Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sekedarnya aja

Motivasi diri yang paling pas buat kita agar mampu bangkit menjadi manusia yang semakin baik. Salah satu dan yang utama dalam sumber motivasi itu adalah petunjuk dalam Al Qur'an (agama Islam), maka dikatakanlah sebagai motivasi Islam. Motivasi ini sebagai motivasi spiritual.

Jika hidup itu hanya sekedar makan dan minum ... maka renungkan binatang juga sama
Jika bekerja itu mengejar kesenangan belaka .... maka renungkan binatang pun memuaskan nafsunnya untuk senang
Jika bekerja untuk hidup ... maka renungkan lebah dengan madunya mampu bekerja yang menghasilkan kebaikan buat orang lain
Jika kita tidak renungkan .... maka yang terjadi hanya sebatas logika dan nafsu

Ruang hati untuk merenungkan tentang kehidupan yang merupakan makhluk ciptaan Allah merupakan aktivitas untuk menjadi semakin baik dan benar. Bukankah Allah tunjukkan alam semesta ini merupakan bukti penciptaanNya ... lalu kita berucap Subnallah, Alhamdulillah Allahu Akbar. Ada himah yang besar setelah kita merenungkan dan memahaminya, maka hidup ini bukan saja sekedarnya aja
Tapi mengakui dan mengabdi kepadaNya.
Apakah harus bekerja untukNya ? iya dan ikuti saja petunjukNya ....
Maka hidup ini bersyukur dengan ibadah atas nikmatNya. lalu beraktivitas (hidup) dengan petunjukNya menjadikan kita sebagai hamba Allah yang sesungguhNya.
Mari menyadari hal ini untuk membuktikan bahwa kita milik Allah dan kembali kepadaNya ...
Bersyukurlah di pagi hari kita dibangunkan lalu wujudkan syukur itu dengan shalat Subuh (dan mendahuluinya dengan Tahajjud).
Bersyukurlah di pagi itu kita bisa memulai dengan kehidupan yang baru yang hilang rasa penat dan capek hari sebelumNya lalu mewujudkannya dengan sarapan pagi agar tubuh ini mampu beraktivitas (beramal saleh) di siang hari.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mampu beraktivitas atau bekerja maka wujudkanlah dalam bekerja untuk ibadah. Dan terus berlatih dan belajar ilmu (petunjuk) baru agar mampu terus memperbaiki rasa syukur itu
Bersyukurlah kita diberi waktu untuk curhat sekaligus waktu "istirahat" dengan shalat zuhur dan ashar maka wujudkan dengan sungguh-sungguh dalam shalat itu untuk berkomunikasi dengan inten agar kita selalu sadar dan selalu dalam petunjukNya
Bersyukurlah perjalanan hari yang ditutup dengan malam maka wujudkan untuk mengevaluasi (istighfar) dan memulihkan tubuh dengan tidur yang rahmati Allah.
Insya Allah hidup ini selalu dibimbing oleh Allah di hati ini untuk berjalan dalam petunjukNya dan bukan sekedarnya aja untuk hidup. Aamiin



Saya beriman dan saya bersemangat

Setelah mencari jalan kesuksesan mulai dari motivasi diri dengan berbagai cara atau menemukan faktor penting dalam sukses berupa ilmu dan kemampuan .... ada yang sukses dan ada yang belum sukses. Tidakkah kita berpikir ulang tentang semua itu ?
Agama mengajarkan kebaikan dan Allah memberi petunjuk bagi kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat nanti. Apakah mesti ada 2 jalan yaitu jalan menuju Allah lewat petunjukNya DAN jalan untuk bisa hidup di dunia ? Dalam setiap doa kita selalu mengucapkan,"berilah kami kebaikan dan di dunia dan di akhirat". Berdoa merupakan ibadah jalannya Allah, bukankah doa itu kita memohon 2 hal yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat dengan satu jalan yaitu jalan Allah.
Hanya belum yakin saja (iman yang belum kuat) kita masih mengambil jalan selain Allah tanpa sadar. karena jalan inilah yang membuat kita semakin dijauhi Allah. Orang yang beriman dan beramal saleh diberikan petunjuk oleh Allah.
Mari kita bangkitkan kesadaran sejati yaitu percaya (beriman) kepada Allah, sebagai langkah awal untuk menjalani kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Bagaimana caranya untuk beriman kepada Allah ? ya kita mesti belajar untuk tentang Allah, memahami kekuatan dan kekuasaan Allah dan merenungkannya dalam setiap langkah kehidupan kita. Tidak perlu malu untuk belajar beriman kepada Allah sekalipun sudah tidak usia sekolah. Karena sekali lagi inilah faktor utamanya.'
Bayangkan saat kita beriman kepada Allah, misalkan musibah yang kita hadapi karena merasa sebagai ujian yang datangnya dari Allah, maka kita menjadi orang yang sabar dan bersyukur. Saat itu ada semangat yang luar biasa untuk melewati musibah itu.
Saat kita mendapatkan rezeki yang kita ucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, menandakan kita sedang beriman. Maka muncullah semangat untuk bersyukur dan beramal saleh.
Banyak kejadian orang sukses pun memiliki semangat untuk berbagi ke sesama ...
Dan apakah kita masih belum yakin dengan iman kepada Allah ? Dan yang luar bisa dengan beriman kepada Allah itu selalu muncul kebaikan yaitu Allah memberikan semangat sebagai energi untuk melakukannya. Semakin bermakna dan semakin "berkualitas" pula apa yang kita kerjakan
Insya Allah kita diberikan hidayah dan petunjuk untuk selalu dalam keadaan beriman kepada Allah dan dibimbing pula untuk istiqamah. Aamiin

Semangat yang kuat

Semangat pagi semua dan Insya Allah selalu dalam lindungan Allah. Motivasi kali ini mengajak kita menemukan semangat yang kuat dan tidak bergantung kepada yang lemah. Mengapa mesti begitu ? karena kita pernah merasakan semangat itu naik dan kadang banyak turunnya.
Setiap ada semangat karena ada motivasi diri yang kuat dan melemah seiring waktu, padahal kita membutuhkan semangat itu untuk membakar (menambah energi) untuk bisa konsisten. Motivasi Islam menjadi dasar yang benar buat kita yang beragama Islam.
Semangat karena anak atau semangat karena pengen uang atau semangat untuk gengsi. emang bisa ? Tentu bisa dan setiap orang pasti berbeda kadarnya. Ada yang karena anak yang bikin semangat hidup dan selalu berjuang demi anak. Alhasil mereka yang demikian berani sakit dan stress demi anak. Lalu bagaimana dengan kita sendiri yang berjuang ? Kebaikan pasti ada dan tapi bisa jadi kita "menderita". Bagaimana jika anaknya yang sudah besar dan banyak menuntut atau membuat kita "berkerut" dengan perilakunya ? Hal ini bisa melemahkan semangat kita dan kecewa. Hal yang sama untuk semangat karena keduniaan, seperti harta, gengsi dan jabatan.
Ada semangat yang diberikan Allah dengan menyadarkan diri kita untuk beriman atau percaya kepada Allah. Perhatikan semangat mereka yang berjihad seperti tidak ada habisnya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Ulama yang benar imannya terlihat sederhana dan terus bersemangat untuk berdakwah sampai usianya. dan perhatikan pula kesederhanaan orang yang beriman mempunyai semangat hidup tanpa lelah untuk mengabdi kepada Allah, mereka yang tinggal di desa atau mereka yang menyapu jalan atau mereka yang jadi sukarelawan ... semua selalu mempunyai energi luar biasa dalam setiap perbuatannya dan memaknai setiap perbuatannya.
Mau yang mana ? yang lebih baik atau masih memotivasi diri dengan halnya relatif yang tidak bisa punya menyemangati dirinya sendiri. Anak, uang dan sebagainya tidak mampu mengurus dirinya sendiri apalagi memberi semangat ... Maka percayalah kepada yang MAha Semangat dengan tujuan hidup kita hanya mengabdi kepada yang Memberi semangat, yaitu Allah.
Berani untuk mengevaluasi kesadaran kita agar menjadi percaya (beriman) kepada Allah dengan sebenarnya ? Hanya karena iman kita yang lemah dan kurang itulah yang membuat kita mempunyai semangat yang relatif. Allah selalu ada di setiap perbuatan kita dan dimana saja kita berada, maka pastilah mudah bagi kita untuk bersemangat, semangat yang kuat dan konsisten sampai usia kita
Insya Allah kita bisa menyadari hal ini dan dimudahkan Allah untuk mewujudkannya. Aamiin

Gagal sukses bukan berarti salah jalan

hari ini kita ingin belajar tentang kegagalan, ada apa dibalik kegagalan itu ? pemahaman ini bisa menjadikan motivasi diri untuk semakin baik menggapai kesuksesan. Dan yang terpenting yang rasanya sering kita lupakan adalah agama Islam telah mengajarkan motivasi spiritual yang mutalk kebenarannya (motivasi Islam).
Gagal dalam menjalani satu resep kesuksesan bukan berarti resep itu yang bagus atau jelek atau salah jalannya. Di awal kita merasa resep itu oke buat kita dan sudah dibuktikan oleh banyak orang. Dan giliran kita menjalaninya memberikan hasil yang beda. Bisa jadi kita tidak sempurna dalam melakukan apa yang seharusnya kita lakukan atau karena kekurangan ilmu  yang kita miliki belum mampu menjalani resep itu. Alhasil berbeda dan bukan resepnya yang salah tapi kitanya yang belum sesuai atau kita tidak mau mengikuti resep itu dengan benar.
Bagaimana dengan shalat kita ? Bukankah Allah telah memberi formula bahwa orang yang shalatnya bener (khusyuk) dapat mencegah yang keji dan mungkar. Tapi fakta menunjukkan bahwa banyak orang Islam yang terlihat shalat sudah bener masih melakukan korupsi, kejahatan dan perbuatan tidak bermoral. keadaan ini membuat kita bertanya, bener nggak sih shalat itu bisa mencegah yang keji dan mungkar ? Pertanyaan ini mestinya kita cari tahu jawabannya, karena jika tidak dapat mengisi alam bawah sadar kita bahwa "shalat ya shalat dan perbuatan keji dan  mungkar tetap jalan".
Mestinya ada dorongan yang kuat untuk membuktikan shalat kita yang belum benar BUKANnya orang shalat juga mengerjakan yang keji dan mungkar. Mengapa begitu ? Karena "resep" atau formula itu benar yang berasal dari Allah. mari kita tambahkan ilmu kita yang bener bagaimana caranya shalat yang mengantarkan kita bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jika shalat kita pun sulit untuk benar, maka memperbaiki dasarnya shalat itu jauh lebih penting yaitu beriman kepada Allah. Sudahkah iman kita sampai hari ini sudah benar ??
Jika dalam perjalanan belajar beriman dan shalat masih memberikan hasil buruk, maka tetaplah kita menganggap bahwa beriman dan shalat itu benar dan hanya kitalah yang kurang ilmunya sehingga kesempurnaan beriman dan shalat yang kurang (hasilnya pun bisa buruk). Bersabarlah untuk terus menemukan ilmu yang benar yang wajib belajar memahami Al Qur'an,
Insya Allah kita menjadi semakin baik sekalipun hasil hari ini belum baik dengan terus beriman kepada Allah. Dan cahayailah hati ini agar Engkau tanamkan keimanan itu dengan benar. Aamiin

