Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Tidak ada hari tanpa capek

 Setiap orang selalu merasa capek setiap hari, wajar dong ? Pastilah ada capeknya, baik yang kerja sungguh-sungguh atau tidak maupun yang pengangguran. Bagaimana itu bisa terjadi ? Kerja atau tidak kerja tubuh kita memerlukan energi yang cukup. Energi yang tidak cukup itu membuat kerja menjadi tidak tuntas, alias capek. Lalu apa yang membedakan capek setiap orang ?

Yang tidak bekerja bukan berarti tidak beraktivitas, pasti ada aktivitasnya. Bisa jadi aktivitasnya tidak banyak atau berat, tapi pikirannya menguras energi. Pikiran dan aktivitas banyak bertentangan, pikiran maunya kerja dan tubuh merasa tidak ada yang dikerjakan, konflik ini menguras energi. Itulah capeknya orang tidak bekerja.

Bagi yang bekerja, ada kesungguhan dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang bekerja sungguh-sungguh pasti merasa "puas" saat capek itu hadir dipenghujung hari. Inilah perbedaannya dengan yang tidak ada pekerjaan. Hati-hati, kita jangan terpengaruh kepada "kemalasan kerja" karena capeknya menjadi luar biasa tanpa hasil. Keadaan inilah yang bisa mengundang orang sedikit kerja tapi berharap hasil banyak.

Jika capek itu ada, mengapa kita tidak memiliki sikap positif ? Tidak perlu merasakannya, tapi cukup disikapi dengan memberi asupan energi baru atau beristirahat. Keadaan Capek mengundang kita menjadi emosional, tidak mudah untuk berpikir logis. Yuk kita bangun sikap positif saat capek dengan bersyukur bahwa kita sudah melakukan sesuatu yang positif dan memberi kebaikan kepada kita sendiri. Dan lanjutkan sikap terhadap capek itu dengan pikiran logis yaitu menambah energi dan beristirahat.

Kultum motivasi kali ini terus ingin memberdayakan diri menjadi manusia positif dengan apapun yang kita hadapi, baik yang positif maupun yang negatif. 

Zikir itu tidak hanya ingat tapi dekat

 Zikir kepada Allah menunjukkan kesungguhan saya untuk mengingat Allah, baik itu berupa lisan atau perbuatan. Lisan atau perbuatan saya dalam mengingat Allah mengandung makna saya sadar terhubung dengan Allah. Maka tidak lain zikir yang sebenarnya adalah sadar terhubung dengan Allah, menyebut nama Allah, ingat Allah, dan semakin dekat kepada Allah.

Saat shalat sebagai zikir kepada Allah, maka shalat itu mesti sadar terhubung kepada Allah, menyebut (ingat) nama Allah, merasakan kehadiran Allah, dan semakin dekat kepada Allah dalam setiap bacaan dan gerakan shalat saya. Sudahkah saya shalat sebagai zikir kepada Allah ? Mulailah berlatih memahami bacaan shalat agar dapat merasakan lisan dan hati tersambung dengan benar. Bacaan itu dapat saya maknai dengan hati yang tunduk dan selalu memuji Allah sehingga diri saya merasa selalu ingat dan dekat dengan Allah. Efek dari shalat pun mesti saya rasakan membuat saya tetep ingat dan dekat dengan Allah, yang mendorong saya ingin shalat lagi. Inilah pemahaman saya dan sangat ingin mewujudkannya. Selalu ada setan yang menghalanginya, dan tetaplah iringi dengan doa.

Bahkan doa yang juga sebagai zikir kepada Allah, selalu semakin ingat saya kepada Allah dan dapat merasakan kehadiran Allah (dekat). Bukankah saat berdoa saya yakin tersambung kepada Allah ? Sama halnya pula zikir yang lain seperti istighfar. Semua zikir mesti membuat saya terhubung dengan Allah, semakin ingat dan semakin dekat.

Dalam setiap zikir mesti diawali dengan sedikit "memaksa", lalu memahami makna zikir, merasakan zikir dan semakin hari semakin merasakan kehadiran Allah (selalu diingat dan dekat). Insya Allah semakin hari Allah berikan hidayah untuk mampu berzikir dengan benar

Insya Allah kultum ini mampu memberdayakan diri untuk semakin bertambah iman saya. Hal ini dapat menjadi motivasi semakin banyak berzikir dan beribadah.

