Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kesadaran yang memampukan

Seorang tanya, kok mau kerja sih mas ? "dengan lugas dijawab iyalah, karena butuh uang". Percakapan ini sederhana tapi bisa kita ambil maknanya, orang tadi bekerja karena butuh uang, uang telah diyakini hanya dapat diperoleh dengan kerja. Orang tersebut terus bekerja demi uang yang diinginkannya. Itulah kesadaran terhadap uang.
Bagaimana dengan orang yang sakit parah ? Apakah dia mau sembuh ? Pasti dia mau sembuh karena tidak mau mengalami sakit. Sadarkah orang ini ? Selama sehat dia tidak menyadari penting untuk hidup sehat, maka baru tersadarkan setelah sakit. Maka untuk sembuh dia melakukan apa saja. Itulah kesadaran untuk sehat.
Setiap hari seorang pengemis berharap mendapatkan belas kasihan orang lain. Sadarkah untuk bekerja ? Pengemis ini tidak sadar untuk bekerja untuk mendapatkan rezekinya, tapi dia sadar dengan belas kasihan orang lain itu mudah. Untuk itu dia berusaha berbagai cara agar bisa dikasihani.
Kesadaran yang sesungguhnya adalaha kematian. Ada dilakukan seseorang jika tahu dirinya segera mati ? Semua orang menjawab yang sama untuk berbuat baik terhadap apa yang telah ditinggalkannya atau meninggalkan kesadaran yang semu untuk kepentingan sesaat. Itulah kesadaran yang kita butuhkan.
Ternyata kesadaran kepada Allah menjadi kunci bagi kesadaran yang lain, kesadaran terhadap uang menjadi lebih mudah, kesadaran untuk sehat merupakan suatu anugrah, dan lainnya. Masihkah kita berpikir sebaliknya bahwa kesadaran untuk mendapatkan uang bisa memunculkan kesadaran kepada Allah, atau kesadaran menjadi sehat bisa membuat kita sadar kepada Allah ... Jawabannya belum tentu. Mari memotivasi diri kita untuk semakin sadar kepada Allah agar selalu dibimbing untuk menjalani keasadaran yang lainnya. Aamiin

Kehidupan di luar rumah

Banyak orang berpikir bahwa kehidupan di luar rumah menjadi bagian awal untuk membuat kehidupan di dalam rumah menjadi baik. Konsep bekerja seharian, berteman dengan berbagai aktivitas, dan yang membuat orang berlomba untuk terlihat baik dengan penampilan dan perilakunya. Bisnis asesoris dari kehidupan di luar rumah itu seperti perhiasan, pakaian, parfum, gadget, kendaraan dan sejenisnya menjadi berkembang pesat. Begitulah banyak orang memerlukan itu semua untuk penampilan demi menjaga hubungan baik dengan sesuatu yang di luar rumah.
Dan akibatnya adalah kelelahan lalu istirahat di rumah. Apa artinya ? Kehidupan sudah tidak lagi ditopang dengan kehidupan di dalam rumah dan rumah hanya sebagai tempat tidur alias hotel. Di dalam rumah sebenarnya sumber kehidupan, "jadikanlah rumah sebagai syurgamu". Di dalam rumah ada potensi besar untuk kebaikan kita, tapi kehidupan di luar rumah mengaburkan dan meniadakannya dengan menciptakan syurga dunia saja.
Oleh sebab itu hendaknya kita mulai berpikir bahwa kehidupan di dalam rumah itu harus diperbaiki dengan aktivitas yang berbasis kesadaran spiritual kepada Allah agar mampu memberi kebaikan di dalam rumah itu sendiri dan apapun yang kita lakukan di luar rumah. Aktivitas di luar rumah terjadi karena efek dari aktivitas di dalam rumah.
Insya Allah renungan ini menjadi bagian motivasi hidup untuk selalu menjadi diri kita semakin baik hari ini.

Sesuatu yang membiasa bikin hilang kesadaran

Setiap kali kita diminta untuk bisa sesuatu dan setelah itu kita pun wajib menjalaninya terus-menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Dan inilah citra diri kita. Sering bangUn pagi maka kita dikenal orang yang rajin bangun pagi, dan jika kita terlambat bangun pastilah banyak orang bertanya,"kok sibangun pagi belum bangun, ada apa ya ?" Kejadian sangat positif bagi kita yang bangun pagi karena adanya feedbak dan peringatan dari orang lain yang tidak kita bayar tapi mau melakukannnya.
Bagaimana sebaliknya yang tidak bangun pagi, rasanya kita sering memberi sebutan,"si malas yang bangun pagi" dan tidak kepedulian banyak orang untuk merubahnya. Dan si malas bangun pagi menjadi jarang dilibatkan dalam banyak hal.
Tapi hati-hati juga jika kita sudah biasa, ada gangguan yang membuat kita jadi malas karena sudah menjadi sebuah kebiasaan. Terkadang terlintas dalam pikiran,"nggak bangun sekali ya nggak apa-apa". Mengapa ini terjadi ? Karena kita membandingkan aktivitas bangun pagi kita dengan mereka yang malas bangun pagi dan seolah-olah kita menang. Maka kita pun sedikit mengeremnya.
Inilah kebiasaan yang menjadikan kita malas ... Hindari mengukur kepada yang tidak baik. Mengukur pada diri kita sendiri itu untuk semakin baik hari ini adalah yang terbaik. Kita bertanggungjawab dan menanggung resikonya. Orang lain hanya sampai berempati saja. Jika bangun pagi sudah menjadi biasa, maka yang perlu dilakukan adalah
1. Mengisi dan memaknai bangun pagi dengan berbagai aktivitas yang memberi kebaikan pada diri kita dan orang di sekitar kita.
2. Temukan hal-hal baru dari apa yang kita kerjakan dan bila perlu kita memperdalam apa makna yang sudah kita lakukan
3. Menambah ilmu dan pengetahuan agar selalu update
Jika kita melakukan 3 hal di atas, maka Insya Allah kita menjadi manusia yang selalu memberi kebaikan dengan kebiasaan kita.
Mari kita ciptakan diri kita dengan tindakan baik atau amal saleh atau akhlak baik sebagai kebutuhan hidup untuk semakin baik hari ini. Inilah motivatornya dan menjadi motivasi diri kita.

Doa yang menjadi biasa

Berdoa itu diajarkan sejak kecil untuk dihafalkan dan dibaca. Memang tak banyak orang yang tahu artinya dan maknanya. Doa bangun tidur bisa jadi kita tahu artinya, tapi belum tahu maknanya. Tidak ada kata waktu terlambat ... Sebelum ajal tiba.
Berdoa banyak hal yang bisa kita maknai ....
1. Implementasi iman kepada Allah sebagai perintah.
2. Menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah dan semua milik Allah
3. Doa itu merupakan langkah untuk memohon izin dan dirahmati atas apa yang kita inginkan
4. Memotivasi diri untuk mengerjakan sesuai petunjuk Allah
5. Konsistenlah untuk melaporkan point 1 sampai 4 melalui komunikasi langsung, shalat dan doa
Doa dan ucapan yang baik seperti Bismillahi rahmani rahiim, dalam keseharian kita seringkali memperpendek doa itu menjadi Bismillah. Benar atau nggak, yang pasti diajarkannya dengan lengkap. Dan rasanya aneh jika kita tidak mengikutkan kata rahmani rahiim, maka membaca lengkap menjadi sempurna dan tertuju kepada Allah yang kita sifati yang sebenarnya rahman dan rahiim.
Mari kita belajar dan mempraktekkan (mengamalkan) mulai saat ini dan menyempurnakannya setiap saat.
Jadikan doa sebagai motivator kuat untuk menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh dan menekuni dengan mudah dan nyaman.

Doa yang menjadi biasa

Berdoa itu diajarkan sejak kecil untuk dihafalkan dan dibaca. Memang tak banyak orang yang tahu artinya dan maknanya. Doa bangun tidur bisa jadi kita tahu artinya, tapi belum tahu maknanya. Tidak ada kata waktu terlambat ... Sebelum ajal tiba.
Berdoa banyak hal yang bisa kita maknai ....
1. Implementasi iman kepada Allah sebagai perintah.
2. Menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah dan semua milik Allah
3. Doa itu merupakan langkah untuk memohon izin dan dirahmati atas apa yang kita inginkan
4. Memotivasi diri untuk mengerjakan sesuai petunjuk Allah
5. Konsistenlah untuk melaporkan point 1 sampai 4 melalui komunikasi langsung, shalat dan doa
Doa dan ucapan yang baik seperti Bismillahi rahmani rahiim, dalam keseharian kita seringkali memperpendek doa itu menjadi Bismillah. Benar atau nggak, yang pasti diajarkannya dengan lengkap. Dan rasanya aneh jika kita tidak mengikutkan kata rahmani rahiim, maka membaca lengkap menjadi sempurna dan tertuju kepada Allah yang kita sifati yang sebenarnya rahman dan rahiim.
Mari kita belajar dan mempraktekkan (mengamalkan) mulai saat ini dan menyempurnakannya setiap saat.
Jadikan doa sebagai motivator kuat untuk menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh dan menekuni dengan mudah dan nyaman.

Kesadaran yang hilang

Setiap hari kita merasa sadar dengan kondisi kita. Tetapi apakah betul kita dalam kesadaran penuh kepada Allah ? Ada sebagian menjawab,"iya dong dan saya inget lagi ngapain". Saat bekerja saya inget kerja atau saya inget saat makan dan seterusnya.
Semua itu betul, tapi apakah Kita menyadari betul keadaan saat kita melakukan aktivitas ? Contoh sederhana adalah tentang bekerja ...
Saat kita bekerja pastilah kita tahu sedang kerja, tapi apakah saat bekerja itu kita merasakan semua keadaan saat itu ? Suasana ruangan kerja, proses pikiran kita berpikir dalam menyelesaikan pekerjaan dan sebagainya. Bisa jadi kita bekerja tetapi pikiran kita yang ada selalu bergantian mengerjakan, kadang serius bekerja dan kadang pula berpindah kepada jam kerja dengan segala kemacetannya, kadang bekerja dan kadang pula tertekan oleh target untuk menyelesaikan pekerjaan, dan banyak lagi. Apa yang kita rasakan setelah bekerja ? Begitu capek dengan hasil kerja yang tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh tidak sepenuhnya kita sadar dengan pekerjaan itu sendiri dan banyak pikiran atau bahkan tindakan yang berbeda.
Dapat kita tafsirkan dengan bekerja tanpa penuh kesadaran, yaitu emosi, pikiran dan khayalan tidak harmonis dalam melakukan pekerjaan. Kesadaran yang penuh memberikan kebaikan yang banyak bagi setiap orang yang mengerjakan ... Cenderung mendorong seseorang bekerja dengan baik dan bersemangat serta dilakukan dengan sungguh-sungguh. Saya sebut kesadaran ini adalah kesadaran kepada pekerjaan (sesuatu selain Allah) dan menjadi semakin baik dengan meningkatkan kesadaran itu kepada kesadaran kepada Allah ... Lakukan semua pekerjaan itu dengan niat hanya untuk Allah dan melakukan pekerjaan sesuai petunjukNya dan orang disekitar kita (bos atau anak buah) adalah media atau fasilitas yang diberikan Allah untuk bekerja. Dengan demikian hal itu merupakan pengabdian kepada Allah, itulah kesadaran kepada Allah (sadar spiritual).
Mau ? Sesuai janji Allah pasti benar, maka jadikan Allah sebagai motivator diri untuk selalu memelihara iman yang tidak saja dengan shalat dan ibadah lainnya tapi dapat dilakukan dalam setiap tindakan kita yang dalam hal ini bekerja.

Aneh tapi ngga aneh

Seseorang telah menjadi dirinya sendiri karena membiasa. Tapi kadang kala perubahan itu membuat seseorang menjadi "aneh", itulah yang terlihat oleh banyak orang disekitarnya. Padahal apa yang dilakukan itu tidak cenderung buruk atau jelek dalam etika. Aneh aja katanya, karena tidak biasa.
Banyak orang protes atas semua itu karena banyak orang ingin seseorang menjadi orang seperti biasanya. Itulah yang repot ... Bahwa seseorang itu bukan untuk menjadi konsumsi orang lain tapi dia ingin menjadi semakin baik bagi dirinya. Dan semua itu terjadi karena situasi dan keadaan berubah, tidak ada yang tahu itu termasuk orang disekitarnya. Mereka yang disekitarnya hanya melihat penampilan dan wajah saja. Hidup seseorang tidak bisa dihidupi oleh siapapun tapi seseorang menanggung dirinya sendiri dan orang sekitar hanya penonton.
Mereka yang melihat seseorang berubah dengan perilaku anehnya tidak perlu dikomentari karena tak ada untungnya. Ada sih yang ingin berempati tapi tetap saja mereka tidak suka dengan keanehan tersebut. Sekali lagi orang tidak suka dengan perilaku aneh.
Tapi disisi lain, ada orang aneh beneran dengan perilaku seperti orang gila dijalanan atau orang yang berlaku kasar, tidak beretika umum dan sebagainya. Semua itu memang aneh tapi tidak ada yang peduli. Banyak memang tidak tahu sama sekali jalan pikiran mereka.
Renungkan kembali diri kita dan orang disekitar kita, yang perlu dan penting hanya kita sendiri yang tahu diri kita, kita sendiri yang bisa menjadikan diri kita sekalipun ada peran orang lain. Kuatkanlah diri kita untuk mampu menghadapi kenyataan hidup. Inilah motivasi yang kuat untuk mendorong kita semakin baik.

Syukur dengan kerja yang apa adanya bukan yang diinginkan

Pada saat kita sudah memiliki sesuatu berupa benda atau apapun, hanya digunakan sesaat saja dan seiring waktu tidak menarik lagi serta bahkan tidak digunakan lagi. Contoh saat membeli kamera, diawal begitu luar biasa digunakannya dan hampir setiap momen digunakan. Bagaimana setelah satu bulan ? Makin jarang digunakan dan setelah dua bulan menjadi pajangan yang disimpan. Begitu juga saat beli sepeda, saat beli tv baru yang canggih yang awalnya membeli fitur canggih tapi akhirnya hanya menonton seperti tv biasa, dan banyak lagi.
Memang ada beberapa barang yang kita gunakan terus-menerus, tapi tidak banyak. Apakah artinya semua yang jarang kita pakai itu mubazir ? Mungkin iya jika beli dengan cicil. Memaksa beli tanpa kemampuan yang bisa diartikan sebagai memenuhi emosional saja.
Lalu apa yang harus kita perbuat ? Mulailah belajar menyadari apa yang kita miliki dan belajar dengan ilmu agar mampu memanfaatkan apa yang kita miliki. Contoh, sepeda yang kita miliki bukankah kita mesti menggunakannya semaksimal mungkin tidak hanya untuk berolahraga tapi digunakan untuk keperluan lain. Seperti berbelanja, bersilaturahmi dan sebagainya. Bukankah semua itu dikerjakan bisa memberi kebaikan bagi kita. Untuk semua itu kita perlu fasilitas agar sepeda itu bermanfaat seperti  helm, masker, dan asesoris lainnya. 
Contoh lain, seseorang membeli smartphone yang bisa menulis (note) karena terpikir oleh pembeli untuk selalu menulis dan bisa menulis dimana saja dan tidak bergantung kertas/pulpen. 
Tapi fakta menunjukkan bahwa kita lebih banyak bermimpi yang lebih lagi dan meninggalkan atau jarang menggunakan lagi. Punya sepeda memunculkan keinginan pengen motor, punya note memunculkan keinginan membeli note terbaru dan sebagainya.
Terkadang qpa yang sudah kita miliki dan disimpan cenderung rusak atau tidak berfungsi normal atau bqhkan rusak. Bisa jadi hal ini merupakan peringatan untuk menggunakannya dengan maksimal. Dan tidak itu saja bahwa kondisi ini pun mengingatkan untuk tidak terlalu bernafsu untuk memiliki yang belum dipunyai .... 
Ada yang bisa kita renungkan, jika kita memanfaatkan sepeda dengan maksimal maka rasa syukur kita menjadi benar ... Dan Insya Allah kita siap dimampukan dan mampu menerima nikmat berikutnya berup motor, atau dengan kita pun siap dengan note terbaru karena begitu banyak membantu kita dalam menulis yang banyak dan cepat.
Marilah bersyukur dengan memaksimalkan pemakaian apa yang kita miliki agar Allah membalasnya dengan nikmatNya Bukan bersyukur dengan cara menerima apa adanya tanpa banyak berbuat banyak terhadap apa yang kita miliki.
Jadikan apa yang kita miliki untuk memotivasi diri agar kita menjadi hidup semakin baik dan diberkahi.


Beramal tapi tidak beramal saleh

Awalnya kita ingin beramal, maka banyak cara untuk mendorongnya. Kita mencari ilmunya lewat teman, guru dan lainnya. Ilmu didapat dan kita pun semakin yakin untuk beramal saleh. Dorongan lain pun menjadi kita cari untuk menguatkan nilai amal saleh itu .... semangat yang bisa muncul di dalam lingkungan orang baik atau pahala dan balasan atas amal saleh. Semakin tinggi nilai amal saleh.
Ada kebanggaan dalam diri yang membuat hati jadi tenang, amal saleh dari yang kecil sampai yang besar bisa kita lakukan. Syukur Alhamdulillah, tiada hari tanpa amal saleh. Senyuman yang paling sering kita lakukan kepada siapa saja mendapatkan gelar Mr. Smile. Kondisi ini menjadikan kita semakin merasa "saya adalah orang yang beriman".
Hati-hati tingkatan ini bisa menjerumuskan kita kepada amal saleh yang bukan amal saleh. Mari kita perhatikan dan renungkan berikut  ini :
1. Pengakuan diri atas segala yang dirasakan 
2. Pujian dari orang lain 
3. Rutinitas yang menjadikan kita mengerjakannya secara otomatis.
Ternyata ketiga hal di atas tidak mengurangi semangat dan tidak pula oleh ilmu yang tidak memadai. Semua terasa sempurna. Tapi ingat lebih dalam bahwa ketiga hal itu mengikis nilai amal saleh itu yang bersemanyam di dalam hati.
Dalam perjalanan menuju amal saleh, seringkali kita melupakan untuk banyak melibatkan hati untuk banyak berperan dalam amal saleh. Hati yang kuat yaitu hati yang dekat dengan Allah yang menciptakan kondisi kita selalu dirahmati dan dibimbing Allah.
Untuk itu amal saleh memerlukan penyegaran yang dimaksudkan meningkatkan aktivitas hati dengan banyak berdzikir, beribadah dan beramal saleh yang terus-menerus.
Sekolah lebih banyak mengajarkan kita ilmu dalam beramal dan lingkungan mengajarkan kita pentingnya beramal saleh. Tapi Allah mengajak kita untuk dekat agar amal saleh itu adalah amal saleh yang dirahmati Allah, semua amal saleh itu merupakan amal yang digerakkan Allah.
Insya Allah ... kita dimampukan dan dirahmatiNya. Aamiin

Semakin sukses semakin bahagia ?

Masih kuat dalam pikiran kita dan telah menjadi apa yang kita inginkan, bahwa kesuksesan itu membawa kepada kebahagiaan. Fakta menunjukkan bahwa hidup tidak bisa bahagia tanpa kecukupan makan dan minum. Dengan kata lain, orang yang makan dan minum tercukupi dalam jumlah dan kualitas mampu memberikan kebahagiaan. Begitulah slogan,"semakin sukses semakin bahagia".
katakanlah saat Anda ingin mencapai kesuksesan itu terwujud dalam meraih materi atau jabatan, umumnya menjadi kaya dan memiliki harta yang banyak itu merupakan tanda kesuksesan. Pertanyaannya adalah apakah dengan mobil Mercy membuat Anda puas dan cukup mengantarkan Anda kepada kesuksesan  ? Bisa jadi Anda tidak cukup dengan mobil Mercy dan ingin menambah Mercy nya dan mobil merek terkenal lainnya. dan terus berlanjut tak berujung. Jika perjalanan itu tidak berujung, apakah ada kesuksesan ? 
Oke lah banyak orang meragukan kalimat sebaliknya, " semakin bahagia semakin sukses". Benar itu, tapi bagaimana caranya ? Terkadang kita merasa bahagia tapi cenderung meninggalkan kehidupan dunia. Artinya ada orang bahagia tidak sukses atau ada orang tidak bahagia tapi orang sukses.
Tip mudah ... Kesuksesan itu mewujudkan kerja untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan pikiran dan emosional dan Kebahagian adalah mewujudkan kerja yang melibatkan hati untuk tenang/nyaman. Jadi jauh lebih mudah mendapatkan kebahagiaan yang membuat kita semakin sukses ....daripada semakin sukses semakin bahagia. Mewujudkan kerja kita dengan melibatkan hati yang memimpin pikiran dan emosional kita.
Insya Allah kita mampu meraih kebahagiaan yang memenangkan hati yang juga mampu mengendalikan emosional dan pikiran sehingga mudah berpikir yang sehat.

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...