Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

nggak pake zikir juga sukses

Seringkali kita melihat dan membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang terlihat orang lain sukses tanpa menjalani apa yang kita kerjakan dan kita sendiri belum sukses. Yang gampang bagi kita untuk menilai adalah cara kita salah dan yang sukses itu benar.
Contoh dalam kehidupan, bisa jadi kita bertanya,"kok yang nggak shalat sukses sedangkan yang shalat belum sukses ?" atau Anda juga yang bilang zikir itu baik untuk mengingat Allah,"jika zikirnya banyak maka banyak kebaikan (diberikan kesuksesan), tapi ternyata hasilnya tidak demikian ?" Logika yang bercampur emosi dengan mudah menilai sebagai berikut
1. Zikir/shalat dan kesuksesan tidak ada hubungannya. Mau sukses ? Kerja yang luar biasa dan zikir ya zikir aja, bahkan ada yang nggak zikir sukses.
2. Zikir/shalatnya ada yang salah/kurang sempurna
Apa yang kita bisa ambil hikmahnya ? Hikmah yang bisa memotivasi diri kita untuk semakin baik. Motivasi Islam menjadi yang utama agar motivasi spiritual kita menjadi sangat kuat dan berada dalam tindakan yang benar.
Hikmahnya, tidak perlu kita membandingkan apa yang sudah kita kerjakan dengan apa yang sudah dikerjakan sama orang lain. Penilaian kita hanya sebatas tampilan bukan pada niat dan hatinya, dan sekali lagi kita hanya melihat beberapa kali saja dan ada tindakan lain yang tidak terlihat oleh kita.  Maka Allah yang Maha Mengawasilah yang tahu semua tindakan seseorang dan bahkan tahu niatnya. Perbandingan yang kita buat itu sangat rendah dari kebenaran, dan Allah lah yang Maha bisa menilai semuanya.
Yang kita bandingkan cenderung dari hasil yang diperoleh dan beberapa tindakan yang terlihat. Hasil sangat tergantung pada apa yang dikerjakan. Apa yang dikerjakan menjadi mutlak penilaiannya dari Allah. Jadi tak perlu juga kita membandingkan karena hak membandingkan hanya milik Allah.
Jadi saat kita zikir dan hasilnya tidak sesuai harapan kita, maka perlu disikapi dengan merenungkan niat kita. Jika memang kita berzikir meminta sesuatu ... bukankah ini menunjukkan kita berzikir karena Allah tapi karena mohon dikabulkan permintaan kita.
Renungkan ... jika zikir itu menenangkan hati, maka periksa ketenangan hati kita. Jika kita gelisah berarti ada yang salah dengan zikir kita.
Teruslah berzikir tanpa melihat kuantitas zikir dan orang lain dapatkan. Ukurlah nilai zikir itu dengan hati kita sendiri. Kuatkan kami ya Allah untu terus berzikir lewar amal dan lisan kami. Aamiin

Pantaskah meminta ?

Motivasi kali ini ingin membangun diri lebih baik lagi. Motivasi yang dibangun dalam diri (motivasi diri) yang didasarkan referensi yang kuat yaiTu motivasi spiritual. Motivasi Islam menjadi yang terbaik bagi muslim agar terus menjadi orang beriman dna beramal saleh.
Judul di atas banyak terjadi pada diri setiap orang, karena merasa tidak mampu atau tidak punya atau malas. Semua alasan itu sah-sah saja. Seorang karyawan merasa oke saja meminta naik gaji dan minta fasilitas. Tapi tergantung bos yang mau memberikannya dengan melihat kinerja kita. Jika bagus bisa diberikan atau diberikan setengahnya agar kita semangat lagi bekerja. Jika tidak berkenan maka bos pasti tidak mau memberikannya.
Sama halnya kita dengan orang tua, tapi karena ada kasih sayang maka pemberian atas permintaan kita jauh lebih mudah. Bahkan seorang anak yang bandel aja masih saja orang tuanya memberikan apa yang diminta anaknya.
Mari kita berpikir lagi pada level yang lebih tinggi yaitu meminta kepada Allah, bandingkan permintaan naik gaji atau fasilitas di tempat kerja kita sebagai berikut :
1. Disampaikan ke bos, iya banyak persyaratannya dan bahkan ada tuntutannya jika dipenuhi
2. Menyampaikan ke orang tua atau keluarga, paling doa dan dukungan. Lalu usul cari kerja baru saja
3. Disampaikan ke Allah dalam doa kita yang mengiringi amal saleh kita sepanjang hari. Memang Allah lebih besar kasih sayangnya kepada kita melebihi level orang tua atau keluarga. Kebaikan Allah itu biasanya tidak langsung kepada permintaan kita. Kita minta uang belum tentu diberikan uang tapi diberikan pekerjaan yang menghasilkan uang atau diberi kemampuan yanug menghasilkan uang atau Allah memberikan kesehatan agar kita mampu beraktivitas dan Allah berikan pula pikiran agar kita mampu menemukan jalan yang baik atau Allah memberikan hati agar kita mampu memilih jalan yang benar.
Masihkah kita pantas meminta ? Meminta ke atasan berujung kepada seberapa bagus kerja kita, meminta kepada orang tua juga tergantung seberapa patuh kita kepada orang tua alias seberapa besar bakti (amal) kita dan tergantung kasih sayang orang tua, meminta kepada Allah pun tergantung seberapa besar amal atau kerja kita hanya untuk Allah.
Semua jawaban kepantasan meminta itu bergantung amal atau kerja atau kepatuhan, artinya kita mesti mengiringi permintaan kita lebih awal dengan amal ya kerja ya kepatuhan. Insya Allah kebaikan itu membuka pintu kepantasan kita meminta untuk diizinkan Allah lewat doa orang tua dan melalui atasan kita. Makna lain bahwa kebaikan yang kita lakukan sudah banyak memberikna porsi penentu kepantasan pada diri kita dan Allah Selalu memberi jalan yang benar agar kepantasan itu terjadi.
Seberapa besar kepantasan kita meminta ? Ukurlah apa yang sduah kita perbuat dalam kebaikan.

Kemampuan itu ada, tapi tidak mau

motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang menjadi motivasi spiritual yang mujarab untuk bangkit menjadi yang terbaik.
Seringkali kita mengatakan,"saya nggak bisa", atau "saya ngga mampu". Sebenarnya jika kita telusuri pernyataan itu bisa jadi keluar saat Anda ditanya untuk melakukan sesuatu atau diberi tugas. Maka yang terjadi adalah penolakan halus yang sopan. Jujur ya pada diri sendiri.
Jika Anda bilang,"saya ngga bisa", maka sebenarnya ada hal yang anda sudah tahu yaitu tentang hal yang ditanyakan. Misalkan bisa nggak kamu ke Bandung ? Maka dibenak Anda adalah Anda tahu Bandung dan Anda bisa. Artinya Anda punya kemampuan untuk mengerjakannya. Tapi Anda berpikir dan berimajasi tentang jauh, capek, biaya dan sebagainya maka Anda jawab tidak bisa.
Disisi lain ada orang yang tidak tahu Bandung, tentu ada rasa penasaran yang ingin Anda ketahui dengan bertanya. Kok Bandung ? Emangnya Bandung itu oke ? Tapi keinginan tahu Anda dikalahkan  emosi yang mengimajinasikan Anda susah dan ribet dengan sesuatu yang baru. Padahal Anda sangat ingin meningkatkan kemampuan tentang Bandung. Artinya Anda punya kemampuan untuk mencari tahu dan memahami Bandung. Lalu jika dilanjutkan ada keinginan untuk bisa.
Sama halnya dengan "saya nggak mampu", kita menolak bukan karena tidak mampu tapi tidak mau. Berarti kita ini mempunyai kemampuan yang sangat mampu mendorong kita untuk bilang bisa dan mampu.
Ada pertanyaan, kok belum shalat ? Jika Anda terus beraktivitas dengan mengabaikan pertanyaan itu bukan berati kita tidak mampu shalat saat itu tapi kita tidak mau. Kemampuan untuk meninggalkan aktivitas pun kita mampu lalu shalat. Kalau pertanyaan seperti, mau nggak sih kamu jadi orang kaya ?  Maka jawabannya mau. Lalu kita menjadi sangta mampu mengerjakan apa yang diperintahkan. Jadi sebenarnya kita ini sduah diberi kemampuan oleh Allah untuk bisa dan mampu beraktivitas lebih baik dqlam hal apapun lkarena Allah sudah memebrikqn modal seperti akal, emosi, tubuh dan alam untuk dimanfaatkan (bersyukur).  Yang jadi pertanyaan adalah mengapa kita tidak mau ? Karena kita belum yakin kepada Allah. Mari kita koreksi dan tingkatkan keyakinan atau iman kita kepada Allah lewat ilmuNya dalam Al Qur'an.
Insya Allahkita diberi selalu hidayah untuk terus menyakini dqn meningkatkan iman kita kepada Allah dan menjadi hamba yang pandai bersyukur dna terus mampu beramal saleh. Aamiin

Catatan kebaikan

mtoivasi hari ini mengajak kita untuk semakin baik hari ini. Motivasi islam yang bersifat motivasi spiritual ini sekaligus merupakan manajemen waktu kita. Inilah motivasi diri yang kuat untuk selalu meningkatkan kualitas diri.
Catatan biasanya banyak digunakan oleh ibu-ibu atau profesional. Ibu-ibu mempunyai catatan agar tidak lupa dan fokus untuk dicek list aktivitasnya. Sama halnya dengan profesional ditempat kerja. Alhamdulillah makna catatan ini baik buat kita terapkan dalam memacu motivasi kita. Pepatah Tiongkok mengatakan,"tidak dicatat bikin lupa". Apakah kita punya catatan saat ini ? Dan dengan sedikit mikir mencari catatan apa yang sudah kita miliki ..... ngga ada tuh.
Jika catatan itu tentang utang, maka kita fokus dan selalu ingat utang, berusaha untuk membayarnya atau gemana menghasilkan uang untuk membayar utang. Ada banyak wanita suka membuat catatan tentang kesehariannya dalam diary. Laki-laki dan profesi sebagai orang teknik cenderung malas menulis atau mencatat. Padahal sudah banyak aplikasi dalam smartphone yang memudahkan kita membuat catatan agar bisa fokus dan cek list.
Mau semakin baik, ya mesti memulai dengan membuat catatan kebaikan dalam satu hari, gemana caranya :
1. Buatlah catatan kebaikan yang ingin kita kerjakan hari ini,
    a. Bangun pagi dan membangunkan anggota keluarga
    b. Sarapan dengan nasi uduk yang dijual oleh ibu-ibu dengan melebihkan pembayaran
    c. Membaca Al Qur'an dan memahaminya walaupun 1 ayat
    d. Ingin menyapa teman kantor dan berkomunikasi 2-3 menit
    e. Membantu pekerjaan bawahan atau rekan dalam menyelesaikan pekerjaannya
    f. Shalat tepat waktu di zhuhur dan ashar.
2. Catatan di atas bisa dibuatkan dalam catatan kecil dimana setiap selesai mengerjakannya kita bisa kita cek list. Menjelang malam catatan itu bisa kita kumpulkan di satu tempat. Atau catatan itu bisa kita ganti dengan catatan kecil seperti post it yang berbeda warna setiap kebaikan. Setelah kita melakukan kebaikan itu catatannya langsung dibuang. Nah jika masih ada catatannya maka kita belum melakukannya.
Catatan sebagai media merupakan latihan menghisab diri kita sendiri, dalam Al Qur'an dikatakan "sudahkah kamu menghisab dirimu sendiri ? ". Catatan ini sebagai alat bantu dan semakin hari semakin terbiasa dan menjelma menjadi karakter. Bisa jadi catatan kebaikan itu pindah hati.
Insya Allah apa yang kita lakukan dengan membuat catatan kebaikan ini mendorong kita untuk terus ikhlas dalam setiap kebaikan. Allah yang Maha Menghitung apapun mampu mengajari kita memanage kebaikan kita agar menjadi amal yang dirahmati Allah. Aamiin

Kinerja bagus

Kinerja bagus alias kerja yang bagus, yaitu kerja yang memberikan nilai bagus. Tapi yang jadi pertanyaan dari banyak orang adalah saya sudah bekerja bagus tapi hasilnya ngga bagus ? Atau ada orang yang hasil kerja bagus tapi apa yang dikerjakannya sedikit menyimpang (kurang bagus).
Kinerja yang bagus terutama yang memberikan hasil yang bagus mampu menyemangati kita dalam bekerja. Lalu semangat inilah yang bisa memotivasi diri kita untuk semakin baik, motivasi internal yang baik. Boleh dong kita telusuri gemana kinerja bagus itu bisa meningkatkan motivasi spiritual yang semkain bikin kita bersemangat lagi.
Kinerja yang bagus itu merupakan 3 bagian yang tidak terpisahkan yaitu niat (tujuan) baik, prosesnya dalam bentuk aktivitas yang baik dan Insya Allah hasilnya baik. Bagi bos kinerja yang bagus itu kalau hasil kerja itu memberikan kontribusi yang besar, dan bos tidak pernah melihat niat dan prosesnya. Saat apresiasi itu kita dapatkan karena hasil kinerja yang bagus maka kita senang, dan keadaan ini bisa bikin kita senang dan mau mendapatkannya lagi. Karena fokus pada hasil ... tanpa disadari kita pun tidak menghiraukan proses yang baik lagi alias yang penting hasilnya, maka proses yang baik itu diabaikan. Salah nggak ? Ya ngga lah, karena kita fokus untuk hasil kinerja bagus.
Gemana dengan kita ? Kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri, maka mau tidak mau kita wajib melihat kinerja bukan dari kacamata bos tapi harus dengan kacamata kita sendiri untuk kebaikan kita sendiri juga. Perhatikan jika kita melihat kinerja bagus itu dalam 3 hal di atas maka sebenarnya kita tidqk perlu mimikirkqn hasil kinerjanya. Hasil kinerja yang bos inginkan bisa terjadi jika niat dan prosesnya dilakukan dengan baik.
Ada hal menarik juga dalam hidup beragama, ada kesan bahwa kita pun beramal karena ada respon yang baik dari orang lain. Orang melihat kita dan berkomentar karena melihat hasil,"wah hebatnya amalnya banyak". Kondisi membuat kita tersanjung dan ingin dipuji lagi. Tanpa disadari bisa jadi amal kita berikutnya sudah tidak ikhlas lagi alias riya. Inget yang penting itu amal yang bagus dn baik bukan karena penilaian orang tapi diri kita dan Allah. Maka sempurnakan niat dan melakukan saja yang bai, yang dirahmati Allah maka orang yang melihat pun bisa berkata yang baik terhadap kita.
Insya Allah kita selalu diberika petunjuk agar mampu menyempurnakan iman kita dengan terus memahami makna kehidupan ini. Aamiin


Jadikan kebaikan itu semakin baik

Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah keinginan itu tidak tercapai jika tidak bekerja lebih atau berkualitas. Atau Anda masih berpikir keinginan itu bisa diraih dengan ibadah dan doa atau berharap kepada keberuntungan atau masih berharap pada suatu saat nanti seiring usia yang menua dengan bekerja terus dapat terpenuhi. Sekali lagi masih oke jika kita masih berharap yang bisa memotivasi diri untuk mencapainya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah selama berharap itu tidak ada persoalan hidup yang menggerogoti semangat untuk memenuhi keinginan kita ?
Di situasi yang berbeda, ada orang yang punya semangat luar biasa untuk meraih impiannya tapi masih juga tercapainya. Bukan karena tidak mampu tapi urusan lain lah yang mengalihkan tindakan yang sudah baik yang ingin kita lakukan. Contoh, saat kita ingin bekerja luar biasa di kantor dengan rencana yang bagus tapi tidak terlaksana dengan baik. Ada saja kegiatan rutin dan kebiasaan yang melalaikannya. Urusan hp yang sudah jadi kebiasaan untuk dibuka melihat dan mengupdate sosial media, pekerjaan yang kurang teratur sehingga tidak tuntas karena banyak tugas rutin yang harus dikerjakan dan sebagainya.
Sekalipun ada kegiatan rutin atau kebiasaan yang melalaikan perjalanan kita menuju kesuksesan, maka hal itu tidk mudah untuk ditiadakan. Maka yang bisa kita lakukan adalah sebagaimana Allah mengajarkan kepada kita untuk cek list amal, seperti apa itu ? Allah selalu meningatkan kita secara berulang tentang banyak hal tentang pesan yang sama agar kita kembali fokus, yaitu fokus kepada tujuan. Dan untuk kembali ke fokus itu dibuat pertanyaan yang mana pertanyaan itu mesti dijawab oleh kita sendiri. Jawaban kita itu membuat kita kembali fokus. Tidakkah kamu berpikir tentang sabar ? Atau tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang memahami ? Sudahkah Anda shalat ? Dan sebagainya
Kembali ke fokus menjadi penting dalam perjalanan kita meraih apa yang kita inginkan karena kita termasuk manusia yang mempunyai sifat lalai dan melalaikan. Saat pertanyaan sudahkah kita shalat ? Maka jawabannya adalah kembali ke fokus dengan membuat ingin shalat lalu pertanyaan itu pun dapat dijadikan ukuran tindakan atau ada yang bilang kontrol point untuk cek list tindakan kita berada dalam koridor menuju keinginan kita. Setelah itu pertanyaan itu pun dapat ditingkatkan kualitasnya seperti sudahkah kualitas shalat kita menjadikan kita semakin beriman ? Jawabannya menjadikan kita selalu ingin mengecek kualitas shalat. Dengan demikian apa yang kita lakukan bisa terus semakin baik dan gangguan kegiatan rutin dan kebiasaan buruk dapat diatasi semakin minimal. Begitulah hendaknya kita mengambil hikmah dari petunjuk Allah agar kita tidak "melupakanNya". Kembali fokus kepada Allah dan mampu diingatkan untuk fokus menjadi dasar kita untuk meraih apa yang kita inginkan terwujud lewat rahmaNya.
Mari buatkan pertanyaan yang selalu kita siapkan di atas meja berupa pesan, atau alarm yang identik dengan aktivitas ingi kita kerjakan atau menulis pesan di diary yang selalu Anda baca secara periodik atau  melibatkan orang lain seperti keluarga/teman/orang tua untuk menegur kita saat lalai atau meminta atasan mengevaluasi kita setiap saat terhadap target yang sudah ditetapkan atau dengan cara yang Anda bisa dan senangi.
Sudahkah kita beramal hari ini ? Sudahkah amal kita membuat kita semakin percaya dengan janji Allah ? Sudahkah amal kita itu ikhlas ?  Insya Allah pertanyaan itu dapat menggugah kita untuk kembali fokus dan sekaligus mengecek perjalanan kita menuju yang Allah rahmati. Aamiin

Pengen sukses jangan jadi orang baik

Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang baik saja". Keinginan beberapa orang atau bahkan bisa jadi banyak juga setelah direnungkan ... bahwa jadi orang baik itu lebih penting daripada jadi orang sukses. Maka dengan pendapat ini memunculkan pendapat bahwa sukses dan baik itu berlawanan.
Perlu kita renungkan hal di atas agar motivasi kita tetap terjaga dan bisa langgeng. Motivasi yang didasarkan agama (motivasi Islam) dapat menjadi inspirasi untuk menemukan kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu menjalani kehidupan ini semakin baik.
Mengapa seseorang tidak ingin sukses ? Atau menjadi orang baik ? Sebenarnya sukses itu baik, tujuan yang baik dan memampukan seseorang semakin baik. Karena banyak yang kita lihat orang sukses itu terbuka aibnya seperti menjadi sukses dengan cara korupsi, menjadi sukses dengan cara menghalalkan segala cara, menjadi sukses dengan menipu orang banyak, menjadi sukses dengan mengeksplore media terlihat hebat dan sebagainya. Aib itu terbuka setelah mereka sukses dan bahkan ada orang yang sudah tahu sejak awal tentang perjalanan sukses seseorang yang tidak baik. kondisi di atas semakin nyata dengan fakta lain membuat orang sukses itu sedikit sombong dan "tidak dermawan". Dan kesuksesan itu selalu mempertunjukkan kemewahan. Mata kita tidak suka dengan hal ini yang tanpa sengaja memasuki alam bawah sadar kita, lalu mereka pun tidak ingin menjadi orang sukses. Padahal Nabi dan sahabatnya termasuk orang sukses dan terkenal tapi perilakunya sangat baik. NAbi dan sahabatnya sukses dengan cara yang baik dan setelah suksespun tetap menjadi orang baik. Mari kita semakin sering membaca kehebatan Nabi dan Sahabatnya dalam berbisnis yang bikin sukses tapi tetap jadi orang baik, kalau tidak berarti pikiran dan alam bawah sadar kita diisi dengan kesuksesan seperti diatas.
Tidak ingin jadi orang baik ? Bisa iya maka yang terlihat dari orang baik itu seperti menerima keadaan seolah tertindas sehingga kehidupannya tidak lebih baik dimata banyak orang. Orang baik takitu seperti tidak punya pengen dengan dunia, yang ada adalah kehidupan yang tertuju kepada agama dan hidup sederhana. Tidak ada yang salah, tapi dilihat oleh orang banyak tidak memotivasi banyak orang untuk hidup lebih baik atau tidak menyenangkan. Bagaimana dengan hidup Nabi dan sahabatnya ? Mereka hidup sederhana dan taat kepada Allah, tapi Nabi dan sahabatnya telah menunjukkan diri mereka mampu menjadi leader dan yang pasti hidupnya kecukupan yang bukan berarti tidak mampu bersedekah atau memabntu orang lain tapi Nabi dan sahabatnya yang taat itu siap mengajak orang menjadi semakin baik, hidup yang bahagia atau tenteram dan hidup dengan kecukupan untuk berbuat baik kepada sesama.
Masihkah kita berpikir bahwa sukses dan jadi orang baik itu seperti bertentangan ? Menjadi orang baik itu adalah modal sekaligus cara untuk sukses. Menjadi orang yang bertanggung jawab mampu mengantarkan kita jadi sukses, orang yang jujur siap mengantarkan kita kepada kesuksesan, orang yang dermawan bukan pelit mampu memberdayakan dirinya untuk semakin dirahmati Allah dan siap menjadi orang sukses, orang yang tekun dan sabar menjadikan kita orang yang tidak mudah putus asa yang siap menjadikan kita sukses dan banyak lagi perilaku orang baik yang siap diizinkan Allah untuk sukses dengan kecukupan.
Tak penting untuk jadi sukses atau orang baik, tapi berpikirlah kita mesti percaya atua beriman kepada Allah yang telah memberikan semuanya agar jadi orang sukses itu bagian dari percaya kita kepada Allah atau menjadi orang bagian itu bagian dari percaya kepada Allah. Insya Allah kita selalu diberikan hidayah dari Allah untuk selalu beriman dan beramal saleh yang dirahmatiNya. Aamin

Jika sukses bukan dari izin Allah

Banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan tidak tersambung dengan urusan Allah, sukses itu harus pintar atau harus kerja keras atau keberuntungan. Jika memang sukses itu bukan dari izin Allah, mengapa banyak orang tidak sukses ? Bukankah mereka yang mengejar sukses itu sudah maksimal untuk pintar dan sudah maksimal pula untuk bekerja keras. Apakah yang belum sukses itu belum beruntung ?
Jika kita sudah pintar, bukankah masih ada lagi yang lebih pintar ... maka apakah kita tidak bisa sukses ? lalu apakah orang paling pintar saja yang sukses ? bagaimana dengan mereka yang tidak pintar ? Disinilah Allah adil memberikan izinNya. Ada orang pintar yang sukses dan ada pula mereka yang kurang pintar sukses juga.
Jika sukses itu bukan dari Allah, maka muncul dua sikap .... yaitu ada orang yang tetap percaya kepada Allah dan berharap kehidupan akhirat lebih baik tapi tidak sukses. Dan ada orang yang mau sukses maka dia bekerja tanpa Allah dan bahkan tidak mengikuti petunjuk Allah. Bukankah Allah mengurus makhluknya baik di dunia dan di akhirat. Dan Allah menjanjikan bagi mereka yang ingin izin Allah dengan mengamalkan petunjukNya maka dibalas dengan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bisa dibayangkan jika kesuksesan itu bukan dari izin Allah maka bisa "berantakan" kehidupan di dunia ini, semakin banyak orang menghalalkan segala cara untuk sukses.
Jika kesuksesan itu kita mulai dengan bekerja luar biasa untuk Allah, maka motivasi dan semangat menjadi sangat luar biasa tanpa henti. Allah menyempurnakan semua kerja kita agar memberi hasil yang kita inginkan (kesuksesan). Masak sih Allah tidak mengizinkan kita yang sudah bekerja untukNya ?
Mari berpikir dan bertindak bahwa Allah mengizinkan segala sesuatu terjadi, maka sepantasnyalah kita berpikir tentang Allah dan mengamalkan apa yang diinginkanNya (bekerja ikhlas). Insya Allah kita diberi kekuatan untuk selalu sadar kepada Allah dan menjadi sangat yakin dan percaya kepadaNya. Aamiin

Ibadah diantara kerja dan istirahat

mari kita bangkitkan motivasi kita hanya kepada Allah agar mtoivasi itu menjadi bahan bakar kita dalam beramal atau bekerja. Begitulah semestinya ajaran agama Islam mendasari setiap tingkah laku penganutnya, motivasi Islam.
Kita lebih sering bekerja atau beramal seperti apa adanya, kok bisa ? Iyalah karena kita ngga sungguh-sungguh alias tidak mempersiapkan semua hal. Perhatikan saat kita kerja, bukankah kita mempersiapkan semuanya, mulai dari mandi, sarapan, pakaian yang bagus, berangkat lebih awal dan eeterus menjaga semangat agar di awal kerja tetap fit. Dan persiapan itu menguatkan kita dalam bekerja. Begitulah kerja yang sungguh-sungguh yang dikuatkan pula oleh hasil uang yang kita peroleh dan pengawasan kerja yang bener.
Bagaimana dengan amal kita, shalat aja ? Seperti tidak seperti kerja di atas. Mari kita perhatikan, waktu shalat itu lebih sering saat kita teringat saja, lagi kerja,"eh ternyata udah jam 1 siang waktunya shalat". Artinya persiapan tidak ada dan kemungkinan besar shalat pun kurang berkualitas. Shalat diantara kerja dan istirahat. Apa yang terjadi ? Saat shalat membuat kita masih ingat tentang  pekerjaan yang belum selesai dan apa yang harus kita kerjakan. Saat shalat ingat,"oh ya tadi saya lupa untuk telp si A" dan banyak hal lain sehingga kita pun shalat tidak fokus. Ditambah lagi shalat zhuhur dimana waktunya istirahat, maka shalat kita menjadi sangat berat karena berpikir,"saya belum makan dan lapar sehingga shalat tidak konsnetrasi". Dan kondisi ini semakin memberatkan tubuh kita untuk berdiri shalat, capek dan lelah. Akhirnya shalat pun ingin segera diselesaikan.
Mengevaluasi diri setiap hari tentang ibadah dan amal yang kita lakukan sampai hari ini memberi ruang pada diri kita semakin baik. Bisa dibayangkan begitu luar biasanya jika shalat itu seperti halnya kita bekerja atau kita mau ke pesta. Mari kita mulai mempersiapkan shalat dengan niat menyediakan waktu di awal dan melengkapi ilmunya.
Berlatih shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh sudah dari cukup untuk merubah kebiasaan kita selama ini. Insya Allah petunjukMu selalu membuka hati yang mendorong kami semakin beriman lewat pengabdian yang tulus dan sungguh-sungguh. Aamiin

PahaLa atau rahmat Allah

Hai sahabat semua, motivasi dalam kehidupan kita menjadi sangat penting untuk memacu kehidupan yang semakin baik. Motivasi diri jadi semakin bernilai karena terjadi dari dalam diri, dan jika dasarnya agama menjadi sangat berharga sebagai motivasi spiritual. Dan motivasi Islam dengan kebenarannya hendaknya menjadi pegangan bagi kita yang muslim.
Dari judul di atas, jika disuruh memilih maka banyak orang tidak memilih tapi mau dua-duanya. Mau rahmat dan balasan Allah. Jika dirangkai kata-katanya adalah kita mengabdi kepada Allah untuk mengharapkan rahmatNya dan balasanNya sebagai bentuk penghargaan Allah atas pengabdian kita.  Lalu yang jadi pertanyaan adalah mana yang mesti kita tuju ? Berharap balasan atau rahmat Allah. Di dalam Al Qur'an banyak disebutkan tentang balasan atas amal saleh yang kita kerjakan. Salahkah demikian ? Shalat dan sabar agar persoalan kita diselesaikan. Atau ada yang shalat istikharah untuk mendapatkan pilihan yang tepat. Atau bersyukur agar ditambah nikmatnya  ... Dan banyak lagi.
Bisa jadi saat kita mengharapkan balasan seperti yang telah Allah janjikan atas amal saleh kita, maka Allah dengan kasih sayang yang lebih utama memberikannya. Tapi boleh dong kita renungkan lebih dalam, jika benar kita beribadah untuk mendapatkan sesuatu berupa balasan yang telah janjikan maka hal itu menunjukkan kita tertuju pada balasanNya BUkan tertuju kepada Allah (ikhlas).
Bisa dibayangkan perbedaan yang luar biasa jika kita mengabdi dengan amal saleh kita yang hanya berharap rahmat Allah, maka kita dicukupkan kehidupannya. Kata dicukupkan bisa berarti melebihi makna balasan hanya sebatas keinginan kita. Dengan ibadah shalat dan sabar, kita tidak sekedar diberikan solusi atas persoalan yang kita hadapi, tapi bisa jadi kita disempurnakan ilmu dan keperluan yang terkait dengan solusinya. Bisa jadi Allah yang ridha memberikan rahmatNya dalam berbagai sendi kehidupan kita yang membuat kita semakin beriman. Janji Allah pasti benar, maka boleh dong kita sekarang beraktivitas dalam lingkup amal saleh hanya berharap kepada Allah saja (ikhlas).
Insya Allah kita selalu disempurnakan pemahaman tentang Allah untuk semakin beriman kepadaNya. Aamiin

Naik turun iman

Hampir 99,9% dari kita pernah mengalami naik dan turunya iman, lalu pernahkah terpikir oleh kita untuk menganalisa atau merenungkannya ? Bayangkan untuk urusan kesuksesan kita mampu menyediakan waktu untuk memonitor, mengukur dan mengevaluasi serta menemukan solusinya, tapi mengapa jika iman turun atau naik tak pernah dipikirkan dengan benar ? Inilah mesti menjadi cambuk buat kita agar melakukan yang sama untuk urusan dunia dan akhirat.
Tentu semua hal yang terkait dengan keimanan kita sampai hari ini mesti menjadi yang utama dan pertama untuk dipikirkan, mengapa ? Agar kita mampu menjalani kehidupan ini dengan iman yang selalu meningkat dan bisa juga sesekali turun. Motivasi Islam berikut ini bisa menjadi inspirasi bagi sqya dan anda untuk menguatkan motivasi diri yang bersifat spiritual agar menjelma motivasi spiritual yang kuat dan semakin baik.
Iman turun bisa karena memang lagi tidak beriman yang berarti unsur ketidakberimanan itu kuat dalam emenntukan tindakan kita. "Tidak beriman seseorang yang lagi dalam keadaan berzina", lalu apa yang kita bisa ambil hikmahnya.
Yang pertama adalah kita harus mengakui ada keadaan atau kondisi yang membuat kita melakukan yang buruk, yang Insya Allah dimata Allah sebenarnya kondisi itu tidak buruk hanya kita kurang beriman (cenderung kepada nafsu) sehingga membuat kita bertindak buruk. Tapi disisi lain kondisi itu bisa membuat kita semakin beriman karena kita sadar dan percaya bahwa tindakan buruk itu merusak diri kita sendiri.
Yang kedua adalah iman yang rendah itu sangat dipengaruhi oleh keyakinan kita kepada Allah karena bebrapa hal. Salah satunya adalah ilmu tentang petunjuk untuk beriman itu sendiri. Misalkan sudahkah kita tahu tentang sabar yang sebenarnya ? Sudahkah kita benar-benar sabar dalam tindakan ? Mari jadikan waktu hidup kita untuk membaca petunjuk Allah dalam Al Qur'an.
Ketiga adalah hendaklah kita selalu ikhlas untuk menghadapi apapun termasuk kondisi buruk dengan tindakan baik yang benar. Hasilnya ada yang baik dan banyak juga yang tidak sesuai dengan harapan dan janji Allah. Yang salah bukan hasilnya tapi kita belum sempurna melakukannya. Jadi banyak dari hasil yang baik itu membuat kita semakin pede atau percaya yang akhirnya membuat kita semakin kuat imannya. Sikapi hasil yang buruk untuk mampu membuat kita semakin mencari cara atau ilmu untuk semakin sempurna lagi dalam bertindak. Manusia mempunyai persepsi "seeing is believing atau bukti itu membuat kita percaya"
Insya Allah kita dimampukan untuk terus menyakini Allah dengan semakin banyak menghadapi apapun yang kita hadapi dengan ilmu yang benar sehingga membuat kita semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Aamiin

Memahami diri sebagai ciptaan Allah

Motivasi hari ini ingin membangun pemahaman tentang diri kita agar mampu menjalani hidup ini dengan benar. Motivasi yang kuat dibangun dengan dasar iman (agama) jadilah ia sebagai motivasi spiritual dan agama Islam memberikan motivasi Islam yang benar.
Tahukah kita tentang diri kita sendiri ? Semua orang menjawab ya, tapi ada satu pertanyaan yang menggelitik saya, "apakah kita ini diciptakan Allah ?" pasti lah kita menjawab iya. Lalu darimana kita tahu hal itu ? Bisa jadi diceritakan oleh ibu kita dan melihat hal yang sama tentang kelahiran. Kedua hal ini belum mampu menjawab tentang "apakah kita diciptakan oleh Allah ?"
Pertanyaan ini sebetulnya menuntun kita untuk menjawabnya dengan benar. Perhatikan "diciptakan Allah", jika benar Allah itu pencipta manusia/diri kita ini maka pastilah Dia menjelaskannya. Untuk tahu kebenarannya, maka kita tinggal baca apa yang Allah telah sampaikan ... lewat wahyu yaitu Al Qur'an. Setelah kita baca isi tentang penciptaan diri kita "manusia diciptakan dari setetes mani dan seterusnya lewat ibu kita" maka kepercayaan itu menjadi benar.
Sampai saat ini, kita masih merasa dilahirkan oleh ibu kita dan ibu kita punya keinginan besar terhadap diri kita yaitu menjadikan hidup kita sukses (sebagai tujuan hidup kita). Itu artinya kita dibuatkan tujuan hidup oleh yang melahirkan kita yaitu ibu. Maka sejak dilahirkan kita pun mulai dibentuk dengan segala oleh ibu agar keinginan (tujuan) ibu kita terpenuhi. Alhasil jadilah kita seperti hari ini.
Pernahkah kita merenung tentang "jika ibu kita punya tujuan terhadap diri kita, maka pastilah ada pula tujuan hidup kita yang diinginakan oleh Allah yang menciptakan kita" ???? Tentunya level tujuan yang Allah inginkan terhadap kita pasti lebih baik dan lebih mulia. Dengan membaca kembali Al Qur'an, maka kita dapati bahwa tujuan hidup kita hanya untuk mengabdi kepada Allah,"tidak diciptakan jin dan manusia untuk mengabdi/beribadah kepada Allah".
Terus bagaimana dengan tujuan ibu kita terhadap diri kita ? Insya Allah, keinginan ibu cenderung baik, tapi pastikan bahwa tujuan yang sebenarnya adalah mengabdi atau beribadah kepada Allah. Ibu pengen kita jadi insiyur, maka jadikan belajar sampai menjadi insiyur itu sebagai ibadah kepada Allah sehingga apa yang kita lakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjukNya. Jika ibu kita ingin kita jadi dokter maka jadikan pula profesi dokter itu menjadi ibadah dengan memberikan pelayanan yang benar kepada pasien. Dan seterusnya.
Maka mau tidak mau, jika kita tahu tentang sesuatu maka temukan ilmunya agar kita menjadi benar. Dan referensi ilmu yang mutlak itu adalah Al Qur'an. Sama halnya jika kita beriman kepada Allah maka sempurnakan keimanan itu dengan menemukan ilmunya di dalam Al Qur'an sehingga iman kita menjadi benar. Salah satu pemahaman kita tentang Allah yang menciptakan kita, maka kita mesti membuka hati untuk memahami AL Qur'an dan menjadikan hidup kita sebagai pengabdian kepada Allah, "hidupku, ibadahku dan matiku hanya untuk Allah".
Insya Allah motivasi hari ini bisa membuka mata hati kita untuk semakin mengenal Allah dan mampu mengamalkannya. Aamiin

Sekedarnya aja

Motivasi diri yang paling pas buat kita agar mampu bangkit menjadi manusia yang semakin baik. Salah satu dan yang utama dalam sumber motivasi itu adalah petunjuk dalam Al Qur'an (agama Islam), maka dikatakanlah sebagai motivasi Islam. Motivasi ini sebagai motivasi spiritual.

Jika hidup itu hanya sekedar makan dan minum ... maka renungkan binatang juga sama
Jika bekerja itu mengejar kesenangan belaka .... maka renungkan binatang pun memuaskan nafsunnya untuk senang
Jika bekerja untuk hidup ... maka renungkan lebah dengan madunya mampu bekerja yang menghasilkan kebaikan buat orang lain
Jika kita tidak renungkan .... maka yang terjadi hanya sebatas logika dan nafsu

Ruang hati untuk merenungkan tentang kehidupan yang merupakan makhluk ciptaan Allah merupakan aktivitas untuk menjadi semakin baik dan benar. Bukankah Allah tunjukkan alam semesta ini merupakan bukti penciptaanNya ... lalu kita berucap Subnallah, Alhamdulillah Allahu Akbar. Ada himah yang besar setelah kita merenungkan dan memahaminya, maka hidup ini bukan saja sekedarnya aja
Tapi mengakui dan mengabdi kepadaNya.
Apakah harus bekerja untukNya ? iya dan ikuti saja petunjukNya ....
Maka hidup ini bersyukur dengan ibadah atas nikmatNya. lalu beraktivitas (hidup) dengan petunjukNya menjadikan kita sebagai hamba Allah yang sesungguhNya.
Mari menyadari hal ini untuk membuktikan bahwa kita milik Allah dan kembali kepadaNya ...
Bersyukurlah di pagi hari kita dibangunkan lalu wujudkan syukur itu dengan shalat Subuh (dan mendahuluinya dengan Tahajjud).
Bersyukurlah di pagi itu kita bisa memulai dengan kehidupan yang baru yang hilang rasa penat dan capek hari sebelumNya lalu mewujudkannya dengan sarapan pagi agar tubuh ini mampu beraktivitas (beramal saleh) di siang hari.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mampu beraktivitas atau bekerja maka wujudkanlah dalam bekerja untuk ibadah. Dan terus berlatih dan belajar ilmu (petunjuk) baru agar mampu terus memperbaiki rasa syukur itu
Bersyukurlah kita diberi waktu untuk curhat sekaligus waktu "istirahat" dengan shalat zuhur dan ashar maka wujudkan dengan sungguh-sungguh dalam shalat itu untuk berkomunikasi dengan inten agar kita selalu sadar dan selalu dalam petunjukNya
Bersyukurlah perjalanan hari yang ditutup dengan malam maka wujudkan untuk mengevaluasi (istighfar) dan memulihkan tubuh dengan tidur yang rahmati Allah.
Insya Allah hidup ini selalu dibimbing oleh Allah di hati ini untuk berjalan dalam petunjukNya dan bukan sekedarnya aja untuk hidup. Aamiin



Saya beriman dan saya bersemangat

Setelah mencari jalan kesuksesan mulai dari motivasi diri dengan berbagai cara atau menemukan faktor penting dalam sukses berupa ilmu dan kemampuan .... ada yang sukses dan ada yang belum sukses. Tidakkah kita berpikir ulang tentang semua itu ?
Agama mengajarkan kebaikan dan Allah memberi petunjuk bagi kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat nanti. Apakah mesti ada 2 jalan yaitu jalan menuju Allah lewat petunjukNya DAN jalan untuk bisa hidup di dunia ? Dalam setiap doa kita selalu mengucapkan,"berilah kami kebaikan dan di dunia dan di akhirat". Berdoa merupakan ibadah jalannya Allah, bukankah doa itu kita memohon 2 hal yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat dengan satu jalan yaitu jalan Allah.
Hanya belum yakin saja (iman yang belum kuat) kita masih mengambil jalan selain Allah tanpa sadar. karena jalan inilah yang membuat kita semakin dijauhi Allah. Orang yang beriman dan beramal saleh diberikan petunjuk oleh Allah.
Mari kita bangkitkan kesadaran sejati yaitu percaya (beriman) kepada Allah, sebagai langkah awal untuk menjalani kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Bagaimana caranya untuk beriman kepada Allah ? ya kita mesti belajar untuk tentang Allah, memahami kekuatan dan kekuasaan Allah dan merenungkannya dalam setiap langkah kehidupan kita. Tidak perlu malu untuk belajar beriman kepada Allah sekalipun sudah tidak usia sekolah. Karena sekali lagi inilah faktor utamanya.'
Bayangkan saat kita beriman kepada Allah, misalkan musibah yang kita hadapi karena merasa sebagai ujian yang datangnya dari Allah, maka kita menjadi orang yang sabar dan bersyukur. Saat itu ada semangat yang luar biasa untuk melewati musibah itu.
Saat kita mendapatkan rezeki yang kita ucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, menandakan kita sedang beriman. Maka muncullah semangat untuk bersyukur dan beramal saleh.
Banyak kejadian orang sukses pun memiliki semangat untuk berbagi ke sesama ...
Dan apakah kita masih belum yakin dengan iman kepada Allah ? Dan yang luar bisa dengan beriman kepada Allah itu selalu muncul kebaikan yaitu Allah memberikan semangat sebagai energi untuk melakukannya. Semakin bermakna dan semakin "berkualitas" pula apa yang kita kerjakan
Insya Allah kita diberikan hidayah dan petunjuk untuk selalu dalam keadaan beriman kepada Allah dan dibimbing pula untuk istiqamah. Aamiin

Semangat yang kuat

Semangat pagi semua dan Insya Allah selalu dalam lindungan Allah. Motivasi kali ini mengajak kita menemukan semangat yang kuat dan tidak bergantung kepada yang lemah. Mengapa mesti begitu ? karena kita pernah merasakan semangat itu naik dan kadang banyak turunnya.
Setiap ada semangat karena ada motivasi diri yang kuat dan melemah seiring waktu, padahal kita membutuhkan semangat itu untuk membakar (menambah energi) untuk bisa konsisten. Motivasi Islam menjadi dasar yang benar buat kita yang beragama Islam.
Semangat karena anak atau semangat karena pengen uang atau semangat untuk gengsi. emang bisa ? Tentu bisa dan setiap orang pasti berbeda kadarnya. Ada yang karena anak yang bikin semangat hidup dan selalu berjuang demi anak. Alhasil mereka yang demikian berani sakit dan stress demi anak. Lalu bagaimana dengan kita sendiri yang berjuang ? Kebaikan pasti ada dan tapi bisa jadi kita "menderita". Bagaimana jika anaknya yang sudah besar dan banyak menuntut atau membuat kita "berkerut" dengan perilakunya ? Hal ini bisa melemahkan semangat kita dan kecewa. Hal yang sama untuk semangat karena keduniaan, seperti harta, gengsi dan jabatan.
Ada semangat yang diberikan Allah dengan menyadarkan diri kita untuk beriman atau percaya kepada Allah. Perhatikan semangat mereka yang berjihad seperti tidak ada habisnya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Ulama yang benar imannya terlihat sederhana dan terus bersemangat untuk berdakwah sampai usianya. dan perhatikan pula kesederhanaan orang yang beriman mempunyai semangat hidup tanpa lelah untuk mengabdi kepada Allah, mereka yang tinggal di desa atau mereka yang menyapu jalan atau mereka yang jadi sukarelawan ... semua selalu mempunyai energi luar biasa dalam setiap perbuatannya dan memaknai setiap perbuatannya.
Mau yang mana ? yang lebih baik atau masih memotivasi diri dengan halnya relatif yang tidak bisa punya menyemangati dirinya sendiri. Anak, uang dan sebagainya tidak mampu mengurus dirinya sendiri apalagi memberi semangat ... Maka percayalah kepada yang MAha Semangat dengan tujuan hidup kita hanya mengabdi kepada yang Memberi semangat, yaitu Allah.
Berani untuk mengevaluasi kesadaran kita agar menjadi percaya (beriman) kepada Allah dengan sebenarnya ? Hanya karena iman kita yang lemah dan kurang itulah yang membuat kita mempunyai semangat yang relatif. Allah selalu ada di setiap perbuatan kita dan dimana saja kita berada, maka pastilah mudah bagi kita untuk bersemangat, semangat yang kuat dan konsisten sampai usia kita
Insya Allah kita bisa menyadari hal ini dan dimudahkan Allah untuk mewujudkannya. Aamiin

Gagal sukses bukan berarti salah jalan

hari ini kita ingin belajar tentang kegagalan, ada apa dibalik kegagalan itu ? pemahaman ini bisa menjadikan motivasi diri untuk semakin baik menggapai kesuksesan. Dan yang terpenting yang rasanya sering kita lupakan adalah agama Islam telah mengajarkan motivasi spiritual yang mutalk kebenarannya (motivasi Islam).
Gagal dalam menjalani satu resep kesuksesan bukan berarti resep itu yang bagus atau jelek atau salah jalannya. Di awal kita merasa resep itu oke buat kita dan sudah dibuktikan oleh banyak orang. Dan giliran kita menjalaninya memberikan hasil yang beda. Bisa jadi kita tidak sempurna dalam melakukan apa yang seharusnya kita lakukan atau karena kekurangan ilmu  yang kita miliki belum mampu menjalani resep itu. Alhasil berbeda dan bukan resepnya yang salah tapi kitanya yang belum sesuai atau kita tidak mau mengikuti resep itu dengan benar.
Bagaimana dengan shalat kita ? Bukankah Allah telah memberi formula bahwa orang yang shalatnya bener (khusyuk) dapat mencegah yang keji dan mungkar. Tapi fakta menunjukkan bahwa banyak orang Islam yang terlihat shalat sudah bener masih melakukan korupsi, kejahatan dan perbuatan tidak bermoral. keadaan ini membuat kita bertanya, bener nggak sih shalat itu bisa mencegah yang keji dan mungkar ? Pertanyaan ini mestinya kita cari tahu jawabannya, karena jika tidak dapat mengisi alam bawah sadar kita bahwa "shalat ya shalat dan perbuatan keji dan  mungkar tetap jalan".
Mestinya ada dorongan yang kuat untuk membuktikan shalat kita yang belum benar BUKANnya orang shalat juga mengerjakan yang keji dan mungkar. Mengapa begitu ? Karena "resep" atau formula itu benar yang berasal dari Allah. mari kita tambahkan ilmu kita yang bener bagaimana caranya shalat yang mengantarkan kita bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jika shalat kita pun sulit untuk benar, maka memperbaiki dasarnya shalat itu jauh lebih penting yaitu beriman kepada Allah. Sudahkah iman kita sampai hari ini sudah benar ??
Jika dalam perjalanan belajar beriman dan shalat masih memberikan hasil buruk, maka tetaplah kita menganggap bahwa beriman dan shalat itu benar dan hanya kitalah yang kurang ilmunya sehingga kesempurnaan beriman dan shalat yang kurang (hasilnya pun bisa buruk). Bersabarlah untuk terus menemukan ilmu yang benar yang wajib belajar memahami Al Qur'an,
Insya Allah kita menjadi semakin baik sekalipun hasil hari ini belum baik dengan terus beriman kepada Allah. Dan cahayailah hati ini agar Engkau tanamkan keimanan itu dengan benar. Aamiin

Apapun resepnya pastilah Allah paling ajib resepnya

Motivasilah diri kita sendiri dan tidak sepenuhnya bergantng dari motivasi luar. Inilah motivasi diri yang kuat yang mampu mendorong kita beraktivitas. Referensi spiritual (motivasi spiritual) menjadi semakin kuat untuk menjadikan kita mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Maka jadikan motivasi agama (motivasi Islam) sebagai konsekuensi dari kita yang muslim.
Seolah-olah kesuksesan yang kita cari selama ini merupakan kunci kehidupan kita, maka mau tidak mau kita pun mencari resepnya. Kesuksesan itu bisa berupa memiliki kekayaan (berlebih), berupa jabatan tinggi (untuk dihargai), berupa materi yang sangat mewah (untuk dipertunjukkan kepada banyak orang), berupa apapun untuk membuat kita merasa senang dan tenang .... tapi dari banyak orang yang sudah sukses "senang"  dan "tenang" dapat diperoleh tapi dibarengi rasa tidak senang dan khawatir terhadap apa yang dimiliki bisa hilang.
Dan kita selalu merasa "lebih tahu" tentang resep sukses itu atau kita "lebih tahu" mana resep yang ajib TANPA ilmu yang memadai. Atau kita tidak pernah membuat hipotesanya. Si A yang sudah sukses dan berhasil dalam meraih kesuksesannya membuat kita "lebih tahu" bahwa resepnya oke dan cocok buat kita. Atau kita berkelana dari satu ke orang lainnya dengan ilmu yang berbeda (semua resep telah dibuktikan keberhasilannya) yang membuat kita bingung (saking lebih tahu). Resep A hebat, resep B cocok, resep C luar biasa tanpa banyak beraktivitas, resep D dan seterusnya.
Bukankah saat kita mencari resep itu menandakan bahwa kita ini memang tidak tahu, maka bertanyalah kepada yang paling tahu BUKAN bertanya yang tahunya sedikit sesuai ilmunya. Berangkat dari keadaan ini, maka kita mesti percaya kepada yang Maha Tahu dan yang menciptakan kita. Secara logika Pencipta itu tahu segalanya tentang kita dan tahu juga tentang cara penggunaan (petunjuk hidup). Kalau si A sukses tapi kita tidak pernah tahu ada cara yang buruk yang dilakukannya, terbukti bahwa kita tidak tahu banyak tentang si A. Pantaskah kita percaya dengan resepnya ??? Dan bahkan si A itu tidak tahu banyak tentang kita ?
Jika si A, si B, si C seperti hal di atas, maka saya berserah diri kepada yang Maha Tahu yaitu Allah swt. Dan ternyata Allah sudah menyiapkan resepNya untuk hidup di dunia dan di akhirat. Resep Allah telah tertulis dengan jelas dan efek (balasan) dari apa yang ditulisNya sedangkan resep manusia si A dan si B masih mencoba dan mencoba lalu berhasil yang kemudian ditulisnya dalam kitab keberhasilannya.
Insya Allah kita terus dibimbing oleh Allah dalam hidup ini dengan petunjukNya. Dan mampukan kita untuk mengamalkannya. Aamiin

Motivasi jadi faktor sukses

Seorang motivator bilang,"seseorang bisa sukses karena memiliki motivasi". Benar nggak sih ? Ada benarnya dan banyak pelatihan memberikan resep sukses itu dari motivasinya. Dan 99% motivasi sukses itu adalah uang dan harga diri. Motivasi ini sangat luar biasa dan menjadi idaman semua orang. Walaupun semua orang pengen sukses tapi uang sebagai motivasinya tidak banyak membuat orang mendapatkannya.
Bahkan banyak orang stress dengan segala penyakitnya akibat motivasi sukses (uang). Ada yang sakit fisik dan ada pula yang sakit non fisik. Dan yang sukses pun bisa terkena penyakit. Uang yang sudah diraih selama mencapai sukses ... habis untuk menyembuhkan penyakit saat sukses. Apa sih yang sebenarnya kita cari ? dan apakah kesuksesan itu mesti mengorbankan banyak hal dan bahkan kesuksesan itu harus dibayar dengan sakit ?
Mari kita dalami lebih lanjut, keinginan untuk sukses itu mesti dimotivasi oleh sesuatu yang bisa mendorong kita bekerja luar biasa untuk sukses. Maka banyak orang mencari motivasi itu ... ada yang motivasinya sukses karena anak dan keluarga, ada juga yang motivasinya karena gengsi dan harga diri, dan ada pula yang ingin sukses dengan motivasi aktualisasi diri dan sebagainya. Dan ada juga yang ingin sukses agar bisa bahagia di hari tua nya.
Semua motivasi itu sah-sah saja dan bisa membakar semangat kita untuk meraihnya. Mari kita renungkan ... haruskah kita memiliki motivasi untuk sukses atau meraih apa yang kita inginkan ??? "harus dong". Oke bagaimana kita tidak memiliki motivasi ? Bisa sukses nggak ? Ada beberapa orang yang terlihat bekerja apa adanya menjadi sukses. Apa sih rahasianya ? Ada yang tekun dengan kejujurannya bisa sukses, ada yang tekun dengan tanggung jawab bisa sukses dan banyak lagi. Dan jika kita tanyakan lebih dalam, apa yang membuat mereka itu bisa sukses ? Mereka bilang,"mereka percaya bahwa kesuksesan itu merupakan hasil dari kerja mereka dan pemberian Allah tanpa adanya motivasi segala". Jadi menjadi beriman (percaya) Allah dapat meraih sukses dengan menjalani petunjukNya.
Motivasi memacu diri (tertekan) dalam meraih kesuksesan atau menjadi beriman kepada Allah tanpa banyak tekanan dan hanya menjalani apa yang telah Allah berikan petunjukNya dalam Al Qur'an ?? Semua itu pilihan dan ada pilihan yang lebih baik.
Insya Allah, kita selalu diberi petunjuk untuk semakin beriman dengan mengevaluasi apa yang telah kita lakukan. Aamiin

Cari tahu resep Sukses

Hampir semua orang di dunia ini sangat ingin hidupnya sukses. Maka dengan berbagai cara berharap menemukan resep sukses itu. Inilah cara untuk memotivasi diri untuk membangun diri dengan mengerjakan sesuatu penuh arti. Motivasi terbaik pastilah yang benar yang didasarkan agama (motivasi spiritual) dan agama Islam menjadi motivasi Islam pantas ditemukan agar bisa sukses dunia dan akhirat.
Ada yang melakukan banyak hal dan berharap untuk bisa meraih sukses. Apa saja dikerjakan setiap hari Dari satu kerjaan ke kerjaan lainnya. Itulah yang mereka yakini atau tidak bisa mengantarkan mereka kepada kesuksesan.
Ada lagi orang yang ingin sukses dengan banyak belajar dan mencari resep ajaib lalu menerapkannya. Orang seperti ini mengikuti banyak pelatihan dan seminar serta bahkan menjadi follower dari orang terkenal. Tetap saja menjadi follower (atau ngefan/pengagum). Alhasil mereka kecapean dalam memburu resep sukses itu dan pasrah.
Ada juga orang yang bekerja apa adanya dengan iringan ibadah dan doa agar dikabulkan keinginannya. Umumnya ibadah dan doanya yang kuat atau dominan.
Setiap orang yang sukses bisa menyebutkan faktor dari kesuksesannya, bisa kerja keras, kreatif, pintar, modal dengkul, punya keinginan yang kuat sebagai motivasi, jujur, kerja sebagai ibadah, memahami pasar dengan baik dan banyak lagi .... Diantara mereka yang tahu faktor sukses BELUM mampu meraihnya. Artinya ada pesan yang ingin disampaikan ... semua faktor sukses itu wajib dijalani dan ada izin dari Allah. Untuk mendapatkan izinNya maka resep itu mesti yang diinginkan oleh Allah. Sudahkah perilaku dan akhlak kita bisa menjadi yang diinginkan Allah ?
Salah satu hal yang disenangi Allah adalah BUKAN meminta tapi memanfaatkan apa yang sudah diberikan yang bisa memberikan nilai tambah bagi diri kita dan orang disekitar kita, inilah yang kita kenal dengan syukur. Bersyukur yang utama adalah percaya kepada Allah, jika kita selalu menyempurnakan "beriman kepada Allah", maka Allah pun senag dengan kita dan Insya Allah dikabulkan keinginan kita, yaitu kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. Salah satu kebahagian itu adalah kesuksesan dalam hidup.
Insya Allah kita selalu diberi petunjuk dan pencerahan dalam hati ini untuk menerima resep hidup yang dirahmatiNya. Aamiin

Cara paling murah dan mudah ya pasti semangat

Banyak orang berpikir ada beberapa faktor dalam sukses dan begitu sangat menyakininya. Misalkan ilmu yang hebat atau tinggi bisa menjamin seseorang bisa sukses. Maka dari awal kita sudah disekolahkan dari tk sampai sarjana untuk mencari ilmu, dan faktanya banyak sarjana nggak nyambung dengan pekerjaan yang dilakukan. Jika memang ilmu itu faktor sukses, maka ketika masuk dunia kerja ilmu itu sangat mendukung. Tapi tidak banyak yang teraplikasi dengan benar. Dan dalam dunia kerja orang pinter dipimpin oleh orang yang kurang pinter. pemimpin yang kurang pinter itu sebenarnya lebih pinter atau lebih berilmu daripada mereka yang pinter dalam sekolah. Tidak cukupkah ilmu yang sekarang ? Padahal banyak yang belum diamalkan
Ada juga bahkan mengatakan, "mau sukses" ? harus ada modal. Modalnya selain ilmu ya uang. Betul kita butuh uang seperti halnya ilmu. Bukankah uang atau ilmu bisa dilipatgandakan dengan mengamalkannya. Makanya uang dan ilmu yang seadanya bisa mampu diamalkan sehingga dihargai Allah lewat orang sekitar kita dengan balasan uang dan ilmu yang bertambah. Masihkah kita berpikir modal uang itu harus besar baru membuat kita mau bergerak untuk sukses ? Sampai kapan uang kita merasa cukup untuk sukses ? Tentunya uang tidak pernah membatasi kita untuk mendapatkannya, artinya kita tidak pernah tahu sampai kapan.
dua faktor utama di atas menunjukkan bahwa ilmu dan uang sebagai faktor utama sukses agak susah diraih. Masihkah kita berpegang dengan faktor tersebut ?
Cari tahu juga ada faktor lain seperti pantang menyerah, jujur, kreatif dan sebagainya. Bisakah kita pantang menyerah atau jujur atau kreatif tanpa ilmu dan udang yang banyak ??? Kelihatannya sulit. Dengan kata lain kita susah untuk sukses. apakah sukses itu milik orang kaya atau orang yang berilmu ? Jawabannya pastilah tidak, karena Allah itu Maha Adil dan Maha Kaya.
Bisa saja orang sukses dari modal yang banyak atau orang sukses itu dari orang yang berilmu, tapi kita yang kurang modal dan tidak tinggi ilmunya tetap berhak untuk mendapatkan izin Allah untuk sukses. Bagaimana caranya ? iya bersemangat. Semangat itu bisa membuat kita senang untuk mencari ilmu, dengan semangat itu kita juga senang untuk mengerjakan apapun untuk mendapatkan uang. Bisa dong sekarang kita bersemangat ???
Semangat adalah faktor yang murah dan mudah didapat dan semua orang bisa memilikinya. Bayangkan saat kita yang muslim yang menjadikan agama sebagai motivasi untuk menjadikan diri semakin sukses, bukankah itu motivasi spiritual (motivasi Islam) untuk memotivasi diri semakin bersemangat. Mendengar kata Allah saja atau mendengarkan Al Qur'an atau mau berjihad saja atau mengucapkan Allahu akbar dan sebagainya BISA memunculkan semangat yang luar biasa. Semangat inilah yang harus kita munculkan dan pelihara agar kita menjadi terdidik dalam bertindak yang benar. Semangat ini bisa membangkitkan kita bekerja untuk Allah semata dan mengerjakannya dengan penuh makna. Dan hasilnya merupakan hak Allah dengan memberikan kebaikan kepada kita, salah satunya adalah kesuksesan yang kita inginkan.
Insya Allah kita selalu dibuka hatinya untuk selalu merasa yakin dan beriman kepada Allah dan mengatakan,"saya beriman maka saya bersemangat untuk bekerja untukMU". Aamiin

Mau tidak semangat ?

Jawaban atas pertanyaan, "mau tidak semangat ?" adalah tidak mau. Artinya kita mau semangat dalam melakukan apapun. inilah motivasi untuk meningkatkan nilai atas apa yang kita lakukan. Motivasi diri dengan dasar agama menjadi sangat kuat sebagai motivasi spiritual (motivasi Islam) untuk menjadi semakin baik dalam hidup ini.
Persoalannya adalah kemauan untuk semangat itu hanya sebatas mau saja. Jika dorongan kemauan itu besar maka terjadilah aktivitas. Dan semangat itu bisa melemah saat kita menghadapi masalah dalam beraktivitas dan bisa meninggi lagi semangat itu karena kita mampu melewatinya. mau Semangat bisa memulai tergantung pada kekuatan dari apa yang ingin kita lakukan dan kemampuan yang kita miliki.
Fakta membuktikan bahwa kemauan bersemangat itu terjadi dengan sendirinya yang bergantung pada situasi dan kondisi saat itu, dan tidak banyak orang ingin memfokuskannya dengan membuat kemauan itu jadi nyata. Kemauan itu tinggi terjadi saat berada di hadapan orang yang kita hormati atau yang menjadi atasan kita, atau bisa karena gengsi dan sebagainya. Padahal kemauan bersemangat seperti ini sangat lemah untuk diteruskan.
Yuk saat kita tidak bersemangat, katakan pada diri kita ... mau tidak semangat ? jawaban ini selalu bisa membangkitkan kita untuk bersemangat. Atau mulailah sesuatu yang tidak bersemangat dengan menggantikannya lewat istighfar dan dilanjutkan dengan Bismillahi rahmaani rahiim, Insya Allah kita mendapatkan semangat itu dari Allah yang jauh lebih baik.
Latih saja dari sejak pagi hingga petang, Insya Allah kita diberi petunjuk untuk selalu bersemangat dan menghasilkan aktivitas yang dirahmatiNya (amal saleh). Aamiin

Tidak bersemangat

Kok judulnya kurang oke, sebenarnya judulnya masih positif. Mengapa ? Judul di atas adalah kalimat negatif tapi positif. Kata tidak dalam ilmu pikiran tidak pernah menjadi ingatan, maka yang diingat adalah semangat. Mari kita jadikan motivasi dalam hidup ini tidak saja dari kalimat positif tapi bisa diambil hikmah dari kalimat negatif. Motivasi yang terbaik adalah motivasi diri kita sendiri yang disandarkan kepada petunjuk yang benar yaitu agama, jadilah motivasi itu sebagai motivasi spiritual atau motivasi Islam.
bagaimana perasaan kita jika tidak bersemangat ? Banyak orang mengatakan perasaan yang tidak nyaman, seperti bete, ngga enak, males, kerja terpaksa dan sebagainya. Mau tidak semangat ? Pasti 100% menjawab tidak mau. Tapi fakta banyak orang yang males dan bete, kayaknya puas kalo bisa. Padahal mereka yang males itu memang tidak semangat. 
Terus gemana biar semangat ? Ya harus ada keinginan atau tujuan. Jika ditanya, mau jalan-jalan nggak ke Bandung ? Jawabannya mau, kan jadi semangat. Atau ditanya, mau uang 1 juta nggak ? Mau dong dan bikin semangat. Karena semangat itulah semua penyakit males cs hilang.
Ada yang bilang, ngapain juga ke Bandung atau uang 1 juta ? Ngga menarik dan penting gitu. Oke ... Kalo begitu temukan tujuan yang menyenangkan Anda, maka muncullah semangat itu.
Terkadang juga semangat itu menjadi lemah saat menghadapi masalah atau sudah tercapai keinginannya. Atau terkadang semangat itu bisa naik turun. Lalu siapakah yang bisa membuat semangat itu semakin berarti dan selalu ada ? Jawabannya sederhana saja, bayangkan saja 1 minggu lagi kita mati ? Maka jawabannya kita begitu bersemangat untuk mempersiapkannya. Maka maknanya semangat yang hakiki itu datang dengan mengingat Allah atau kehidupan akhirat. Mari kita merenungkan banyak hal yang membuat kita semangat, tapi semangat itu hanya sesaat saja atau bertahan beberapa waktu saja. Allah yang menciptakan kita, tentu sangat paham bagaimana membuat kita semangat. Kalau begitu dekati Allah agar semangat yang hakiki itu diberikanNya.
Insya Allah semangat yang Allah berikan bisa menumbuhkan keimanan kita semakin baik dan banyak beramal yang dirahmatinNya. Aamiin

Bersemangat dalam diri sendiri

Motivasi mesti dibangun dan dipelihara terus-menerus. Yang pasti memotivasi diri sendiri jauh lebih baik, apalagi motivasinya berasal dari sumber yang benar yaitu agama Islam. Motivasi Islam menjadi motivasi spiritual yang ampuh untuk semakin baik.
Bisa jadi hari ini Anda bersemangat karena ingin sukses, dan tanpa disadari Anda telah mereferensikan kesuksesan itu pada orang lain. Inilah perlombaan yang bisa membuat Anda khawatir untuk ikut .... karena kurang berani.
Ngga berani karena kurang ilmu, kurang pengalaman .... begitulah Anda tidak proaktif untuk mengerjakan banyak hal dalam pekerjaan kita. Bahkan dengan pekerjaan yang ada sekarang pun kita melakukannya biasa-biasa saja.
Video berikut ini Insya Allah membuka pikiran Anda semakin bersemangat untuk sukses
Insya Allah, kita selalu diberi kemampuan untuk terus semakin baik BUKAN karena orang lain tapi karena kita ingin semakin baik hari ini. Aamiin

Pengen sih

motivasi Islam yang berdasarkan petunjuk Allah memiliki banyak hal. Semua itu bisa memotivasi diri kita sendiri agar semakin baik. Motivasi ini tidak lain merupakan motivasi spiritual. Insya Allah motivasi kali ini bisa memberi semangat untuk menjalaninya.
Kata,"pengen sih" adalah menjadi miliki semua orang. Mengapa kita jadi pengen sesuatu ? Karena memang kita belum memilikinya. Sebenarnya pengen itu menaikkan apa yang sudah kita miliki, maka mau tidak mau kita pun mesti menyiapkan diri dengan kemampuan yang lebih tinggi.
Apa yang kita miliki saat --> kemampuan/aktivitas kita saat ini
Pengen sesuatu --> kemampuan/aktivitas lebih tinggi
Contoh saat kita memiliki motor dengan apa yang sudah kita lakukan. Lalu ada keinginan punya mobil, maka kita mesti menambah banyak pekerjaan untuk menambah uang agar mampu membeli mobil. Kalau tidak maka pengen itu menjadi sebuah mimpi.
Pengen bahagia, berarti kita belum bahagia. Maka kita mesti banyak beraktivitas yang membuat kita senang. Tapi banyak fakta menunjukkan banyak orang pengen tapi tidak banyak berbuat untuk mencapainya .... Alias menunggu keajaiban.
Mari kita renungkan, dalam iman kepada Allah ... Kita percaya, paham dan yakin bahwa Allah itu Maha segala sesuatu. Allah yang Maha Sabar, Allah yang Maha kasih sayang, Allah yang Maha pemaaf dan sebagainya. Dan perhatikan pula jika kita dekat dan bergaul dengan pedagang maka jiwa kita pun memiliki sifat pedagang, sama halnya dengan kita dekat dan bergaul dengan ustad, maka kita  bisa menjadi bisa ilmu agama.
Perhatikan :  
saya pengen sehat, saya pengen rezeki, saya pengen sukses, saya pengen sabar.
Bagaimana kata pengen kita hilangkan, maka kalimat di atas menjadi
Saya sehat, saya rezeki, saya sukses, saya sabar
Artinya bahwa kata pengen yang hilang tadi merubah pola pikir dan sikap kita terhadap sesuatu. Yang tadi pengen sehat menjadi saya sehat. maknanya kita sudah memiliki sikap dan perilaku sehat sehingga hanya butuh tindakan untuk sehat. Tapi jika kita pengen sehat mengajak pola pikir dan sikap untuk sehat dan menjadi persoalan bagi banyak orang.
Hal lain dari saya pengen sehat menjadi saya sehat, kata pengen merupakan keinginan atau nafsu. Maka saya kita menghilangkan kata pengen berarti kita menghilangkan nafsu itu sendiri dan saat bersamaan kita pun percaya kepada yang Maha Sehat (Allah) sehingga yang Maha Sehat itu memberi kesehatannya kepada kita. 
Salah ngga sih kita pengen ? Dalam banyak firman Al Qur'an, Allah tidak menyebutkan itu tidak baik tapi menggunakan bahasa "maukah kamu dengan sesuatu yang lebih baik di sisi Allah". Maka Allah pun mengingatkan kita bahwa nafsu atau keinginan itu cenderung membawa kita kepada keburukan kecuali dirahmati Allah.
Insya Allah motivasi kali ini mampu mengoreksi iman kita semakin baik hari ini. Ya Allah, Engkau yang Maha Pemberi Cahaya atau Hidayah ... Rahmati kami dengan cahayAMu agar kami semakin beriman dan mampukan kami untuk menerima hidayahMu. Aamiin

Berlatih ikhlas

motivasi hari ini ingin mengajak Anda untuk mampu memotivasi diri sendiri dengan semangat muslim, yang menjadi agama kita. Inilah motivasi spiritual yang benar untuk semakin baik hari ini, motivasi Islam.
Semua orang pasti tahu bahwa ikhlas itu merupakan perintah untuk dijalankan. Tapi berat dalam pelaksanaannya dan ikhlas itu seperti milik orang yang agamanya kuat.  Tapi ada juga yang bisa melakukannya seperti orang biasa dengan pola pikir sederhana. Misalkan seorang supir truk yang berhenti di lampu merah, supir truk itu dengan mudah memberi sedekah ke peminta tanpa banyak alasan. Seorang pedagang di pasar yang dengan mudah selalu bersedekah pula. 
Bisa jadi keikhlasan kita sulit diterapkan karena beberapa hal berikut ini, dalam pikiran dan alam bawah sadar kita berkata, "setiap apa yang kita lakukan pasti ada balasannya dan bahkan persepsi ini seperti yang dijanjikan Allah yaitu selalu membalasa apa yang kita kerjakan". Dengan hal ini maka tindakan ikhlas menjadi seolah-olah bentrok dengan mengatakan bahwa ikhlas itu tidak boleh berharap apa (meminta balasan). Maka yang terjadi adalah selalu ada pikiran setelah kita melakukan sesuatu dengan ikhlas.
Agar keikhlasan kita sejalan dengan pikiran dan alam bawah sadar yang mengatakan "segala sesuatu ada balasannya". Mari kita ciptakan pola pikir bahwa kita ikhlas terhadap segala sesuatu hanya berharap kepada Allah. Karena Allah maka kita jadi bersemangat dalam melakukan keikhlasan, dan semangat itu membuat perasaan senang. Akhirnya kesenangan itu berbuah manis yaitu tidak jadi masalah jika ada respon negatif atas keikhlasan kita. Saat memberi sedekah menjadi tidak mempermasalahkan siapa yang menerima karena kita hanya berharap kepada Allah dan saat memberi sedekahnya pun tanpa embel-embel karena yang kita hadapi sebenarnya adalah Allah (Allah melihat kita). Mari kita pahami pola pikir ini .... Dan melatih ya setiap melakukan apapun dengan ikhlas.
Bangun pagi ikhlas, bukan karena harus kerja lagi tapi bangun karena Allah yang bangunkan. Maka saya pun tersenyum. Demikian juga saat berangkat kerja bukan lagi karena mau cari uang, tapi karena Allah kasih kita kerjaan yang Allah mau lihat kita lewat pekerjaan. Maka sayapun tersenyum dalam kerja bukan lagi untuk bos tapi buat Allah.
Insya Allah kita diberi kekuatan untuk memahami petunjuk untuk ikhlas dan dimampukan untuk berlatih menjadi semakin baik. Aamiin

Hati yang tenang atau gelisah

Kali ini motivasi saya adalah memberdayakan diri untuk menjadikan Islam sebagai agamaku untuk semakin baik. Motivasi Islam yang berdasarkan kepada iman adalah motivasi spiritual yang tepat untuk mengarungi kehidupan ini.
Jika ditanya, apakah Anda bahagia ? Jawabannya cenderung "bahagia" dan ada juga yang bilang tidak bahagia. Alhamdulillahi rabbil alamin saat kita bahagia. Ada yang bahagia itu hanya didasarkan "hidup nggak ada masalah atau hidup biasa-biasa saja atau hidup dengan kekayaan". Kebahagian masih didasarkan pada apa yang kita miliki terutama tercukupinya semua kebutuhan.
Perhatikan pula yang kurang atau tidak bahagia, ternyata mereka kurang tercukupi kehidupannya. Ini hanya bahasa saja untuk menggambarkan kebahagian itu ada 2 jenis yaitu kebahagian hakiki dimana hati yang tenang dan kebahagian sementara yang didasarkan pada kesenangan (tercukupinya kebutuhan).
Kebahagian sementara memang bisa terjadi dengan terpenuhinya kebutuhan dan muncullah perasaan senang. kebahagian itu sementara karena kebutuhan dan pemenuhannya sangat dinamis dan bikin kita tidak puas (mudah bosen) sehingga bahagia kemarin tidak sama dengan bahagianya hari ini, Atau kebahagiaan hari ini hanya terjadi jika kehidupan kita terpenuhi.Kebahagiaan seorang bujangan adalah menikah, maka kebahagiaan selanjut berubah menjadi pengen punya anak dan seterusnya.
Mari kita renungkan, saat kita mempunyai uang yang cukup maka perasaan senang, tapi masih ada kekehawatiran tentang uang itu. Apakah cukup buat besok ? Jika uangnya saya belanjakan ntar bisa habis ? dan banyak lagi. Pada saat pertanyaan ini ditanyakan pada diri kita sendiri, maka sebenarnya kita menanyakan pada hati kita (yang berujung pada kebahagian hakiki). Jawabannya cenderung membuat kita gelisah. Ini tandanya kita tidak terhubung dengan Allah swt. Tidak terhubung itu bukan perkara jarak (jauh) karena sebenarnya Allah itu selalu siap dan dekat dengan kita. Hanya kita saja yang tidak terhubung dengan Allah (frekuensinya tidak sama karena pake emosi dan pikiran, dan kita pun tidak menyambungkannya dengan memanggilnya/berzikir).
perhatikan orang yang tenang hatinya saat bicara besok, yang kebanyakan mereka tidak bergantung pada harta dan terpenuhinya kebutuhan. mereka mengatakan "Insya Allah, besok itu urusan Allah dan Allahlah yang memenuhi kehidupan besok". Mengapa itu terjadi karena mereka menyandarkan kehidupan dan dirinya sendiri pada pada hati yang tenang. Hati yang tenang itu yang terhubung dengan Allah lewat zikir dan dipeliharanya hati itu dengan amal saleh (memberi). Karena amal saleh itu mengeluarkan sesuatu dari apa yang kita miliki dan tidak ada perasaan takut/khawatir yang membuat hati tetap terpelihara.
Insya Allah kita selalu diberi kekuatan untuk selalu memelihara hati untuk terus yakin dan percaya kepada Allah yang memberi hati yang tenteram. Aamiin

Shalat buat minta doa terkabul

Bisa jadi judul di atas merupakan pernyataan sekaligus pertanyaan (auto kritik), apakah betul shalat kita sampai saat ini merupakan langkah untuk dikabulkannya doa kita ??? Logika bilang,"pasti tidaklah, shalat itu kewajiban kita kepada Allah". Bener apa bener ???
Oke lah kalau memang shalat kita sebagai ibadah atau kewajiban kita kepada Allah. Tapi boleh dong kita menggali apa yang menjadi latar belakang shalat kita. Paling tidak kita bisa memahami diri kita sendiri lebih baik. Bukankah dengan mengenal diri kita sendiri bisa menembus kepada mengenal Allah.
Sejak kecil kita diajarkan belajar shalat ... maka kita pun belajar shalat dan menjalaninya. Bisa jadi sekedar menjalaninya. Mulai dewasa kita pun sudah merasakan bahwa shalat itu sebagai kewajiban. Dikerjakan bisa mengantarkan kita kepada Syurga dan jika sebaliknya maka kita bisa masuk Neraka. Shalat dikerjakan sebagai bentuk keinginan untuk masuk Syurga dan menghindar dari Neraka. Tapi dalam perjalanannya shalat kita belum mampu menghambat perbuatan keji dan mungkar.
Diajarkan pula sejak kecil, jika keinginan kita terkabul maka banyaklah shalat dan berdoa. Bisa jadi karena shalat kita belum mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar, maka kehidupan kita pun menjadi tidak tenang alias banyak masalah. Lalu dengan masalah hidup itu, kita ingin keluar dari masalah dengan adanya keinginan hidup lebih baik.
Usaha apapun kita lakukan, termasuk meningkatkan nilai shalat kita. Jika kita renungkan, maka "bisa jadi shalat bukan lagi kewajiban tapi shalat sebagai sarana/media agar keinginan kita terkabul". Iya atau iya. Semakin getol shalat kita saat ujian sekolah, semakin khusyuk saat banyak masalah, dan  bener kan ?
Bandingkan jika shalat kita sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah kita terima. Sikap ini mengajarkan kita untuk berpikir untuk memanfaatkan nikmat yang telah Allah berikan untuk menjadi semakin bernilai. Karena itulah lalu kita shalat. Bisa jadi Allah sangat berkenan dengan sikap kita ini lalu memberikan nikmat lagi berupa apa yang kita inginkan. Kita berharap dengan shalat seperti ini Allah pun berkenan menahan/menghambat tindakan tidak terpuji, keji dan mungkar yang kita lakukan.
Segala puji hanya bagiMU ya Allah, bukakan hati kami ini untuk selalu bisa mengevaluasi nilai ibadah dan amal kami. Berilah kami petunjuk agar menjadi hambaMU yang beriman dan beramal saleh. Aamiin

materi dan keinginan

Saat seseorang ditanya tentang keinginannya, maka jawabannya cenderung ingin kaya, ingin sukses, ingin jadi orang baik, ingin bahagia dan sebagainya. Ingin kaya dan sukses merupakan simbol materi atau keduniaan. Sedangkan ingin jadi orang baik dan bahagia merupakan simbol akhirat, tapi dalam kenyataannya kita tetap tertuju kepada kesuksesan dan kekayaan.
Materi dan keinginan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan tentang dunia, sedangkan orang baik dan keinginan adalah 2 hal yang tidak lazim di banyak kalangan sebagai satu kesatuan. Dan ada yang bilang dengan materi bisa membuat orang jadi baik, misalkan mudah dalam bersedekah dan banyak hal yang bisa dilakukan dengan uang yang banyak.
Yang jadi masalah keinginan itu tidak pernah habisnya dan merasa haus jika dikaitkan dengan materi. Punya uang 5 juta, maka ada keinginan baru untuk menambah uang menjadi 10 juta dan seterusnya meningkat. Adakah yang bisa menghentikan keinginan itu sekalian kita sedang sakit ? Tidak ada kecuali kematian. dengan bahasa yang memanjakan kita, "wajar dong keinginan itu meningkat dan kebutuhan pun menjadi meningkat". Salah nggak ? Renungkan saja
keinginan itu memang selalu menempel pada diri kita seperti yang difirmankan oleh Allah setiap manusia memiliki keinginan tentang dunia, tapi disisi lain Allah menyampaikan keinginan itu cenderung kepada keburukan, maka ada hal yang lebih baik. Apa itu ? keinginan menjadi beriman kepada Allah
memang sulit memisahkan keinginan dan materi, Sebenarnya keinginan kita dengan materi itu adalah tujuan, maka kita hanya menambahkan bagaimana caranya memenuhi keinginan itu ? Caranya adalah dengan beriman kepada Allah. Maka dengan demikian kita bisa membuat 3 hal jadi satu, yaitu keinginan, materi dan beriman kepada Allah.
Langkah selanjutnya kita perlu renungkan apakah pantas kita memenuhi materi yang diinginkan dengan beriman kepada Allah ? Bukankah kita pun percaya bahwa Allah yang memberi rezeki yang salah satunya adalah materi. Dan bahkan keinginan itu sendiri diciptakan Allah ada pada diri kita. Artinya materi dan keinginan milik Allah, bisa kita miliki jika Allah memberinya. Dengan demikian dibalik keinginan dan materi itu ternyata kita mesti beriman kepada Allah.
Mari kita jadikan hal ini sebagai motivasi yang kuat dalam memotivasi diri dengan semangat spiritual islami, Dengan beriman kepada Allah maka kita mendapatkan keinginan dan materi yang dirahmati Allah. Insya Allah kita selalu dibimbing atas pikiran, emosi dan apa saja tidak mengarahkan kita menjadi semakin beriman kepada Allah. Aamiin

Apakah Sekolah menjamin Sukses ?

Membangun motivasi bisa dilakukan dari dalam (motivasi diri). Motivasi diri menjadi semakin luar biasa jika kita dasarkan pada agama, yaitu agama Islam. Maka jadilah motivasi itu bersifat motivasi spiritual yang dikenal motivasi Islam
Banyak orang mengakui bahwa tidak semua orang bisa sukses dan tidak bisa juga diprediksi kapan dan dimana serta bidang kesuksesan bisa diraih. Padahal perjalanan hidup kita sudah direncanakan oleh orang tua kita, mulai tk - sd - smp - sma - kuliah dan diharapkan dengan bekal itu mampu membuat kita mendapatkan kerja yang baik dan punya gaji banyak. Itulah peta atau jalan sukses kita. Tapi sukseskah kita seperti yang diskenariokan tadi ?
Ada beberapa orang meraihnya, dan banyak sekali orang tidak mampu meraihnya. Ada yang terbalik dengan bidangnya, dulu disekolah tidak pintar bisa sukses dan ada juga yang pintar teknik tapi kesuksesannya dibidang sales atau pelayanan. Jika dibuat kesimpulan sepertinya amburadul.
Saya sendiri yang bisa dibilang mengikuti skenario di atas dengan bidang yang tidak sesuai kuliah, ada kesuksesan dalam jabatan dan karir. Tetapi semua tetap saja menjadi "karyawan" yang bekerja buat orang lain. Sangat berbeda jauh dengan mantan anak buah yang sudah bisa selevel malah jabatannya atau ada yang sudah berani berbisnis. Ilmu dari saya tapi mereka punya keberanian. Itulah yang membedakan bahkan ada orang yang sukses berbisnis tapi dia tidak menguasai dengn detail ilmunya (hanya memnfaatkan orang lain yang memahaminya).
Memang bukan untuk dibandingkan, tapi hampir dipastikan semua orang tidak bisa menentukan kesuksesannya. Disinilah kita mulai berpikir bahwa semua dengan izin Allah.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah sekolah kita sia-sia ? Tentu tidak sia-sia, semua merupakan akumulasi pengetahuan dan kemampuan yang telah mengantarkan kita seperti ini. Agar lebih pas, boleh dong kita merenungkan .... ada ilmu dan waktu yang jika kita gunakan bisa mengantarkan kita kepada kesuksesan. Apa itu ?
Jika kita percaya (beriman) kepada Allah, dan bahkan dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya,"semua atas izinNya, hidayah, daun jatuh, musibah dan sebagainya", maka kita wajib memberikan keimanan dan amal saleh kita kepada Allah agar Allah berkenan atau memberi izin untuk kesuksesan kita.
Akibatnya, mana yang lebih dulu "beriman dan beramal saleh dengan benar" atau sekolah formal dulu ? Mana yang lebih dulu pastilah yang utama dan pertama itu urusan dengan Allah. Barulah kita bangun ilmu pengetahuan dan kemampuan kita, dimana kedua hal itu pun bisa dibangun dan diberikan juga oleh Allah. Jadi kuatkan iman kita terlebih dan banyaklah beramal saleh. Sekolah atau belajar yang pas adalah kita fokus kepada minat dan talenta. Dan terus menggali minat dan talenta semakin tajam agar semakin menguatkan iman dan amal saleh.
Mari mengisi kehidupan diri kita dan anak kita dengan belajar membaca Al Qur'an, memahami Al Qur'an yang didukung pelajaran bahasa Arab, memahami hal terkait dengan isi Al Qur'an secara bertahap. Ketersedian dan fasilitas untuk itu dengan mudah kita peroleh dari internet, hanya kita perlu berhati-hati dan selektif. Porsi belajar Al Qur'an dan mengamalkan dalam wujud akhlak bisa menghabiskan sebagian dari hari kita dan sisanya diisi dengan ilmu dasar seperti di sekolah.
Dengan demikian kita beriman kepada Allah dan kita pun berani untuk mengikuti skenario Allah untuk kebaikan kita di dunia dan di akhirat (kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat).
Insya Allah kita selalu dibukakan hati untuk benar-benar memahami untuk beriman kepada Allah dan dibimbing dalam menyempurnakannya. Aamiin

Pantaskah kita dihadapan Allah ?

Saat kita tampil dihadapan publik, yang kita perlukan adalah penampilan dan kemampuan. Diawali dengan penampilan yang bagus dan pantas (tapi terkadang tidak mesti juga bagus yang aneh dan unik pun diterima). Pakaian dan "make up" rambut, muka dan sebagainya menjadi perhatian semua orang. Lalu menjadi diterima oleh publik lewat kemampuan kita yang luar biasa. Disisi lain ada orang yang nggak pantas, penampilan oke tapi kemampuan tidak ada.
Bagaimana dengan Anda ? Setiap aktivitas luar pastilah kita selalu memantaskan diri kepada siapa kita berhadapan. Selain penampilan dan kemampuan, ada hal lain yang perlu dilihat yaitu perilaku.  Bisa jadi dengan kemampuan yang oke bikin seseorang berperilaku sombong.
Begitu juga saat kita melamar seseorang seorang wanita, maka yang selalu dikedepankan adalah penampilan, kemampuan dan perilaku yang menyenangkan si wanita agar kita disebut pantas.  Semua itu urusan dunia.
Urusan akhirat, dengan Allah. Kepantasan itu hanya berhubungan dengan hati dan amal saleh. Kepantasan kepada Allah, tentunya kita berharap Allah ridha dengan keyakinan dan amal saleh yang kita buat. Pantaskah kita terus-menerus diberikan karunia dan rahmatNya sedangkan kita jarang atau tidak pernah berterima kasih ? Pantaskah kita tinggal dibuminya Allah sedangkan kita tidak memeliharanya (merusaknya). ? Pantaskah kita merasa beriman dan sudah mengikuti petunjukNya padahal hanya sedikit sekali atau bahkan kita tak pernah memahami petunjukNya ? Pantaskah kita melakukan keburukan dihadapan Allah yang selalu mencurahkan kebaikan kepada kita ? Jika kita renungkan pertanyaan itu dalam banyak hal, maka kita adalah orang yang tidak pantas hidup di bumi dan menerima segala hal tentang kebaikan Allah. Lalu yang pantas itu adalah mari kita percaya, kita beriman kepada Allah, lalu yang pantas lagi adalah kita memohon ampun dan yakin lagi kita semakin pantas untuk memahami Al Qur'an dan mengamalkannya TANPA perlu meminta apapun Lagi.
Insya Allah renungan pagi ini sangat memotivasi diri kita menjadi semakin baik imannya. Yang memang yang pantas itu adalah menjadi Islam sebagai agama sekaligus motivasi Islam. Inilah yang umum dikenal sebagai spiritula motivation.
Ya Allah tak pantas pakaian yang kami pakai hari ini, pantas juga rasanya kemampuan kami yang sedikit ini, apalagi amal saleh kami sampai hari ini. Kami ingin memohon ampun kepadaMU dan bimbing kami menjadi hambaMu yang pantas yang beriman dan beramal saleh. Aamiin

Mudah puas ..

