Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri
Showing posts with label spiritual motivation. Show all posts
Showing posts with label spiritual motivation. Show all posts

Khawatir masa depan

Seorang temen curhat tentang kehidupannya yang semakin terpuruk, satu masalah belum selesai ada lagi masalah baru, tambah pikiran stress. Semua masalah itu diawali dengan uang yang tidak cukup ? cek lagi dan renungkan dengan seksama, apakah kita sendiri yang kerjanya belum maksimal sehingga uangnya juga tidak maksimal ?? Jika sudah maksimal, maka boleh dong periksa apakah yang kurang uang itu untuk kebutuhan dasar atau memenuhi keinginan kita ???
Ada temen yang lain yang secara ekonomi udah cukup, masih ada kekhawatiran tentang bulan depan ? dan masa depan keluarga ?
Mau menyelesaikan masalah kekhawatiran tentang masa depan ... terus melintas dalam pikiran. Selalu dipikirkan dan selalu dicariin solusinya dan berusaha untuk dijalani, tapi ternyata masih ada aja kekhawatiran itu. Apalagi di saat usia semakin lanjut.
Perhatikan aja, jika kita kurang uang, tanya pada diri kita .. apakah ini persoalan pikiran atau urusan hati atau perasaan ? Secara langsung sih urusan PIKIRAN, kurang uang ya cari uang, ngga ada ilmunya cari ilmunya dan seterusnya. Jika kurang itu ada urusan dengan pasangan karena marah-marah, maka urusan ini BUKAN hanya pikiran tapi campur dengan perasaan. Sekali pun dirayu pasangan kita belum tentu menyelesaikan masalah kurang uang. Menyuruh pasangan untuk sabar bisa saja urusan selesai tapi hanya sementara. Masalah pasangan hanya bisa diselesaikan dengan memberi uang.
Out of box adalah berpikir bahwa kekhawatiran itu adalah urusan hati. Bukankah hati kita yang khawatir ? Bagaimana urusan khawatir itu kita sambungkan dengan hati dan Allah ? Emang urusan selesai dengan hati dan Allah (urusan uang dicukupkan). Buat apa kita sambungkan ke hati dan Allah ? Agar saat terrkoneksi (sadar) membuat kita mendapat petunjuk yang benar, dan kita tetap terus menggali ilmu yang benar untuk sesempurna mungkin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita. Allah ada cara yang sederhana yaitu beriman sepenuhnya kepada Allah, lalu tidak pasrah tapi kita pasrah kepada Allah dengan menjalankan apa yang diperintah dan dilarang, dan banyaklah beramal saleh
Berzikir menenangkan jiwa (hati), banyak beramal membuat hati bahagia dan perasaaan senang, banyak ibadah bisa menentramkan pikiran dan hati, bahkan saat berpikir masa depan berarti berpikir tentang hari ini yaitu apa yang kita kerjakan hari ini buat hari esok.
Ayo kita banyak merenungkan dan beramal saleh agar mendapat petunjuk dan keberuntungan dari Allah. 