Apapun resepnya pastilah Allah paling ajib resepnya

Motivasilah diri kita sendiri dan tidak sepenuhnya bergantng dari motivasi luar. Inilah motivasi diri yang kuat yang mampu mendorong kita beraktivitas. Referensi spiritual (motivasi spiritual) menjadi semakin kuat untuk menjadikan kita mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Maka jadikan motivasi agama (motivasi Islam) sebagai konsekuensi dari kita yang muslim.
Seolah-olah kesuksesan yang kita cari selama ini merupakan kunci kehidupan kita, maka mau tidak mau kita pun mencari resepnya. Kesuksesan itu bisa berupa memiliki kekayaan (berlebih), berupa jabatan tinggi (untuk dihargai), berupa materi yang sangat mewah (untuk dipertunjukkan kepada banyak orang), berupa apapun untuk membuat kita merasa senang dan tenang .... tapi dari banyak orang yang sudah sukses "senang"  dan "tenang" dapat diperoleh tapi dibarengi rasa tidak senang dan khawatir terhadap apa yang dimiliki bisa hilang.
Dan kita selalu merasa "lebih tahu" tentang resep sukses itu atau kita "lebih tahu" mana resep yang ajib TANPA ilmu yang memadai. Atau kita tidak pernah membuat hipotesanya. Si A yang sudah sukses dan berhasil dalam meraih kesuksesannya membuat kita "lebih tahu" bahwa resepnya oke dan cocok buat kita. Atau kita berkelana dari satu ke orang lainnya dengan ilmu yang berbeda (semua resep telah dibuktikan keberhasilannya) yang membuat kita bingung (saking lebih tahu). Resep A hebat, resep B cocok, resep C luar biasa tanpa banyak beraktivitas, resep D dan seterusnya.
Bukankah saat kita mencari resep itu menandakan bahwa kita ini memang tidak tahu, maka bertanyalah kepada yang paling tahu BUKAN bertanya yang tahunya sedikit sesuai ilmunya. Berangkat dari keadaan ini, maka kita mesti percaya kepada yang Maha Tahu dan yang menciptakan kita. Secara logika Pencipta itu tahu segalanya tentang kita dan tahu juga tentang cara penggunaan (petunjuk hidup). Kalau si A sukses tapi kita tidak pernah tahu ada cara yang buruk yang dilakukannya, terbukti bahwa kita tidak tahu banyak tentang si A. Pantaskah kita percaya dengan resepnya ??? Dan bahkan si A itu tidak tahu banyak tentang kita ?
Jika si A, si B, si C seperti hal di atas, maka saya berserah diri kepada yang Maha Tahu yaitu Allah swt. Dan ternyata Allah sudah menyiapkan resepNya untuk hidup di dunia dan di akhirat. Resep Allah telah tertulis dengan jelas dan efek (balasan) dari apa yang ditulisNya sedangkan resep manusia si A dan si B masih mencoba dan mencoba lalu berhasil yang kemudian ditulisnya dalam kitab keberhasilannya.
Insya Allah kita terus dibimbing oleh Allah dalam hidup ini dengan petunjukNya. Dan mampukan kita untuk mengamalkannya. Aamiin

Motivasi jadi faktor sukses

Seorang motivator bilang,"seseorang bisa sukses karena memiliki motivasi". Benar nggak sih ? Ada benarnya dan banyak pelatihan memberikan resep sukses itu dari motivasinya. Dan 99% motivasi sukses itu adalah uang dan harga diri. Motivasi ini sangat luar biasa dan menjadi idaman semua orang. Walaupun semua orang pengen sukses tapi uang sebagai motivasinya tidak banyak membuat orang mendapatkannya.
Bahkan banyak orang stress dengan segala penyakitnya akibat motivasi sukses (uang). Ada yang sakit fisik dan ada pula yang sakit non fisik. Dan yang sukses pun bisa terkena penyakit. Uang yang sudah diraih selama mencapai sukses ... habis untuk menyembuhkan penyakit saat sukses. Apa sih yang sebenarnya kita cari ? dan apakah kesuksesan itu mesti mengorbankan banyak hal dan bahkan kesuksesan itu harus dibayar dengan sakit ?
Mari kita dalami lebih lanjut, keinginan untuk sukses itu mesti dimotivasi oleh sesuatu yang bisa mendorong kita bekerja luar biasa untuk sukses. Maka banyak orang mencari motivasi itu ... ada yang motivasinya sukses karena anak dan keluarga, ada juga yang motivasinya karena gengsi dan harga diri, dan ada pula yang ingin sukses dengan motivasi aktualisasi diri dan sebagainya. Dan ada juga yang ingin sukses agar bisa bahagia di hari tua nya.
Semua motivasi itu sah-sah saja dan bisa membakar semangat kita untuk meraihnya. Mari kita renungkan ... haruskah kita memiliki motivasi untuk sukses atau meraih apa yang kita inginkan ??? "harus dong". Oke bagaimana kita tidak memiliki motivasi ? Bisa sukses nggak ? Ada beberapa orang yang terlihat bekerja apa adanya menjadi sukses. Apa sih rahasianya ? Ada yang tekun dengan kejujurannya bisa sukses, ada yang tekun dengan tanggung jawab bisa sukses dan banyak lagi. Dan jika kita tanyakan lebih dalam, apa yang membuat mereka itu bisa sukses ? Mereka bilang,"mereka percaya bahwa kesuksesan itu merupakan hasil dari kerja mereka dan pemberian Allah tanpa adanya motivasi segala". Jadi menjadi beriman (percaya) Allah dapat meraih sukses dengan menjalani petunjukNya.
Motivasi memacu diri (tertekan) dalam meraih kesuksesan atau menjadi beriman kepada Allah tanpa banyak tekanan dan hanya menjalani apa yang telah Allah berikan petunjukNya dalam Al Qur'an ?? Semua itu pilihan dan ada pilihan yang lebih baik.
Insya Allah, kita selalu diberi petunjuk untuk semakin beriman dengan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Aamiin

Cari tahu resep Sukses

Hampir semua orang di dunia ini sangat ingin hidupnya sukses. Maka dengan berbagai cara berharap menemukan resep sukses itu. Inilah cara untuk memotivasi diri untuk membangun diri dengan mengerjakan sesuatu penuh arti. Motivasi terbaik pastilah yang benar yang didasarkan agama (motivasi spiritual) dan agama Islam menjadi motivasi Islam pantas ditemukan agar bisa sukses dunia dan akhirat.
Ada yang melakukan banyak hal dan berharap untuk bisa meraih sukses. Apa saja dikerjakan setiap hari Dari satu kerjaan ke kerjaan lainnya. Itulah yang mereka yakini atau tidak bisa mengantarkan mereka kepada kesuksesan.
Ada lagi orang yang ingin sukses dengan banyak belajar dan mencari resep ajaib lalu menerapkannya. Orang seperti ini mengikuti banyak pelatihan dan seminar serta bahkan menjadi follower dari orang terkenal. Tetap saja menjadi follower (atau ngefan/pengagum). Alhasil mereka kecapean dalam memburu resep sukses itu dan pasrah.
Ada juga orang yang bekerja apa adanya dengan iringan ibadah dan doa agar dikabulkan keinginannya. Umumnya ibadah dan doanya yang kuat atau dominan.
Setiap orang yang sukses bisa menyebutkan faktor dari kesuksesannya, bisa kerja keras, kreatif, pintar, modal dengkul, punya keinginan yang kuat sebagai motivasi, jujur, kerja sebagai ibadah, memahami pasar dengan baik dan banyak lagi .... Diantara mereka yang tahu faktor sukses BELUM mampu meraihnya. Artinya ada pesan yang ingin disampaikan ... semua faktor sukses itu wajib dijalani dan ada izin dari Allah. Untuk mendapatkan izinNya maka resep itu mesti yang diinginkan oleh Allah. Sudahkah perilaku dan akhlak kita bisa menjadi yang diinginkan Allah ?
Salah satu hal yang disenangi Allah adalah BUKAN meminta tapi memanfaatkan apa yang sudah diberikan yang bisa memberikan nilai tambah bagi diri kita dan orang disekitar kita, inilah yang kita kenal dengan syukur. Bersyukur yang utama adalah percaya kepada Allah, jika kita selalu menyempurnakan "beriman kepada Allah", maka Allah pun senag dengan kita dan Insya Allah dikabulkan keinginan kita, yaitu kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. Salah satu kebahagian itu adalah kesuksesan dalam hidup.
Insya Allah kita selalu diberi petunjuk dan pencerahan dalam hati ini untuk menerima resep hidup yang dirahmatiNya. Aamiin

Cara paling murah dan mudah ya pasti semangat

Banyak orang berpikir ada beberapa faktor dalam sukses dan begitu sangat menyakininya. Misalkan ilmu yang hebat atau tinggi bisa menjamin seseorang bisa sukses. Maka dari awal kita sudah disekolahkan dari tk sampai sarjana untuk mencari ilmu, dan faktanya banyak sarjana nggak nyambung dengan pekerjaan yang dilakukan. Jika memang ilmu itu faktor sukses, maka ketika masuk dunia kerja ilmu itu sangat mendukung. Tapi tidak banyak yang teraplikasi dengan benar. Dan dalam dunia kerja orang pinter dipimpin oleh orang yang kurang pinter. pemimpin yang kurang pinter itu sebenarnya lebih pinter atau lebih berilmu daripada mereka yang pinter dalam sekolah. Tidak cukupkah ilmu yang sekarang ? Padahal banyak yang belum diamalkan
Ada juga bahkan mengatakan, "mau sukses" ? harus ada modal. Modalnya selain ilmu ya uang. Betul kita butuh uang seperti halnya ilmu. Bukankah uang atau ilmu bisa dilipatgandakan dengan mengamalkannya. Makanya uang dan ilmu yang seadanya bisa mampu diamalkan sehingga dihargai Allah lewat orang sekitar kita dengan balasan uang dan ilmu yang bertambah. Masihkah kita berpikir modal uang itu harus besar baru membuat kita mau bergerak untuk sukses ? Sampai kapan uang kita merasa cukup untuk sukses ? Tentunya uang tidak pernah membatasi kita untuk mendapatkannya, artinya kita tidak pernah tahu sampai kapan.
dua faktor utama di atas menunjukkan bahwa ilmu dan uang sebagai faktor utama sukses agak susah diraih. Masihkah kita berpegang dengan faktor tersebut ?
Cari tahu juga ada faktor lain seperti pantang menyerah, jujur, kreatif dan sebagainya. Bisakah kita pantang menyerah atau jujur atau kreatif tanpa ilmu dan udang yang banyak ??? Kelihatannya sulit. Dengan kata lain kita susah untuk sukses. apakah sukses itu milik orang kaya atau orang yang berilmu ? Jawabannya pastilah tidak, karena Allah itu Maha Adil dan Maha Kaya.
Bisa saja orang sukses dari modal yang banyak atau orang sukses itu dari orang yang berilmu, tapi kita yang kurang modal dan tidak tinggi ilmunya tetap berhak untuk mendapatkan izin Allah untuk sukses. Bagaimana caranya ? iya bersemangat. Semangat itu bisa membuat kita senang untuk mencari ilmu, dengan semangat itu kita juga senang untuk mengerjakan apapun untuk mendapatkan uang. Bisa dong sekarang kita bersemangat ???
Semangat adalah faktor yang murah dan mudah didapat dan semua orang bisa memilikinya. Bayangkan saat kita yang muslim yang menjadikan agama sebagai motivasi untuk menjadikan diri semakin sukses, bukankah itu motivasi spiritual (motivasi Islam) untuk memotivasi diri semakin bersemangat. Mendengar kata Allah saja atau mendengarkan Al Qur'an atau mau berjihad saja atau mengucapkan Allahu akbar dan sebagainya BISA memunculkan semangat yang luar biasa. Semangat inilah yang harus kita munculkan dan pelihara agar kita menjadi terdidik dalam bertindak yang benar. Semangat ini bisa membangkitkan kita bekerja untuk Allah semata dan mengerjakannya dengan penuh makna. Dan hasilnya merupakan hak Allah dengan memberikan kebaikan kepada kita, salah satunya adalah kesuksesan yang kita inginkan.
Insya Allah kita selalu dibuka hatinya untuk selalu merasa yakin dan beriman kepada Allah dan mengatakan,"saya beriman maka saya bersemangat untuk bekerja untukMU". Aamiin

Mau tidak semangat ?

