Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Doa yang menjadi biasa

Berdoa itu diajarkan sejak kecil untuk dihafalkan dan dibaca. Memang tak banyak orang yang tahu artinya dan maknanya. Doa bangun tidur bisa jadi kita tahu artinya, tapi belum tahu maknanya. Tidak ada kata waktu terlambat ... Sebelum ajal tiba.
Berdoa banyak hal yang bisa kita maknai ....
1. Implementasi iman kepada Allah sebagai perintah.
2. Menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah dan semua milik Allah
3. Doa itu merupakan langkah untuk memohon izin dan dirahmati atas apa yang kita inginkan
4. Memotivasi diri untuk mengerjakan sesuai petunjuk Allah
5. Konsistenlah untuk melaporkan point 1 sampai 4 melalui komunikasi langsung, shalat dan doa
Doa dan ucapan yang baik seperti Bismillahi rahmani rahiim, dalam keseharian kita seringkali memperpendek doa itu menjadi Bismillah. Benar atau nggak, yang pasti diajarkannya dengan lengkap. Dan rasanya aneh jika kita tidak mengikutkan kata rahmani rahiim, maka membaca lengkap menjadi sempurna dan tertuju kepada Allah yang kita sifati yang sebenarnya rahman dan rahiim.
Mari kita belajar dan mempraktekkan (mengamalkan) mulai saat ini dan menyempurnakannya setiap saat.
Jadikan doa sebagai motivator kuat untuk menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh dan menekuni dengan mudah dan nyaman.

Doa yang menjadi biasa

Berdoa itu diajarkan sejak kecil untuk dihafalkan dan dibaca. Memang tak banyak orang yang tahu artinya dan maknanya. Doa bangun tidur bisa jadi kita tahu artinya, tapi belum tahu maknanya. Tidak ada kata waktu terlambat ... Sebelum ajal tiba.
Berdoa banyak hal yang bisa kita maknai ....
1. Implementasi iman kepada Allah sebagai perintah.
2. Menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah dan semua milik Allah
3. Doa itu merupakan langkah untuk memohon izin dan dirahmati atas apa yang kita inginkan
4. Memotivasi diri untuk mengerjakan sesuai petunjuk Allah
5. Konsistenlah untuk melaporkan point 1 sampai 4 melalui komunikasi langsung, shalat dan doa
Doa dan ucapan yang baik seperti Bismillahi rahmani rahiim, dalam keseharian kita seringkali memperpendek doa itu menjadi Bismillah. Benar atau nggak, yang pasti diajarkannya dengan lengkap. Dan rasanya aneh jika kita tidak mengikutkan kata rahmani rahiim, maka membaca lengkap menjadi sempurna dan tertuju kepada Allah yang kita sifati yang sebenarnya rahman dan rahiim.
Mari kita belajar dan mempraktekkan (mengamalkan) mulai saat ini dan menyempurnakannya setiap saat.
Jadikan doa sebagai motivator kuat untuk menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh dan menekuni dengan mudah dan nyaman.

Kesadaran yang hilang

Setiap hari kita merasa sadar dengan kondisi kita. Tetapi apakah betul kita dalam kesadaran penuh kepada Allah ? Ada sebagian menjawab,"iya dong dan saya inget lagi ngapain". Saat bekerja saya inget kerja atau saya inget saat makan dan seterusnya.
Semua itu betul, tapi apakah Kita menyadari betul keadaan saat kita melakukan aktivitas ? Contoh sederhana adalah tentang bekerja ...
Saat kita bekerja pastilah kita tahu sedang kerja, tapi apakah saat bekerja itu kita merasakan semua keadaan saat itu ? Suasana ruangan kerja, proses pikiran kita berpikir dalam menyelesaikan pekerjaan dan sebagainya. Bisa jadi kita bekerja tetapi pikiran kita yang ada selalu bergantian mengerjakan, kadang serius bekerja dan kadang pula berpindah kepada jam kerja dengan segala kemacetannya, kadang bekerja dan kadang pula tertekan oleh target untuk menyelesaikan pekerjaan, dan banyak lagi. Apa yang kita rasakan setelah bekerja ? Begitu capek dengan hasil kerja yang tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh tidak sepenuhnya kita sadar dengan pekerjaan itu sendiri dan banyak pikiran atau bahkan tindakan yang berbeda.
Dapat kita tafsirkan dengan bekerja tanpa penuh kesadaran, yaitu emosi, pikiran dan khayalan tidak harmonis dalam melakukan pekerjaan. Kesadaran yang penuh memberikan kebaikan yang banyak bagi setiap orang yang mengerjakan ... Cenderung mendorong seseorang bekerja dengan baik dan bersemangat serta dilakukan dengan sungguh-sungguh. Saya sebut kesadaran ini adalah kesadaran kepada pekerjaan (sesuatu selain Allah) dan menjadi semakin baik dengan meningkatkan kesadaran itu kepada kesadaran kepada Allah ... Lakukan semua pekerjaan itu dengan niat hanya untuk Allah dan melakukan pekerjaan sesuai petunjukNya dan orang disekitar kita (bos atau anak buah) adalah media atau fasilitas yang diberikan Allah untuk bekerja. Dengan demikian hal itu merupakan pengabdian kepada Allah, itulah kesadaran kepada Allah (sadar spiritual).
Mau ? Sesuai janji Allah pasti benar, maka jadikan Allah sebagai motivator diri untuk selalu memelihara iman yang tidak saja dengan shalat dan ibadah lainnya tapi dapat dilakukan dalam setiap tindakan kita yang dalam hal ini bekerja.