Ketakutan atau khawatir vs beriman

Judul di atas kami angkat sebagai materi motivasi yang mesti kita perhatikan. Bisa dibayangkan saat kita sedang khawatir atau takut dengan masa depan kita. Khawatir bulan depan masih kerja apa nggak, bulan depan masih hidup lebih layak atau memang hari ini tidak punya uang untuk makan sehingga membuat kita semakin khawatir dan takut ... "kelaparan", "kekurangan" atau "mati".
Fakta seperti itu dapat kita lihat disekitar kita, yaitu orang yang mengemis atau meminta-minta, pekerja lepas, mereka tidak memiliki pekerjaan atau orang yang banyak hutangnya (pendapatannya tidak cukup). Suasana di rumah menjadi masalah, mau ngapa-ngapain jadi malas.Mau kerja ? yah pasti kerja tapi tidak membuat kita mendapatkan hasilnya sekarang. Mau cari tambahan, gemana caranya ? kerjapun hanya ala kadarnya dan tidak tuntas. Wajah suram ... Menunggu petunjuk dengan Berdoa dan minta tolong teman.
perhatikan katanya kita beriman kepada Allah, salah satunya adalah percaya kepada Allah yang Maha Memberi rezeki. Berpikir sederhana dan mudah aja adalah kita percaya berarti kita pasti berserah diri kepada Allah dengan jalan mengikuti petunjukNya agar Allah berkenan memberi rezeki. Sebagai hamba pasti ada kekhawatiran tidak diberikan rezeki tapi kekhawatiran itu dioptimiskan dengan percaya kepada Allah. Dalam beberapa terjemahan Al Qur'an ada kalimat "saat kita percaya kepada Allah dan beramal saleh maka tidak ada kekhawatiran dan tidak merasa sedih". Hati-hati bahwa semakin besar kekhawatiran membuat rasa percaya (beriman) itu berkurang. Semakin maksimal khawatir semakin tidak beriman yang bisa membuat kita "bunuh diri", tidak ada pegangan lagi. Gemana kalau jika beriman yang kuat ? Dengan iman yang benar melalui amal saleh yang kita lakukan tidak membuat kita 100% optimis (sombong). Optimisme untuk sebuah harapan dari Allah menjadi bagian dari iman kita dan rasa pesimisme kita tetap ada dalam rangka merasa apa yang kita lakukan tidak sempurna dan ingin selalu disempurnakan sampai datangnya ridha Allah.
Kehidupan diatur Allah maka apapun yang terjadi yang kita alami adalah bagian pengaturan oleh Allah. Pengatiran Allah aturan dituangkan dalam petunjukNya dengan konsep beriman sepenuhnya dan beramal saleh. Solusi atas kekhawatiran atau ketakutan kita dapat menerapkan penjelasan di atas. Bagaimana khawatir itu tidak semakin kuat ? Mari tingkatkan keimanan kita kepada Allah dengan memahami Allah dengan benar lewat Al Qur'an dan selalu beramal yang saleh. Semakin kuat iman kita semakin kta percaya Allahlah yang Maha Memberi rezeki dan kekhawatiran itu semakin kecil. Kekhawatiran itu tetap ada agar mengajak kita untuk selalu banyak beramal saleh dan menyempurnakannya sampai Allah berkenan. Banyak beramal dan menyempurnakannya mesti menuju kerja yang ikhlas, belajar dengan ilmu yang bisa menyelesaikan tuntas pekerjaan (amal) kita dan dibarengi sikap sabar. Percaya dan yakinlah bahwa saat kita berbuat amal saleh dengan memberi tenaga, waktu, pikiran, materi MAKA ALLAH SIAP MENGGANTIKAN DENGAN KEBAIKAN YANG LEBIH BAIK. Just do it.