Jawaban atas pertanyaan, "mau tidak semangat ?" adalah tidak mau. Artinya kita mau semangat dalam melakukan apapun. inilah motivasi untuk meningkatkan nilai atas apa yang kita lakukan. Motivasi diri dengan dasar agama menjadi sangat kuat sebagai motivasi spiritual (motivasi Islam) untuk menjadi semakin baik dalam hidup ini.
Persoalannya adalah kemauan untuk semangat itu hanya sebatas mau saja. Jika dorongan kemauan itu besar maka terjadilah aktivitas. Dan semangat itu bisa melemah saat kita menghadapi masalah dalam beraktivitas dan bisa meninggi lagi semangat itu karena kita mampu melewatinya. mau Semangat bisa memulai tergantung pada kekuatan dari apa yang ingin kita lakukan dan kemampuan yang kita miliki.
Fakta membuktikan bahwa kemauan bersemangat itu terjadi dengan sendirinya yang bergantung pada situasi dan kondisi saat itu, dan tidak banyak orang ingin memfokuskannya dengan membuat kemauan itu jadi nyata. Kemauan itu tinggi terjadi saat berada di hadapan orang yang kita hormati atau yang menjadi atasan kita, atau bisa karena gengsi dan sebagainya. Padahal kemauan bersemangat seperti ini sangat lemah untuk diteruskan.
Yuk saat kita tidak bersemangat, katakan pada diri kita ... mau tidak semangat ? jawaban ini selalu bisa membangkitkan kita untuk bersemangat. Atau mulailah sesuatu yang tidak bersemangat dengan menggantikannya lewat istighfar dan dilanjutkan dengan Bismillahi rahmaani rahiim, Insya Allah kita mendapatkan semangat itu dari Allah yang jauh lebih baik.
Latih saja dari sejak pagi hingga petang, Insya Allah kita diberi petunjuk untuk selalu bersemangat dan menghasilkan aktivitas yang dirahmatiNya (amal saleh). Aamiin

Tidak bersemangat

Kok judulnya kurang oke, sebenarnya judulnya masih positif. Mengapa ? Judul di atas adalah kalimat negatif tapi positif. Kata tidak dalam ilmu pikiran tidak pernah menjadi ingatan, maka yang diingat adalah semangat. Mari kita jadikan motivasi dalam hidup ini tidak saja dari kalimat positif tapi bisa diambil hikmah dari kalimat negatif. Motivasi yang terbaik adalah motivasi diri kita sendiri yang disandarkan kepada petunjuk yang benar yaitu agama, jadilah motivasi itu sebagai motivasi spiritual atau motivasi Islam.
bagaimana perasaan kita jika tidak bersemangat ? Banyak orang mengatakan perasaan yang tidak nyaman, seperti bete, ngga enak, males, kerja terpaksa dan sebagainya. Mau tidak semangat ? Pasti 100% menjawab tidak mau. Tapi fakta banyak orang yang males dan bete, kayaknya puas kalo bisa. Padahal mereka yang males itu memang tidak semangat. 
Terus gemana biar semangat ? Ya harus ada keinginan atau tujuan. Jika ditanya, mau jalan-jalan nggak ke Bandung ? Jawabannya mau, kan jadi semangat. Atau ditanya, mau uang 1 juta nggak ? Mau dong dan bikin semangat. Karena semangat itulah semua penyakit males cs hilang.
Ada yang bilang, ngapain juga ke Bandung atau uang 1 juta ? Ngga menarik dan penting gitu. Oke ... Kalo begitu temukan tujuan yang menyenangkan Anda, maka muncullah semangat itu.
Terkadang juga semangat itu menjadi lemah saat menghadapi masalah atau sudah tercapai keinginannya. Atau terkadang semangat itu bisa naik turun. Lalu siapakah yang bisa membuat semangat itu semakin berarti dan selalu ada ? Jawabannya sederhana saja, bayangkan saja 1 minggu lagi kita mati ? Maka jawabannya kita begitu bersemangat untuk mempersiapkannya. Maka maknanya semangat yang hakiki itu datang dengan mengingat Allah atau kehidupan akhirat. Mari kita merenungkan banyak hal yang membuat kita semangat, tapi semangat itu hanya sesaat saja atau bertahan beberapa waktu saja. Allah yang menciptakan kita, tentu sangat paham bagaimana membuat kita semangat. Kalau begitu dekati Allah agar semangat yang hakiki itu diberikanNya.
Insya Allah semangat yang Allah berikan bisa menumbuhkan keimanan kita semakin baik dan banyak beramal yang dirahmatinNya. Aamiin

Bersemangat dalam diri sendiri

Motivasi mesti dibangun dan dipelihara terus-menerus. Yang pasti memotivasi diri sendiri jauh lebih baik, apalagi motivasinya berasal dari sumber yang benar yaitu agama Islam. Motivasi Islam menjadi motivasi spiritual yang ampuh untuk semakin baik.
Bisa jadi hari ini Anda bersemangat karena ingin sukses, dan tanpa disadari Anda telah mereferensikan kesuksesan itu pada orang lain. Inilah perlombaan yang bisa membuat Anda khawatir untuk ikut .... karena kurang berani.
Ngga berani karena kurang ilmu, kurang pengalaman .... begitulah Anda tidak proaktif untuk mengerjakan banyak hal dalam pekerjaan kita. Bahkan dengan pekerjaan yang ada sekarang pun kita melakukannya biasa-biasa saja.
Video berikut ini Insya Allah membuka pikiran Anda semakin bersemangat untuk sukses
Insya Allah, kita selalu diberi kemampuan untuk terus semakin baik BUKAN karena orang lain tapi karena kita ingin semakin baik hari ini. Aamiin

Pengen sih

motivasi Islam yang berdasarkan petunjuk Allah memiliki banyak hal. Semua itu bisa memotivasi diri kita sendiri agar semakin baik. Motivasi ini tidak lain merupakan motivasi spiritual. Insya Allah motivasi kali ini bisa memberi semangat untuk menjalaninya.
Kata,"pengen sih" adalah menjadi miliki semua orang. Mengapa kita jadi pengen sesuatu ? Karena memang kita belum memilikinya. Sebenarnya pengen itu menaikkan apa yang sudah kita miliki, maka mau tidak mau kita pun mesti menyiapkan diri dengan kemampuan yang lebih tinggi.
Apa yang kita miliki saat --> kemampuan/aktivitas kita saat ini
Pengen sesuatu --> kemampuan/aktivitas lebih tinggi
Contoh saat kita memiliki motor dengan apa yang sudah kita lakukan. Lalu ada keinginan punya mobil, maka kita mesti menambah banyak pekerjaan untuk menambah uang agar mampu membeli mobil. Kalau tidak maka pengen itu menjadi sebuah mimpi.
Pengen bahagia, berarti kita belum bahagia. Maka kita mesti banyak beraktivitas yang membuat kita senang. Tapi banyak fakta menunjukkan banyak orang pengen tapi tidak banyak berbuat untuk mencapainya .... Alias menunggu keajaiban.
Mari kita renungkan, dalam iman kepada Allah ... Kita percaya, paham dan yakin bahwa Allah itu Maha segala sesuatu. Allah yang Maha Sabar, Allah yang Maha kasih sayang, Allah yang Maha pemaaf dan sebagainya. Dan perhatikan pula jika kita dekat dan bergaul dengan pedagang maka jiwa kita pun memiliki sifat pedagang, sama halnya dengan kita dekat dan bergaul dengan ustad, maka kita  bisa menjadi bisa ilmu agama.
Perhatikan :  
saya pengen sehat, saya pengen rezeki, saya pengen sukses, saya pengen sabar.
Bagaimana kata pengen kita hilangkan, maka kalimat di atas menjadi
Saya sehat, saya rezeki, saya sukses, saya sabar
Artinya bahwa kata pengen yang hilang tadi merubah pola pikir dan sikap kita terhadap sesuatu. Yang tadi pengen sehat menjadi saya sehat. maknanya kita sudah memiliki sikap dan perilaku sehat sehingga hanya butuh tindakan untuk sehat. Tapi jika kita pengen sehat mengajak pola pikir dan sikap untuk sehat dan menjadi persoalan bagi banyak orang.
Hal lain dari saya pengen sehat menjadi saya sehat, kata pengen merupakan keinginan atau nafsu. Maka saya kita menghilangkan kata pengen berarti kita menghilangkan nafsu itu sendiri dan saat bersamaan kita pun percaya kepada yang Maha Sehat (Allah) sehingga yang Maha Sehat itu memberi kesehatannya kepada kita. 
Salah ngga sih kita pengen ? Dalam banyak firman Al Qur'an, Allah tidak menyebutkan itu tidak baik tapi menggunakan bahasa "maukah kamu dengan sesuatu yang lebih baik di sisi Allah". Maka Allah pun mengingatkan kita bahwa nafsu atau keinginan itu cenderung membawa kita kepada keburukan kecuali dirahmati Allah.
Insya Allah motivasi kali ini mampu mengoreksi iman kita semakin baik hari ini. Ya Allah, Engkau yang Maha Pemberi Cahaya atau Hidayah ... Rahmati kami dengan cahayAMu agar kami semakin beriman dan mampukan kami untuk menerima hidayahMu. Aamiin