Aneh tapi ngga aneh

Seseorang telah menjadi dirinya sendiri karena membiasa. Tapi kadang kala perubahan itu membuat seseorang menjadi "aneh", itulah yang terlihat oleh banyak orang disekitarnya. Padahal apa yang dilakukan itu tidak cenderung buruk atau jelek dalam etika. Aneh aja katanya, karena tidak biasa.
Banyak orang protes atas semua itu karena banyak orang ingin seseorang menjadi orang seperti biasanya. Itulah yang repot ... Bahwa seseorang itu bukan untuk menjadi konsumsi orang lain tapi dia ingin menjadi semakin baik bagi dirinya. Dan semua itu terjadi karena situasi dan keadaan berubah, tidak ada yang tahu itu termasuk orang disekitarnya. Mereka yang disekitarnya hanya melihat penampilan dan wajah saja. Hidup seseorang tidak bisa dihidupi oleh siapapun tapi seseorang menanggung dirinya sendiri dan orang sekitar hanya penonton.
Mereka yang melihat seseorang berubah dengan perilaku anehnya tidak perlu dikomentari karena tak ada untungnya. Ada sih yang ingin berempati tapi tetap saja mereka tidak suka dengan keanehan tersebut. Sekali lagi orang tidak suka dengan perilaku aneh.
Tapi disisi lain, ada orang aneh beneran dengan perilaku seperti orang gila dijalanan atau orang yang berlaku kasar, tidak beretika umum dan sebagainya. Semua itu memang aneh tapi tidak ada yang peduli. Banyak memang tidak tahu sama sekali jalan pikiran mereka.
Renungkan kembali diri kita dan orang disekitar kita, yang perlu dan penting hanya kita sendiri yang tahu diri kita, kita sendiri yang bisa menjadikan diri kita sekalipun ada peran orang lain. Kuatkanlah diri kita untuk mampu menghadapi kenyataan hidup. Inilah motivasi yang kuat untuk mendorong kita semakin baik.

Syukur dengan kerja yang apa adanya bukan yang diinginkan

Pada saat kita sudah memiliki sesuatu berupa benda atau apapun, hanya digunakan sesaat saja dan seiring waktu tidak menarik lagi serta bahkan tidak digunakan lagi. Contoh saat membeli kamera, diawal begitu luar biasa digunakannya dan hampir setiap momen digunakan. Bagaimana setelah satu bulan ? Makin jarang digunakan dan setelah dua bulan menjadi pajangan yang disimpan. Begitu juga saat beli sepeda, saat beli tv baru yang canggih yang awalnya membeli fitur canggih tapi akhirnya hanya menonton seperti tv biasa, dan banyak lagi.
Memang ada beberapa barang yang kita gunakan terus-menerus, tapi tidak banyak. Apakah artinya semua yang jarang kita pakai itu mubazir ? Mungkin iya jika beli dengan cicil. Memaksa beli tanpa kemampuan yang bisa diartikan sebagai memenuhi emosional saja.
Lalu apa yang harus kita perbuat ? Mulailah belajar menyadari apa yang kita miliki dan belajar dengan ilmu agar mampu memanfaatkan apa yang kita miliki. Contoh, sepeda yang kita miliki bukankah kita mesti menggunakannya semaksimal mungkin tidak hanya untuk berolahraga tapi digunakan untuk keperluan lain. Seperti berbelanja, bersilaturahmi dan sebagainya. Bukankah semua itu dikerjakan bisa memberi kebaikan bagi kita. Untuk semua itu kita perlu fasilitas agar sepeda itu bermanfaat seperti  helm, masker, dan asesoris lainnya. 
Contoh lain, seseorang membeli smartphone yang bisa menulis (note) karena terpikir oleh pembeli untuk selalu menulis dan bisa menulis dimana saja dan tidak bergantung kertas/pulpen. 
Tapi fakta menunjukkan bahwa kita lebih banyak bermimpi yang lebih lagi dan meninggalkan atau jarang menggunakan lagi. Punya sepeda memunculkan keinginan pengen motor, punya note memunculkan keinginan membeli note terbaru dan sebagainya.
Terkadang qpa yang sudah kita miliki dan disimpan cenderung rusak atau tidak berfungsi normal atau bqhkan rusak. Bisa jadi hal ini merupakan peringatan untuk menggunakannya dengan maksimal. Dan tidak itu saja bahwa kondisi ini pun mengingatkan untuk tidak terlalu bernafsu untuk memiliki yang belum dipunyai .... 
Ada yang bisa kita renungkan, jika kita memanfaatkan sepeda dengan maksimal maka rasa syukur kita menjadi benar ... Dan Insya Allah kita siap dimampukan dan mampu menerima nikmat berikutnya berup motor, atau dengan kita pun siap dengan note terbaru karena begitu banyak membantu kita dalam menulis yang banyak dan cepat.
Marilah bersyukur dengan memaksimalkan pemakaian apa yang kita miliki agar Allah membalasnya dengan nikmatNya Bukan bersyukur dengan cara menerima apa adanya tanpa banyak berbuat banyak terhadap apa yang kita miliki.
Jadikan apa yang kita miliki untuk memotivasi diri agar kita menjadi hidup semakin baik dan diberkahi.