Bebek dan Ayam bermain

Jika ada bebek dan ayam bertemu, maka keduanya bingung mau ngomong apa. Hal ini disebabkan karena bahasanya tidak sama, bahasa bebek dan bahasa ayam. Tapi bebek dan ayam bisa bermain bersama dengan bahasa baru, bahasa isyarat. Sekalipun ada hambatan dalam berkomunikasi maka bebek dan ayam bisa bermain bersama atau berjalan bersama dan aktivitas lainnya
Seorang bule datang berbelanja di pasar, belanja ikan. Maka penjual ikan jadi bingung dan rada takut karena tidak tahu bahasa bule. Mari kita cari apa yang samanya ? Orang Bule ke pasar buat beli ikan. Maka penjual ikan tak perlu khawatir, ternyata bicara aja apa yang dijual atau menunjukkan ikannya. Bukankah ikan yang dimaksud orang bule sama dengan ikan yang dijual di pasar. Lalu berat tidak perlu takut timbangannya pun dapat ditunjukkan pada angka yang terbaca tanpa bahasa bule.
Itulah yang sering terjadi dalam banyak kehidupan kita. Jika kita yang punya kepentingan kepada seseorang, maka kita mesti menggunakan bahasa orang tersebut atau secara alamiah bisa bersama dalam berbagai aktivitas sekalipun kendala bahasa.
Dalam agamapun banyak orang berpikir tidak bisa bersatu antara paham satu dengan yang lain, BUKANKAH tuhanya satu yaitu Allah. Orang Arab dan orang indonesia bisa shalat bareng, bisa saling membantu dalam kesulitan dan banyak hal lagi yang baik yang bisa dilakukan. Mengapa kita berpikir yang tidak bisa dilakukan karena perbedaan ?
Dengan seorang wanita kita yang pria sudah berbeda, kita dengan asal daerahnya sudah beda, kita dengan pendidikannya sudah beda, kita dengan latar belakang keuarga juga beda, kita dengan sifat dan karakternya berbeda ... dan banyak lagi. Tapi jika kita mempunyai tujuan yang sama maka perbedaan itu tidak ada lagi.
Berbuat baik itu sulit, karena kita memikirkan di luar berbuat baik itu. Orang sabar itu susah karena orang berpikir mana tahan dengan sabar, jujur itu tidak dihargai karena kita jujur buat orang lain bukannya jujur itu ikhlas, mau tersenyum aja kita mikir karena dia sih cuek kalau disenyumin, maknanya bahwa Allah mengajak kita untuk tidak melampaui batas, jika makan itu baik tidak berlebih maka janganlah kita melampaui batas dengan makan berlebih. Bukankah kita bisa berpikir makan yang sedikit tapi mengenyangkan, makan yang bergizi dengan sayuran dan lauk tempe/tahu sudah lebih dari cukup dibandingkan dengan daging yang mahal. Tujuan kita ingin berbuat baik maka pikirkan apa yang bisa kita lakukan agar bisa berbuat baik BUKAN diluar itu (melampaui batas).
Inssya Allah kita diberi kemampuan untuk mendapatkan petunjuk dan tidak melakukan sesuatu di luar batas. Aamiin

kekuatan Allah dalam diri

Apa yang ada di dalam diri kita ini terasa memang kita yang memilikinya dan berkuasa atas segala halnya. Pikiran (otak) adalah pengendali dari tubuh dan emosi. Jika pikiran (otak) bilang,"tidur !", maka kita pun tidur. Mau makan, mau berjalan dan berbagai aktivitas dikendalikan pikiran.
Itulah pikiran  yang memunculkan kemampuan atau kekuatan yang dapat dilanjutkan tindakan. Tapi bagaimana situasinya pikiran tidak menjadi kekuatan. Seperti apa itu ? Perhatikan saat kaki capek dan lelah, maka tubuh menjadi ikut lemah dan seolah pikiran memaklumi. Pikiran lalu mengajak tubuh untuk istirahat atau tidur. Tapi adakala pikiran menolak ajakan tubuh untuk istirahat, pikiran malah melawan tubuh dengan memerintahkan aktivitas yang mesti dilakukan. Begitulah pikiran yang menjadi pengendali dan pengatur tubuh bisa menang dan bisa kalah. Jika menang maka pikiran menjadi sebuah kekuatan, kekuatan yang mampu beraktivitas.
Saat kita lemah atau sakit ... pikiran dapat memakluminya, tapi pikiran bisa menjadi raja atau pengendali terhadap tubuh yang lemah atau sakit. Pikiran bisa memerintah beraktivitas dengan minum obat terlebih dahulu atau malah membangkitkan semangat dalam beraktivitas atau pikiran memerintahkan tangan untuk memijat bagian yang sakit dan sebagairnya.
Apa saja yang menggerakkan aktivitas kita ? Biasanya tujuan atau tanggung jawab. Karena ada tugas yang harus diselesaikan maka pikiran benar-benar menjadi kekuatan yang memudahkan kita beraktivitas. Atau karena sudah janji dimana kita tidak mau melanggar janji atau ada kepentingan yang kita ingin capai atau juga bisa dari ancaman/keburukan yang kita terima jika tidak dilaksanakan.
Ada cara lain untuk membangkitkan kekuatan pikiran itu, adalah Allah. Bagaimana caranya ? Aktifkan hati kita, hati yang aktif berarti kita connect (nyambung dengan Allah). Hati yang baik bisa membuat seluruh tubuh menjadi baik, termasuk pikiran. Maka apa yang kita kerjakan adalah otomatis dorongan dari Allah. Jika memang dorongan itu datang dari Allah, maka mau nggak mau kita pun harus bertanggung jawab kepada Allah. Dengan kata lain, "bos" dari aktivitas kita adalah Allah. 
Disisi lain saat kita mampu beraktivitas, maka ada kesadaran tentang peran Allah sehingga kita tidak riya dan sombong.
Dengan penjelasan ini kita mampu beraktivitas berkat dorongan Allah (karunia Allah). Jika kita lemah, maka kita wajib menyambung diri kita kepada Allah agar kita disupport Allah dalam beraktivitas. Kita beriman (yakin) kepada Allah Yang Maha Kuat dan Berkuasa, Insya Allah kekuatan itu jadi nyata dengan cara yang baik dan benar.