Berlatih ikhlas

motivasi hari ini ingin mengajak Anda untuk mampu memotivasi diri sendiri dengan semangat muslim, yang menjadi agama kita. Inilah motivasi spiritual yang benar untuk semakin baik hari ini, motivasi Islam.
Semua orang pasti tahu bahwa ikhlas itu merupakan perintah untuk dijalankan. Tapi berat dalam pelaksanaannya dan ikhlas itu seperti milik orang yang agamanya kuat.  Tapi ada juga yang bisa melakukannya seperti orang biasa dengan pola pikir sederhana. Misalkan seorang supir truk yang berhenti di lampu merah, supir truk itu dengan mudah memberi sedekah ke peminta tanpa banyak alasan. Seorang pedagang di pasar yang dengan mudah selalu bersedekah pula. 
Bisa jadi keikhlasan kita sulit diterapkan karena beberapa hal berikut ini, dalam pikiran dan alam bawah sadar kita berkata, "setiap apa yang kita lakukan pasti ada balasannya dan bahkan persepsi ini seperti yang dijanjikan Allah yaitu selalu membalasa apa yang kita kerjakan". Dengan hal ini maka tindakan ikhlas menjadi seolah-olah bentrok dengan mengatakan bahwa ikhlas itu tidak boleh berharap apa (meminta balasan). Maka yang terjadi adalah selalu ada pikiran setelah kita melakukan sesuatu dengan ikhlas.
Agar keikhlasan kita sejalan dengan pikiran dan alam bawah sadar yang mengatakan "segala sesuatu ada balasannya". Mari kita ciptakan pola pikir bahwa kita ikhlas terhadap segala sesuatu hanya berharap kepada Allah. Karena Allah maka kita jadi bersemangat dalam melakukan keikhlasan, dan semangat itu membuat perasaan senang. Akhirnya kesenangan itu berbuah manis yaitu tidak jadi masalah jika ada respon negatif atas keikhlasan kita. Saat memberi sedekah menjadi tidak mempermasalahkan siapa yang menerima karena kita hanya berharap kepada Allah dan saat memberi sedekahnya pun tanpa embel-embel karena yang kita hadapi sebenarnya adalah Allah (Allah melihat kita). Mari kita pahami pola pikir ini .... Dan melatih ya setiap melakukan apapun dengan ikhlas.
Bangun pagi ikhlas, bukan karena harus kerja lagi tapi bangun karena Allah yang bangunkan. Maka saya pun tersenyum. Demikian juga saat berangkat kerja bukan lagi karena mau cari uang, tapi karena Allah kasih kita kerjaan yang Allah mau lihat kita lewat pekerjaan. Maka sayapun tersenyum dalam kerja bukan lagi untuk bos tapi buat Allah.
Insya Allah kita diberi kekuatan untuk memahami petunjuk untuk ikhlas dan dimampukan untuk berlatih menjadi semakin baik. Aamiin

Hati yang tenang atau gelisah

Kali ini motivasi saya adalah memberdayakan diri untuk menjadikan Islam sebagai agamaku untuk semakin baik. Motivasi Islam yang berdasarkan kepada iman adalah motivasi spiritual yang tepat untuk mengarungi kehidupan ini.
Jika ditanya, apakah Anda bahagia ? Jawabannya cenderung "bahagia" dan ada juga yang bilang tidak bahagia. Alhamdulillahi rabbil alamin saat kita bahagia. Ada yang bahagia itu hanya didasarkan "hidup nggak ada masalah atau hidup biasa-biasa saja atau hidup dengan kekayaan". Kebahagian masih didasarkan pada apa yang kita miliki terutama tercukupinya semua kebutuhan.
Perhatikan pula yang kurang atau tidak bahagia, ternyata mereka kurang tercukupi kehidupannya. Ini hanya bahasa saja untuk menggambarkan kebahagian itu ada 2 jenis yaitu kebahagian hakiki dimana hati yang tenang dan kebahagian sementara yang didasarkan pada kesenangan (tercukupinya kebutuhan).
Kebahagian sementara memang bisa terjadi dengan terpenuhinya kebutuhan dan muncullah perasaan senang. kebahagian itu sementara karena kebutuhan dan pemenuhannya sangat dinamis dan bikin kita tidak puas (mudah bosen) sehingga bahagia kemarin tidak sama dengan bahagianya hari ini, Atau kebahagiaan hari ini hanya terjadi jika kehidupan kita terpenuhi.Kebahagiaan seorang bujangan adalah menikah, maka kebahagiaan selanjut berubah menjadi pengen punya anak dan seterusnya.
Mari kita renungkan, saat kita mempunyai uang yang cukup maka perasaan senang, tapi masih ada kekehawatiran tentang uang itu. Apakah cukup buat besok ? Jika uangnya saya belanjakan ntar bisa habis ? dan banyak lagi. Pada saat pertanyaan ini ditanyakan pada diri kita sendiri, maka sebenarnya kita menanyakan pada hati kita (yang berujung pada kebahagian hakiki). Jawabannya cenderung membuat kita gelisah. Ini tandanya kita tidak terhubung dengan Allah swt. Tidak terhubung itu bukan perkara jarak (jauh) karena sebenarnya Allah itu selalu siap dan dekat dengan kita. Hanya kita saja yang tidak terhubung dengan Allah (frekuensinya tidak sama karena pake emosi dan pikiran, dan kita pun tidak menyambungkannya dengan memanggilnya/berzikir).
perhatikan orang yang tenang hatinya saat bicara besok, yang kebanyakan mereka tidak bergantung pada harta dan terpenuhinya kebutuhan. mereka mengatakan "Insya Allah, besok itu urusan Allah dan Allahlah yang memenuhi kehidupan besok". Mengapa itu terjadi karena mereka menyandarkan kehidupan dan dirinya sendiri pada pada hati yang tenang. Hati yang tenang itu yang terhubung dengan Allah lewat zikir dan dipeliharanya hati itu dengan amal saleh (memberi). Karena amal saleh itu mengeluarkan sesuatu dari apa yang kita miliki dan tidak ada perasaan takut/khawatir yang membuat hati tetap terpelihara.
Insya Allah kita selalu diberi kekuatan untuk selalu memelihara hati untuk terus yakin dan percaya kepada Allah yang memberi hati yang tenteram. Aamiin

Shalat buat minta doa terkabul

Bisa jadi judul di atas merupakan pernyataan sekaligus pertanyaan (auto kritik), apakah betul shalat kita sampai saat ini merupakan langkah untuk dikabulkannya doa kita ??? Logika bilang,"pasti tidaklah, shalat itu kewajiban kita kepada Allah". Bener apa bener ???
Oke lah kalau memang shalat kita sebagai ibadah atau kewajiban kita kepada Allah. Tapi boleh dong kita menggali apa yang menjadi latar belakang shalat kita. Paling tidak kita bisa memahami diri kita sendiri lebih baik. Bukankah dengan mengenal diri kita sendiri bisa menembus kepada mengenal Allah.
Sejak kecil kita diajarkan belajar shalat ... maka kita pun belajar shalat dan menjalaninya. Bisa jadi sekedar menjalaninya. Mulai dewasa kita pun sudah merasakan bahwa shalat itu sebagai kewajiban. Dikerjakan bisa mengantarkan kita kepada Syurga dan jika sebaliknya maka kita bisa masuk Neraka. Shalat dikerjakan sebagai bentuk keinginan untuk masuk Syurga dan menghindar dari Neraka. Tapi dalam perjalanannya shalat kita belum mampu menghambat perbuatan keji dan mungkar.
Diajarkan pula sejak kecil, jika keinginan kita terkabul maka banyaklah shalat dan berdoa. Bisa jadi karena shalat kita belum mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar, maka kehidupan kita pun menjadi tidak tenang alias banyak masalah. Lalu dengan masalah hidup itu, kita ingin keluar dari masalah dengan adanya keinginan hidup lebih baik.
Usaha apapun kita lakukan, termasuk meningkatkan nilai shalat kita. Jika kita renungkan, maka "bisa jadi shalat bukan lagi kewajiban tapi shalat sebagai sarana/media agar keinginan kita terkabul". Iya atau iya. Semakin getol shalat kita saat ujian sekolah, semakin khusyuk saat banyak masalah, dan  bener kan ?
Bandingkan jika shalat kita sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah kita terima. Sikap ini mengajarkan kita untuk berpikir untuk memanfaatkan nikmat yang telah Allah berikan untuk menjadi semakin bernilai. Karena itulah lalu kita shalat. Bisa jadi Allah sangat berkenan dengan sikap kita ini lalu memberikan nikmat lagi berupa apa yang kita inginkan. Kita berharap dengan shalat seperti ini Allah pun berkenan menahan/menghambat tindakan tidak terpuji, keji dan mungkar yang kita lakukan.
Segala puji hanya bagiMU ya Allah, bukakan hati kami ini untuk selalu bisa mengevaluasi nilai ibadah dan amal kami. Berilah kami petunjuk agar menjadi hambaMU yang beriman dan beramal saleh. Aamiin

materi dan keinginan

Saat seseorang ditanya tentang keinginannya, maka jawabannya cenderung ingin kaya, ingin sukses, ingin jadi orang baik, ingin bahagia dan sebagainya. Ingin kaya dan sukses merupakan simbol materi atau keduniaan. Sedangkan ingin jadi orang baik dan bahagia merupakan simbol akhirat, tapi dalam kenyataannya kita tetap tertuju kepada kesuksesan dan kekayaan.
Materi dan keinginan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan tentang dunia, sedangkan orang baik dan keinginan adalah 2 hal yang tidak lazim di banyak kalangan sebagai satu kesatuan. Dan ada yang bilang dengan materi bisa membuat orang jadi baik, misalkan mudah dalam bersedekah dan banyak hal yang bisa dilakukan dengan uang yang banyak.
Yang jadi masalah keinginan itu tidak pernah habisnya dan merasa haus jika dikaitkan dengan materi. Punya uang 5 juta, maka ada keinginan baru untuk menambah uang menjadi 10 juta dan seterusnya meningkat. Adakah yang bisa menghentikan keinginan itu sekalian kita sedang sakit ? Tidak ada kecuali kematian. dengan bahasa yang memanjakan kita, "wajar dong keinginan itu meningkat dan kebutuhan pun menjadi meningkat". Salah nggak ? Renungkan saja
keinginan itu memang selalu menempel pada diri kita seperti yang difirmankan oleh Allah setiap manusia memiliki keinginan tentang dunia, tapi disisi lain Allah menyampaikan keinginan itu cenderung kepada keburukan, maka ada hal yang lebih baik. Apa itu ? keinginan menjadi beriman kepada Allah
memang sulit memisahkan keinginan dan materi, Sebenarnya keinginan kita dengan materi itu adalah tujuan, maka kita hanya menambahkan bagaimana caranya memenuhi keinginan itu ? Caranya adalah dengan beriman kepada Allah. Maka dengan demikian kita bisa membuat 3 hal jadi satu, yaitu keinginan, materi dan beriman kepada Allah.
Langkah selanjutnya kita perlu renungkan apakah pantas kita memenuhi materi yang diinginkan dengan beriman kepada Allah ? Bukankah kita pun percaya bahwa Allah yang memberi rezeki yang salah satunya adalah materi. Dan bahkan keinginan itu sendiri diciptakan Allah ada pada diri kita. Artinya materi dan keinginan milik Allah, bisa kita miliki jika Allah memberinya. Dengan demikian dibalik keinginan dan materi itu ternyata kita mesti beriman kepada Allah.
Mari kita jadikan hal ini sebagai motivasi yang kuat dalam memotivasi diri dengan semangat spiritual islami, Dengan beriman kepada Allah maka kita mendapatkan keinginan dan materi yang dirahmati Allah. Insya Allah kita selalu dibimbing atas pikiran, emosi dan apa saja tidak mengarahkan kita menjadi semakin beriman kepada Allah. Aamiin

Apakah Sekolah menjamin Sukses ?