Beramal tapi tidak beramal saleh

Awalnya kita ingin beramal, maka banyak cara untuk mendorongnya. Kita mencari ilmunya lewat teman, guru dan lainnya. Ilmu didapat dan kita pun semakin yakin untuk beramal saleh. Dorongan lain pun menjadi kita cari untuk menguatkan nilai amal saleh itu .... semangat yang bisa muncul di dalam lingkungan orang baik atau pahala dan balasan atas amal saleh. Semakin tinggi nilai amal saleh.
Ada kebanggaan dalam diri yang membuat hati jadi tenang, amal saleh dari yang kecil sampai yang besar bisa kita lakukan. Syukur Alhamdulillah, tiada hari tanpa amal saleh. Senyuman yang paling sering kita lakukan kepada siapa saja mendapatkan gelar Mr. Smile. Kondisi ini menjadikan kita semakin merasa "saya adalah orang yang beriman".
Hati-hati tingkatan ini bisa menjerumuskan kita kepada amal saleh yang bukan amal saleh. Mari kita perhatikan dan renungkan berikut  ini :
1. Pengakuan diri atas segala yang dirasakan 
2. Pujian dari orang lain 
3. Rutinitas yang menjadikan kita mengerjakannya secara otomatis.
Ternyata ketiga hal di atas tidak mengurangi semangat dan tidak pula oleh ilmu yang tidak memadai. Semua terasa sempurna. Tapi ingat lebih dalam bahwa ketiga hal itu mengikis nilai amal saleh itu yang bersemanyam di dalam hati.
Dalam perjalanan menuju amal saleh, seringkali kita melupakan untuk banyak melibatkan hati untuk banyak berperan dalam amal saleh. Hati yang kuat yaitu hati yang dekat dengan Allah yang menciptakan kondisi kita selalu dirahmati dan dibimbing Allah.
Untuk itu amal saleh memerlukan penyegaran yang dimaksudkan meningkatkan aktivitas hati dengan banyak berdzikir, beribadah dan beramal saleh yang terus-menerus.
Sekolah lebih banyak mengajarkan kita ilmu dalam beramal dan lingkungan mengajarkan kita pentingnya beramal saleh. Tapi Allah mengajak kita untuk dekat agar amal saleh itu adalah amal saleh yang dirahmati Allah, semua amal saleh itu merupakan amal yang digerakkan Allah.
Insya Allah ... kita dimampukan dan dirahmatiNya. Aamiin

Semakin sukses semakin bahagia ?

Masih kuat dalam pikiran kita dan telah menjadi apa yang kita inginkan, bahwa kesuksesan itu membawa kepada kebahagiaan. Fakta menunjukkan bahwa hidup tidak bisa bahagia tanpa kecukupan makan dan minum. Dengan kata lain, orang yang makan dan minum tercukupi dalam jumlah dan kualitas mampu memberikan kebahagiaan. Begitulah slogan,"semakin sukses semakin bahagia".
katakanlah saat Anda ingin mencapai kesuksesan itu terwujud dalam meraih materi atau jabatan, umumnya menjadi kaya dan memiliki harta yang banyak itu merupakan tanda kesuksesan. Pertanyaannya adalah apakah dengan mobil Mercy membuat Anda puas dan cukup mengantarkan Anda kepada kesuksesan  ? Bisa jadi Anda tidak cukup dengan mobil Mercy dan ingin menambah Mercy nya dan mobil merek terkenal lainnya. dan terus berlanjut tak berujung. Jika perjalanan itu tidak berujung, apakah ada kesuksesan ? 
Oke lah banyak orang meragukan kalimat sebaliknya, " semakin bahagia semakin sukses". Benar itu, tapi bagaimana caranya ? Terkadang kita merasa bahagia tapi cenderung meninggalkan kehidupan dunia. Artinya ada orang bahagia tidak sukses atau ada orang tidak bahagia tapi orang sukses.
Tip mudah ... Kesuksesan itu mewujudkan kerja untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan pikiran dan emosional dan Kebahagian adalah mewujudkan kerja yang melibatkan hati untuk tenang/nyaman. Jadi jauh lebih mudah mendapatkan kebahagiaan yang membuat kita semakin sukses ....daripada semakin sukses semakin bahagia. Mewujudkan kerja kita dengan melibatkan hati yang memimpin pikiran dan emosional kita.
Insya Allah kita mampu meraih kebahagiaan yang memenangkan hati yang juga mampu mengendalikan emosional dan pikiran sehingga mudah berpikir yang sehat.

