Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kerja dan Agama

Kalau ditanya apa hubungannya kerja dan agama ? Beberapa orang menjawab pasti ada hubungannya. Tanpa agama, buat apa kita kerja. Bukankah kerja itu cari duit, dikaitkan dengan agama berarti salah satu bentuk rezeki dari Allah. Kita pun berdoa agar rezeki yang halal dan berokah. Kalau rezeki urusan agama (Allah), maka kita memintanya pun kepada Allah melalui media kerja (berdagang/berbisnis atau karyawan) sebagai amanah Allah. Bagaimana caranya ? caranya pasti usaha dengan ilmu yang sesuai ketentuan Allah.

1. Tujuan kerja cari duit, artinya mencari rezeki yang Allah sudah tentukannya. Karena kita tidak tahu seberapa besar rezekinya, maka kita berusaha konsisten. Jika kita merasa belum cukup, maka kita memohon agar diberikan lebih dengan terus meningkatkan kerja kita dengan sabar atau kita memiliki sikap merasa cukup (bersyukur). Niat kerja menjadi penting agar Allah meridhainya, dan Allah mencukupkan kebutuhan kita. 

2. Kerja diberikan atau diizinkan Allah karena kita memilihnya dan Allah memberikan amanah itu kepada kita. Amanah itu ya tanggung jawab. kerja kita mesti dibekali ilmu yang bener dan selalu belajar agar mudah dan nyaman dalam mengerjakannya.

3. Cara kerja kita mesti sesuai ketentuan Allah, berupa kerja yang baik atau amal yang baik. Disiplin waktu, mengerjakan dengan tenang dan sabar, bertanya jika tidak tahu dan sebagainya. Tidak ada pemilik atau atasan yang tidak suka karyawan yang tidak kerja yang bener, dan pasti mau mengajarinya jika belum tahu.

4. Tentunya proses mencari rezeki (duit) ini tidak luput dari ggodaaan syetan, mengapa ? Karena kita melakukan kerja kepada Allah dan syetan berjanji menggoda kita dengan rayuan jalan pintas atau menghalalkan segala cara atau impian kosong kecuali orang yang ikhlas.

Dari keempat point di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja itu ya ibadah seperti halnya shalat dan sebagainya. Perhatikan niat kerja kepada Allah, kerja diterima sebagai amanah, kerjanya dikerjakan sebagai amal saleh, selalu berlindung kepada Allah. Bukankah itu urusan agama ? Iya.

Jangan sampai, kita bersikap berbeda yaitu Agama (Allah) sebagai "pembantu" kita. Kita ingin mencari uang dengan kerja keras dan kerja cerdas. Lalu kita meminta "bantuan" agar keinginan kita itu (cari duit) dikabulkan dengan banyak ibadah dan doa. Saat kita kerja kita "lalai" kepada Allah yang telah memberi petunjuk dan cara kerja yang bener. Saya memberi perumpamaan ... seperti kita pengungkit sebagai alat bantu kita untuk mengangkat barang dengan lebih mudah. Pengungkit itu dibutuhkan kalau kita perlu. atau saya menganggap Allah itu seperti pembantu. Saya kita butuh minum teh, maka kita meminta pembantu membuat dan mengantarkannya kepada kita dan hanya bilang terima kasih. Pembantu itu dibutuhkan saat kita perlu minum teh dan lainnya, selebihnya tidak. Perumpamaan ini saya tulis bukan untuk merendahkan Allah, yang seharusnya kita utamakan dan selalu menjadi yang pertama. Perumpamaan ini saya tulis sesuai kemampuan dan pengetahuan saya UNTUK SAYA JADIKAN RENUNGAN, apakah saya seperti itu kepada Allah ?



Alangkah indahnya, jika kita beriman dan yakin tanpa ragu kepada Allah. Maka pilihan kerja kita adalah amanah dari Allah dan yakini itu. Dengan kesadaran ini kita mampu melihat yang baik-baik dalam kerja. Hadirlah semangat karena percaya Allah. Semangat membawa energi positif yang bisa menggerakkan kita bekerja yang baik (beramal saleh), hari demi hari kita bekerja untuk menjadi semakin baik (konsisten dan meningkat kemampuan lewat berbagai masalah) dan semakin dekat kepada izin Allah.