Membangun motivasi bisa dilakukan dari dalam (motivasi diri). Motivasi diri menjadi semakin luar biasa jika kita dasarkan pada agama, yaitu agama Islam. Maka jadilah motivasi itu bersifat motivasi spiritual yang dikenal motivasi Islam
Banyak orang mengakui bahwa tidak semua orang bisa sukses dan tidak bisa juga diprediksi kapan dan dimana serta bidang kesuksesan bisa diraih. Padahal perjalanan hidup kita sudah direncanakan oleh orang tua kita, mulai tk - sd - smp - sma - kuliah dan diharapkan dengan bekal itu mampu membuat kita mendapatkan kerja yang baik dan punya gaji banyak. Itulah peta atau jalan sukses kita. Tapi sukseskah kita seperti yang diskenariokan tadi ?
Ada beberapa orang meraihnya, dan banyak sekali orang tidak mampu meraihnya. Ada yang terbalik dengan bidangnya, dulu disekolah tidak pintar bisa sukses dan ada juga yang pintar teknik tapi kesuksesannya dibidang sales atau pelayanan. Jika dibuat kesimpulan sepertinya amburadul.
Saya sendiri yang bisa dibilang mengikuti skenario di atas dengan bidang yang tidak sesuai kuliah, ada kesuksesan dalam jabatan dan karir. Tetapi semua tetap saja menjadi "karyawan" yang bekerja buat orang lain. Sangat berbeda jauh dengan mantan anak buah yang sudah bisa selevel malah jabatannya atau ada yang sudah berani berbisnis. Ilmu dari saya tapi mereka punya keberanian. Itulah yang membedakan bahkan ada orang yang sukses berbisnis tapi dia tidak menguasai dengn detail ilmunya (hanya memnfaatkan orang lain yang memahaminya).
Memang bukan untuk dibandingkan, tapi hampir dipastikan semua orang tidak bisa menentukan kesuksesannya. Disinilah kita mulai berpikir bahwa semua dengan izin Allah.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah sekolah kita sia-sia ? Tentu tidak sia-sia, semua merupakan akumulasi pengetahuan dan kemampuan yang telah mengantarkan kita seperti ini. Agar lebih pas, boleh dong kita merenungkan .... ada ilmu dan waktu yang jika kita gunakan bisa mengantarkan kita kepada kesuksesan. Apa itu ?
Jika kita percaya (beriman) kepada Allah, dan bahkan dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya,"semua atas izinNya, hidayah, daun jatuh, musibah dan sebagainya", maka kita wajib memberikan keimanan dan amal saleh kita kepada Allah agar Allah berkenan atau memberi izin untuk kesuksesan kita.
Akibatnya, mana yang lebih dulu "beriman dan beramal saleh dengan benar" atau sekolah formal dulu ? Mana yang lebih dulu pastilah yang utama dan pertama itu urusan dengan Allah. Barulah kita bangun ilmu pengetahuan dan kemampuan kita, dimana kedua hal itu pun bisa dibangun dan diberikan juga oleh Allah. Jadi kuatkan iman kita terlebih dan banyaklah beramal saleh. Sekolah atau belajar yang pas adalah kita fokus kepada minat dan talenta. Dan terus menggali minat dan talenta semakin tajam agar semakin menguatkan iman dan amal saleh.
Mari mengisi kehidupan diri kita dan anak kita dengan belajar membaca Al Qur'an, memahami Al Qur'an yang didukung pelajaran bahasa Arab, memahami hal terkait dengan isi Al Qur'an secara bertahap. Ketersedian dan fasilitas untuk itu dengan mudah kita peroleh dari internet, hanya kita perlu berhati-hati dan selektif. Porsi belajar Al Qur'an dan mengamalkan dalam wujud akhlak bisa menghabiskan sebagian dari hari kita dan sisanya diisi dengan ilmu dasar seperti di sekolah.
Dengan demikian kita beriman kepada Allah dan kita pun berani untuk mengikuti skenario Allah untuk kebaikan kita di dunia dan di akhirat (kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat).
Insya Allah kita selalu dibukakan hati untuk benar-benar memahami untuk beriman kepada Allah dan dibimbing dalam menyempurnakannya. Aamiin

Pantaskah kita dihadapan Allah ?

Saat kita tampil dihadapan publik, yang kita perlukan adalah penampilan dan kemampuan. Diawali dengan penampilan yang bagus dan pantas (tapi terkadang tidak mesti juga bagus yang aneh dan unik pun diterima). Pakaian dan "make up" rambut, muka dan sebagainya menjadi perhatian semua orang. Lalu menjadi diterima oleh publik lewat kemampuan kita yang luar biasa. Disisi lain ada orang yang nggak pantas, penampilan oke tapi kemampuan tidak ada.
Bagaimana dengan Anda ? Setiap aktivitas luar pastilah kita selalu memantaskan diri kepada siapa kita berhadapan. Selain penampilan dan kemampuan, ada hal lain yang perlu dilihat yaitu perilaku.  Bisa jadi dengan kemampuan yang oke bikin seseorang berperilaku sombong.
Begitu juga saat kita melamar seseorang seorang wanita, maka yang selalu dikedepankan adalah penampilan, kemampuan dan perilaku yang menyenangkan si wanita agar kita disebut pantas.  Semua itu urusan dunia.
Urusan akhirat, dengan Allah. Kepantasan itu hanya berhubungan dengan hati dan amal saleh. Kepantasan kepada Allah, tentunya kita berharap Allah ridha dengan keyakinan dan amal saleh yang kita buat. Pantaskah kita terus-menerus diberikan karunia dan rahmatNya sedangkan kita jarang atau tidak pernah berterima kasih ? Pantaskah kita tinggal dibuminya Allah sedangkan kita tidak memeliharanya (merusaknya). ? Pantaskah kita merasa beriman dan sudah mengikuti petunjukNya padahal hanya sedikit sekali atau bahkan kita tak pernah memahami petunjukNya ? Pantaskah kita melakukan keburukan dihadapan Allah yang selalu mencurahkan kebaikan kepada kita ? Jika kita renungkan pertanyaan itu dalam banyak hal, maka kita adalah orang yang tidak pantas hidup di bumi dan menerima segala hal tentang kebaikan Allah. Lalu yang pantas itu adalah mari kita percaya, kita beriman kepada Allah, lalu yang pantas lagi adalah kita memohon ampun dan yakin lagi kita semakin pantas untuk memahami Al Qur'an dan mengamalkannya TANPA perlu meminta apapun Lagi.
Insya Allah renungan pagi ini sangat memotivasi diri kita menjadi semakin baik imannya. Yang memang yang pantas itu adalah menjadi Islam sebagai agama sekaligus motivasi Islam. Inilah yang umum dikenal sebagai spiritula motivation.
Ya Allah tak pantas pakaian yang kami pakai hari ini, pantas juga rasanya kemampuan kami yang sedikit ini, apalagi amal saleh kami sampai hari ini. Kami ingin memohon ampun kepadaMU dan bimbing kami menjadi hambaMu yang pantas yang beriman dan beramal saleh. Aamiin

Mudah puas ..

Motivasi mesti terus dibangun tanpa sedikit kita lalai, mengapa ? Karena saat kita lalai, maka motivasi menjadi lemah dan tidak mudah untuk dibangkitkan lagi. Semua itu butuh waktu dan pemulihan. Jadi motivasi diri yang sangat khusus yang dibangun dengan motivasi spiritual menjadi sangat kuat. Bagi muslim, motivasi Islam menjadi pegangan utama.
Perasaan kita senang melakukan hal baru sampai apa yang kita lakukan itu sudah dilakukan dengan baik. Masih ada sih rasas senang saat menikmatinya. Kerja pertama kali menjadi sangat menyenangkan dan mulai surut selang beberapa waktu. Perasaan senang itu sudah biasa dan ingin yang lebih lagi. Sekalipun kita masih bekerja tapi perasaannya jadi biasa dan menjadi sebuah rutinitas.
Bagaimana dengan pikiran kita ? Pekerjaan baru sangat menantang dan sangat luar biasa untuk menyukseskannya. Setelah itu kita menjadi bisa dan melakukannya terus-menerus. Tidak ada lagi tantangan dan menjadi sebuah rutinitas.
Rutinitas yang dilakukan terasa hambar karena kurang semangat dalam memaknai pekerjaan. Tanpa kita sadari ternyata, semua itu sudah terekam dengan baik di alam bawah sadar sehingga apa yang kita kerjakan (rutinitas) itu bekerka otomatis tanpa perintah yang berarti dari emosi dan pikiran.
Sadarkah kita hal ini bisa merusak kehidupan kita tanpa makna ? Inilah hidup yang tidak berkembang. Perhatikan shalat kita ? Bukankah sebuah rutinitas saja ? Terbukti bahwa bacaan shalat kita sudah hafal tanpa perintah pikiran dan emosi lagi. Adakah ketenangan dalam shalat ? Yang tidak ada keinginan kita untuk memperbarui pelajaran shalat untuk memperbarui shalat semakin baik. Saat ditanya, "sudah paham tentang shalat ?" Jawabannya yang cenderung "gengsi", "emangnya dulu ngga belajar di tk dan sd ? Dengan kata lain .. Kita malu belajar shalat seperti halnya anak sekolahan belajar shalat. Hanya karena itu kita tidak mau memperbarui nilai shalat kita, padahal ini adalah salah satu cara tetap menyemangati diri setiap tindakan untuk semakin baik.
MEneruskan semangat itu menjadi fokus penting apakah yang kita lakukan selanjutnya masih menarik ? Sekalipun menarik tidak mampu membangkitkan semangat beraktivitas. Bisa jadi apa yang kita lakukan sekarang sudah merupakan aktivitas rutin ? Emosi kita mudah puas jika sudah melakukan sesuatu dan mudah bosan. Pikiran kita pun mengatakan, "saya sudah mengerjakannya dan tidak ada tantangan lagi. Lalu disimpan sebagai pikiran bawah sadar yang bekerja otomatis". Mari ciptakan dan pahami bahwa setiap langkah punya makna maka mulailah sesuatu dengan Basmallah dan mengakhirinya dengan hamdallah. Insya Allah kita selalu diberi semangat oleh Allah lewat hati sehingga peunjukNya mampu menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu dengan semakin baik. Aamiin
Bismillahirrahmaanirrahiim, kesadaran kepada Allah wajib tumbuh terus-menerus. Mengapa ? Bisa jadi kita semakin bosan dengan apa yang kita lakukan seperti ibadah shalat, puasa dan lainnya. Kondisi ini membuat kita kita memaknai ibadah itu sendiri. Terus apa yang terjadi ? Yang terjadi adalah emosional atau nafsu kita mengajak kita untuk mengembara yang membuat perasaan senang, maka muncul pengen ini dan itu. Dan saat bersamaan ibadah kita tadi sudah semakin menjadi kebiasaan yang tersimpan dalam alam bawah sadar. Semua bacaan shalat sudah hafal dan tanpa berpikir lagi. Mengingat Allah untuk berlatih untuk selalu memperbarui niat dan belajar menyempurnakan ibadah adalah yang terbaik yang mesti kita lakukan. Insya Allah hati ini semakin terbuka untuk menerima cahayaMu yang semakin hari semakin beriman. Aamiin