Apa motivasi hidupmu ?

Seorang teman ditanya, buat apa kamu kerja ? Dengan yakin dijawab buat cari duit lah. Dan ada teman yang lain menjawab kerja buat keluarga dan buat orang tua serta buat memenuhi kebutuhan hidup. Saya pastikan lagi, apakah jawaban itu benar dan yakin.
Oke, saya lanjutkan dengan pertanyaan, "jika kamu kerja buat uang, artinya kamu kerja dimotivasi oleh uang. Segala buat uang. Tapi apakah Anda sudah mendapatkan uang banyak ?". Dengan agak ragu Anda menjawab,"belum". Bukankah uang sudah bisa membuat Anda bekerja luar biasa untuk uang yang banyak. Sama halnya mereka yang menjadikan kerja buat keluarga, orang tua dan memenuhi kebutuhan hidup.
Yang perlu kita pahami Ada orang yang bekerja luar biasa tapi tidak mendapatkan uang yang banyak dan sebalik ada pula orang yang bekerja biasa malah mendapatkan uang banyak. Sebetulnya uang itu bukan dari bos tempat kita bekerja saja tapi uang itu merupakan pemberian Allah buat kita melalui bos kita. Bos kita pun memberikan uang karena melihat hasil kerja kita dalam memajukan perusahaan. Allah yang menggerakkan bos kita ... Bos bisa lihat kerja dan bisa juga tidak melihat kerja kita .. Itulah kekuasaan Allah.
Oleh sebab itu yakinlah kita percaya Allah dan berpikirlah bahwa kita bekerja untuk Allah. Insya Allah karena Allah maka motivasi kerja pun sudah semestinya untuk Allah. 

Tidak sama bersyukur dengan kufur ?

Judul yang mengajak kita berpikir tentang banyak hal. Saat kita tidak berdaya seringkali kita berkata, "bersyukur aja" ... bisa jadi memang kita tidak berbuata apa-apa lagi, maka ucapan itu semacam menenangkan hati kita. Tapi begitu juga saat kita menerima sesuatu dari orang lain, maka yang diucapkqn hampir sama, padahal apa yang kita terima tidak berarti banyak buat kita. Lalu apakah kita sudah bersyukur ?
Kala mengklaim,"sudah sih". Tapi jika kita telusuri judul di atas ... Makna kufur bisa bermakna menutupi kebenaran atau dengan arti lain menutupi nikmat yang telah kita terima. Yang baru kita terima masih terlihat tapi yang sudah kita miliki seringkali tidak terlihat sehingga yang kita inginkan adalah mau menerima lagi dan menerima lagi. Inilah orang yang tidak bersyukur atau kufur.
Jadi untuk menjadi bersyukur yang pasti berbeda dengan kufur adalah beranilah kita melihat apa yang sudah ada dan mau bersyukur yaitu mau memanfaatkan apa yang sudah menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Ada pikiran dan hati yang menuntun kita untuk memanfaatkannya.
Orang bersyukur berarti lebih banyak memberi .... Tapi sebaliknya orang yang kufur lebih banyak menerima. Insya Allah semua ini menjadi bekal kita untuk mulai banyak bersyukur

Perbuatan baik itu tidak sama dengan amal shaleh

Terjemahan untuk amal shaleh adalah perbuatan baik. Terjemahan yang maksimal karena bisa jadi jika diterjemahkan menjadi panjang. Yang paling baik adalah tetap menggunakan bahasa aslinya yaitu amal shaleh. Sekalipun amal diartikan perbuatan atau tindakan, maka tindakan yang baik tidak sama dengan amal shaleh.
Amal shaleh sudah pasti perbuatan baik, tapi perbuatan baik belum tentu amal shaleh. Perbuatan baik hanya mendasarkan perbuatannya dengan etika dan adat di tempat tertentu, perbuatan baik di Amerika belum tentu perbuatan baik di Indonesia. Maka perbuatan baik itu bukan amal shaleh. Sedangkan amal shaleh merupakan tindakan yang mengacu pada syariat Allah yang ditujuan hanya kepada Allah. Contoh sederhana adalah soal makan. Bagi orang Barat makan dengan sendok dan garpu adalah perbuatan baik, dan bisa menjadi amal shaleh jika kita memulai makan dengan niat dan doa dan menutupnya dengan doa pula. Sikap makan pun mengikuti petunjuk atau syariat Allah yaitu makan yang halal, thayib bagi kesehatan dan berkah. Makanlah selagi lapar dan berhenti sebelum kenyang. Penjelasan di atas semakin membedakan dengan jelas perbuatan baik atas amal shaleh.
Bagi muslim kita mesti tidak sekedar berbuat baik karena tidak punya nilai pahala tapi hanya sekedar fisik saja. Maka pelajarilah amal shaleh yang Allah turunkan dalam Al Qur'an dan hadist dari perilaku Rasulullah. Bisa dibayangkan dalam setiap perbuatan bisa mendatangkan keridhoan Allah jika benar-benar kita mampu beramal shaleh.

