Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kinerja bagus

Kinerja bagus alias kerja yang bagus, yaitu kerja yang memberikan nilai bagus. Tapi yang jadi pertanyaan dari banyak orang adalah saya sudah bekerja bagus tapi hasilnya ngga bagus ? Atau ada orang yang hasil kerja bagus tapi apa yang dikerjakannya sedikit menyimpang (kurang bagus).
Kinerja yang bagus terutama yang memberikan hasil yang bagus mampu menyemangati kita dalam bekerja. Lalu semangat inilah yang bisa memotivasi diri kita untuk semakin baik, motivasi internal yang baik. Boleh dong kita telusuri gemana kinerja bagus itu bisa meningkatkan motivasi spiritual yang semkain bikin kita bersemangat lagi.
Kinerja yang bagus itu merupakan 3 bagian yang tidak terpisahkan yaitu niat (tujuan) baik, prosesnya dalam bentuk aktivitas yang baik dan Insya Allah hasilnya baik. Bagi bos kinerja yang bagus itu kalau hasil kerja itu memberikan kontribusi yang besar, dan bos tidak pernah melihat niat dan prosesnya. Saat apresiasi itu kita dapatkan karena hasil kinerja yang bagus maka kita senang, dan keadaan ini bisa bikin kita senang dan mau mendapatkannya lagi. Karena fokus pada hasil ... tanpa disadari kita pun tidak menghiraukan proses yang baik lagi alias yang penting hasilnya, maka proses yang baik itu diabaikan. Salah nggak ? Ya ngga lah, karena kita fokus untuk hasil kinerja bagus.
Gemana dengan kita ? Kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri, maka mau tidak mau kita wajib melihat kinerja bukan dari kacamata bos tapi harus dengan kacamata kita sendiri untuk kebaikan kita sendiri juga. Perhatikan jika kita melihat kinerja bagus itu dalam 3 hal di atas maka sebenarnya kita tidqk perlu mimikirkqn hasil kinerjanya. Hasil kinerja yang bos inginkan bisa terjadi jika niat dan prosesnya dilakukan dengan baik.
Ada hal menarik juga dalam hidup beragama, ada kesan bahwa kita pun beramal karena ada respon yang baik dari orang lain. Orang melihat kita dan berkomentar karena melihat hasil,"wah hebatnya amalnya banyak". Kondisi membuat kita tersanjung dan ingin dipuji lagi. Tanpa disadari bisa jadi amal kita berikutnya sudah tidak ikhlas lagi alias riya. Inget yang penting itu amal yang bagus dn baik bukan karena penilaian orang tapi diri kita dan Allah. Maka sempurnakan niat dan melakukan saja yang bai, yang dirahmati Allah maka orang yang melihat pun bisa berkata yang baik terhadap kita.
Insya Allah kita selalu diberika petunjuk agar mampu menyempurnakan iman kita dengan terus memahami makna kehidupan ini. Aamiin