Puasa yang mencerdaskan

Motivasi menjadi kata kunci untuk sukses, tanpa motivasi pada diri kita sendiri menghambat laju aktivitas kita. Agama menjadi salah satu sumber motivasi, yaitu motivasi spiritual atau motivasi Islam.
Puasa masih sering ditafsirkan sebagai tidak makan dan tidak minum dan jangan emosi (marah) (mamimo) mulai Subuh hingga Maghrib. Bahkan kita pun mengajari anak-anak untuk menahan lapar, menahan haus dan tidak boleh menjadi ceramah turun-temurun.
Apa yang terjadi ? Semua pikiran dan emosi kita berpikir tentang 3 hal diatas (mamimo), makan, minum dan emosi sepanjang hari. Berusaha untuk menahan dengan cara mengalihkan kepada aktivitas lain. Misalkan kerja, tapi saat istirahat inget 3 hal tadi bahkan saat kerja pun kita masih kepikiran dengan 3 hal (mamimo) karena sudah tersimpan dalam bawah sadar kita. Merubah pola ini menjadi tidak mudah.
Ilmu fokus yang mengantarkan kita melihat, berpikir dan merasakan sesuatu yang membuat kita menjadi bersemangat. Fokus pada makan, maka kita begitu merasakan yang enak dan nikmat tentang makanan tersebut sekalipun makanan nya biasa saja. Fokus kerja mengarahkan kemampuan dan energi yang membuat kita bekerja menjadi luar biasa, ada masalah menjadi ringan dan waktu pun terasa cepat.
Mari berlatih puasa dengan menggunakan ilmu fokus di atas, bagaimana caranya ? Jika kita bisa fokus kepada 3 hal (mamimo), mengapa kita tidak bisa fokus kepada amal saleh ?? Salah satunya adalah melakukan renungan tentang apa yang ingin kita kerjakan.
1. Lakukan renungan setelah shalat dan berdoa, kondisi ini sangat baik untuk merenung menggunakan hati. Kok pake hati ? iyalah agar fokus kita semakin mudah karena tidak menggunakan pikiran dan emosi sehingga 3 hal (mamimo) hilang. caranya ? Tanyakan pada diri kita sendiri (bicara dengan hati) merupakan aktivitas bicara kepada Allah karena hati itu milik Allah yang menjadi tempat iman bersemayam. Jika kita tanya ke hati berarti kita tanya kepada Allah dan setiap ada jawaban yang muncul maka jawaban itu adalah dari Allah. Maka Jawaban inilah yang membuat kita mendapatkan kecerdasan spiritual yang bisa menembus pola pikir (logika dan emosional).
Contoh, saat membangunkan sahur pasangan atau anak kita. Yang terjadi adalah kita membangun seperti memaksa dan membuat yang dibangunin merasa terganggu. Dan banyak dari membangunkan sahur ini membuatkita emosi. Keinginan yang baik berbuah tindakan yang tidak baik (emosi). Renungkan setelah shalat subuh, kok saya bisa emosinya waktu membangunkan sahur keluarga ? Bagaimana caranya agar saya tidak marah ? Jawabannya boleh dong kita tanya mereka, mau dibangunkannya seperti apa ? atau bisa jadi mereka yang dibangunkan mintanya setelah bangun langsung makan sahur atau ada pertanyaan yang bisa bikin kita mikir (dengan hati), boleh dong saya berdoa agar mereka yang dibangunkan kepada Allah. Setelah muncul jawaban maka ikuti dengan tindakan (amal saleh) ikhlas kepada Allah.
2. mempersiapkan niat dan semangat untuk beramal saleh dengan dorongan dari hati. mau kerja tapi capek ? Karena puasa. Oke. Tanya pada diri kita, bukankah kita bekerja untuk Allah ? Dan Allah membalas kerja yang luar biasa di bulan puasa. Bagaimana caranya ? Mulai dengan Basmallah dan ikuti pekerjaan dengan semangat beramal saleh dan akhiri dengan hamdallah. saat mulai melemah, tanya kembali, kok saya menyia-nyiakan waktu puasa dengan yang tidak bermanfaat ? atau tanya diri kita dengan tenang ... jadi malas karena puasa ? nggak dong, karena logika dan emosional kita yang mempengaruhinya ... malas itu karena merasa lapar dan kondisi fisik berubah dari bulan sebelumnya maka jadi malas. Apakah begitu jawaban kita kepada Allah,"karena puasa saya jadi malas". Padahal Allah memerintahkan puasa seperti kaum sebelum kita untuk menjadi bertaqwa. Apakah kita tidak mau bertaqwa ? Mau dong. Dan saat inilah waktu yang tepat untuk kerja yang dibalas dengan berlipat-lipat dan ampunan Allah.
Dengan dua langkah di atas, semakin membuat kita fokus kepada amal saleh dan seolah tidak ingat lagi 3 mamimo. Memeliharanya menjadi sangat penting dengan terus fokus dan kita dapat merasakan nikmat yang luar biasa. Mau ? Buktikan. Insya Allah puasa seperti ini mampu mencerdaskan diri kita dan Allah bersama kita dalam setiap langkah.
Mari berlatih BUKAN lagi memikirkan MAMIMO tapi FOKUS HATI dengan bertanya dan mewujudkan jawabannya (FOTI).
Ya Allah berikan kami rahmatMU dengan memberikan cahaya pada hati kami agar berani menerima petunjukMu dan sempurnakan dalam amal saleh kami. Aamiin.

Monyet dan perampok

Renungan hari ini sedikit lebih dalam dan Insya Allah tidak tersinggung. Minimal kita memahami apa yang terjadi pada diri kita sampai saat ini. Mari kita bangun motivasi diri dengan motivasi spiritual yang islami agar mampu membangkitkan semangat untuk semakin baik.
Apa hubungan monyet dan perampok dengan motivasi hari ini ? Monyet dan perampok itu bisa kita jadikan renungan tentang makna hidup kita, karena keduanya adalah makhluk hidup seperti kita. Apa perbedaannya ? Mari kita renungkan satu persatu
Perhatikan gambar berikut ini ... Apa yang bisa katakan

Monyet bisa merokok, monyet menikah dan punya keluarga, monyet bisa naik motor, monyet juga makan untuk hidup, monyet bisa berantem (emosi juga), dan monyet juga bisa sujud. Kok bisa ? Karena semua itu bisa dilatih (diajarkan). Sama halnya dengan kita sebagai manusia, bukankah mestinya kita malu jika tidak bisa dilatih menjadi semakin baik ?
Jika hidup kita sebagai manusia sama dengan aktivitas monyet di atas, lalu apa bedanya ? Kita jawab berbedalah, monyet binatang dan kita manusia. Terus ? kita adalah manusia yang kedudukannya lebih tinggi ? Apa ya ? Bukankah jika kita tidak mengikuti petunjuk Allah yang hanya mengandalkan nafsu bisa lebih rendah dari binatang ? 
Jika kerja kita hanya cari uang untuk makan lalu menghabiskan waktu istirahat, apa bedanya dengan monyet ? Perbedaan yang mendasar adalah kita punya hati sehingga bisa memahami lalu beriman kepada Allah. Maka sujud kita berbeda dengan monyet, makan kita berbeda dengan monyet dan seterusnya. Monyet mencari makan, manusia beriman menyakini beriman kepada Allah yang Maha Pemberi Rezeki dan kita pun dicukupkan Allah dengan rezekiNya (sehat, upah, dan kebaikan lainnya).
Terus jika udah dapat renungan di atas, semakin mempertegas lagi. Mari kita renungkan apa bedanya kita sebagai manusia beriman (benar-benar beriman) yang profesinya  pedagang, pekerja, ibadah dengan perampok. Perampok mencari makan dan aktualisasi diri dengan merampok, dimana pekerjaannya tidak terlihat sama orang lain. Yang terlihat adalah kekayaannya, kebaikan dan apa saja yang ditampilkannya. Bahkan dengan sempurna dia menunjukkan "orang baik".
Bagaimana dengan kita yang berprofesi sebagai pedagang, pekerja dan ibadah ... kok kita lebih suka menampilkan aktivitas kita, seolah-olah kita sebagai orang baik karena pekerjaan kita. Ria nggak ? Hanya kita yang tahu. Intinya kita mencari uang dengan pekerjaan itu 
Lalu apa bedanya ? Jawabannya adalah hatinya yang beda, perampok tidak menggunakan hatinya untuk beriman kepada Allah. Bagaimana dengan kita ? Ungkapan yang menyentuh yang mesti kita renungkan "orang jahat (perampok) dapaet rezeki, masak orang baik ngga dapat rezeki yang lebih baik"
Apa maknanya .... bisa jadi sampai hari ini kita memang melakukan pekerjaan yang baik tapi belum menggunakan hati. Tentunya kita masih berbeda dengan perampok, tapi jika kita renungkan lebih dalam kita beriman kepada Allah tapi kita masih menyimpan keraguan di pikiran,"kok rezeki ku hari ini seret atau kok hidup kita semakin berat" dan banyak lagi ungkapan yang muncul seolah tidak percaya bahwa itu MUTLAK BALASANNYA untuk mereka yang beriman dan beramal saleh.
Jika memang kita bekerja untuk cari uang, bukankah sama halnya dengan perampok ? Jika kita bilang tidak sama, maka sentuh hati kita untuk memahami bahwa Allah selalu ada dan siap memberikan petunjuk dan keyakinan pada hati yang kita buka.
Insya Allah kita diberi petunjuk di hati ini agar semakin percaya BUKAN hal yang harus dibuktikan terlebih dahulu, tapi dengan iman ini kita bekerja sebagai amal saleh yang Allah ridhai. Sempurnakan iman dan amal saleh kami. Aamiin