Insya Allah mulai memahami bahwa kerja dan agama tidak bisa dipisahkan, kerja itu menjalankan agama dan mengamalkan agama dengan kerja. Allah menyukai orang-orang yang konsisten (istiqamah) dan selalu memperbaiki diri (semakin bener).

Tulisan ini merupakan bagian dari e-Book Semangat Kerja yang konsisten. Kami tuangkan dari berbagai pengalaman kami dan orang-orang disekitar kami yang telah bekerja lebih dari 35 tahun. Hanya Rp 50.000, segera kontak WA 087823659247






Harapan dan kemampuan

Harapan ? Mestinya selalu ada di saat kita terpuruk atau tumbuh dari keinginan untuk lebih baik. Walaupun harapan itu kecil mampu membangkitkan kita untuk meraihnya. Tidak terbayangkan saat harapan itu tidak ada lagi ... bisa menyebabkan peristiwa yang tidak baik. Harapan bisa jadi diciptakan oleh pikiran positif kita atau harapan itu datang dari orang lain. Harapan itu muncul saat kita memang belum mencapai apa yang kita inginkan. 

Apa hubungan dengan kemampuan ? Setiap harapan "memaksa" kita untuk meningkatkan kemampuan agar kerja yang dilakukan dapat memenuhi harapan kita. Saat ini kita memiliki kemampuan A, sedangkan kita memiliki harapan B. Yang terjadi adalah kita memaksimal kemampuan A untuk menjadi lebih tinggi (kemampuan B) sehingga harapan B itu dapat diraih. Harapan. Menjaga harapan mendorong kita bekerja lebih baik, yang berarti meningkatkan kemampuan.


Banyak orang menggantungkan diri pada harapan tanpa banyak memaksakan kerja dengan kemampuan lebih. Keadaan ini bisa menyebabkan kita tidak menjadi apa-apa. Harapan terbaik adalah dari Allah, karena Allah Maha Tahu kita dan MahaTahu juga apa yang terbaik buat kita. Oleh sebab itu berharaplah hanya kepada Allah. Insya Allah kita selalu diberikan petunjuk dalam meraih harapan itu dan diizinkan. Allah memberikan petunjuk ke dalam hati kita ... harapan untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Harapan yang memberi kebaikan di dunia dan di akhirat.

Semua orang tidak bisa memastikan harapan itu tercapai atau tidak. Kita hanya berusaha dan menyempurnakannya. Konsistensi kerja yang kita lakukan karena kita YAKIN kepada Allah yang menumbuhkan harapan itu. Untuk itu kita mesti belajar ilmu dan petunjuk Allah agar kita mampu bekerja sesuai harapan Allah.

Magic Word Orang Mau Sukses

Mau sukses nggak ? Semua orang menjawab pasti dong. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, kok belum sukses ? Ada yang jawab tidak punya modal, berarti belum memulai untuk sukses dong. Beberapa bilang, "waktunya dan terus aja kerja". Ternyata kita larut dengan alasan yang kita iyakan bahwa kita belum sukses alias gagal. Lalu alasan itu pernah ada solusinya ? Belum ada sampai sekarang.


Tahu nggak kenapa belum sukses ? Maka sederet jawaban sebagai alasannya. Alasan itu semua memberatkan atau hambatan kita tidak menuju sukses. Lalu begaimana ? Pertanyaannya dibuat seperti ini, apa menjadi alasan kita untuk sukses ? Supaya hidup lebih baik. Bayangkan jika kita terus mengisi pikiran dengan alasan untuk sukses, maka ada dorongan untuk meraihnya. Hindari selalu mencari alasan karena belum sukses. Lupakan alasan dan jalankan apa yang pernah kita bicarakan atau orang lain sampaikan


Banyak kejadian orang yang tidak pintar itu bisa sukses, karena mereka tidak mau berdebat soal apa-apa tentang sukses. Mereka senang dan selalu mempraktekkan apa yang dibicarakan orang atau apa yang dia pikirkan. Jika mengalami hambatan, mereka tanya lagi atau mikir dan mempraktekkannya lagi. Dengan mempraktekkan apa-apa tentang kesuksesan, maka kita bisa meraih ilmu sempurna (bukan sekedar tahu, tapi sudah menjalaninya) dan juga mampu mengatasi masalah.