Sakit itu baik buat diri sendiri

 Dalam hidup ini kita kadang mengalami sakit, susah, dan masalah atau musibah. Bagaimana saya bersikap dengan hal tersebut ? Sesuai kondisinya, jika sakit saya bertahan untuk sembuh dengan istirahat dan baru ke dokter saat sakitnya semakin parah. Jika ada kesusahan, maka meminta bantuan mereka yang lebih paham. Dan bersabar saat terjadi musibah. Semua itu seperti berjalan baik, apakah iya ?

Secara logika di atas, saya menjadi orang yang dapat mengatasi semuanya. Tapi saat saya mengalaminya, tidak mudah. Saat sakit, ternyata sakitnya membuat saya tidak nyaman dan banyak hal negatif yang hadir saat sakit. Kok bisa ya saya sakit ? Saat uang saya tak cukup bayar dokter, maka saya diamkan sakitnya dan berharap bisa sembuh seiring waktu. Sakit saya itu membuat saya terhambat dalam kerja dan membuat saya tidak nyaman. Saya berusaha tetap kerja sekalipun sakit, tak ada pilihan. Begitulah apa yang terjadi saat sakit, demikian juga dengan kesusahan dan musibah. 

Terus apa yang bisa saya lakukan ? Saat sakit hadir, maka mau tidak mau saya mesti menerima sakit dengan ikhlas. Sekuat mungkin tidak mengeluh tentang sakitnya, dan wajarlah kalau ada rasa sakit yang dikeluhkan sesaat. Tidak mengeluh itu sebagai tanda penerimaan sakit dengan ikhlas. Menyakini bahwa sakit itu diizinkan Allah untuk diri saya, untuk mengingatkan saya tentang hidup sehat itu baik dan mesti dipelihara. Saya sakit karena ada hal yang salah dalam mengelola hidup saya sehingga terjadi sakit. kesalahan itu adalah dosa (mengabaikan nikmat Allah sehingga Allah cabut kenikmatannya). Bersyukur pula atas sakit, karena Allah ingin membersihkan diri saya dari dosa dan kesalahan. Atas dasar itulah saya mesti banyak melakukan kebaikan, mulai dari memohon ampun Allah dan berbuat baik dalam hidup lewat ibadah dan amal saleh (kerja yang semakin dirahmati Allah).

Saat saya beriman kepada Allah, maka saya mesti memelihara iman itu dengan menjalankan petunjuk Allah. Beribadah dan beraktivitas (amal saleh). Bukan berarti juga yang tetap sehat itu tidak ada kesalahan atau dosa. Setiap manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan. Sikapilah untuk selalu introspeksi diri dengan terus bersyukur saat tidak sakit, dan bersabar saat sakit.  Saat tidak sakit pun saya mesti juga ingin meminta ampun kepada Allah. 

Bayangkan saat sehat, dimana saya mendapatkannya lebih banyak dari saat sakit. Sakit mungkin hanya 1 minggu, sedangkan sehat mungkin bertahun-tahun. Kok saya lebih fokus sakit yang hanya sebentar dengan mengeluh dan sebagainya. Bandingkan sakit dan tidak sakit ... Alhamdulillah saya masih diberi sakit dan tak perlu khawatir. Insya Allah saya mendapatkan kebaikan dari apa yang saya alami, sakit maupun tidak sakit.

Kultum motivasi ini tidak lain untuk mengambil hikmah dari kehidupan saya. Saya mesti memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin sehat, semakin mudah dalam beraktivitas (hidup), semakin pandai menghadapi masalah. 

Saat yakin ada energi luar biasa

 Apa sih yang terjadi pada diri kita saat memiliki keyakinan yang tinggi ? Keadaan kita sangat senang, semua seperti nyaman dan sangat jelas apa yang dikerjakan. Keyakinan itu sangat percaya kepada apa yang dikerjakan itu dapat dicapai. Ada imajinasi dalam pikiran yang merupakan skenario yang dikerjakan. Semakin tinggi keyakinan itu semakin jelas imajinasi itu. Inilah yang membimbing kita dapat mewujudkan kerja nyatanya.

Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang menjamin keberhasilan apa yang kita yakini ? Tentulah Allah yang memberikan jaminan keberhasilan itu, BUKAN kerja keras dan bukan juga ilmu kita dan sebagainya. Jadi pastikan keyakinan apa pun mesti tertuju kepada Allah. Keyakinan bisa tumbuh dari selalu ingat kepada Allah dari berbagai ibadah dan amal yang kita lakukan atau Allah sendiri yang memberikannya.