Referensi hidup masih dunia

Jika ditanya kepada banyak orang tentang apa yang menjadi cita-citanya, maka jawabannya adalah ingin sukses. Kesuksesan yang dimaksud adalah memiliki banyak materi seperti punya mobil, rumah, jabatan dan sebagainya. Dan bagi sebagian muslim jika ditanyakan lebih detail, bagaimana cara mereka meraih kesuksesan itu ? Tentunya dengan usaha (bekerja) dengan ibadah yang disempurnakan dengan doa. Adakah yang salah ? Tidak ada dan sesuatu yang luar biasa, tapi selanjutnya saya ingin berbagi tentang renungannya. Hal ini masih menunjukkan kepada kita bahwa tujuan dan referensi hidup kita masih tentang dunia alias materi
Secara umum kita memiliki formula seperti berikut :
Tindakan A untuk mendapatkan hasil A.
Contoh untuk lulus dengan dengan terbaik, maka kita mesti belajar tentang apa yang diuji. Ada yang berhasil dengan nilai baik karena memang belajar dengan benar, dan ada beberapa kejadian juga yang aneh yaitu yang tidak belajar bisa lulus juga atau ada yang udah belajar tidak lulus. Dengan fakta ini ada beberapa orang berpendapat sebenarnya ada faktor lain yang menjadi penentu kelulusan di atas selain belajar. Tapi sebenarnya ada yang sama yaitu mereka yang lulus itu memahami materi ujian.  Adapun mereka yang tidak belajar bisa jadi sudah memahami materi, sedangkan yang belajar bisa jadi terlihat belajar tapi tidak bisa memahaminya.
Cerita di atas bisa kita jadikan analogi dalam menjelaskan paragraf pertama. Keinginan untuk sukses itu bisa jadi harus tahu terlebih dahulu "kesuksesan seperti apa yang ingin diraih". Agar lebih jelasnya sebagai berikut :
Sukses menjadi manager atau orang kaya atau pengusaha memerlukan kerja keras. Maka tidak serta merta yang kerja keras itu sukses. Berarti kita yang ingin sukses harus tahu dengan detail kesuksesan seperti apa yang kita inginkan dan bekerja keras sesuai kesuksesan itu. Sampai sini nggak masalah
Berikutnya kita renungkan ...
Kesuksesan (dunia) karena jabatan, materi dan sebagainya tentulah harus menggunakan cara keduniaan. Bisa jadi mereka yang mengerjakan dengan dominan kerja keduniaan dapat meraihnya. Maka fakta dan apa yang kita lihat, tidak saja orang muslim yang sukses tapi ada juga orang non muslim yang sukses. Begitulah Allah membalas setiap kerja keras (amal baik) dari mereka yang ingin meraih kesuksesan dunia.
Tapi dapat kita renungkan lebih dalam .... banyak dari orang Islam menjadikan tujuan dunianya dengan bantuan Allah. Salahkah ? Sah-sah saja, tapi apakah pantas kita menjadi Allah sebagai "pembantu" kita dalam meraih kesuksesan dunia ?? Dan bisa jadi ada yang berpendapat bahwa bukankah Allah sendiri yang mau menolong hambaNya jika meminta bantuan. Nggak salah juga, bahkan Allah memberi pertolongan dengan sabar dan shalat. Tapi kita lupa bahwa bantuan itu diberikan Allah kepada mereka yang MEMILIKI TUJUANnya adalah Allah itu sendiri (kehidupan akhirat).
Disinilah kita mulai merasa ada yang tidak pantas. Tujuan dunia dengan cara akhirat.  Bukankah cara akhirat itu memberikan hasil kepada akhirat juga. Maka yang mesti kita renungkan agar menjadi kebaikan buat kita adalah .... kita sih ingin sukses, dan ingin juga meraih kehidupan akhirat yang baik pula, seperti halnya dalam doa sapujagat kita, ya Allah berilah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bagaimana jika merubah keinginan kita tadi dengan merubah saja, yaitu kesuksesan di akhirat berupa kesuksesan yang banyak amal salehnya. Amal saleh yang seperti apa ? Amal saleh yang sesuai dengan ilmu dan kemampuan kita. Jika kita adalah manajer, maka banyaklah beramal saleh untuk menuntun dan memelihara team dengan cara Allah agar bisa melayani konsumen dengan baik. Jika kita adalah pedagang, maka banyaklah beramal saleh dengan ilmu dagang lewat kejujuran, senyum dan silaturahmi. Insya Allah dagangan kita juga bisa sukses. Dan kesuksesan yang melekat dari apa yang kita kerjakan merupakan balasan dari Allah dan kita diberi waktu untuk menikmatinya.
Sukses akhirat dilakukan dengan cara Allah dan pasti pula kita memohon pertolongan denganNya. Insya Allah kita diberikan kesuksesan dunia yang menjadi amanah Allah kepada kita.
Insya Allah renungan ini menjadi motivasi yang kuat buat diri kita menjadi semakin baik. Motivasi diri yang tidak sekedar hanya sesaat tapi motivasi yang langgeng dan menguat, itulah dia motivasi yang dibangun dalam spiritual kita. Motivasi spiritual yang didasarkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam. Maka jadilah motivasi Islam yang selalu membangkitkan kita untuk semakin baik dan benar.
Alhamdulillahi rabbil alamin atas petunjukMu ini dan berikan kepada kami untuk selalu menyempurnakan amal saleh kami dan hanya kepadaMu lah kami menuju. Aamiin

Jika Allah itu Maha Adil, maka mengapa kita tidak percaya ?

Sifat dan perilaku kita seringkali tidak sejalan dengan apa yang kita percayai, misalkan kita ingin sehat. Benarkah kita ingin sehat ? Faktanya kita tidak selalu menjaga makan dan minum kita dengan makanan dan minuman yang sehat. Lalu kita ingin membantah atau membenarkannya,"iya makan yang enak (kurang sehat) sekali saja nggak apa-apa". Perhatikanlah ternyata tidak hanya sekali dan tidak pernah dibantah lagi, lihatlah kesehatan kita apakah semakin sehat ? apakah kita sering sakit ? apakah kita mudah capek ? apakah kita tidak mampu beraktivitas dengan benar ?
Ternyata semua pikiran dan apa yang kita percayai itu mesti didorong dengan tindakan nyata, lalu hanya karena emosional lah kita tidak menjalaninya.
Jika ditanya, apakah Allah itu Maha Adil ? Pasti jawabannya,"iyalah dan saya mempercayainya". Lalu apakah cukup sampai di situ ? Seperti halnya tentang sehat, Mengimani dan mempercayai Allah Maha Adil itu WAJIB. Apa buktinya dan tindakan kita yang sesuai dengan hati dan pikiran kita.
Pertama yang paling mudah, apakah kita merasa mendapatkan keadilan itu dari Allah ? "Apa ya". Pasti sulit kita menemukan keadilan itu. Bisa jadi Allah telah Adil memberi kita kehidupan ini. Apalagi ya. Kita merasa Allah itu adil karena kita tidak pernah mengalami suatu masalah. Tapi berbeda saat kita mengalami masalah, misalkan kita dizalimin orang lain. Maka kita dengan reaksi cepat meminta orang yang menzalimin kita dibalas oleh Allah lewat doa kita yang cenderung buruk. Disinilah Allah dimata kita tidak Adil. Atau kehidupan kita yang tidak menjadi semakin baik ... maka muncul doa untuk kebaikan kita. Semua itu tanpa kita sadari ternyata kita tidak percaya bahwa Allah itu Maha Adil.
Mari kita renungkan, di saat hati tenang. Kezaliman itu menunjukkan Allah itu Adil. Dimana adilnya ? Allah ingin memberi keadilan itu pada diri kita sendiri dengan mengajak kita untuk selalu berbuat baik dan berdoa yang baik BUAT DIRI KITA SENDIRI dan orang LAIN. Karena selama ini kita jarang melakukannya. Allah adil, Adil terhadap hak diri kita untuk menjadi seimbang dalam hidup ini. Hanya karena emosi saja kita mengatakan "Allah itu tidak adil". 
Kedua yang bisa saja terjadi pada diri kita sendiri adalah sifat iri. Apa hubungannya iri dengan tidak adil ? Sifat iri itu diantaranya membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih baik. Misalkan bisa saja muncul pertanyaan seperti ini,"kok dia yang tidak shalat dan kerja hanya begitu aja bisa sukses". Padahal saya sudah berbuat baik dan segala hal masih begini aja. Ungkapan ini memang tidak secara tersurat mengatakan Allah itu tidak Adil, tapi secara tersirat ya. Mengapa hal ini terjadi ? Sekali lagi karena emosi kita terpancing atau tergoda dengan keadaan yang tidak semakin baik. Bukankah jika kita mau semakin baik, hanya kita lah yang bisa merubahnya dengan melakukan yang baik dan diizinkan Allah. Kita balik pernyataan di atas dengan mengatakan "Jika saya percaya Allah itu adil maka saya tetap terus melakukan hal baik dan keadilan itu milik Allah. Saya hanya percaya akhirnya Allah itu pasti membalas dengan adil apa yang telah saya lakukan".
Mari kita renungkan dengan menyingkirkan emosi kita dan menyakini Allah itu adil dengan terus beramal saleh yang Allah rahmati. Inilah motivasi terbesar kita agar diri menjadi semakin baik

Allah selalu ingin menyempurnakan amal kita

Ingin beramal yang baik (saleh) terasa berat, sekalipun sudah ada niat. pengen sedekah saja, masih banyak pertimbangan (pikiran), padahal sedekah ya nggak pake pikiran tapi pake hati berupa keyakinan. Berat dalam beramal saleh itu menunjukkan kita belum baik imannya, alias belum yakin kepada Allah.
Semua kejadian dalam beramal saleh itu selalu diiringi niat baik tapi dihambat oleh pertimbangan pikiran. Bahkan saat kita beramal saleh itu pun masih muncul lingkungan yang tidak bersahabat sehingga membuat kita urung beramal saleh. Saat kita memberi sedekah, ternyata orang yang mau dikasih nggak ada alias tidak sesuai kriteria kita atau kesibukan yang membuat kita tidak beramal saleh. Banyak sekali penghambat jika kita ingin beramal saleh.
Jika kita telusuri keberatan (hambatan) kita dalam beramal saleh itu berasal dari kita sendiri. Niat yang sudah ada tidak dikuatkan dengan niat benar-benar kepada Allah. Niat ini memerlukan pemahaman yang benar tentang amal salehnya agar menjadi pendorongnya. Niat itu mesti membuat kita yakin dan yakin dengan apa yang ingin kita amalkan. Ucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim
Niat yang sudah benar itu sudah menjadi koneksi (kesadaran) kita kepada Allah. Allah "tahu dan melihat" kita. Insya Allah pada saat itu kita diberi kekuatan untuk menggerakkannya dalam beramal saleh.
Bisa jadi kesempurnaan amal saleh itu masih dihambat oleh emosional dan pikiran yang digoda oleh syetan. Pikiran kita selalu membuat kita berpikir,"jika sedekah, maka uang kita berkurang. dan berkurangnya uang itu bisa bikin kita miskin". Dan secara emosional, "ngapain juga sedekah yang nggak bikin kita seneng" atau "yang dikasih aja ngga berubah tetep aja minta-minta". Niat yang sudah ada tapi melawan pikiran dan emosional kita sendiri.
Lalu ilmu dan pengetahuan (pemahaman) kita tentang sedekah yang kuatlah yang membuat kita ingin melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. "saya pernah baca kok, orang banyak sedekah malah jadi berkah hidupnya". kesungguhan dalam beramal saleh pun wajib mengikuti petunjuk yang telah Allah sampaikan dalam Al Qur'an dan hadist. Dengan kesungguhan ini Allah pun menyempurnakan amal saleh kita dengan menyingkirkan segala hambatan tersebut. 
Sebaliknya ketidaksempurnaan kita dalam beramal saleh disebabkan dari dalam diri kita sendiri. Maka sepantasnyalah kita berlatih dan menambah pemahaman tentang Allah dan amal saleh itu sendiri. 
mau dekat atau bersama Allah, mari beramal saleh. Insya Allah kita diberi kemampuan untuk memahami Allah dan petunjukNya. Aamiin

Berdoa minta rezeki ..