Jadikan kebaikan itu semakin baik

Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah keinginan itu tidak tercapai jika tidak bekerja lebih atau berkualitas. Atau Anda masih berpikir keinginan itu bisa diraih dengan ibadah dan doa atau berharap kepada keberuntungan atau masih berharap pada suatu saat nanti seiring usia yang menua dengan bekerja terus dapat terpenuhi. Sekali lagi masih oke jika kita masih berharap yang bisa memotivasi diri untuk mencapainya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah selama berharap itu tidak ada persoalan hidup yang menggerogoti semangat untuk memenuhi keinginan kita ?
Di situasi yang berbeda, ada orang yang punya semangat luar biasa untuk meraih impiannya tapi masih juga tercapainya. Bukan karena tidak mampu tapi urusan lain lah yang mengalihkan tindakan yang sudah baik yang ingin kita lakukan. Contoh, saat kita ingin bekerja luar biasa di kantor dengan rencana yang bagus tapi tidak terlaksana dengan baik. Ada saja kegiatan rutin dan kebiasaan yang melalaikannya. Urusan hp yang sudah jadi kebiasaan untuk dibuka melihat dan mengupdate sosial media, pekerjaan yang kurang teratur sehingga tidak tuntas karena banyak tugas rutin yang harus dikerjakan dan sebagainya.
Sekalipun ada kegiatan rutin atau kebiasaan yang melalaikan perjalanan kita menuju kesuksesan, maka hal itu tidk mudah untuk ditiadakan. Maka yang bisa kita lakukan adalah sebagaimana Allah mengajarkan kepada kita untuk cek list amal, seperti apa itu ? Allah selalu meningatkan kita secara berulang tentang banyak hal tentang pesan yang sama agar kita kembali fokus, yaitu fokus kepada tujuan. Dan untuk kembali ke fokus itu dibuat pertanyaan yang mana pertanyaan itu mesti dijawab oleh kita sendiri. Jawaban kita itu membuat kita kembali fokus. Tidakkah kamu berpikir tentang sabar ? Atau tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang memahami ? Sudahkah Anda shalat ? Dan sebagainya
Kembali ke fokus menjadi penting dalam perjalanan kita meraih apa yang kita inginkan karena kita termasuk manusia yang mempunyai sifat lalai dan melalaikan. Saat pertanyaan sudahkah kita shalat ? Maka jawabannya adalah kembali ke fokus dengan membuat ingin shalat lalu pertanyaan itu pun dapat dijadikan ukuran tindakan atau ada yang bilang kontrol point untuk cek list tindakan kita berada dalam koridor menuju keinginan kita. Setelah itu pertanyaan itu pun dapat ditingkatkan kualitasnya seperti sudahkah kualitas shalat kita menjadikan kita semakin beriman ? Jawabannya menjadikan kita selalu ingin mengecek kualitas shalat. Dengan demikian apa yang kita lakukan bisa terus semakin baik dan gangguan kegiatan rutin dan kebiasaan buruk dapat diatasi semakin minimal. Begitulah hendaknya kita mengambil hikmah dari petunjuk Allah agar kita tidak "melupakanNya". Kembali fokus kepada Allah dan mampu diingatkan untuk fokus menjadi dasar kita untuk meraih apa yang kita inginkan terwujud lewat rahmaNya.
Mari buatkan pertanyaan yang selalu kita siapkan di atas meja berupa pesan, atau alarm yang identik dengan aktivitas ingi kita kerjakan atau menulis pesan di diary yang selalu Anda baca secara periodik atau  melibatkan orang lain seperti keluarga/teman/orang tua untuk menegur kita saat lalai atau meminta atasan mengevaluasi kita setiap saat terhadap target yang sudah ditetapkan atau dengan cara yang Anda bisa dan senangi.
Sudahkah kita beramal hari ini ? Sudahkah amal kita membuat kita semakin percaya dengan janji Allah ? Sudahkah amal kita itu ikhlas ?  Insya Allah pertanyaan itu dapat menggugah kita untuk kembali fokus dan sekaligus mengecek perjalanan kita menuju yang Allah rahmati. Aamiin