Setelah kita yakin, maka hadirlah niat, semangat yang luar biasa dan diiringi dengan energi yang besar untuk melakukan kerja yang baik dan benar. Misalkan saat kita yakin kepada Allah yang memberikan jalan meraih rezeki dengan berdagang. Hadirlah imajinasi dalam pikiran untuk berdagang barang/jasa, ada kepada siapa kita belajar, bagaimana cara melakukan dan sebagainya. Skenario imajinasi dalam pikiran ini merupakan petunjuk yang mesti dijalani. Jangan sampai kita melewatkan imajinasi ini dan bercampur dengan kekhawatiran yang bisa menghapus semua imajinasi tersebut. Yang diperlukan hanya just do it now. Jika tidak just do it now, maka semangat dan energi yang luar biasa tadi terbuang percuma dengan banyak mikir dan ketakutan dalam pikiran.

Bayangkan kita memiliki sikap positif, langkah pertama dikerjakan dengan sempurna. Tak perlu mikir langkah kedua, tapi semua itu terlihat setelah menyelesaikan langkah pertama. Disinilah kita diuji sikapnya, masih yakin nggak ? Keyakinan dengan hasil langkah pertama sudah menambah semangat dan energi yang lebih besar. keyakinan ini mendorong kita melakukan langkah kedua. Tapi sebaliknya jika kita meragukan dengan hasil langkah pertama, maka keyakinan menjadi menurun dan melemahkan semangat. Energinya tidak cukup untuk menjalani langkah kedua. Begitulah seterusnya. Ada orang yang selalu berpikir bahwa hasil langkah pertama yang belum terlihat sering meragukan atas keyakinannya. Padahal hasil langkah pertama itu bisa jadi belum terlihat apa-apa hasilnya, tapi langkah pertama itu mesti dilalui dan diteruskan kepada langkah kedua. 

Keyakinan itu tidak berorientasi kepada hasil dari langkah demi langkah, tapi yakin bisa mengerjakannya. Karena keyakinan bisa mengerjakan langkah demi langkah adalah fokusnya bukan hasilnya. Hasil adalah akibat dari pekerjaan yang terus ditingkatkan lewat tahapannya. 

Kultum motivasi kali ini mengajak kita untuk selalu yakin sepenuh hati kepada Allah yang mengizinkan, memberi petunjuk, membimbing dan mengabulkan apa yang kita kerjakan. Jika memang ada keinginan dari dalam diri kita, maka yakinkan bahwa keinginan dapat dirahmati Allah. Hal ini untuk menumbuhkan keyakinan kita agar dapat mewujudkannya. Pelihara keyakinan kita dengan kontinu mengerjakan dengan semakin baik. Teruslah kita memberdayakan diri menjadi orang yang bersyukur.

Virus dipercaya

 Dalam kerja, banyak orang ingin mencari uang yang banyak. Seiring keinginan itu, karyawan pun berupaya mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik. Apa yang terjadi ? Karyawan dengan kesungguhan kerja itu mulai dipercaya. Kepercayaan itu menambah semangat karyawan untuk membuktikan kepercayaan itu dengan kerja produktif, dan amanah. Insya Allah sampai disini ada uang yang proporsional yang diperoleh.

Lalu karyawan mesti memiliki sikap positif (yang bener) agar kepercayaan itu bertumbuh. Salah satunya adalah memberikan hasil yang memuaskan atasannya, bentuk tanggung jawab yang dipercaya. Sikap positif mesti harus mengacu kepada kepercayaan BUKAN lagi karena uang. Apa yang terjadi jika masih bersikap mencari uang ? Maka karyawan suka memilih pekerjaan yang bisa dan disukainya. Yang tidak bisa ditolak dengan halus. Hal ini jangan terjadi.

Kepercayaan yang sudah dibuktikan, segera menular seperti virus dengan hadirnya kepercayaan berikutnya. Bayangkan apakah ada kepercayaan itu hanya sampai disitu aja ? Atasan segera memberi kepercayaan lain (bertambah). Seringnya di sisi karyawan mulai merasa berat dan menolak halus. Padahal salah satu juga langkah untuk memelihara kepercayaan itu adalah mengerjakan kepercayaan berikutnya. Ini membutuhkan sikap yang selalu positif. Bayangkan jika karyawan menolak kepercayaan lainnya, bisa jadi dapat menurunkan kepercayaan itu dan atasan memberi kepercayaan itu kepada karyawan lain

Kepercayaan demi kepercayaan menumbuhkan kemampuan dan memberikan hasil (uang) yang proporsional, bahkan ada yang merasakan bahwa kepercayaan itu sudah membuah karyawan bahagia (uang hanya pelengkap saja). Ada contoh sederhana, seorang kurir keuangan menjadi orang yang dipercaya karena kejujuran dan tanggung jawabnya. Jika kepercayaan ini dikerjakan dengan luar biasa (dengan menambah kemampuan), mak tak mustahil kepercayaan sebagai kurir itu mengantarkan kepada kepercayaan lain. Diberinya kesempatan untuk sekolah lebih tinggi atau kursus yang dapat membantu pekerjaan dari kepercayaan berikutnya. Dan soal kurir, biasanya pendidikannya tidak tinggi. Jadi bersiaplah untuk menjadi orang yang dipercaya.