Bercermin

Di saat kita bersilaturahmi banyak hal yang kita bisa maknai, yang utama adalah menyambung hubungan dengan saling berinteraksi untuk berbincang kebaikan. Dengan interaksi itu pastilah kedua belah pihak mempunyai kondisi yang berbeda. Ada yang lebih baik dari yang lain. Untuk itu pahami lebih dalam ... Untuk bercermin.
Apa yang mesti dilihat dengan bercermin itu ? Pastilah kebaikan dari orang lain atau cerita orang lain yang kita dengar.
1. Ada sikap untuk menonjolkan diri dan keluarga. Sah-sah saja, maka kebaikannya adalah kita mesti semakin banyak beramal shaleh agar dirahmati Allah derajatnya. Dengan kedudukan yang dirahmati Allah maka kita tidak perlu menonjolkan diri ... Dan malah membuat kita semkin rendah hati dan sederhana.
2. Keyakinan seseorang untuk lepas dari ketergantungan pada hal yang dilarang Allah, misalkan utang. Hari gini nggak utang, mana mungkin. Jika demikian salah dong petunjuk Allah itu. Beriman berarti kita pasti mengatakan petunjuk Allahlah yang benar, maka mohon diberi hati yang terbuka untuk menyempurnakan ilmu hidup tanpa utang bisa kita jalani. Yang pasti kita mesti menguatkan shalat dan ibadah yang lain agar kita semakin kuat bergantung kepada Allah dan semakin kecillah ketergantungan kepada dunia, khususnya utang.
Mari kita melihat sisi kesuksesan seseorang bukan dari hasilnya tapi lihat apakah mereka mengikuti petunjuk Allah atau tidak.

Saya yakin kepada Allah maka saya bertindak

Ada sebagian orang merasa bahwa saat mereka bertindak merupakan keputusan yang didasari oleh pengetahuan yang sudah mereka miliki. Seperti halnya nasehat berikut ini, "mikir dulu sebelum melakukan sesuatu". Begitulah yang menjadi keseharian kita untuk selalu berpikir agar lebih banyak tahu sebelum bertindak.
Mari kita renungkan sejenak tentang hal di atas, apakah betul kita benar-benar tahu tentang apa yang ingin kita lakukan ? "Iya dong", kata kita. Tapi bukankah sebenarnya kita tidak tahu banyak, karena kita hanya tahu sedikit. Itupun ke-tahu-an kita hanya pada proses atau cara yang ingin kita lakukan dan begitu optimis dengan hasilnya. Perhatikan banyak tindakan kita yang salah atau hasilnya meleset.
Di lain sisi jika ditanya, dimana peran Allah ? Tidak ada. Karena kita bertindak atas ilmu yang kita miliki dan kita cari tahu untuk melakukan sesuatu dan sok tahu tentang hasilnya. Semua itu terwujud dalam keyakinan kita, lalu kita bertindak.
Dimana peran Allah sebagai orang yang beriman ? Bukankah shalat dan ibadah kita hanya untuk Allah dan begitu pula dengan hidup kita hanya untuk Allah. Bertindak hanyalah sebagian kecil dari hidup kita yang seharusnya kita persembahkan kepada Allah. Dimana peran allah sebagai orang bertindak dalam implementasi hidup kita kepada Allah ? Kayaknya belum ada. Untuk itu kita melibatkan Allah dalam niat dan doa.
Mari kita merenungkan semua hal di atas agar kita mampu bertindak karena kita yakin kepada Allah Bukan karena kita yakin atau tahu (kepada proses atau hasilnya). Yakin kepada Allah merupakan perwujudan kita beriman. Keyakinan itu mesti diikuti dengan yakin untuk membaca, memahami dan mengikuti petunjuk Allah (bertindak) Al Qur'an.