Pengen sukses jangan jadi orang baik

Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang baik saja". Keinginan beberapa orang atau bahkan bisa jadi banyak juga setelah direnungkan ... bahwa jadi orang baik itu lebih penting daripada jadi orang sukses. Maka dengan pendapat ini memunculkan pendapat bahwa sukses dan baik itu berlawanan.
Perlu kita renungkan hal di atas agar motivasi kita tetap terjaga dan bisa langgeng. Motivasi yang didasarkan agama (motivasi Islam) dapat menjadi inspirasi untuk menemukan kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu menjalani kehidupan ini semakin baik.
Mengapa seseorang tidak ingin sukses ? Atau menjadi orang baik ? Sebenarnya sukses itu baik, tujuan yang baik dan memampukan seseorang semakin baik. Karena banyak yang kita lihat orang sukses itu terbuka aibnya seperti menjadi sukses dengan cara korupsi, menjadi sukses dengan cara menghalalkan segala cara, menjadi sukses dengan menipu orang banyak, menjadi sukses dengan mengeksplore media terlihat hebat dan sebagainya. Aib itu terbuka setelah mereka sukses dan bahkan ada orang yang sudah tahu sejak awal tentang perjalanan sukses seseorang yang tidak baik. kondisi di atas semakin nyata dengan fakta lain membuat orang sukses itu sedikit sombong dan "tidak dermawan". Dan kesuksesan itu selalu mempertunjukkan kemewahan. Mata kita tidak suka dengan hal ini yang tanpa sengaja memasuki alam bawah sadar kita, lalu mereka pun tidak ingin menjadi orang sukses. Padahal Nabi dan sahabatnya termasuk orang sukses dan terkenal tapi perilakunya sangat baik. NAbi dan sahabatnya sukses dengan cara yang baik dan setelah suksespun tetap menjadi orang baik. Mari kita semakin sering membaca kehebatan Nabi dan Sahabatnya dalam berbisnis yang bikin sukses tapi tetap jadi orang baik, kalau tidak berarti pikiran dan alam bawah sadar kita diisi dengan kesuksesan seperti diatas.
Tidak ingin jadi orang baik ? Bisa iya maka yang terlihat dari orang baik itu seperti menerima keadaan seolah tertindas sehingga kehidupannya tidak lebih baik dimata banyak orang. Orang baik takitu seperti tidak punya pengen dengan dunia, yang ada adalah kehidupan yang tertuju kepada agama dan hidup sederhana. Tidak ada yang salah, tapi dilihat oleh orang banyak tidak memotivasi banyak orang untuk hidup lebih baik atau tidak menyenangkan. Bagaimana dengan hidup Nabi dan sahabatnya ? Mereka hidup sederhana dan taat kepada Allah, tapi Nabi dan sahabatnya telah menunjukkan diri mereka mampu menjadi leader dan yang pasti hidupnya kecukupan yang bukan berarti tidak mampu bersedekah atau memabntu orang lain tapi Nabi dan sahabatnya yang taat itu siap mengajak orang menjadi semakin baik, hidup yang bahagia atau tenteram dan hidup dengan kecukupan untuk berbuat baik kepada sesama.
Masihkah kita berpikir bahwa sukses dan jadi orang baik itu seperti bertentangan ? Menjadi orang baik itu adalah modal sekaligus cara untuk sukses. Menjadi orang yang bertanggung jawab mampu mengantarkan kita jadi sukses, orang yang jujur siap mengantarkan kita kepada kesuksesan, orang yang dermawan bukan pelit mampu memberdayakan dirinya untuk semakin dirahmati Allah dan siap menjadi orang sukses, orang yang tekun dan sabar menjadikan kita orang yang tidak mudah putus asa yang siap menjadikan kita sukses dan banyak lagi perilaku orang baik yang siap diizinkan Allah untuk sukses dengan kecukupan.
Tak penting untuk jadi sukses atau orang baik, tapi berpikirlah kita mesti percaya atua beriman kepada Allah yang telah memberikan semuanya agar jadi orang sukses itu bagian dari percaya kita kepada Allah atau menjadi orang bagian itu bagian dari percaya kepada Allah. Insya Allah kita selalu diberikan hidayah dari Allah untuk selalu beriman dan beramal saleh yang dirahmatiNya. Aamin

Jika sukses bukan dari izin Allah

Banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan tidak tersambung dengan urusan Allah, sukses itu harus pintar atau harus kerja keras atau keberuntungan. Jika memang sukses itu bukan dari izin Allah, mengapa banyak orang tidak sukses ? Bukankah mereka yang mengejar sukses itu sudah maksimal untuk pintar dan sudah maksimal pula untuk bekerja keras. Apakah yang belum sukses itu belum beruntung ?
Jika kita sudah pintar, bukankah masih ada lagi yang lebih pintar ... maka apakah kita tidak bisa sukses ? lalu apakah orang paling pintar saja yang sukses ? bagaimana dengan mereka yang tidak pintar ? Disinilah Allah adil memberikan izinNya. Ada orang pintar yang sukses dan ada pula mereka yang kurang pintar sukses juga.
Jika sukses itu bukan dari Allah, maka muncul dua sikap .... yaitu ada orang yang tetap percaya kepada Allah dan berharap kehidupan akhirat lebih baik tapi tidak sukses. Dan ada orang yang mau sukses maka dia bekerja tanpa Allah dan bahkan tidak mengikuti petunjuk Allah. Bukankah Allah mengurus makhluknya baik di dunia dan di akhirat. Dan Allah menjanjikan bagi mereka yang ingin izin Allah dengan mengamalkan petunjukNya maka dibalas dengan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bisa dibayangkan jika kesuksesan itu bukan dari izin Allah maka bisa "berantakan" kehidupan di dunia ini, semakin banyak orang menghalalkan segala cara untuk sukses.
Jika kesuksesan itu kita mulai dengan bekerja luar biasa untuk Allah, maka motivasi dan semangat menjadi sangat luar biasa tanpa henti. Allah menyempurnakan semua kerja kita agar memberi hasil yang kita inginkan (kesuksesan). Masak sih Allah tidak mengizinkan kita yang sudah bekerja untukNya ?
Mari berpikir dan bertindak bahwa Allah mengizinkan segala sesuatu terjadi, maka sepantasnyalah kita berpikir tentang Allah dan mengamalkan apa yang diinginkanNya (bekerja ikhlas). Insya Allah kita diberi kekuatan untuk selalu sadar kepada Allah dan menjadi sangat yakin dan percaya kepadaNya. Aamiin

Ibadah diantara kerja dan istirahat

mari kita bangkitkan motivasi kita hanya kepada Allah agar mtoivasi itu menjadi bahan bakar kita dalam beramal atau bekerja. Begitulah semestinya ajaran agama Islam mendasari setiap tingkah laku penganutnya, motivasi Islam.
Kita lebih sering bekerja atau beramal seperti apa adanya, kok bisa ? Iyalah karena kita ngga sungguh-sungguh alias tidak mempersiapkan semua hal. Perhatikan saat kita kerja, bukankah kita mempersiapkan semuanya, mulai dari mandi, sarapan, pakaian yang bagus, berangkat lebih awal dan eeterus menjaga semangat agar di awal kerja tetap fit. Dan persiapan itu menguatkan kita dalam bekerja. Begitulah kerja yang sungguh-sungguh yang dikuatkan pula oleh hasil uang yang kita peroleh dan pengawasan kerja yang bener.
Bagaimana dengan amal kita, shalat aja ? Seperti tidak seperti kerja di atas. Mari kita perhatikan, waktu shalat itu lebih sering saat kita teringat saja, lagi kerja,"eh ternyata udah jam 1 siang waktunya shalat". Artinya persiapan tidak ada dan kemungkinan besar shalat pun kurang berkualitas. Shalat diantara kerja dan istirahat. Apa yang terjadi ? Saat shalat membuat kita masih ingat tentang  pekerjaan yang belum selesai dan apa yang harus kita kerjakan. Saat shalat ingat,"oh ya tadi saya lupa untuk telp si A" dan banyak hal lain sehingga kita pun shalat tidak fokus. Ditambah lagi shalat zhuhur dimana waktunya istirahat, maka shalat kita menjadi sangat berat karena berpikir,"saya belum makan dan lapar sehingga shalat tidak konsnetrasi". Dan kondisi ini semakin memberatkan tubuh kita untuk berdiri shalat, capek dan lelah. Akhirnya shalat pun ingin segera diselesaikan.
Mengevaluasi diri setiap hari tentang ibadah dan amal yang kita lakukan sampai hari ini memberi ruang pada diri kita semakin baik. Bisa dibayangkan begitu luar biasanya jika shalat itu seperti halnya kita bekerja atau kita mau ke pesta. Mari kita mulai mempersiapkan shalat dengan niat menyediakan waktu di awal dan melengkapi ilmunya.
Berlatih shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh sudah dari cukup untuk merubah kebiasaan kita selama ini. Insya Allah petunjukMu selalu membuka hati yang mendorong kami semakin beriman lewat pengabdian yang tulus dan sungguh-sungguh. Aamiin

PahaLa atau rahmat Allah

Hai sahabat semua, motivasi dalam kehidupan kita menjadi sangat penting untuk memacu kehidupan yang semakin baik. Motivasi diri jadi semakin bernilai karena terjadi dari dalam diri, dan jika dasarnya agama menjadi sangat berharga sebagai motivasi spiritual. Dan motivasi Islam dengan kebenarannya hendaknya menjadi pegangan bagi kita yang muslim.
Dari judul di atas, jika disuruh memilih maka banyak orang tidak memilih tapi mau dua-duanya. Mau rahmat dan balasan Allah. Jika dirangkai kata-katanya adalah kita mengabdi kepada Allah untuk mengharapkan rahmatNya dan balasanNya sebagai bentuk penghargaan Allah atas pengabdian kita.  Lalu yang jadi pertanyaan adalah mana yang mesti kita tuju ? Berharap balasan atau rahmat Allah. Di dalam Al Qur'an banyak disebutkan tentang balasan atas amal saleh yang kita kerjakan. Salahkah demikian ? Shalat dan sabar agar persoalan kita diselesaikan. Atau ada yang shalat istikharah untuk mendapatkan pilihan yang tepat. Atau bersyukur agar ditambah nikmatnya  ... Dan banyak lagi.
Bisa jadi saat kita mengharapkan balasan seperti yang telah Allah janjikan atas amal saleh kita, maka Allah dengan kasih sayang yang lebih utama memberikannya. Tapi boleh dong kita renungkan lebih dalam, jika benar kita beribadah untuk mendapatkan sesuatu berupa balasan yang telah janjikan maka hal itu menunjukkan kita tertuju pada balasanNya BUkan tertuju kepada Allah (ikhlas).
Bisa dibayangkan perbedaan yang luar biasa jika kita mengabdi dengan amal saleh kita yang hanya berharap rahmat Allah, maka kita dicukupkan kehidupannya. Kata dicukupkan bisa berarti melebihi makna balasan hanya sebatas keinginan kita. Dengan ibadah shalat dan sabar, kita tidak sekedar diberikan solusi atas persoalan yang kita hadapi, tapi bisa jadi kita disempurnakan ilmu dan keperluan yang terkait dengan solusinya. Bisa jadi Allah yang ridha memberikan rahmatNya dalam berbagai sendi kehidupan kita yang membuat kita semakin beriman. Janji Allah pasti benar, maka boleh dong kita sekarang beraktivitas dalam lingkup amal saleh hanya berharap kepada Allah saja (ikhlas).
Insya Allah kita selalu disempurnakan pemahaman tentang Allah untuk semakin beriman kepadaNya. Aamiin

Naik turun iman

Hampir 99,9% dari kita pernah mengalami naik dan turunya iman, lalu pernahkah terpikir oleh kita untuk menganalisa atau merenungkannya ? Bayangkan untuk urusan kesuksesan kita mampu menyediakan waktu untuk memonitor, mengukur dan mengevaluasi serta menemukan solusinya, tapi mengapa jika iman turun atau naik tak pernah dipikirkan dengan benar ? Inilah mesti menjadi cambuk buat kita agar melakukan yang sama untuk urusan dunia dan akhirat.
Tentu semua hal yang terkait dengan keimanan kita sampai hari ini mesti menjadi yang utama dan pertama untuk dipikirkan, mengapa ? Agar kita mampu menjalani kehidupan ini dengan iman yang selalu meningkat dan bisa juga sesekali turun. Motivasi Islam berikut ini bisa menjadi inspirasi bagi sqya dan anda untuk menguatkan motivasi diri yang bersifat spiritual agar menjelma motivasi spiritual yang kuat dan semakin baik.
Iman turun bisa karena memang lagi tidak beriman yang berarti unsur ketidakberimanan itu kuat dalam emenntukan tindakan kita. "Tidak beriman seseorang yang lagi dalam keadaan berzina", lalu apa yang kita bisa ambil hikmahnya.
Yang pertama adalah kita harus mengakui ada keadaan atau kondisi yang membuat kita melakukan yang buruk, yang Insya Allah dimata Allah sebenarnya kondisi itu tidak buruk hanya kita kurang beriman (cenderung kepada nafsu) sehingga membuat kita bertindak buruk. Tapi disisi lain kondisi itu bisa membuat kita semakin beriman karena kita sadar dan percaya bahwa tindakan buruk itu merusak diri kita sendiri.
Yang kedua adalah iman yang rendah itu sangat dipengaruhi oleh keyakinan kita kepada Allah karena bebrapa hal. Salah satunya adalah ilmu tentang petunjuk untuk beriman itu sendiri. Misalkan sudahkah kita tahu tentang sabar yang sebenarnya ? Sudahkah kita benar-benar sabar dalam tindakan ? Mari jadikan waktu hidup kita untuk membaca petunjuk Allah dalam Al Qur'an.
Ketiga adalah hendaklah kita selalu ikhlas untuk menghadapi apapun termasuk kondisi buruk dengan tindakan baik yang benar. Hasilnya ada yang baik dan banyak juga yang tidak sesuai dengan harapan dan janji Allah. Yang salah bukan hasilnya tapi kita belum sempurna melakukannya. Jadi banyak dari hasil yang baik itu membuat kita semakin pede atau percaya yang akhirnya membuat kita semakin kuat imannya. Sikapi hasil yang buruk untuk mampu membuat kita semakin mencari cara atau ilmu untuk semakin sempurna lagi dalam bertindak. Manusia mempunyai persepsi "seeing is believing atau bukti itu membuat kita percaya"
Insya Allah kita dimampukan untuk terus menyakini Allah dengan semakin banyak menghadapi apapun yang kita hadapi dengan ilmu yang benar sehingga membuat kita semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Aamiin

Memahami diri sebagai ciptaan Allah

Motivasi hari ini ingin membangun pemahaman tentang diri kita agar mampu menjalani hidup ini dengan benar. Motivasi yang kuat dibangun dengan dasar iman (agama) jadilah ia sebagai motivasi spiritual dan agama Islam memberikan motivasi Islam yang benar.
Tahukah kita tentang diri kita sendiri ? Semua orang menjawab ya, tapi ada satu pertanyaan yang menggelitik saya, "apakah kita ini diciptakan Allah ?" pasti lah kita menjawab iya. Lalu darimana kita tahu hal itu ? Bisa jadi diceritakan oleh ibu kita dan melihat hal yang sama tentang kelahiran. Kedua hal ini belum mampu menjawab tentang "apakah kita diciptakan oleh Allah ?"
Pertanyaan ini sebetulnya menuntun kita untuk menjawabnya dengan benar. Perhatikan "diciptakan Allah", jika benar Allah itu pencipta manusia/diri kita ini maka pastilah Dia menjelaskannya. Untuk tahu kebenarannya, maka kita tinggal baca apa yang Allah telah sampaikan ... lewat wahyu yaitu Al Qur'an. Setelah kita baca isi tentang penciptaan diri kita "manusia diciptakan dari setetes mani dan seterusnya lewat ibu kita" maka kepercayaan itu menjadi benar.
Sampai saat ini, kita masih merasa dilahirkan oleh ibu kita dan ibu kita punya keinginan besar terhadap diri kita yaitu menjadikan hidup kita sukses (sebagai tujuan hidup kita). Itu artinya kita dibuatkan tujuan hidup oleh yang melahirkan kita yaitu ibu. Maka sejak dilahirkan kita pun mulai dibentuk dengan segala oleh ibu agar keinginan (tujuan) ibu kita terpenuhi. Alhasil jadilah kita seperti hari ini.
Pernahkah kita merenung tentang "jika ibu kita punya tujuan terhadap diri kita, maka pastilah ada pula tujuan hidup kita yang diinginakan oleh Allah yang menciptakan kita" ???? Tentunya level tujuan yang Allah inginkan terhadap kita pasti lebih baik dan lebih mulia. Dengan membaca kembali Al Qur'an, maka kita dapati bahwa tujuan hidup kita hanya untuk mengabdi kepada Allah,"tidak diciptakan jin dan manusia untuk mengabdi/beribadah kepada Allah".
Terus bagaimana dengan tujuan ibu kita terhadap diri kita ? Insya Allah, keinginan ibu cenderung baik, tapi pastikan bahwa tujuan yang sebenarnya adalah mengabdi atau beribadah kepada Allah. Ibu pengen kita jadi insiyur, maka jadikan belajar sampai menjadi insiyur itu sebagai ibadah kepada Allah sehingga apa yang kita lakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjukNya. Jika ibu kita ingin kita jadi dokter maka jadikan pula profesi dokter itu menjadi ibadah dengan memberikan pelayanan yang benar kepada pasien. Dan seterusnya.
Maka mau tidak mau, jika kita tahu tentang sesuatu maka temukan ilmunya agar kita menjadi benar. Dan referensi ilmu yang mutlak itu adalah Al Qur'an. Sama halnya jika kita beriman kepada Allah maka sempurnakan keimanan itu dengan menemukan ilmunya di dalam Al Qur'an sehingga iman kita menjadi benar. Salah satu pemahaman kita tentang Allah yang menciptakan kita, maka kita mesti membuka hati untuk memahami AL Qur'an dan menjadikan hidup kita sebagai pengabdian kepada Allah, "hidupku, ibadahku dan matiku hanya untuk Allah".
Insya Allah motivasi hari ini bisa membuka mata hati kita untuk semakin mengenal Allah dan mampu mengamalkannya. Aamiin