Kultum motivasi kali untuk memberdayakan diri agar selalu menjadi pribadi yang kuat dan bahagia. Cari uang dalam kerja ? Carilah kerja-kerja yang membuat Anda menjadi orang yang dipercaya.

Jabatan dan kepercayaan

 Banyak orang mencari jabatan dan mempertahankan jabatan. Jika ditelusuri lebih dalam, yang dicari itu bukan jabatan tapi nilai kepercayaan. Jabatan itu hanya nama dari kepercayaan itu. Tidak perlu mengumbar bahwa kita mahir banyak hal, tetapi bangun diri dengan banyak hal yang berarti. Jabatan itu manis dan memberikan kita uang, tapi kepercayaan itu jauh lebih bernilai dari jabatan.
Apakah Anda memiliki kepercayaan ? Apa yang Anda sudah lakukan untuk banyak orang ? Atau Apakah Anda memiliki jabatan ? Orang yang dipercaya bisa jadi tidak memilki jabatan, tapi mereka dipercaya untuk mengerjakan banyak hal.

Berburulah untuk dipercaya, syukur-syukur mampu menerima amanah menjadi pemimpin (jabatan). Dan teruslah menambah kepercayaan itu semakin tinggi dan bersyukurlah.

Seringkali kita merasa tidak bisa

 Apa yang terjadi dengan kita ? Saat diminta untuk memberikan training, saat itu juga kita menolak halus,"Maaf bapak aja". Atau diminta bicara kepada team dan sebagainya. Jawabannya sederhana, nggak berani atau ngga bisa atau belum pantas dan sebagainya. Padahal kita memiliki ilmunya. Lalu apa yang terjadi dengan kita ?

Mati kita telusuri, yang pertama adalah mengapa kita menolak ? Ada beberapa sebab ;

1. Tidak siap 

2. Tidak berani

3. Malu

4. Takut salah atau ada yang lebih pintar.

5. Tidak mau

Dan sebagainya. Apa sih penyebab ? Situasi dan kondisi saat itu. Seperti apa ? Biasa memang tidak terdorong melakukannya. Padahal apa yang ada dalam pikiran kita itu belum terjadi. Tapi itulah faktanya. Fakta itu terbentuk dari akumulasi pengalaman kita yang kita peroleh dari apa yang pernah kita alami. Bisa jadi, waktu itu melihat orang lain (bukan kita) diremehkan saat melakukannya. Atau ada pengalaman yang tidak nyaman pernah kita alami. karena kuatnya perasaan negatif saat itu membuat memori tentang menjadi kuat dan sikapnya pasti menolak kalau diminta.

Yuk kita membangun kembali kepercayaan diri itu dengan sebuah keyakinan kepada zat yang menjamin perubahan jika kita kerjakan. Keyakinan kepada Allah dengan tujuan ingin meningkatkan level kemampuan dan dengan level kemampuan yang tinggi dapat dihargai/dirahmati Allah.  Keyakinan ini mesti ditumbuhkan karena dominasi memori negatif yang ada pada diri kita tidak mudah untuk disingkirkan hanya dengan pengetahuan (diberi ajarin) atau diiming-imingi sesuatu agar emosional terdorong (bisa jadi perubahan itu ada tapi tidak konsisten).

Keyakinan kepada yang menguasai dan berkuasa dalam alam semesta jauh lebih tahu dan Maha Rahman untuk membimbing kita menjadi semakin baik asal kita yakin kepadaNya. Keyakinan itu memberi kita semangat dan energi yang besar untuk memulai. Untuk meneruskan keyakinan ini adalah kita tidak menyia-nyiakan waktu lagi dan segera untuk bertindak/kerja. Keyakinan bukan untuk berorientasi kepada hasil, tapi menikmati (selalu hadir) dalam kerja dan merasakannya. Dengan kita fokus kepada kerja dapat membuat kita ingin selalu memperbaiki kualitas kerja kita.