Buat apa berbuat baik ?

Saat seorang teman ditanya, "kok baik banget sih sama dia ?" dan teman saya menjawab,"saya baik sama dia karena orang tuanya dulu baik sama keluarga kami". Begitulah sekilas pembicaraan tentang berbuat baik. Hampir semua orang ingin berbuat baik dan selalu dikaitkan dengan agama. Berbuat baik itu merupakan kewajiban sehingga ada beberapa orang merasa berat, kalau dibilang terpaksa ya tidak. Tapi untuk berbuat baik itu banyak yang berhitung untung ruginya. Apa yang saya dapatkan ? atau untuk mendapatkan apa ?
Mari kita pahami beberapa hal tentang berbuat baik,
1. Seseorang berbuat baik karena orang lain telah berbuat baik kepada kita
2. Bisa juga saya berbuat baik untuk mengharapkan orang lain berbuat baik kepada kita sesuai apa yang kita inginkan.
3. Ada juga yang berbuat baik ya berbuat baik aja. Tapi biasanya berbuat itu ada dasarnya juga seperti kasihan, mau bantu aja, atau ikhlas
Bagaimana dorongan berbuat baik yang kita lakukan ? Apakah seperti point 1 atau point 2 atau ada alasan lain. Kebanyakan dari kita memang berbuat baik karena point 1 dan 2. Semua itu berujung pada seberapa untungnya buat kita  ? Apa yang terjadi ? Berbuat baik itu menjadi berat ...
Berbuat baik itu tidak saja untuk orang lain tapi juga buat diri sendiri .... apakah ada makna lain. Ada pesan dari Al Qur'an yang berisi "berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita". Inilah solusi bagi keberatan kita berbuat baik atau berbuat baik dengan ikhlas.
Renungkan pesan tersebut ....
1. Perhatikan apa yang sudah diperbuat Allah kepada kita. Begitu banyak nikmat, petunjuk dan pertolongan yang membuat kita menjadi seperti ini ... banyak sekali dan kita pun tidak bisa menghitungnya (saking banyaknya).
2. Perbuatan baik Allah itu bukan sekedar kebaikan buat kita tapi membuat energi yang ada pada diri kita. Dan energi itu mesti dialirkan kepada pada diri kita sendiri dan orang lain. Energi yang tidak termanfaat membuat diri kita yang menerimanya menjadi buruk.
3. Berbuat baik kepada diri sendiri dan orang lain bisa menyehatkan diri kita secara fisik dan spiritual. Maknanya kita berbuat baik kepada orang lain TIDAK LAGI memiliki kepentingan (menjadi ikhlas). Dan sekaligus berbuat baik kepada orang lain itu telah menunjukan kita berbuat baik pula kepada Allah.
4. Saat kita menerima rezeki berupa pendapatan (gaji) yang Allah izinkan. Maka kebaikan Allah itu (berupa rezeki) mesti dikeluarkan sedekah atau zakat kepada orang yang berhak menerimanya. maka bersedekah bukan bersedekah tapi meneruskan kebaikan Allah itu kepada orang lain (alam semesta) agar kita tidak menjadi "buruk" (tidak bersedekah).
5. Bagaimana dengan pemberian Allah dengan kita menjadi pintar (ilmu dan petunjuk), maka kita sangat membutuhkan aktivitas mengajarkan kembali ilmu itu kepada orang lain. Jika kita tidak mengajarkan maka diri kita menjadi orang sombong (membuat diri kita menjadi buruk).
Saya yakin penjelasan di atas semakin membuka hati dan pikiran kita tentang ilmu Allah yang mutlak kebaikannya buat diri kita sendiri. Masihkah kita mencari ilmu selain Allah ??
Insya Allah kita selalu dituntun dan dbimbing untuk mendapatkan petunjuk Allah yang ada di alam semesta dan di dalam Al Qur'an. 

Kesalahan dan banyak amal

Boleh dong kita fokus sebentar …. Ambil gelas dan isi gelas dengan air susu (putih). Lalu tumpahkan beberapa tetas betadin maka warna air di dalam gelas menjadi merah. Bagaimana caranya untuk membersihkan tetesan betadin di dalam air susu tadi ?
1.       Buang semua air di dalam gelas dan menggantinya dengan air susu yang baru
2.       Menambah air susu lagi sebanyak-banyaknya sampai air menjadi sedia kala (tetesan betadin hilang)
Gambaran gelas dan air susu itu seperti hati kita yang dulunya bersih menjadi kotor saat kita melakukan dosa atau kesalahan. Sedikit saja kesalahannya membuat sulit untuk menormalkannya lagi, butuh energi dan tindakan yang banyak dan terus-menerus. Bisa dibayangkan dengan banyaknya kesalahan yang kita buat membuat hati ini sulit untuk difungsikan .. dengan kata lain hati kita sulit untuk menerima petunjuk kecuali ada kekuasaan dan kehendak Allah.
Secara logika sulit membuat hati jadi bersih lagi, maka tidak ada lagi langkah lain dengan terus-menerus melakukan kebaikan yang sungguh-sungguh dan berdoa agar Allah memberi rahmatNya kepada hamba yang kehendakiNya. Bahkan disaat kita baru memulai dengan sungguh-sungguh dimana Allah yang Maha mengetahui isi hati kita bisa dengan kehendaknya untuk menyempurnakan hati kita yang kotor.
Selalu ada harapan, bayangkan kita berkata yang baik setiap saat, ibarat air susu yang dimasukkan lagi ke gelas …. Insya Allah hati kita menjadi semakin bersih.
Bagaimana dengan pikiran kita ? Insya Allah otak kita semakin dalam ilmunya dan memudahkan kita untuk beribadah dan beramal yang banyak.

Insya Allah ya Rahman ya rahiim selalu mengingatkan kita untuk selalu membersihkan diri, hati dan pikiran dan kita pun dimampukan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Aamiin

Wajib belajar

Ada pesan yang menarik dari Al Qur'an,"janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuannya. Karena pendengaran, penglihatan dan hati diminta pertanggungjawabannya". Suatu hari kita pernah mengalami kejadian seperti ini,"kenapa mas kok salah terus sih dengan pekerjaan yang sama ?" dan jawabannya "ngga ada yang ngajarinnya". Salah ngga ? Ngga salah sih .. karena memnag tidak tahu maka pekerjaannya jadi salah terus. Ditambah lagi," saya kan ngga sekolah tinggi dan yang pintar lah yang punya tanggung jawab ngajarin saya"
Pesan di atas mengingatkan kita untuk bisa melihat bahwa kesalahan itu menandakan kita belum memiliki ilmu yang cukup untuk mengerjakan sesuatu ... lalu bukan berarti membiarkan kita terus begitu. yang tersirat mengajak kita untuk menjawab pesan di atas agar setiap pekerjaan itu membutuhkan ilmu dan soal ilmu itu hanya bisa diperoleh dimulai dari diri kita sendiri.
Mulailah mencari tahu mengapa kita salah ? pertanyaan inilah yang mengajak kita ingin belajar dan bertanyalah kepada mereka yang tahu dan paham ilmunya.
Bisa jadi faktanya memang kita malas belajar dan membiarkan keadaan ini terus berlangsung. yang disalahkan adalah orang lain yang tidak mau membantu dan support. padahal kita lah biangnya. Kita lebih suka mencari alasan yang membenarkan keadaan yang membuat kita tidak ingin belajar.
Pertama yang mesti kita lakukan adalah mensyukuri pendengaran, penglihatan dan hati ... memelihara agar tetap berfungsi dengan baik, caranya ya harus sering dipergunakan setiap saat.  lalu yang kedua adalah memaksimalkan potensi ketiga indera itu agar mampu memahami pengetahuan dari apa yang kita kerjakan. Yang ketiga adalah tetap terus mengevaluasi dan memperbaiki pengetahuan semakin baik.
Begitulah pemahaman saya tentang pesan di atas. pastilah ada hal lain yang menyempurnakan hikmah dari pesan di atas. Insya Allah kita selalu dibukakan hati untuk bisa menerima kebenaran dan siap menjalaninya. Aamiin

Jas hujan

Saat hujan pastilah meneduh atau selalu mempersiapkan jas hujan. Tapi ada juga orang yang tetap berhujan dengan perhitungan yang matang,"hujan segini ya tidak bikin sakit dan lagi pula ada urusan penting yang mesti dijalani". Begitulah kira-kira persiapan kita saat hujan.
Tapi ada juga sih yang cuek dengan turunnya hujan. Tidak ada persiapan dan jalani saja.
Dalam hidup ini pun kita memiliki banyak hal yang sama dengan hujan dan terlihat lebih pasti. Bukankah dalam hidup ini selalu ada hambatan dan gangguan saat bekerja ? Iya lah pasti ada. Hambatan dan gangguan itu seringkali mirip dengan hujan, tidak bisa diprediksi tapi ada. Saat kita menduga dia ada atau saat kita cuek maka hambatan dan gangguan itu muncul. Seperti halnya hujan, maka yang benar adalah selalu mempersiapkan jas hujan.
Untuk urusan kita, maka jas hujan itu adalah kesiapan kita. Hiduppun mesti disiapkan "jas hujan"nya yaitu ilmu yang selalu diperbarui, niat yang lurus dan kuat, bersabar untuk tekun beraktivitas, selalu berpikir baik dan lainnya. Dan yang pasti jangan lupa selalu "kontak dengan Allah" agar Allah selalu menolong kita saat diperlukan. Sudahkah kita mempersiapkan jas hujan kehidupan kita ?

Kebahagiaan yang semu

Tak banyak orang yang betul-betul bahagia. Ada seorang ibu dan anaknya di mall hanya icip-icip makan saja tidak mau berdiri dan mengambil posisi duduk. Begitu luar biasa kebiasaan makan yang diajarkan Allah yang memberi banyak kebaikan. Saat itu bagi saya kok aneh ya. Ternyata tidak.
Dia hanya menjalankan petunjuk dengan konsisten dan Insya Allah ibu itu merasakan kebagiaan yang luar biasa. Bukan lagi kebahagiaan semu seperti ditunjukkan oleh banyak orang dan bistermasuk kita didalamnya, yaitu terus beraktivitas tanpa banyak amalan yang dilakukan sesuai Al Qur'an dan Hadist.
Petunjuk Allah tidak mengenal waktu dan tempat serta keterbatasan apapun, semua menjadi mudah bagi mereka yang mau melakukannya. Sudahkah kita melakukan satu hal kecil saja sesuai Petunjuk Allah ? Saling mengingatkan kepada kebaikan menjadi awal petunjuk untuk sadar spiritual kepada Allah.
Ya Allah beri kami petunjuk sempurnaMu dan jadikan kami mampu mengamalkannya. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...