Sekedarnya aja

Motivasi diri yang paling pas buat kita agar mampu bangkit menjadi manusia yang semakin baik. Salah satu dan yang utama dalam sumber motivasi itu adalah petunjuk dalam Al Qur'an (agama Islam), maka dikatakanlah sebagai motivasi Islam. Motivasi ini sebagai motivasi spiritual.

Jika hidup itu hanya sekedar makan dan minum ... maka renungkan binatang juga sama
Jika bekerja itu mengejar kesenangan belaka .... maka renungkan binatang pun memuaskan nafsunnya untuk senang
Jika bekerja untuk hidup ... maka renungkan lebah dengan madunya mampu bekerja yang menghasilkan kebaikan buat orang lain
Jika kita tidak renungkan .... maka yang terjadi hanya sebatas logika dan nafsu

Ruang hati untuk merenungkan tentang kehidupan yang merupakan makhluk ciptaan Allah merupakan aktivitas untuk menjadi semakin baik dan benar. Bukankah Allah tunjukkan alam semesta ini merupakan bukti penciptaanNya ... lalu kita berucap Subnallah, Alhamdulillah Allahu Akbar. Ada himah yang besar setelah kita merenungkan dan memahaminya, maka hidup ini bukan saja sekedarnya aja
Tapi mengakui dan mengabdi kepadaNya.
Apakah harus bekerja untukNya ? iya dan ikuti saja petunjukNya ....
Maka hidup ini bersyukur dengan ibadah atas nikmatNya. lalu beraktivitas (hidup) dengan petunjukNya menjadikan kita sebagai hamba Allah yang sesungguhNya.
Mari menyadari hal ini untuk membuktikan bahwa kita milik Allah dan kembali kepadaNya ...
Bersyukurlah di pagi hari kita dibangunkan lalu wujudkan syukur itu dengan shalat Subuh (dan mendahuluinya dengan Tahajjud).
Bersyukurlah di pagi itu kita bisa memulai dengan kehidupan yang baru yang hilang rasa penat dan capek hari sebelumNya lalu mewujudkannya dengan sarapan pagi agar tubuh ini mampu beraktivitas (beramal saleh) di siang hari.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mampu beraktivitas atau bekerja maka wujudkanlah dalam bekerja untuk ibadah. Dan terus berlatih dan belajar ilmu (petunjuk) baru agar mampu terus memperbaiki rasa syukur itu
Bersyukurlah kita diberi waktu untuk curhat sekaligus waktu "istirahat" dengan shalat zuhur dan ashar maka wujudkan dengan sungguh-sungguh dalam shalat itu untuk berkomunikasi dengan inten agar kita selalu sadar dan selalu dalam petunjukNya
Bersyukurlah perjalanan hari yang ditutup dengan malam maka wujudkan untuk mengevaluasi (istighfar) dan memulihkan tubuh dengan tidur yang rahmati Allah.
Insya Allah hidup ini selalu dibimbing oleh Allah di hati ini untuk berjalan dalam petunjukNya dan bukan sekedarnya aja untuk hidup. Aamiin



Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...