Antara bersabar atau bermasalah

Kehidupan ini lebih mudah untuk berkata tegas kata kita sih. "Kalau begitu udah aja dibilang kok nggak ngerti-ngerti .... " inikah sikap yang diajarkan nabi ? Insya Allah semua sudah memahaminya, tapi soal memilih mana yang mau diterapkan .. Tetap bersabar yang benar atau mengambil sikap
Kita adalah milik Allah dan orang lain pun milik Allah. Nabi tidak bisa mengislamkan pamannya, tapi apakah nabi mesti tegas terhadap hal ini ? Bisa jadi banyak hal yang tidak kita ketahui dengan skenario Allah, oleh karena itu bukankah semestinya kita mengintensifkan hubungan dengan Allah untuk menemukan jawaban apa yang kita hadapi.
Insya Allah dengan selalu beribadah dan bekerja dengan petunjuk Allah ...kita dibimbing dalam menemukan tindakan yang benar

Percaya dan lakukan atau mengerti baru percaya

Dari sebuah percakapan film anak-anak, ada orang tua yang tak percaya dengan aktivitas anaknya yang bisa terbang. Lalu anaknya berkata, "ayah tak perlu mengerti tapi ayah percaya saja semua bisa terjadi".
Percakapan ini menarik pikiran kami, bagaimana dengan kita beriman kepada Allah ? Bukankah kata beriman itu berarti percaya, lalu lakukan apa yang diperintahkannya. Dalam perjalanan amal kita tadi barulah kita mengerti apa artinya percaya itu dengan bukti-bukti yang Allah tunjukkan lewat hati, mata, telinga dan pikiran. Disinilah kita mengerti bahwa shalat itu bermanfaat bagi kesehatan saat ini tapi zaman dulu orang hanya shalat saja. Begitu pula puasa dan iabdah lainnya baru kita ketahui kebaikannya tapi orang dulu hanya beribadah dan beribadah saja.
Masihkah kita menjadi percaya setelah memahaminya dengan benar. Orang beriman dan beramal shaleh ... Merupakan kalimat yang sering diungkap oleh Allah dalam Al Qur'an. Beriman ... Percaya dan beramal shaleh ... Lakukan saja perintahNya. Allah tidak menyuruh kita mengerti dulu baru percaya. Insya Allah pemahaman ini menjadi kebaikan buat kita dan menjalankannya. Aamiin

Modernisasi Lebaran

Puasa sudah kita lewati, tibalah saatnya bulan syawal hari Lebaran hari meraih kemenangan jika kita mampu berpuasa dengan benar. Sekalipun puasa yang telah kita lakukan banyak pula kelalaian dan belum sempurnanya menahan nafsu, selalu ada optimisme kita menjalani Lebaran dengan suasana yang menciptakannya. Suasana "maaf saya puasa" di saat bekerja dan menghadapi orang yang tidak berpuasa, sahur, berbuka dengan bukbernya, taraweh dengan kajian keislaman, persiapan Lebaran dengan baju dan makanan yang ngangenin dan banyak lagi .... Hal itulah yang mengantarkan kita kepada kePDan menuju hari yang fitri.
Dan semakin sempurnalah Lebaran itu dengan kecanggihan teknologi terutama smartphone. Lebaran yang identik dengan silaturahmi yaitu saling berbalas kunjung dengan saudara atau teman. Silaturahmi itu sudah luntur dengan "silaturahmi" lewat pesan bbm atau pesan what app dan lainnya. Masihkah ada nilai silaturahmi itu ? hanya anda yang tahu. Tidak ada lagi sapaan yang asli ... Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam itu kita baca pada pesan dari orang lain oleh kita sendiri dan kita sendiri yang jawab. Bagitu pula tak ada lagi .... bersalaman tangan dengan senyum. Semua itu masih bisa sih diganti dengan emoticon. Yang terakhir ... Kata mohon maaf bukan lagi dari ucapan orang lain kepada kita tapi sekali lagi kita membaca pesan "mohon maaf dari mulut kita sendiri dan kita pun menjawabnya ... Atau ala kadarnya tanpa menjawab". Masihkah ada makna silaturahminya ? Silaturahmi tidak bisa digantikan dengan alat apapun dan hanya silaturahmi jika kita saling berkunjung. Paling tidak menelpon lebih baik daripada lewat pesan. Mari belajar untuk mengembalikan nilai silaturahmi disaat Lebaran. Insya Allah dibimbing dan diberkahi. Aamiin.

Kesadaran kepada Allah

Hanya orang banyak beraktivitas apa yang diperintahkan Allah saja yang mempunyai kesadaran kepada Allah, itupun masih ada rayuan untuk meninggalkan kesadaran itu. Bagaimana denga Anda ? Bisa jadi kesadaran itu ada tapi oesadaran kepada apa yang kita inginkan. Mengapa ? Yang ada di pikiran Anda hanya keinginan yang mesti dicapai. Keinginan Anda banyak tentang kesenangan dunia yang hanya bisa dicapai di dunia. Mumpung masih didunia ya mesti diraih.
Kesadaran kepada Allah memberikan bukan saja kesadaran kepada Allah tapi kesadaran tentang dunia seperti yang Anda inginkan. Jadi mengapa kita tidak meningkqtkan kesadaran kepada Allah ? Mari untuk memperbanyak hal tentang Allah terutama memahami petunjukNya.

