Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Pikiran tidak bisa memprediksi HASIL

Seringkali nasehat yang baik itu sering dimulai "berpikir yang baik atau berprasangka baik" dan bahkan ada kata penyemangat seperti "apa yang kita pikirkan (mimpikan) dapat diwujudkan".  Begitu kita menjadi bersemangat dan mempunyai persepsi pandangan bahwa apa yang kita pikirkan bisa terjadi. "jangan-jangan ...." dan kejadianlah apa yang kita pikirkan. Begitu luar biasa kekuatan yang dihasilkan oleh pikiran.
Tapi formula di atas tidak selalu benar, artinya bisa juga tidak terjadi apa yang kita pikirkan. Jadi tak perlu menjadi sebuah formula kebenaran (teori yang cenderung dibenarkan), maka membuat kita menjadi khawatir saat berpikir sesuatu ... toh hasilnya bisa ya dan tidak. Kondisi inilah yang mesti ang kita bangun persepsi baru "pikiran tidak bisa memprediksi hasil", artinya boleh dong kita berpikir bahwa apa yang kita pikirkan adalah BUKAN memprediksi hasil tapi apa yang kita pikirkan adalah apa yang bisa kita lakukan. Dengan demikian fokus kita dengan apa yang dipikiran adalah fokus tindakan/action/amal yang jika diteruskan pula membuat pikiran memikirkan tindakan/action/amal yang benar atau baik. Dan hasil dari tindakan itu hanya persoalan diizinkan Allah swt, artinya kita boleh berharap dengan selalu melakukan apa yang disenangi Allah. Pola ini mengajarkan kita hanya fokus kepada apa yang menjadi tanggung jawab kita sendiri yaitu hanya berpikir dan bertindak, yang juga memberi semangat (senang dalam mengerjakannya). Yang akhirnya kita pun bisa menerima apapun hasilnya, jika hasilnya baik kita berterima kasih dan jika hasilnya tidak sesuai maka kitapun berterima kasih karena sudah diberi kesempatan mengerjakannya dengan senang (seperti bermain) dan yang tak lupa kita pun berterima kasih dengan hasil yang tidak sesuai itu menandakan apa yang kita lakukan belum benar (diberitahu hasil tindakan kita).
Mari kita menyakini bahwa yang terpenting adalah fokus kepada apa yang kita pikirkan dan maukah kita melakukannya.  

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...