Apa yang terjadi jika kita fokus kepada hasil ? Ada hal yang sering kita lalaikan dalam proses kerja. Kita lebih fokus mengerjakan hal-hal yang mengantarkan kita kepada hasil. Padahal ada proses kerja yang tidak kita duga menjadi faktor keberhasilan. Jika kita fokus kepada kerja (proses), maka kita merasa selalu ingin memperbaiki proses. Proses yang benar menghasilkan hasil yang benar.

Sudahkah kita memiliki keyakinan tentang sesuatu itu terjadi ?  Ini langkah awal untuk memulai perjalanan kita menuju keberhasilan. Demikian kultum motivasi kali ini, yang tidak lain ingin memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkatkan kemampuan kita dan dapat menikmati hidup lebih baik.

kebahagiaan saat mengulang keberhasilan dulu

Dalam hidup ini ada kebahagiaan dan ada pula yang kurang bahagia. Alhamdulillah jika saat ini sudah menemukan cara untuk bahagia. Saat ingat masa lalu, kita ingin mengulang kebahagiaan di waktu dulu, mengapa tidak mengulangnya lagi sekarang dengan situasi sekarang. Imajinasi kita masih kuat untuk mengingatnya lagi ... Insya Allah bisa membuat kita bahagia lagi


Selamat berbahagia dan lebih heboh lagi sekarang. Kultum ini bisa membangkitkan diri bahwa kita itu pernah hebat, pernah bahagia dan ingin bahagia lagi. Yuk berdayakan diri sekarang

 

Berpikir sekarang dan fokus

 Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak "dirayu" dengan banyak hal yang menarik atau hal yang seharusnya kita kerjakan. Sangat sedikit apa yang kita kerjakan itu adalah bagian dari pasion atau hal yang kita lakukan itu menggairahkan kita untuk meraihnya. Misalkan kita ingin mengembangkan hobby kita menjadi bernilai, maka rencana dan komitmen sudah ada, tapi tidak banyak untuk mewujudkannya. Akhirnya hal tersebut kurang berhasil

Hasil yang kurang sesuai harapan membuat kita kurang positif menyikapinya, tapi ada beberapa orang bisa menerimanya. Bayangkan saat kita berhasil mewujudkan apa yang menjadi passion kita, maka terbukti kita sangat puas dan senang banget. Hal ini menambah semangat atau membuat kita senang melakukannya lagi untuk hal lain. Memang perlu kesungguhan dan berani menyisihkan waktu untuk mewujudkannya. Siapkah kita ?

Ada yang merasa belum siap karena aktivitas rutin dan yang menarik itu sangat menyita perhatiannya dan bisa mengalahkannya. Memulainya tidak mudah dan ringan. Kita melawan sesuatu yang sudah berjalan dan rutin (kebiasaan). Bagaimana kita memulai dengan menumbuhkan keyakinan terhadap apa yang kita kerjakan ?

Buat apa sih kita kerjakan ? Buat dapatin uang ? Bisa saja yang terjadi untuk menambah uang kita. Oke saja, tapi kan tidak sekedar itu ? Apakah uang bisa mengarahkan kita ? Kita sendiri yang mengarahkannya. Keyakinan itu merupakan sesuatu yang bisa menjamin apa yang kita kerjakan itu baik dan menghasilkan. Sesuatu itu pasti lebih besar dari kita sendiri, memiliki kekuatan dan dorongan dari Allah. Keyakinan ini menjadi energi besar untuk memulai, dan perlu pemeliharaan yaitu dengan adanya aktivitas/kerja yang terus-menerus meningkat.

Mengapa keyakinan itu mesti kepada Allah ? Kan seringkali juga bisa muncul dari luar kita. Keyakinan dari luar kita itu bisa saja terjadi, tapi tidak mutlak. Cenderung relatif, suka berubah seiring waktu. Yakin dengan kerja keras memberikan hasil bisa saja, tapi hal ini sangat bergantung kepada hasil kerja kerasnya.

Berpikir sekarang bukan untuk hari ini saja, tapi untuk hari berikutnya (hasilnya). Jadi sangat menentukan apa yang kita yakini sekarang, yang kita pikirkan dan apa yang kita kerjakan saat ini, fokuslah dan sungguh-sungguh. Insya Allah kita diberikan kekuatan dan bimbingan dalam melakukannya.

Kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan diri tanpa peduli dengan orang lain, agar kita fokus untuk mewujudkannya. 




















































































































                                                                                                                                                                                                                                    



Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...