Manusia itu suka mengeluh

Mengeluh menjadi dasar setiap manusia, mulai males bangun pagi sampai enggan melakukan sesuatu karena hal sepele. Keluhan itu mulai dari yang kecil sampai yang besar, jika kita terus memanjakannya maka semua itu menjadi kebiasaan dan karakter kita. Yang pasti sangat mempengaruhi produktivitas.
Jadi sifat mengeluh itu bisa berubah asal kita action ya beramal ya bekerja. Memulai langkah awal saja berat tetapi tetaplah action lagi ya beramal terus dan bekerja terus. Maka menghasilkan produktivitas.

Banyak atau berkualitas

Banyak orang sangat ingin mengerjakan amal yang berkualitas, tapi sulit dilakukan. Hari ini merasa berkualitas dan hari berikutnya merasakan yang lebih baik lagi. Jadi apakah ada yang berkualitas itu ? Tidak ada dan yang ada adalah mengerjakan sesuai harapan atau persyaratan yang ada. Harapan atau persyaratan itulah yang menjadi rujukan kualitas kerja. Untuk menjadi berkualitas memerlukan waktu maka kerjakan saja amal itu dan terus membenahi ilmu agar besok menjadi berkualitas.
Dengan kondisi di atas, mengerjakan amal itu secara bertahap menuju semakin baik mengajarkan kita untuk tidak khawatir salah/kurang. Mari berpikir sederhana lakukan saja sesuai ilmu kita miliki dan teruslah membuatnya semakin baik.

Bersyukur

Bersyukur sering kali jadi pijakan saat kita terpuruk, lagi ngga uang ... Bersyukur aja. Padahal perhatikan saat kita mendapatkan kebaikan atau kesuksesan yang sering juga kita ucapkan syukur terhadap apa yang sudah kita raih. Saat itu kita bekerja luar biasa tanpa pamrih. Apa maksudnya ? Ternyata dapat kita jadikan renungan bahwa bersyukur itu bekerja luar biasa
Mari kita sambut puasa dengan banyak bersyukur yaitu bekerja luar biasa sehingga kita mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Hal ini sejalan dengan puasa yang tidak sekedar melawan lapar, haus dan hawa nafsu tapi banyak berpikir sebagai upaya mengalihkan pola pikir puasa adalah melawan nafsu yang tidak pernah kita menangkan bahkan membuat kita capek.

Sabar

Check out @munirhasanbasri's Tweet: https://twitter.com/munirhasanbasri/status/606270198325248000?s=09

Motivasi diri semakin sukses

Check out @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/606268490245271553?s=09

Allah itu adil dan bijaksana

Jika kesuksesan itu adalah milik orang pintar, milik mereka yang mempunyai gelar sarjana, milik orang kaya, milik orang yang punya ketrampilan dan memiliki kehebatan, milik orang yang fisiknya sempurna maka banyak orang berjuang untuk mendapatkan kondisi di atas dengan berbagai cara.
Apa yang terjadi adalah kompetisi menjadi yang terbaik dengan apa yang dimiliki agar meraih sukses. Terus bagaimana orang cacat,orang yang tidak sekolah atau tidak sarjana,orang miskin yang tinggal di desa dan lainnya ? Ternyata Allah itu Maha Adil dan Bijaksana karena siapapun bisa sukses tergantung kedekatan semua orang kepada yang Maha Sukses. Kedekatan itu ditunjukkan dengan ketaatan kepadaNya dan Allah memberikan kesuksesan itu sebagai balasan atau ujian kita untuk tidak iri (sabar untuk menerima) terhadap mereka yang sukses dimana kita melihat tidak sesuai dari kriteria Allah.
Mari jadikan motivasi kepada Allah sebagai motivator utama dalam meraih kesuksesan. Kita adalah motivator utama untuk diri kita sendiri.

Hati dan logika

Ada banyak hal konflik terjadi antara hari dan pikiran, apalagi dengan perasaan. Perasaan dan pikiran pun sering bentrok. Maka hanya hati yang jadi pemimpin bisa menentramkan atau sadar. Check out @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/600783781025304579?s=09

Proses atau hasil

Seringkali kehidupan kita ditentukan oleh pikiran yang berorientasi hasil. Dengan hasil atau tujuan maka terbentuklah cara-cara untuk mendapatkan hasil. Dalam setiap langkah yang bermasalah maka kita mencari apapun untuk tercapai. Inilah perilaku buruk terjadi disamping ada tekanan atau stress untuk mencapai tujuan atau hasil. Bukankah kita rasakan dan alami sekarang ini.
Bagaimana jika dibalik berpikirnya ... Bukan berorientasi hasil tapi dimulai dengan niat baik yaitu untuk berproses menjadi baik. Orientasi berproses ini mendorong kita mengerjakan semakin baik setiap hari. Hasilnya ? Insya Allah hasil bergantung proses yang diawali niat baik. Jadi niat baik dengan proses baik menghasilkan tujuan yang baik.
Cari uang tidak salah dengan segala upayanya, tapi beramal sesuai ketentuan Allah INSYA ALLAH dibalas kebaikan yang salah satunya adalah uang dan diberkahi (dicukupkan).