Seringkali kita meminta pertolongan dengan seseorang, "mas bantu saya, saya tidak punya uang untuk makan". Atau "mas pinjam uang karena saya ada keperluan". Meminta pertolongan seperti itu tidqk salah, tapi banyak orang yang diminta pertolongan merasa nggak nyaman. Tapi ada beberapa orang yang tidak minta uang tapi meminta atau "mengemis" agar barang yang dimilikinya dibeli. Masih lebih baik caranya. Ada yang membeli dan barang yang dibeli tidak digunakan, atau ada yang membeli tapi barang yang dibeli diberikan kepada orang lain atau tidak membeli karena merasa tidak membutuhkan barangnya dan hanya memberi uang sekedar rasa kasihan.
Ada cara lain untuk mendapatkan uang yaitu dengan bekerja yang dihargai orang. Maka dengan cara ini, ada orang yang meminta pertolongan dengan cara meminta pekerjaan. Semua cara di atas jika dilaksanakan dengan ikhlas bagi orang yang membantu tidak jadi persoalan bahkan menjdi ladang amal. Yang menjadi bahasan adalah yang meminta, apakah dengan meminta dengan cara di atas bisa membuat kita semakin baik ? Semua tergantung kondisi dan kesadaran kita kepada Allah. Cara yang terakhir lebih mendidik kita semakin baik.
Sekarang kita bayangkan jika kita juga melakukan yang sama kepada Allah dengan meminta rezeki karena merasa kurang atau bahkan kita pun tetap meminta rezeki sekalipun ada uang. Pertanyaannya, apakah Allah memberi atau membalas doa kita dengan memberi rezeki (uang) ? Pastinya tidak langsung. Yang adalah memberi kesempatan amal atau kerja yang berujung kepada kita mendapatkan uang. Jika begitu boleh dong biar tepat kita pun memohon pertolongan agar diberi pekerjaan atau amal yang berbuah kepada rezeki yang kita minta. Sudahkah kita berdoa seperti ini, ya Allah yang Maha razzaq, bimbing kami untuk selalu taat kepadaMU dan izinkan kami untuk selalu mampu bekerja dalam meraih rezekiMU. Aamiin
Insya Allah uraian ini bisa kita renungkan agar semakin hari semakin baik keislaman kita.  

Beriman atau percaya kepada yang ghaib


Beriman atau percaya, dua kata berbeda dan kita sepakati sama beriman yang berasal dari bahasa Arab dan terjemahannya percaya. Jika kita percaya kepada sesuatu, misalkan percaya pada teman. Maka maknanya bahwa kepercayaan itu ada karena kita dapat menerima pembuktian atas janji orang tersebut dengan kita. Saya percaya sama dia karena kepintarannya, dan memang dia membuktikan dia lebih pintar. Sama halnya kita percaya omongannya, berarti kita percaya dia berkata jujur.
Efek dari kita percaya kepada seseorang hanya sekedar percaya saja, tapi tidak membuat kita melakukan yang sesuatu atas apa yang kita percayai. Atau kita pun belum tentu mau menuruti apa yang dikatakan teman kita tadi. menjadi berbeda jika kita percaya kepada Allah, maka kita pun mau melakukan apa yang diperintahkanNya.
Ada perbedaan lain agar kita semakin benar-benar percaya kepada Allah dengan mengamalkan perintahNya. Saat kita percaya kepada teman, sebenarnya kita tidak pernah tahu tentang teman kita itu 100%, sifatnya dan keperibadiannya dan banyak hal yang tertutupi. Yang kita tahu saat kita bertemu dengannya. Dan tidak ada juga informasi dan pengetahuan serta petunjuk tentang teman kita itu yang mutlak kebenarannya. Menjadi berbeda dengan percaya kepada Allah, sesuatu yang tidak nyata (ghaib) dimana kepercayaan kita itu tidak asal tapi percaya karena ada petunjuk, ilmu, hidayah, pengetahuan serta informasi tentang Allah yang mutlak kebenaranNya yang bersumber dari Al Qur'an dan hadist Rasulullah. Maka kita percaya kepada Allah itu wajib diikuti dengan membaca dan memahami Al Qur'an sehingga dengan percaya kepada Allah itu kita pun beribadah kepadaNya. bagaimana jika kita percaya kepada Allah tanpa diikuti ilmu yang benar, maka kepercayaan itu menjadi lemah, kondisi ini menyebabkan kita lemah pula dalam ibadah dan amal.
Dalam Al Qur'an, difirmankan bahwa "orang yang beriman dan beramal saleh". Dua kalimat yang menjadi satu dan tidak terpisahkan, menunjukkan iman seseorang itu sudah benar karena dibekali atau didasari petunjuk Allah dalam Al Qur'an.  Saya percaya kepada Allah yang Maha segalanya dan pemilik alam semesta ini, maka saya pun beribadah dan beramal kepadaNya.
Saat kita beramal menjadi tidak sempurna atau kehidupan kita yang tidak memberi ketentraman di hati, maka yang perlu kita renungkan adalah bisa jadi iman kita semakin lemah karena tergerus oleh kepercayaan kita kepada yang lain. Kita percaya sukses memgantarkan kita kepada kehidupan yang lebih baik, atau kita percaya uang yang banyak bisa membahagiakan diri kita, kerja keras menjadi kunci kesuksesan dan banyak lagi. Percaya kepada sesuatu selain Allah bisa menjadikan kita lalai percaya kepada Allah alias menomerduakannya. Mari kita koreksi iman kita dengan konsisten membaca Al Qur'an dan mengamalkannya. INsya Allah dengan terus membaca dan memahami Al Qur'an mampu menyempurnakan iman kita kepada Allah, lalu menjadikan kita yakin untuk melaksanakan apa yang diperintahkanNya. Aamiin

Ada dan tidak ada

Judul di atas saya ambil menjadi bagian penting dalam semangat hidup kita. Mengapa ? Terkadang semangat itu ada karena sesuatu yang ada secara fisik yang bisa mendorong kita atau semangat itu menjadi luar biasa karena sesuatu yang tidak nyata (tidak ada).
Memang definisi ada itu sering ditafsirkan secara fisik terlihat atau tidak terlihat secara fisik tapi dapat dirasakan kehadirannya (ada). Begitulah yang terjadi, tapi nggak perlu pusing juga sih yang penting kita dapat memahami secara makna.
Semangat itu bisa mendorong kita termotivasi untuk melakukan apapun karena ada sesuatu yang mendorongnya. Misalkan karena keluarga berarti ada secara fisik yang membuat kita terdorong. Tapi benarkah demikian ? Perhatikan saat kita bekerja luar biasa di kantor, apakah dorongan itu masih ada (keluarga yang terlihat secara fisik) ? jawaban tidak ada, tapi keluarga itu ada karena kita merasakan kehadirannya dihati.
disisi lain ada sesuatu yang mendorong kita bersemangat seperti mimpi yang tidak ada atau tidak nyata yang hanya ada di imajinasi kita saja. Tapi mimpi itu benar-benar mendorong kita bekerja luar biasa.
Kedua hal di atas menjadi penting bagi kita untuk selalu bersemangat untuk bekerja luar biasa. Ada atau tidak ada tidak jadi penting tapi kita bisa merasakannya karena kita fokus. Jika hal ini bisa kita rasakan semangat luar biasa dalam bekerja, maka mesti kita pun bertanya mengapa kita belum beramal saleh yang luar biasa kepada Allah ?
Bekerja luar biasa secara makna sama dengan amal saleh, yaitu melakukan aktivitas karena ada dorongan. Mengapa sih kita shalat (amal saleh) ? Karena kita takut masuk neraka, neraka bisa kita jadikan dorongan yang sebenarnya masih belum nyata hanya berupa gambaran yang menakutkan kita. Tapi neraka itu tidak ada saat kita tidak fokus karena fokusnya kepada hal lain yang menyebabkan kita "kurang" shalatnya. Sama juga saat shalat itu karena syurga. Shalat kita menjadi luar biasa karena kita merasakan betul dorongan itu sangat hadir di hati ini, yang berarti kita lagi fokus atau kita sedang sadar kepada Allah. Neraka atau Syurga itu diciptakan Allah untuk membalas amalan manusia yang tidak mengikuti petunjukNya. Saya yakin semua orang tidak mau masuk neraka atau sangat ingin masuk syurga, tapi yang jadi persoalannya adalah kehadiran neraka atau syurga itu tidak kuat di hati ini. Jadilah kita "kurang" shalatnya atau bahkan kita melakukan dosa ...
Jika syurga atau neraka itu diibaratkan sesuatu yang kita imajinasikan dalam pikiran seperti halnya mimpi, maka setiap orang mempunyai bermacam-macam imajinasinya. Imajinasi itu tidak mutlak kebenarannya, tapi kita mesti membangun imajinasi itu dengan hati yaitu kehadiran Allah di hati yang mampu membuat menjadi sangat kuat untuk mendorong kita shalat luar biasa. Kehadiran Allah di hati bisa memberi imajinasi yang benar tentang syurga dan neraka. Boleh dong kita sekarang untuk bersemangat luar biasa dalam beramal saleh itu didasarkan pada kehadiran (fokus) Allah di hati ini.
Allah ada dan secara kasat mata kita tidak mampu melihatNya (tidak ada), tapi kita bisa merasakan atau mampu melihat kehadiran Allah itu dengan ciptaanNya (kekuasaan dan kebesaranNya). Maka fokus atau menggunakan hati menjadi sangat penting dalam membangun semangat kepada Allah yang membuat kita pun menjadi beramal saleh yang luar biasa. Mari kita bangun fokus kepada Allah dengan selalu melihat sesuatu itu secara fisik (ada) DAN melihat pula secara non fisik. Contoh saat melihat anak kita, yang terlihat adalah fisik anak bisa membangkitkan semangat tapi tidak jarang juga bikin bete. Tapi jika kita dalami lagi maka anak itu adalah titipan Allah, dimana titipan itu bisa baik bisa juga buruk. maka yang dititipkan siapa wajib menjaga tetap baik titipan itu (sekalipun bikin bete) atau mampu membuat titipan itu semakin baik. Inilah yang disebut tidak ada (tidak nyata) dibalik fisik dari anak. Kemampuan ini mesti dibangun dari ilmu Al Qur'an dan hati dengan emosional positif. Dengan demikian kita sebagai orang tua sangat bersemangat mendidik anak BUKAN lagi untuk berbangga dengan prestasi anak tersebut karena didikan kita, tapi sangat ingin mendidik anak itu sebagai uji kemampuan amal saleh yang dinilai oleh sang Pencipta. Mendidik anak sebagai amal saleh yang luar biasa dan sangat ikhlas untuk Allah.
Insya Allah kita diberi kemampuan untuk selalu melihat hal yang ada dan "tidak ada" agar hati ini mampu menghadirkan Allah dan Allah pun selalu ingin masuk ke dalam hati kita. Bimbing dan ajari kami selalu menuju kesadaran kepadaMu ya Allah. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...