Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Khawatir dan takut

Mungkin Anda pernah mengalami kekhawatiran dan takut dengan ancaman ? Saya yakin pernah. Saya pun pernah mengalaminya. Salah satu kekhawatiran itu karena kita tidak/kurang memiliki pengetahuan sehingga kita tidak memiliki kemampuan menghadapinya. Seseorang yang tidak pernah berurusan dengan debt collector menjadi parno saat bermasalah dengan keuangan. Semakin khawatir dengan lisan debt collector yang mengancam macem-macem. Kita yang menghadapi hal seperti ini jadi bingung dan takut mengalami apa yang diancamkan. Bisa jadi kita semakin menurut apa yang mereka sampaikan.

Pengetahuan banyak orang terutama tentang hukum masih lemah di Indonesia. Membuat pernyataan dengan materai aja, beberapa orang merasa khawatir atas dampaknya. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan tentang hukum dan sudah terbiasa sering menggunakan kesalahan seseorang dengan ancaman-ancaman hukum yang berurusan dengan polisi dan pengadilan. Atau sebaliknya banyak orang juga merasa tidak khawatir karena memang tidak tahu apa-apa, tapi setelah tahu barulah kekhawatiran itu muncul. Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang punya uang untuk mengancam orang yang "salah" untuk menjaga kepentingannya.

Membayangkan azab Allah yang sudah kita terima atau bakal kita terima dari Allah. Begitu berat dan banyak orang tidak sanggup. Dosa demi dosa yang kita lakukan setiap hari pasti dihisab dan diadili. Bisa jadi azab didunia tidak seberapa dibandingkan di akhirat nanti, tapi nggak pernah berpikir bahwa azab dunia itu sebagai peringatan Allah agar kita kembali kepadaNya. Tidak ada uang atau materi yang dapat menolong kita di pengadilan Allah. Renungkan perjalanan hidup kita sampai hari ini, gunakan hati agar kita mampu melihatnya. Hanya lisan dengan hati untuk meminta maaf, memohon ampun, menerima taubat kita serta berharap Allah menghapus kesalahan kita. Memperbaiki diri setiap saat menjadi kunci semua untuk kembali kepada Allah. Wajah-wajah ketakutan orang yang menjelang kematiannya hanya membuat kita menangis. Kita tidak mampu merasakannya. Masihkah kita tidak takut sekarang dimana nyawa masih ada ? 


Kekhawatiran di dunia dan di akhirat sangat jauh berbeda. Keduanya saling terkait, sikapi dengan banyak introspeksi diri dan perbanyak istighfar dengan terus memperbaiki diri agar kesalahan kita terus berkurang dan Allah meridhai istighfar kita. 




Shalat dan meminta pertolongan

Pesan ini sering kita dengar dan bahkan kita baca dalam shalat.

Katakanlah (Muhammad): “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.(QS. al-An’aam [6]: 162)

Apakah bener kita shalat untuk Allah ? Umumnya kita semakin shalat karena ada maunya, meminta pertolongan. Tidak salah, karena memohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Lalu ...



Yang pertama, shalatku untuk Allah menunjukkan bahwa shalatku ini sebagai pengabdianku kepada Allah. Allah yang satu (Esa), tidak ada yang menyamainya dan tempat kita bergantung segala sesuatu. Untuk itu kita mesti menunjukkan shalat yang sebenarnya, dengan rukun dan sunnah serta tunduknya jiwa dalam shalat.Sudah sepantasnyalah kita belajar shalat yang bener, bukan sekedar arti dan makna bacaannya.

Kedua, shalat bermakna media penolong kita. Kita boleh berdoa dan di dalam shalatpun berisi doa. Jika shalat kita diterima Allah, maka shalat kita menjadi penentu bagi Allah untuk memberikan rahmat dan karunia dari sisiNya. Salah satu rahmat dan karunia adalah apa yang kita minta. Kualitas shalat kita menjadi nilai di mata Allah untuk rahmat dan karunianya. Kita wajib memperbaiki shalat kita setiap saat menuju shalat berkualitas (khusyuk).

Ketiga, Beribadahlah hanya kepadaKu dan meminta pertolongan hanya kepadaKU. Yang utama ibadah dahulu dalam kuantitas dan kualitas, barulah kita meminta pertolongan.

Keempat, Allah memiliki kehendakNya. Semua kehendakNya menjadi peringatan dan ujian bagi semua manusia. Apakah dia bersyukur atau kufur ? Kita sebagai hamba Allah tidak perlu iri dengan orang lain yang dilebihkan Allah, tetap selalu dalam pengabdian kepada Allah, apapun takdir Allah.



Pesan ini sebatas keilmuan yang kami miliki dalam rangka memahami dan mengamalkan petunjuk Allah. sebuah kesadaran bahwa semua penjelasan yang kami berikan hanyalah upaya mendekati 'kebenaran'. Hanya Allah SWT yang maha mengetahui segalanya.

Wallahualam Bissawab  

Katanya mau melangkah lagi

Katanya mau melangkah lagi, tapi kadang kita jadi malas karena hasil langkah sebelumnya belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Kepikiran sama kita, apa langkah berikut ini menjamin sampai tujuan ? Daripada daripada, kita pun mutusin "nggak lagi". Secara akal sehat kita tahu bahwa sikap dan tindakan kita ini tidak benar, tapi kita pun tidak memiliki dorongan untuk meneruskannya.

Harapan kita kadang terlalu tinggi dengan apa yang ingin dan sudah kita lakukan. Niat sudah ada, lalu sudah bersiap untuk berangkat ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Tapi langkah persiapan itu meragukan kita, apakah dalam perjalanan bisa nyaman ? Akhirnya kita tidak melanjutkan perjalanan. Sikap yang tidak baik setelah persiapan lewat pertanyaan kepada diri sendiri itu cenderung melemahkan langkah kita. Bayangkan saat persiapan itu sudah kita lakukan, maka step berikutnya adalah naik kendaraan dan jalan. Ikuti step selanjutnya dengan menggerakkan kendaraan menuju lokasi yang dituju dan seterusnya. Melangkah lagi itu tidak perlu berpikir yang menghambat, tapi berpikir menjalani langkah selanjutnya. Boleh saja kita membayangkan niat kita tadi sehingga membuat langkah kita semakin yakin.

Langkah pertama sudah terjadi, maka yang ada adalah langkah kedua ... dan seterusnya. Jika tujuan kita itu memerlukan 100 langkah. Berpikirlah bahwa langkah kedua pun yang sudah kita jalani, makin mendekatkan kita kepada tujuan (masih ada 98 langkah). Apakah tiba di tujuan ? Bisa asal kita fokus untuk terus melangkah, langkah 3, 4, 5 ... 90, 91,  ... 98, 99 dan 100. Apapun tujuan kita pasti ada beberapa langkah yang mesti kita lalui. Hindari berpikir bahwa kita mau melangkah lagi karena hasil. Hasil itu kita peroleh karena kita sudah tiba di tujuan. Adapun hasil dari beberapa langkah yang kita lakukan hanyalah bonus yang bisa membangkitkan semangat untuk melangkah lagi, BUKAN untuk menikmatinya.


Dalam agama ada pesan yang baik, tapi kita jarang memperhatikannya yaitu sabar. Bagaimana bisa sabar dengan keadaan tertentu ? Sedangkan kita dalam kesulitan yang tinggi. kata sabar sering diucapkan tapi susah untuk dijalani. Dalam perjalanannya kita sering menjadi tidak sabar, dan orang bilang "sabar itu ada ujungnya". Kata sabar tidak pernah berujung sampai usia kita, sekalipun kita sudah di tiba pada tujuan. Sabar bisa bermakna kita mesti mengikuti langkah demi langkah yang seharusnya kita jalani, bahkan kita mesti selalu menyempurnakan setiap langkah dan memperoleh hasil yang sempurna juga. Jika kita belum mencapai apa yang kita inginkan, sabar mengajak kita untuk terus melangkah. Lalu dalam sabar pun kita diajak untuk selalu "bersyukur" saat tercapai keinginan kita. Makna keinginan kita dari A ke B dan seterusnya, merupakan perjalanan keinginan kita selama hidup yang berujung kepada kematian. Jadi kita memang dapat menikmati tujuan "sementara" dengan terus bersabar untuk melanjutkan tujuan berikutnya dan berikutnya. Jadi sabar itu bukan lagi untuk satu tujuan saja tapi sabar adalah sikap dan cara hidup kita. 


Yuk kita belajar dan berlatih melangkah demi langkah tanpa perlu memikirkan hasilnya atau mau menikmati hasilnya. Teruslah melangkah, bukankah "katanya mau melangkah lagi". let's go

Magic Word Sisi lain dari masalah

Saya mencari sisi lain dari masalah, beberapa orang menyatakan bahwa masalah itu ya masalah bahkan melihat sebagai takdir. Atau ada yang bilang,"masalah ya masalah dan tidak ada hubungan dengan agama". Tapi apakah iya ? Kalau dipikir pakai logika, masalah itu bagian dari perjalanan hidup kita dan mesti diselesaikan, dan kita bisa minta tolong kepada orang yang mampu menyelesaikannya.





Membayangkan jika ada masalah di desa yang jauh dari orang yang memiliki kemampuan, maka apakah masalah itu bisa selesai ? Bisa jadi masalah itu bisa selesai oleh orang yang mengalami masalah. Mereka menyelesaikan dengan petunjuk atau ide yang terlintas dalam pikirannya. Kondisi mereka sangat relax dan tidak panik dalam menghadapinya, karena menggunakan hati. Pernahkah kita membayangkan, dari mana ide tersebut ?  Tentu dari Sang Pencipta yang Maha Memelihara alam dan manusianya.


Boleh dong Allah yang menciptakan kita mau menguji kita juga ? Salah satu ujian itu adalah masalah yang diberikan. Bisa karena kita tidak mau mengindahkan petunjukNya sehingga kita berada di jalan yang tidak semestinya. Allah ingin dengan masalah itu untuk mengingatkan kita, yuk kembali kepadaNya.

Indahnya hidup sederhana

Mambayangkan hidup sederhana, bukan soal hidupnya tapi sikap sederhana itu indah. Tidak neko-neko dan dapat menerima keadaan tanpa banyak yang diinginkan. Sikap sederhana itu baik dan tidak menaikkan nilai kehidupannya tapi menaikkan kualitas hidup tanpa materi.
Hidup sederhana merasa kecukupan sehingga tidak susah untuk menjalani hidup apa adanya. Sederhana dalam hidup selalu meremdah dan tidak sombong. Kesederhanaan itu mesti memiliki ilmu yang bijak. Bukan logika tapi hati, materi bukan tujuan hidup ... apa yang bermnafaat yang dicari dengan apa yang kita miliki. seberapa besar manfaat kita untuk orang lain menjadi nilai dari diri kita.
Sebaliknya ada orang yang mengukur semuanya dengan materi, bahkan mereka sakit jika materinya berkurang. Mereka berjuang untuk mendapatkan materi dan mencari ganti atas materi yang hilang atau berkurang. Misalkanhal kecil saja, mobil yang tergores, maka tindakannya menjadi brutal untuk mengembalikan mobil yang gores. Orang seperti takut rugi dan berjuang untuk mempertahankan materinya. Yang terlihat adalah kejelekan saja. Hidup yang dihantui oleh materi, menjadikan materi segalanya.
Biasanya di akhir usia, banyak orang sadar dengan nilai materi yang semakin berkurang. Tapi tidak salah juga kita memulai hidup sederhana dari muda agar tidak capek menjalani hidup ini. Kehidupan dunia yang gemerlap menjadi penggoda untuk hidup sederhana. Mulailah dengan menerima keadaan apapun dan mulai bisa menyikapinya dengan optimal. Ada rumah kecil, belajarlah menata dengan rapi dan bersyukur menjadikan rumah bernilai manfaat bagi banyak orang. Jadikan rumah yang membuat orang kangen berkunjung. Bukan kecilnya rumah tapi orang di dalamnya yang membuat kangen. Orang yang sederhana itu mesti memiliki ilmu tinggi, mampu mengendalikan diri tidak berlebih dan tidak rendah diri.

Magic Word Semangat

Swringkali kita ragu mau mengerjakan seauatu. Kadang dikerjakan tapi ogah-ogahan dan hasilnya kurang oke. Saat kita sadar dan berharap penuh kepada Allah, ada semangat untuk mengerjakan yang baik.kita mampu melihat semua dalam lebaikan
Senang menghadapi masalah karena keadaan kita lagi semqngat dan senang. Yuk ciptakan keadaan setiap hari

Magic Word Memulai

Salam bahagia,
Memulai atau tidak memulai ... seperti ada pilihan, tapi sebenarnya tidak ada pilihan. Yang ada adalah hanya memulai karena tidak memulai bukan pilihan. Memulai bagian dari hasil, jadi jangan pernah melihat hasil dari memulai.


 




Munir Hasan Basri

Kata mau yang mudah


Katanya mau yang mudah, bukan yang mudah itu tidak ada. Kok bisa ? Kemudahan itu setelah ada tidak mudah. Jalan pintas ada yang berkonotasi mudah dan cepat, tapi itu pun kalau kita tahu caranya. Pastilah semua orang ingin mudah dan tidak ada semua orang tahu caranya. Yang pasti seseorang mengerjakan sesuai ilmunya. Anak SD yang sedang belajar berhitung merasa kesulitan menambahkan beberapa deret angka, tapi menjadu mudah setelah diajarkan cara berhitung cepat.

Seorang pedagang gorengan merasa tidak mudah mencari rezeki dengan dagangannya. Lalu pedagang itu belajar cara menggoreng yang bener agar gorengannya krispi yang disenengi banyak orang. Setelah itu berdagangnya menjadi mudah, tidak terbebani oleh gorengan yang tidak enak dan kurang laku. Seorang karyawan yang tidak bisa program komputer seperti excell menjadi tidak mudah membuat laporan yang diminta atasannya. Dengan belajar excell, semua pekerjaan menjadi mudah dan cepar.

Atau seorang lulusan universitas dengan gelar S2 atau S3 merasa kesulitan dalam memimpin perusahaan, yang dia tahu hanya angka-angka dan solusi berbagai orang terkenal. Perintah dan hukuman bagi mereka yang tidak mau mengikuti dan mengganti orang baru. Untuk menarik karyawan diberikanlah reward. Tapi apakah mampu memimpin ? Tentu di awal mengalami kesulitan karena belum mampu mengadaptasikan ilmu sekolah dengan lapangan. Kesulitan menjadi semakin berat jika tidak mempelajari hal mendasar dalam kepeminpinan yaitu tentang perilaku dan sifat manusia. Dengan belajar non teknis, kemudahan semakin menjadi nyata.

Kok shalat itu tidak mudah ? Ya pasti tidak mudah. Selain ada kesungguhan dari kita sendiri, masih sulit karena ada godaan syetannya. Bayangkan jika kita selalu shalat dengan sengaja setiap hari sepanjang tahun, maka shalat itu sudah menjadi kebiasaan dan semakin mudah dikerjakan. Tidak hanya itu kita pun selalu berlindung kepada Allah dalam shalat. Sama halnya seseorang yang dengan mudah suka memberi uang kepada seseorang untuk membantu karena percaya kepada Allah. Maka sedekah baginya juga mudah.

katanya mau mudah, jangan pernah ada jalan mudah tanpa pernah belajar untuk semakin tahu caranya. Kemudahan itu memang selalu kita idamkan, tapi dibalik itu ada godaan mencari jalan termudah yang merupakan bukan jalan yang baik (godaan syetan). Kata orang manajemen, semua kerja itu ada proses dan waktunya, jadi tidak bisa dipaksakan untuk mudah dan cepat. Yang terpenting adalah kita selalu kerja mengikuti step by step dengan benar merupakan jalan termudah saat itu, setelah mengevaluasi dan belajar lagi maka kita dapat menemukan kemudahan itu. Kuantitas atau jumlah kerja yang banyak dan terus-menerus mengantarkan kita kepada kemudahan juga, ada orang yang sudah bertahun-tahun kerja membuat dia memahami proses kerja dan menemukan cara yang mudah (berpengalaman).

Selalu berhati-hati dengan godaan syetan untuk selalu dengan cepat mencari jalan mudah (jalan pintas). Bisa jadi kita tidak merasa jalan itu adalah "jalan syetan", bukankah "syetan" menjanjikan jalan pintas agar kita tidak melakukan kerja yang bener. Akhirnya kita mengikuti jalan mudah tapi hasilnya tidak sesuai, begitulah syetan memberi angan-angan kosong.

Bisa jadi Anda pernah melihat sesorang yang ingin melejit karirnya dengan cara mudah. Ada yang "dekat" dengan atasan, Dengan dekat atasan membuat dirinya dipercaya dan "menyingkirkan orang lain dengan menutupi kebaikan orang tersebut. Atau ada yang berdagang ingin cepat kaya dengan mencurangi takarannya. Semua keinginan itu bisa terwujud, tapi banyak orang yang sudah dirugikan. Allah mengizinkan itu terjadi untuk dijadikan peringatan.Semoga kita dapat mengambil hikmah bahwa mudah itu mesti melalui banyak kerja yang tidak mudah dan belajar, dan harus yakin bahwa Allah itu ada untuk mengizinkan kemudahan itu dengan percaya kepada Allah.





Munir Hasan Basri

Trainer, Motivator dan Writer

IYA (iman, Yakin dan Amalkan)

IYA (Iman Yakin Amalkan)

Berbagi kebaikan dengan mengamalkannya

Kami adalah manusia biasa yang masih jauh dari memiliki iman yang tinggi. Segala puji hanya bagi Allah yang memiliki Maha Rahman dan Rahim masih memberi rahmatNya lewat peringatan dan petunjukNya kepada kami, dimana iman kami kadang naik dan kadang turun (banyak turunnya). Bisa jadi kami masih ada iman, tapi amalannya tidak baik (tidak beriman) karena ada yang hilang. Apa yang hilang itu ? Tidak tersambungnya iman dengan amal karena pikiran kami tidak terbimbing dengan iman. Maka yang mendominasi amal itu adalah nafsu (syetan). Semakin hari semakin berbuat tidak baik, hati menjadi tidak bersih (berdosa). Masalah dan kesadaran yang Allah berikan menjadi pemicu untuk yakin dan beramal saleh.

Untuk itu kami berbagi pengalaman dan pengalaman itu Insya Allah berasal dari Allah. Mari kita kuatkan IMAN yang sudah kita miliki dengan membaca ilmu dan petunjuk (kitab Allah = Al Qur’an) agar kita YAKIN. keYAKINan itu mendorong kita berbuat Amal yang saleh. Amal saleh yang kita kerjakan berbalik untuk membuat kita semakin berIMAN.

Motto kami dalam menjalankan gerakan ini adalah “semakin baik hari ini”. Kalimat ini merupakan kalimat hipnosis yang mengajak pikiran kami untuk IYA hari ini, HADIR pada HARI INI secara utuh untuk menjadi manusia seutuhnya (Iman menghadirkan hati, Yakin menghadirkan ilmu dan pikiran dan Amalkan menghadirkan tubuh/fisik). Karena yang ada adalah HARI INI, dan kami diajak berjanji seperti “demi waktu, semua manusia rugi kecuali mereka beriman dan beramal saleh. Saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran”.



HARI KEMARIN mesti kami tinggalkan karena tidak ada jaminan hari ini menjadi baik dengan bercerita hari kemarin. Bahkan kebaikan hari kemarin menjadi hilang atau tidak banyak membantu kita HARI INI.. Bagaimana HARI BESOK ? HARI BESOK itu tidak ada, karena saat kami bangun HARI BESOK itu menjadi HARI INI. Karena HANYA ada HARI INI, maka berbuatlah SEMAKIN BAIK. SEMAKIN BAIK itu menuntun kami belajar bertahap sesuai KEMAMPUAN. Jadi kita pasti BISA SEMAKIN BAIK HARI INI


 

Munir Hasan Basri

Trainer, Motivator dan Writer

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...