Pemanas air solar water heater hemat

Banyak yang belum diketahui orang waktu membeli pemanas air solar water heater adalah hemat listriknya. Pemanas air solar water heater yang hemat adalah yang minimal menggunakan listrik bahkan hanya mengandalkan sinar matahari saja. Semua itu hanya bisa digunakan dengan solar water heater dengan sistem non pressure. Call 085100757352 untuk konsultasi. Check out @pemanasairsolar's Tweet: https://twitter.com/pemanasairsolar/status/600460077753970688?s=09

Kurang bersemangat atau kurang motivasi

Seorang teman bilang,"pak, kok hari ini saya kurang semangat dalam kerja atau kurang motivasi" dan dengan semangat dia tanya lagi,"bisa nggak pak kasih saya motivasi biar semangat kerjanya". Pertama saya rada bingung sama temen ini, dia bilang,"kurang semangat tapi pembicaraannya semangat banget". Tapi begitulah adanya. Setelah ditanya lebih mengapa kurang semangat ? Jawabannya sederhana saja karena BOS marah-marah melulu kayak datang bulan aja.
Alasannya masuk di akal, tapi bentar dulu,"apakah hubungan bos marah dengan semangat ?" Ada katanya, yaitu tadi kita semangat bekerja jadi males (kurang semangat) karena melemahkan bukan menyemangati. Dimana-mana bos marah kepada bawahan itu wajar bukan sebaliknya. Lihatlah dengan kaca mata positif, maka Bos marah bisa jadi target belum capai atau bos dimarahi sama atasannya atau bos lagi pusing atau Anda yang tidak mengikuti bos (bos tidak suka dengan apa yang kita lakukan).
Yang ada hubungan erat dengan kita adalah alasan terakhir, mari introspeksi diri sama halnya kita marah sama orang lain ... marah itu menunjukkan kita tidak suka atau orang itu tidak sesuai dengan kita. Tunggu dulu tapi saya nggak gitu. Oke berarti Anda yang waras kan. Kalau begitu mudah nih motivasinya sebagai solusinya :
1. Semangat itu adalah energi yang menyertai apa yang kita lakukan dan bisa mempercepat pengerjaannya atau bisa menghasilkan yang luar biasa.
2. Semangat bisa dihadirkan dan ditingkatkan dari faktor eksternal, tapi hal itu menjadi hilang saat faktor eksternal itu menghilang dalam imajinasi/pikiran kita
3. Semangat lebih tepat merupakan hasil dari kuatnya pendorong yang berasal dari internal diri kita sendiri yang dirasakan secara emosional. Bisa jadi juga pendorong internal ini dikuatkan oleh orang disekitar kita. Contoh, dorongan emosi dihina oleh orang di depan umum bisa menjadi pendorong positif untuk membuktikan bahwa kita tidak demikian yang mampu membakar semangat kita bekerja luar biasa agar saat saya jadi bos nanti saya akan putar balikkan faktanya. Atau bisa juga 
4. Dari contoh point 3 diperoleh bahwa pendorong-pendorong kita itu mengacu kepada sesuatu tujuan. Maka dapat disambungkan bahwa semangat bisa dibangkitkan dengan konsisten lewat imajinasi tujuan kita. Seberapa kuat ? Mau semangat ... kuatkan makna dari tujuan terhadap apa yang ingin kita kerjakan.
5. Dalam menghadapi lingkungan di sekelilingi kita mestinya kita tidak perlu merespon dengan negatif. Ingat tujuan kita adalah untuk kita, semangat kita hanya untuk kita. Dan apapun yang orang minta dan mereka merasa puas TIDAK pernah membuat kita senang, maka lakukan terus dengan semangat itu untuk sampai pada tujuan kita.
6. Bekerja kita punya target yang diberikan perusahaan, tapi ingat target itu hanya untuk perusahaan sesuai hitungannya dan hasilnya tidak memberikan kepuasan atau tidak menciptakan kesenangan buat kita alias masih menderita. Jadi pastilah kita ingin lebih, maka naikkan target kerja (tujuan kerja) kita melebihi di atas target perusahaan maka kita dapat merasakan semangat kerja yang luar biasa.
Semoga hikmah ini dapat kita jalankan bagi kehidupan kita yang semakin baik setiap hari. Jadilah motivator bagi diri sendiri agar termotivasi dalam meraih cita-cita kita.

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...