Sama halnya, mau nggak shalat khusyuk ? Mau dong. Nggak cukup. Dengerin ceramah shalat khsuyuk dan jalani aja. Bisa jadi kita dapet hidayah dalam perjalanannya sehingga mampu shalat khusyuk. Kalau mau lagi cari ilmu shalat khusyuknya dari hadist dan ulama. Ilmu tentang shalat khusyuk sudah banyak, tapi kita harus berani mengamalkannya. Jangan pernah berpikir shalatnya berat tapi berpikirlah baiknya shalat khusyuk. 

Kami telah menulis e-Book dan melaksanakan pelatihan motivasi spiritual untuk karyawan, pengajian, umum dan keluarga. Hubungi kami di WA 087823659247 







Bersikap baik saat pintar

Bersikap baik saat pintar ... ya dong pasti. Apa yang mesti disikapi saat pintar ? Berlaku baik kepada orang lain. Apa iya ? Banyak terjadi orang pintar sibuk untuk menunjukkan kepintarannya sehingga orang lain memujiya, "hebat ya". Pujian itu sudah cukup untuk menjadikan kita yang lagi pintar untuk terlihat semakin ingin menunjukkan kepintarannya. Lalu orang pintar bercerita bagaimana dia memperoleh kepintarannya dan dilebaikan dengan proses belajar yang luar biasa. Orang pintar berlaku baik atau orang baik yang pintar ?

Bersikap baik saat pintar ... suka memberi solusi. Apa iya ? Orang pintar tidak mudah untuk memberi keilmuannya, karena nanti ada pesaingnya. Biasanya berbincang tentang hal besar (kulit saja) seolah tahu semuanya. Untuk menjadi sombong menjadi terbuka dan berlaku merendahkan orang lain. Saat itu muncul ucapan,"saya bisa dan orang lain belum tentu". Untuk menyatakan kesombongannya itu."ilmu ini tidak mudah diperoleh dan tidak semua orang bisa".

Mana yang penting orang yang sudah bersikap positif (baik) dengan kepintarannya atau sebaliknya orang pintar dengan sikapnya ? 100% menjawab sudah memiliki sikap positif dengan kepintarannya. Mengapa ? Karena sikap positif itu tidak menunjukkan seseorang itu pintar atau tidak pintar. Sikap positif itu pasti mengantarkan orang kepada tindakan yang baik pula.


Bagaimana dengan orang yang tidak pintar ? Orang tidak pintar memiliki dorongan untuk bersikap baik, yaitu mau belajar untuk tidak dipermainkan oleh orang pintar dengan sikap tidak baik. "Suatu hari nanti saya ingin menunjukkan saya lebih pintar dari mereka yang meremehkan saya". Orang tidak pintar ingin seperti orang pintar. Tidak itu saja, orang tidak pintar banyak beraktivitas karena yang diketahuinya hanya sedikit. Tidak bingung seperti orang pintar karena banyak hal diketahuinya maka cenderung banyak bicara daripada beraktivitas.

Bayangkan jika kita tidak banyak tahu tentang Allah ? Iman kita menjadi kosong hanya ikutan saja. Disinilah beriman itu mesti dibekali ilmu yang bener. Islam mengajak kita untuk beriman dulu dengan ilmu baru beramal saleh. Orang Islam itu pasti memiliki keyakinan dengan ilmu yang bener. Kita mesti memiliki sikap positif yaitu ingin terus belajar dan mengamalkannya. Tidak merasa hebat karena semua datang dari Allah. Sikap rendah hati ini menjadi sikap positif dan baik untuk terus mengamalkan ilmu yang kita miliki (tidak sombong).

Bersikap baiklah saat pintar maupun tidak pintar. Saat tidak pintar kita terus belajar dan saat pintar kita jadi rendah hati.

Kami telah melakukan hampir 30 pelatihan spiritual untuk karyawan dan pimpinan, pelatihan ini kami berikan dengan biaya tranport aja untuk wilayah Bandung sekitarnya. Judul "kesadaran spiritual dengan tafakkur dan tadharru untuk meningkatkan produktivitas. WA kami di 087823659247





IYA sabar jalaninya

IYA ... sabar jalaninya. Dalam banyak kasus tanpa disadari kita bisa bersabar. Misalkan menunggu antrian, kan kita takut diomelin orang kalau menyerobot antrian. Terpaksa antri ? Awalnya mungkin iya, tapi zaman sekarang dengan adanya HP semua itu menjadi biasa. Ada lagi kita bisa sabar menunggu untuk membeli barang atau makanan yang kita senangi, bahkan rela antri lama. Sabar kan ...

Kesabaran itu pun hadir saat kita menantikan proses kelahiran anak. Apa bisa dicepetin ? Selalu ada proses sekalipun dengan operasi. Pemahaman kita tentang sabar fokus kepada sesuatu yang ingin dicepetin prosesnya, nggak sabar jadinya. Naik kendaraan yang mengalami kemacetan, pasti tidak bisa dipaksakan dengan menyerobot jalan. kalau nekat sih, siap aja diomelin orang.

Yang paling deket dalam keseharian kita adalah ibadah kita, selalu ingin instant. Mau shalatnya cepet selesai, atau mau balasan dari Allah disegerakan. Atau dalam kerja maunya gaji tinggi dan sukses karirnya. Ada banyak kejadian lain dan setiap hari kita mesti menyikapi mau sabar atau tidak.

Iman : Sabar menjadi solusi dari Allah, yang kita imani. Yang datangnya dari Allah adalah kebaikan. Petunjuk ini mesti menumbuhkan kita untuk percaya dan yakin tanpa ragu. Pemahaman ini bukan hanya di pikiran kita saja, tapi mesti masuk ke hati. Bisa jadi kita hanya tahu dan paham, tapi keyakinan itu hanya sedikit di hati. Insya Allah sih, keyakinan kita dengan banyak berbuat baik dapat menumbuhkan keyakinan itu dan hidayah dari Allah.

Ilmu : Jangan sampai kita mengutak-atik soal sabar dengan mencocokan dengan untung rugi (pikiran), karena kadang bisa dan kadang tidak bisa. Ada yang mengajarkan sabar itu mesti tahu hal baiknya apa saja, lalu dipraktekkan. Sebenarnya bisa saja hal itu dilakukan, tapi jauh lebih baik dengan memperbaiki iman kita. Iman dapat ditumbuhkan oleh kesungguhan untuk beriman dengan cara membaca ilmu Allah yang ada dalam Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah. Ada petunjuk dalam Al Qur'an,"sabarlah dalam shalat". Petunjuk ini mesti kita gali lebih dalam dari Hadist dan ulama agar pemahaman kita menjadi paham. Lalu praktekkan.  

Ada kalanya kita tidak sabar karena menunggu hasilnya sehingga menjadi tidak sabar dengan melakukan yang tidak baik. Apa yang terjadi ? Bisa jadi Allah ingin menguji kesabaran kita dan ingin menaikkan level sabarnya. Begitulah semestinya kita berprasangka baik kepada Allah.  Berpikirlah buah dari kesabaran yang kita tidak pernah tahu waktunya, daripada kita berpikir susahnya bersabar. Insya Allah kita "Saya bersabar karena Allah".  

Yakin : Ilmu yang kita miliki dengan melatih setiap hari, diantaranya kita mendapatkan hasil dari sabar atau kita dapat menikmati proses sabar itu. Keadaan ini membuat kita semakin yakin. Barengi latihan kita dengan berdoa agar diberikan kesabaran. 


Amalkan : Seberapa pun bekal tentang kesabaran itu mesti kita latih. Apa saja latihannya ? yang pertama adalah shalat kita. Penahkan kita mau cepet-cepet selesai shalatnya ? Padahal shalat itu pasti selesai dengan mengikuti seluruh bacaan dengan bener. Mau dicepetin bisa merusak nilai shalat itu sendiri. Mengapa kita tidak berpikir mengikuti langkah demi langkah saja, toh sekitar 5 menitan. "sabarlah dalam shalat", perlu memahami bacaan shalat sehingga waktu shalat tidak terasa. Yuk kita belajar meningkatkan shalat dengan sabar, perlu ilmu mengendalikan diri dan memahami bacaan shalat. Tanpa perlu mengucapkan sabar, kita sudah memulai belajar sabar dalam shalat. Minimal kita latihan 17 rakaat sehari, belum ditambah shalat sunnah. Membayangkan shalat kita semakin baik, Insya Allah dalam hal lain kita pun bisa bersabar.



Dalam hal lain, kita bisa melatih kesabaran kita untuk tidak responsif terhadap apapun, beri ruang bagi pikiran untuk mencerna semuanya dan mendapatkan kebaikan dari apa yang kita dihadapi. Misalkan kita diminta tolong sama saudara atau orang tua, "tolong bantu dong". Jangan langsung kita bilang tidak bisa. Membantu pekerjaan adalah kesempatan untuk beramal saleh, mengapa kita yang dipilih kok nggak mau ? Jangan pernah berpikir nanti dibalas, amal saleh itu buat kita dari Allah.

Teruslah untuk melatih diri dan mengevaluasi setiap hari agar kita memiliki dorongan untuk belajar lagi dan mampu memperbaiki diri setiap hari. Masak kita tidak bisa sabar ? Jika belum sabar berarti kita tidak mau melatih diri.

Kami telah melakukan hampir 30 pelatihan spiritual untuk karyawan dan pimpinan, pelatihan ini kami berikan dengan biaya tranport aja untuk wilayah Bandung sekitarnya. Judul "kesadaran spiritual dengan tafakkur dan tadharru untuk meningkatkan produktivitas. WA kami di 087823659247






Magic Word ikuti saja

Selamat siang semua, semoga selalu sehat dan bahagia,

Teringat dengan kata sabar, adakala kita bisa bersabar karena memang tidak ada jalan lain. Hanya bisa mengikuti saja. Bagi peternak ayam, tidak bisa mempercepat mendapatkan anak ayam dari telur dengan cara membanting telurnya. Tapi peternak itu sabar dengan mengelola telur dengan baik dan ditempatkan di tempat khusus dan pada waktunya telur itu menetas, barulah peternak mendapatkan anak ayam. Mempercepat proses penetasan pun bisa berakibat tidak baik dengan anak ayamnya.

Pelajaran penting bahwa semua memiliki proses dan waktunya. Sama halnya dengan yang lain, lawan kata dari ikuti saja adalah instant. Mau sukses pake jalur instant, bisa jadi kita mampu tapi ada hal yang "merusak" diri kita setelah sukses. Setelah lulus sekolah pun belum tentu bisa menjadi pemimpin tanpa pernah mengalaminya. Hanya karena sekolah tinggi lalu bisa memimpin ? Rasanya tidak semudah itu. Bisa saja mampu mengatur tapi belum tentu bisa memimpin.

Kami memasarkan e-Book tentang semangat kerja dan iman berdasarkan pengalaman kerja lebih dari 30 tahun. Semangat kerja yang konsisten sehingga diperoleh kerja yang produktif.

Berminta untuk membacanya, hanya dengan Rp 50.000 saja Anda bisa mendapatkan e-Book nya. WA Sekarang 087823659247





IYA, Bersabar itu tidak mudah, apalagi tidak Sabar

Kata sudah menjadi makanan sehari-hari, "sabar ya" atau "sabar aja, badai pasti berlalu" begitulah pesan dan ansehat yang sering diucapkan kepada mereka yang suka emosional dan responsif atau yang sedang dalam masalah. Pesan dan nasehat ini sudah bener, tapi sering dicerna oleh pikiran dan perasaan menjadi tidak nyaman. Maksudnya karena orang dinasehati itu dalam keadaan emosional, maka pesan itu menjadi tidak berarti (tidak bisa berpikir secara akal sehat). Sekalipun sudah tidak emosional lagi, tidak mudah untuk mencerna kata sabar itu. Akal sehat bilang,"enak di dia, nggak enak di saya" atau "sabar itu ada batasnya". Itulah yang terjadi dan respond banyak orang

Iman : Bagaimana kita mesti menyikapinya ? Ternyata sabar itu bisa dicerna dengan hati. Banyak petunjuk yang disampaikan di Al Qur'an tentang sabar. Persoalannya, apakah kita percaya (iman) ? Sebagai muslim kita percaya kepada Allah. Kepercayaan kita kepada Allah bukan sekedar percaya tapi yakin tanpa ragu. Atas dasar itulah kita secara otomatis percaya dan yakin tanpa ragu dengan petunjukNya. Bisa jadi kita belum sepenuhnya menjalani sabar itu karena memang sudah tahu tapi belum masuk ke dalam hati. Jika sabar itu sebatas pikiran, maka kita hanya berpikir untung dan ruginya. Kita bisa sabar jika ada untungnya. Disisi lain kita bisa sabar untuk tidak marah agar kondisi kita menjadi nyaman atau tidak nyaman. Ada yang mau sabar karena sudah usia atau takut sakit dan sebagainya.

Ilmu : Petunjuk Allah itu sudah banyak dibuktikan, salah satunya orang yang sabar itu menjadi idaman semua orang. Bawaannya tenang dan sejuk serta memberi kebaikan. Allah berfirman "sabar itu karena Allah", maka bersyukurlah. Karena sabar itu ada di hati, dan hati itu urusan Allah. Mudah bagi kita untuk bersabar saat kita memahami dengan hati. Di dalam Al Qur'an juga difirmankan,"orang sabar itu bersama Allah" dan "jumlah orang yang sabar sedikit bisa mengalahkan orang yang tidak sabar lebih besar". Begitu juga sabarnya Nabi Ayub yang sakit, Nabi Muhammad yang dilempari batu dan sebagai, teladan Nabi dan Rasul itu tetap sabar dengan selalu mendoakannya.

Yakin : Keyakinan bukan lagi untuk dipikirkan dan dirasakan. Baca Al Qur'an agar semua petunjuk dan rahmat Allah tentang sabar menjadi nyata dalam hati, pikiran dan perasaan. Ambilah hikmah sabar dari para ulama dan referensi yang lainnya. Apakah kita hanya percaya kepada Allah tapi tidak percaya kepda petunjukNya ? Sedangkan kita bisa percaya kepada atasan di kantor dan pasti kita mengikutinya.

Amalkan : Kata beriman selalu disampingkan dengan beramal saleh. Iman kita menjadi sempurna setelah diikuti dengan perbuatan yang baik. "Bersabarlah" bukan berarti menahan emosi saja.  Orang yang membuat kita marah berarti mereka telah menaklukanmu, bisa jadi mereka yang membuat kita marah itu memiliki niat baik agar kita menjadi semakin baik. Tapi caranya yang tidak tepat. Yuk bekali diri kita dengan baik dan berlatih untuk tidak selalu responsif terhadap apapun. Mengapa kita tidak berpikir sekalipun ada yang marah kepada kita, dengarkan dan pahami maksudnya. Siapkan respon kita untuk mengakui kita salah dan diam, apakah orang itu terus marah ? menurut survey paling lama 5 menit. Karena ada niat baik yang mau disampaikan lewat marah itu, maka pergunakan hati dan pikiran. Ikuti kemarahan orang itu dengan doa, seperti yang diteladani oleh Rasul.

Amalkan : Yuk latih di jalan raya dengan tenang mengendarai mobil agar kita siap jika ada hal yang mengganggu kita dalam perjalanan. Ada yang tidak sopan melewati kita, tidak perlu direspon. Ada macet, syukuri aja bahwa memang begitu adanya. Perjalanan kita memang mesti dilewati dari kemacetan. Ada yang tidak sabar dengan menerobos jalan tapi akhirnya juga bertemu macet lagi dan lebih parah. Banyaklah intropseksi diri dengan zikir dan istighfar. Saat kita masih merespon dengan marah, kita masih lemah "iman"nya dan teruslah banyak istighfar dan meningkatkan iman (dekat kepada Allah). Baca kembali petunjuk tentang sabar dan amalkan kembali. Selalu berdoa agar kita bisa bersabar. Masak kita tidak mau bersama Allah ? 

IYA ... melatih diri mulai dari iman yang mesti kita perbaiki yang menjadi dasar kita bertindak. Rasanya tidak ada sesuatu tindakan bisa dilakukan tanpa keyakinan yang kuat. Keyakinan itu pun mesti didasari ilmu yang bener. Ilmu yang juga dari Allah, yaitu Al Qur'an dan sunnah. Yakinkah kita ? Untuk menambah keyakinan itu kita dapat melihat referensi orang sabar dan kebaikan yang bisa diraih. Kalau sudah sampai sini, maka bersabarnya menjadi semakin mudah. Amalkan. Selalu ada godaan untuk tidak bersabar ... sekali lagi kita diuji, apakah kita percaya, yakin tanpa ragu dengan iman kita (bersyukur) atau kita menjadi orang yang hanya tahu tentang sabar (menutupi kebenaran - kufur) ?

Kami telah menulis e-Book tentang kerja dan iman, yang tertarik bisa wa 087823659247




Katanya mau konsisten kerjanya

Katanya mau konsisten kerjanya, yang pasti konsisten untuk terus bersemangat kerja dan kalau bisa sih kerjanya semakin meningkat. Tapi apa yang terjadi ? Disiplin datang pagi bisa konsisten, tapi apakah sudah datang pagi bisa memberi nilai optimal dalam kerja ?  Inilah salah satu contoh yang tidak mudah untuk menjadi konsisten dalam meningkatkan nilainya. Bisa jadi kita berpikir, "kalau sudah konsisten dan mencapai nilai tertentu, apa bisa lebih baik lagi ?" Seperti disiplin datang paginya sudah konsisten, apakah bisa terus meningkatkan kualitas datang pagi ? Kita bilang,"mau ngapain lagi kan sudah datang pagi".

Bagaimana dengan kerja kita ? Apakah kita juga bisa konsisten untuk selalu meningatkan kualitas kerja kita ? Bagi sebagian orang yang penting itu,"kerja aja apa yang diperintahkan. Selesai". Dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun ... bukankah kerjanya bikin bosen dan semakin tidak termotivasi untuk semakin berkualitas. Mungkin sedikit ada rasa bosen bikin kita mau mengerjakan pekerjaan semakin baik seiring semakin lama kita bekerja. Sebenarnya bukan bertambah kualitas dari sisi ilmu, tapi peningkatan kualitas kerja lebih karena telah menjadi kebiasaan sehingga ketrampilan kita mengerjakannya semakin baik.

Konsisten itu menunjukkan kita kerja terus-menerus. Bukankah kita sudah kerja terus-menerus dengan menjalankan SOP dan perintah dalam job desc. Bener sih, secara perusahaan karyawan tersebut sudah bekerja baik dan konsisten. Bekerja sesuai yang tersurat, tapi apakah ada dampak positif dari pekerjaan tersebut bagi perusahaan ? Sepertinya ada dan kecil. Tidak cukup untuk mengembangkan perusahaan untuk lebih maju. Tanpa disadari perusahaan memiliki target kerja yang meningkat setiap tahun dan "dipaksakan" untuk dicapai oleh karyawan. Dari target inilah perusahaan bisa berkembang jika target tercapai. Tapi ada dampak negatif ? Karyawan bekerja secara "paksa" atau tertekan dengan target sehingga tidak senang dalam mencapai target. Mungkin agak terhibur jika ada reward yang baik dari perusahaan. Bagaimana jika target tidak tercapai ? Bisa jadi perusahaan berkembang walaupun tidak sesuai harapan, yang tidak baik adalah kondisi karyawan yang stress.

Maka kata konsisten untuk menjadi semakin baik menjadi perlu dikembangkan dalam perusahaan agar karyawan menjadi semakin baik dan perusahaan berkembang. Maka mesti ada lead masa depan bagi karyawan yang konsisten dalam kerjanya. Sikap saling menghargai terutama adanya kesalahan dalam proses konsistensi (proses belajar) kerja harus terbuka untuk saling mengoreksi. Bisa jadi dalam proses menjadi semakin baik itu ada kesalahan, maka kesalahan itu dianggap sebagai proses belajar. Yang terbaik adalah setiap karyawan memiliki semangat untuk kerja yang semakin baik sebagai motivasinya dan merasa menjadi semakin baik (nyaman) dalam kerja. Disisi lain perusahaan atau atasan membuka forum yang kondusif untuk menjadi semakin baik. Ada "proyek kerja" yang periodik yang bisa mengembangkan karyawan untuk semakin tertarik konsisten untuk bekerja yang berkualitas. Penghargaan atau reward bisa ada, tapi tidak perlu yang besar. Bisa jadi reward itu diberikan berupa penghargaan dan memberikan kebutuhan dasar manusia.

Disisi lain kerja yang tidak konsisten (kerja yang sama dengan cara yang sama terus-menerus), apa tidak bosen ? Kok mau kerja begitu aja ? Kehidupan kita terus berkembang dari seorang diri, berkeluarga dan memiliki anak serta memiliki mimpi yang besar untuk dicapai dalam hidup. Ini sudah bisa menjadi dasar untuk mendorong kerja yang konsisten. Caranya lakukan yang biasa kita lakukan dengan menambahkan sesuatu yang terkait yang menjadikan pekerjaan itu menjadi bernilai. Untung dong perusahaan ? Iya, tapi kan kita sendiri yang konsistennya (perusahaan hanya dapat dampak dari kerja kita). Kalau sudah bisa datang pagi, mengapa kita tidak mempersiapkan kerja lebih awal ? Atau setiap laporan yang kita buat, bisa ditampilkan lebih menarik untuk point penting. Dan banyak contoh kecil yang bisa kita tambahkan dalam pekerjaan kita. Inilah cara kerja yang konsisten, bosennya tidak ada dan yang pasti kemampuan dan ketrampilan kita berkembang



Bagaimana dengan ibadah kita, contoh sedekah ? Biasa-biasa aja tuh. Bisa jadi kita sedekah rutin bukan konsisten, menyumbangkan uang kenclengan setiap Jum'at Rp 10.000.  Bosen nggak sih ? kayaknya nggak. Kayaknya memang adanya segitu. Apakah kita tidak tertarik dengan balasan yang lebih banyak dari Allah ? Tertarik sih, apalagi balasannya yang besar. Begitulah kita punya ketertarikan kepada balasannya tapi merasa berat untuk bersedekahnya. Sebaliknya saat kita tidak sedekah, yang terpikir bagi kita adalah ringan (tidak mengeluarkan materi). Jadi kita lebih suka tidak bersedekah karena ringan dan tidak mengeluarkan apa-apa. Allah menyukai hambanya yang beribadah terus-menerus (konsisten). Untuk itu bukan sekedar ibadahnya yang rutin, tapi ibadahnya yang penuh makna terus-menerus. Yuk sikap dan semangat ibadah kepada Allah ini kita jadikan motivasi juga untuk kerja yang konsisten. Tidak hanya ibadah yang dinilai Allah, tapi kerja (hidupku dan matiku untuk Allah) juga sebagai nilai ibadah kepada Allah



Insya Allah kita selalu diberi kekuatan untuk terus bersyukur dengan terus konsisten pada jalan Allah, "ibadahku, shalatku, hidupku, matiku hanya untuk Allah".




Magic Word Hari Esok

Bismillahirrahmanirrahiim, sekarang kami menampilkan tentang hari esok yang bukan menjadi kendali kita. Tidak ada yang tahu kejadian apa dengan hari esok. Hari esok itu milik Allah. Yang bisa kita lakukan hanya beraktivitas sekarang. 


Untuk itu berusahalah dengan kemampuan kita untuk selalu menjadikan sekarang adalah waktu terbaik untuk mengerjakan kebiakan. Bayangkan 1 kebaikan sekarang kita lakukan, maka kita dibalas dengan 10 kebaikan, yang mnejadi modal kita untuk hari esok.
Bersemangalah ... agar hidup kita menjdai bermakna.



Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...