doa kita ..... adalah keinginan kita. Kebaikan di dunia dan di akhirat.kebaikan di akhirat itu adalah hasil dari kebaikan di dunia. jadi yang mesti kita lakukan adalah melakukan hal baik untuk memperoleh kebaikan di dunia yang dirahmati Allah, yang dampaknya pada kebaikan di akhirat. Perhatikan lagi, jika kita memilih akhirat (kebaikan) maka Allah memberikan ke baikan di dunia. Hal ini hanya bisa dilakukan jika kita mengamalkan petunjuk Allah. Petunjuk Allah yang kita jalani di dunia adalah jalan yang tidak sesat di dunia dan di akhirat. Kebaikan di dunia dan diakhirat itu satu kesatuan, baik di dunia belum tentu baik di akhirat. Tapi baik di akhirat memberikan kebaikan di dunia. Jadi lakukan di dunia berupa kebaikan yang memenuhi kebaikan di akhirat
Agar kita tidak sesat sesuai penjelasan di atas maka kita mesti melakukan :
1. Belajar dan memahami petunjuk Allah baik yang ada di Al Qur'an dan di alam semesta ini sekalipun kita sudah muslim. Banyak orang muslim yang juga tidak berjalan di jalan yang baik (alias sesat). Jadi begitulah kita diajak untuk terus belajar sampai usia kita, belajar dan mengajarkan yang utama adalah tentang Al Qur'an, petunjuk kebiakan di dunia dan memberikan kebaikan pula di akhirat
2. Terus berlatih dan menyempurnakan amalan dari petunjuk Allah.
3. Berdoa untuk diizinkan dan dimampukan dalam menjalani petunjuk Allah
4. Melakukan semua itu dengan kosisten atau istiqamah.
Sudahkah kita menjalani hal ini ? Bayangkan kita yang ingin kebaikan di dunia dan akhirat hanya dengan berdoa aja tanpa mau belajar petunjuk Allah ? sudahkah kita membaca dan mau memahami Al Qur'an ?
Doa kita sudah baik, alangkah lebih baik lagi dengan mengerjakan apa yang kita doakan. Insya Allah kita diizinkan dan diberikan kebaikan. Doa kita memohon kebaikan di dunia dan di akhirat, artinya kita mesti mengerjakan apa yang kita minta yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat. Apa yang kita kerjakan ? Kita bisa mengerjakan jika ada ilmunya (petunjukNya). Maka bacalah dan pahami betul Al Qur'an dengan ilmu yang benar agar kita tidak tersesat. Terapkan semua petunjuk Allah dengan sempurna di dalam kehidupan kita, Insya Allah, Allah memberikan kebaikan di dunia dengan ilmu yang diberikan Allah (yang kita usahakan dengan belajar), kebaikan berupa kemudahan dan kelancaran (yang gigih kita ulang agar menjadi sempurna), kebaikan hati yang tenang (yang mana kita terus untuk beribadah dan beramal) .... kebaikan itu pun Allah berikan karena Allah sayang dengan kita atas apapun yang kita lakukan yang sesuai syariat Islam.
Jangan sampai kita sesat dan dibiarkan sesat karena merasa membaca petunjuk Allah itu tidak wajib ... bukan sekedar membaca Al Qur'an itu untuk anak kecil atau ulama untuk bahan ceramah.
Featured post
Apa iya karyawan itu mesti nurut ?
Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...
-
motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang...
-
Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang bai...
-
Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah...