Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Do it Now or Penyesalan

Banyak hal yang mampu menunda apa yang seharusnya kita kerjakan saat ini, yang paling kuat adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan emosional kita. "Ntar aja ..." Maka kitapun larut dalam tindakan yang memenuhi kebutuhan emosional. Tindakan itu cenderung merugikan kita lalu saat kebutuhan emosional itu terpenuhi yang hanya sesaat maka kita baru merasakan penyesalan," mengapa nggak saya kerjakan saat itu ..pasti nggak begini".
Nasi sudah jadi bubur atau dengan bahasa berdalih, "nggak apa udah jadi bubur, kan bisa dikasih bawang goreng jadi enak". Iya jika makanan pasti bisa, tapi soal tindakan yang benar yang kita tinggalkan pastilah harus diulang dan pengulangan pun tidak memberi hasil yang sama lagi. Why ? Karena waktu sudah berubah, maka kita harus mengerjakannya dengan tindakan yang harus lebih baik untuk mengejar hasil yang sama.
Just do it now or menyesal ..... Menyesal bisa terjadi beberapa kali tapi jangan sampai penyesalan itu bertemu waktu yang sudah tidak ada lagi berupa sakaratul maut, kematian. Mari maknai kesalahan atau menunda kebenaran/kebaikan hanya demi memenuhi kebutuhan emosional dengan terus menambah ilmu dan berlatih agar menjadi orang yang semakin baik setiap hari.

Kebahagian melewati hambatan

Sebelum bertindak kita sering berpikir bahwa hambatan membuat kita kurang sukses atau gagal, maka dalam melakukan tindakan dalam benak kita ada ajakan untuk mengurangi dengan menjalani tanpa melewati hambatan atau menghindar saja.
Padahal perjalanan dalam bertindak pastilah selalu ada hambatan, jadi tak perlu dikhawatirkan karena semua orang mengalaminya. jadi berpikir yang kecil langkah demi langkah pastilah kita bisa melakukannya dengan melewati hambatan itu. Yang tidak terpikir oleh kita adalah setelah melewati hambatan itu kita berada dalam golongan yang sedikit (terpilih) yang memberi dampak psikologis yang luar biasa yaitu kebahagian.
Contoh sederhana, di saat subuh yang masih hujan ... Bangun menjadi susah dan pengen tarik selimut dan tidur lagi. Tarik selimut dapat kita pindah fokus dengan duduk di tempat tidur. Berdiri dari tempat dan ke kamar mandi pun ada hambatan yang mengajak kita tidur lagi "dingin ah". Dan seterusnya. Maka fokus kita kepada langkah demi langkah menjadikan kita berpikir dan melaksanakannya.
Mengapa kita masih banyak berpikir "jika .....ini dan itu" ? Padahal kebaikan itu sudah menanti dan kebahagian di depan mata. Just do it.

Menjadi ahli dimulai dari orang biasa

Menjadi ahli idaman setiap manusia, terlebih mereka yang sukses. Keahlian menjadi dasar atau modal untuk meraih kesuksesan. Yang terlintas di pikiran menjadi ahli itu sulit dan berat serta butuh waktu lama. Terus apakah kita menjadi biasa saja ?
Untuk menjadi ahli hanya dimulai dengan yang biasa dan bahkan terlihat katro, tetapi tetap melakukan hal kecil dan sedikit terus-menerus. Bayangkan tindakan kecil tadi dikerjakan 1 kali dalam 1 hari atau 2 hari maka tidak terbayangkan kita melakukan dalam setahun sudah mencapai 256 kali atau setengahnya, artinya tindakan itu jika dilakukan dengan sungguh-sungguh maka menjadikan kita ahli dengan apa yang kita kerjakan. Tidak percaya ? Just do it.

Latihan dengan bekal ilmu

Seringkali ada orang berpendapat bahwa tidak perlu ilmu untuk bertindak, karena dengan bertindak diperoleh ilmu. Pendapat ini tidak salah, tapi menjadi semakin mudah dengan ilmu untuk bertindak karena ilmu itu menuntun dan mengukur tindakan kita.
Bertindak itu tidak selalu dipersepsikan harus bagus atau berhasil, maka jadikan bertindak itu sebagai amalan atau praktek dari ilmu yang kita pahami. Kata berlatih berarti menuntun kita bertindak, belajar dan bertindak lebih baik lagi. Berlatih juga membuka pikiran untuk terbuka untuk meningkatkan tindakan semakin baik. Proses berlatih menjadi semakin baik membuahkan pengalaman.

Hambatan selalu mengiringi kebaikan

Seringkali tanpa sadar kita menjadi lemah saat menghadapi tantangan dan pekerjaan yang besar. Karena besarnya nilai tantangan dan pekerjaan itu, tapi bisa juga karena memang banyak persoalan dan hambatannya besar. Jika ini yang terjadi maka kita merasa berat dan banyak membuat orang gagal. Hal ini disebabkan karena kita tidak ingin mengerjakannya atau dikerjakan secara terpaksa. Lalu ? Disinilah point pentingnya, dengan hambatan dan persoalan yang besar dalam mengerjakan hal itu membuat hanya sedikit orang yang bisa melewatinya. Karena mereka mengerjakannya dengan senang hati.
Bahkan di sisi lain, pekerjaan yang biasa saja dengan hambatan persoalan yang kecil sering diabaikan orang dan dianggap tidak menantang. Dan jika dikerjakan juga tetap dengan seadanya.
Terus dari kedua kondisi itu menunjukkan kita memang jarang mengerjakan dengan penuh perhatian. Padahal semua kesuksesan itu dimulai dari pekerjaan apa saja yang pasti dikerjakan dengan penuh perhatian, baik dengan hambatan kecil maupun hambatan besar. Mulailah pekerjaan hari ini sekalipun yang kecil dengan penuh perhatian dan selalu menjaga motivasi untuk mengerjakannya.

Keraguan

Ragu bertindak seringkali menerpa kita. Mau pergi atau tidak ? Pengen pergi tapi males dan ...., tidak pergi tapi keperluan tidak selesai. Lalu apakah keraguan ini godaan untuk tidak pergi ? Fokuslah pada kepentingan untuk memutuskan pergi karena ada kepentingan yang mesti diselesaikan. Dengan menyelesaikan kepentingan semua menjadi semakin baik.

Motivasi diri, Ada yang lebih baik ?

Pastilah kita sangat menginginkan sesuatu yang lebih baik jika dikasih.  Ternyata bisa berakibat buruk yaitu tidak membuat perilaku kità sama dengan pemberian yang baik itu.
Mengupayakan apa yang kita miliki sekarang menjadi lebih baik merupakan langkah terbaik. Karena kita membangun kemampuan mencapai yang lebih baik yang tentunya dapat kita raih berulang-ulang. Tapi jika kita menerima pemberian orang dengan lebih baik menjadikan kita mudah menghabiskannya dan sulit untuk mendapatkannya lagi. Dan efeknya kita terbuai mimpi indah terus.

Yakin yang baik itu BAIK

Sepertinya judul tersebut nggak perlu diomongin. Tapi fakta bicara beda, mengapa Anda dan saya tidak banyak berbuat baik ? Bukankah berbuat baik itu baik buat kita dan sebaliknya berbuat buruk itu memberikan keburukan pada kita. Untuk itu kami mengajak kita semua untuk betul-betul percaya atau yakin terhadap yang baik itu baik.
Untuk menjadi percaya dan yakin, maka lakukan berbuat baik itu. Berat ? Lakukan kebaikan yang kecil dan sedikit. Nggak bisa juga ? Pasti kita bisa. Just do it ... semakin baik setiap hari

Memotivasi diri

Seringkali kita terbuai dengan kekurangan dengan menggerutu tentang keadaan kita sendiri terhadap lingkungan. PADAHAL orang lain sama terhadap kita. Jadi tak perlu mengukur diri terhadap orang lain, yang kita harus lakukan adalah meningkatkan kuantitas/kualitas terhadap apa yang sudah Kita lakukan agar semangat dan motivasi semakin bertambah. Hasilnya pasti kita menjadi semakin baik setiap hari

Allah Maha Esa

Kalimat itu sudah diyakini oleh semua umat muslim di dunia ini. Jika tidak, maka hancurlah keislamannya. Lalu bagaimana Allah Maha Esa itu menjadi bagian dari hidup kita ? Mari kita tidak menggantungkan apapun di dunia ini sebagai penolong dan penyelemat hidup kita. 
Buktikan uang itu bukan tuhan kita, sudahkah kita menafkahkan uang itu di jalan Allah yang mestinya melebihi kepentingan kita dalam membelanjakan untuk hidup ? 
Buktikan pekerjaan kita saat ini bukan satu-satunya sumber kehidupan kita. Sudahkah kita menerapkan petunjuk Allah berupa jujur, bertanggung jawab, adil dan sebagainya yang mestinya melebihi upaya yang hanya ingin mendapatkan uang ?
Buktikan ibadah kita bukanlah sekedar berharap balasan Allah untuk kebaikan kita tapi IKHLAS beribdah hanya kepadaMU yang hanya berharap ridhaNYa.
Dengan demikian kita mampu menjalani amalan tentang Allah itu Maha Esa. Ya Allah jadikan kami bukan sekedar yakin tapi mampu mengamalkan keyakinan itu jadi ibadah kami untuk kami persembahkan hanya kepadaMU. Amin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...