Motivasi mesti terus dibangun tanpa sedikit kita lalai, mengapa ? Karena saat kita lalai, maka motivasi menjadi lemah dan tidak mudah untuk dibangkitkan lagi. Semua itu butuh waktu dan pemulihan. Jadi motivasi diri yang sangat khusus yang dibangun dengan motivasi spiritual menjadi sangat kuat. Bagi muslim, motivasi Islam menjadi pegangan utama.
Perasaan kita senang melakukan hal baru sampai apa yang kita lakukan itu sudah dilakukan dengan baik. Masih ada sih rasas senang saat menikmatinya. Kerja pertama kali menjadi sangat menyenangkan dan mulai surut selang beberapa waktu. Perasaan senang itu sudah biasa dan ingin yang lebih lagi. Sekalipun kita masih bekerja tapi perasaannya jadi biasa dan menjadi sebuah rutinitas.
Bagaimana dengan pikiran kita ? Pekerjaan baru sangat menantang dan sangat luar biasa untuk menyukseskannya. Setelah itu kita menjadi bisa dan melakukannya terus-menerus. Tidak ada lagi tantangan dan menjadi sebuah rutinitas.
Rutinitas yang dilakukan terasa hambar karena kurang semangat dalam memaknai pekerjaan. Tanpa kita sadari ternyata, semua itu sudah terekam dengan baik di alam bawah sadar sehingga apa yang kita kerjakan (rutinitas) itu bekerka otomatis tanpa perintah yang berarti dari emosi dan pikiran.
Sadarkah kita hal ini bisa merusak kehidupan kita tanpa makna ? Inilah hidup yang tidak berkembang. Perhatikan shalat kita ? Bukankah sebuah rutinitas saja ? Terbukti bahwa bacaan shalat kita sudah hafal tanpa perintah pikiran dan emosi lagi. Adakah ketenangan dalam shalat ? Yang tidak ada keinginan kita untuk memperbarui pelajaran shalat untuk memperbarui shalat semakin baik. Saat ditanya, "sudah paham tentang shalat ?" Jawabannya yang cenderung "gengsi", "emangnya dulu ngga belajar di tk dan sd ? Dengan kata lain .. Kita malu belajar shalat seperti halnya anak sekolahan belajar shalat. Hanya karena itu kita tidak mau memperbarui nilai shalat kita, padahal ini adalah salah satu cara tetap menyemangati diri setiap tindakan untuk semakin baik.
MEneruskan semangat itu menjadi fokus penting apakah yang kita lakukan selanjutnya masih menarik ? Sekalipun menarik tidak mampu membangkitkan semangat beraktivitas. Bisa jadi apa yang kita lakukan sekarang sudah merupakan aktivitas rutin ? Emosi kita mudah puas jika sudah melakukan sesuatu dan mudah bosan. Pikiran kita pun mengatakan, "saya sudah mengerjakannya dan tidak ada tantangan lagi. Lalu disimpan sebagai pikiran bawah sadar yang bekerja otomatis". Mari ciptakan dan pahami bahwa setiap langkah punya makna maka mulailah sesuatu dengan Basmallah dan mengakhirinya dengan hamdallah. Insya Allah kita selalu diberi semangat oleh Allah lewat hati sehingga peunjukNya mampu menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu dengan semakin baik. Aamiin
Bismillahirrahmaanirrahiim, kesadaran kepada Allah wajib tumbuh terus-menerus. Mengapa ? Bisa jadi kita semakin bosan dengan apa yang kita lakukan seperti ibadah shalat, puasa dan lainnya. Kondisi ini membuat kita kita memaknai ibadah itu sendiri. Terus apa yang terjadi ? Yang terjadi adalah emosional atau nafsu kita mengajak kita untuk mengembara yang membuat perasaan senang, maka muncul pengen ini dan itu. Dan saat bersamaan ibadah kita tadi sudah semakin menjadi kebiasaan yang tersimpan dalam alam bawah sadar. Semua bacaan shalat sudah hafal dan tanpa berpikir lagi. Mengingat Allah untuk berlatih untuk selalu memperbarui niat dan belajar menyempurnakan ibadah adalah yang terbaik yang mesti kita lakukan. Insya Allah hati ini semakin terbuka untuk menerima cahayaMu yang semakin hari semakin beriman. Aamiin

Puasa yang mencerdaskan

Motivasi menjadi kata kunci untuk sukses, tanpa motivasi pada diri kita sendiri menghambat laju aktivitas kita. Agama menjadi salah satu sumber motivasi, yaitu motivasi spiritual atau motivasi Islam.
Puasa masih sering ditafsirkan sebagai tidak makan dan tidak minum dan jangan emosi (marah) (mamimo) mulai Subuh hingga Maghrib. Bahkan kita pun mengajari anak-anak untuk menahan lapar, menahan haus dan tidak boleh menjadi ceramah turun-temurun.
Apa yang terjadi ? Semua pikiran dan emosi kita berpikir tentang 3 hal diatas (mamimo), makan, minum dan emosi sepanjang hari. Berusaha untuk menahan dengan cara mengalihkan kepada aktivitas lain. Misalkan kerja, tapi saat istirahat inget 3 hal tadi bahkan saat kerja pun kita masih kepikiran dengan 3 hal (mamimo) karena sudah tersimpan dalam bawah sadar kita. Merubah pola ini menjadi tidak mudah.
Ilmu fokus yang mengantarkan kita melihat, berpikir dan merasakan sesuatu yang membuat kita menjadi bersemangat. Fokus pada makan, maka kita begitu merasakan yang enak dan nikmat tentang makanan tersebut sekalipun makanan nya biasa saja. Fokus kerja mengarahkan kemampuan dan energi yang membuat kita bekerja menjadi luar biasa, ada masalah menjadi ringan dan waktu pun terasa cepat.
Mari berlatih puasa dengan menggunakan ilmu fokus di atas, bagaimana caranya ? Jika kita bisa fokus kepada 3 hal (mamimo), mengapa kita tidak bisa fokus kepada amal saleh ?? Salah satunya adalah melakukan renungan tentang apa yang ingin kita kerjakan.
1. Lakukan renungan setelah shalat dan berdoa, kondisi ini sangat baik untuk merenung menggunakan hati. Kok pake hati ? iyalah agar fokus kita semakin mudah karena tidak menggunakan pikiran dan emosi sehingga 3 hal (mamimo) hilang. caranya ? Tanyakan pada diri kita sendiri (bicara dengan hati) merupakan aktivitas bicara kepada Allah karena hati itu milik Allah yang menjadi tempat iman bersemayam. Jika kita tanya ke hati berarti kita tanya kepada Allah dan setiap ada jawaban yang muncul maka jawaban itu adalah dari Allah. Maka Jawaban inilah yang membuat kita mendapatkan kecerdasan spiritual yang bisa menembus pola pikir (logika dan emosional).
Contoh, saat membangunkan sahur pasangan atau anak kita. Yang terjadi adalah kita membangun seperti memaksa dan membuat yang dibangunin merasa terganggu. Dan banyak dari membangunkan sahur ini membuatkita emosi. Keinginan yang baik berbuah tindakan yang tidak baik (emosi). Renungkan setelah shalat subuh, kok saya bisa emosinya waktu membangunkan sahur keluarga ? Bagaimana caranya agar saya tidak marah ? Jawabannya boleh dong kita tanya mereka, mau dibangunkannya seperti apa ? atau bisa jadi mereka yang dibangunkan mintanya setelah bangun langsung makan sahur atau ada pertanyaan yang bisa bikin kita mikir (dengan hati), boleh dong saya berdoa agar mereka yang dibangunkan kepada Allah. Setelah muncul jawaban maka ikuti dengan tindakan (amal saleh) ikhlas kepada Allah.
2. mempersiapkan niat dan semangat untuk beramal saleh dengan dorongan dari hati. mau kerja tapi capek ? Karena puasa. Oke. Tanya pada diri kita, bukankah kita bekerja untuk Allah ? Dan Allah membalas kerja yang luar biasa di bulan puasa. Bagaimana caranya ? Mulai dengan Basmallah dan ikuti pekerjaan dengan semangat beramal saleh dan akhiri dengan hamdallah. saat mulai melemah, tanya kembali, kok saya menyia-nyiakan waktu puasa dengan yang tidak bermanfaat ? atau tanya diri kita dengan tenang ... jadi malas karena puasa ? nggak dong, karena logika dan emosional kita yang mempengaruhinya ... malas itu karena merasa lapar dan kondisi fisik berubah dari bulan sebelumnya maka jadi malas. Apakah begitu jawaban kita kepada Allah,"karena puasa saya jadi malas". Padahal Allah memerintahkan puasa seperti kaum sebelum kita untuk menjadi bertaqwa. Apakah kita tidak mau bertaqwa ? Mau dong. Dan saat inilah waktu yang tepat untuk kerja yang dibalas dengan berlipat-lipat dan ampunan Allah.
Dengan dua langkah di atas, semakin membuat kita fokus kepada amal saleh dan seolah tidak ingat lagi 3 mamimo. Memeliharanya menjadi sangat penting dengan terus fokus dan kita dapat merasakan nikmat yang luar biasa. Mau ? Buktikan. Insya Allah puasa seperti ini mampu mencerdaskan diri kita dan Allah bersama kita dalam setiap langkah.
Mari berlatih BUKAN lagi memikirkan MAMIMO tapi FOKUS HATI dengan bertanya dan mewujudkan jawabannya (FOTI).
Ya Allah berikan kami rahmatMU dengan memberikan cahaya pada hati kami agar berani menerima petunjukMu dan sempurnakan dalam amal saleh kami. Aamiin.

Monyet dan perampok

Renungan hari ini sedikit lebih dalam dan Insya Allah tidak tersinggung. Minimal kita memahami apa yang terjadi pada diri kita sampai saat ini. Mari kita bangun motivasi diri dengan motivasi spiritual yang islami agar mampu membangkitkan semangat untuk semakin baik.
Apa hubungan monyet dan perampok dengan motivasi hari ini ? Monyet dan perampok itu bisa kita jadikan renungan tentang makna hidup kita, karena keduanya adalah makhluk hidup seperti kita. Apa perbedaannya ? Mari kita renungkan satu persatu
Perhatikan gambar berikut ini ... Apa yang bisa katakan

Monyet bisa merokok, monyet menikah dan punya keluarga, monyet bisa naik motor, monyet juga makan untuk hidup, monyet bisa berantem (emosi juga), dan monyet juga bisa sujud. Kok bisa ? Karena semua itu bisa dilatih (diajarkan). Sama halnya dengan kita sebagai manusia, bukankah mestinya kita malu jika tidak bisa dilatih menjadi semakin baik ?
Jika hidup kita sebagai manusia sama dengan aktivitas monyet di atas, lalu apa bedanya ? Kita jawab berbedalah, monyet binatang dan kita manusia. Terus ? kita adalah manusia yang kedudukannya lebih tinggi ? Apa ya ? Bukankah jika kita tidak mengikuti petunjuk Allah yang hanya mengandalkan nafsu bisa lebih rendah dari binatang ? 
Jika kerja kita hanya cari uang untuk makan lalu menghabiskan waktu istirahat, apa bedanya dengan monyet ? Perbedaan yang mendasar adalah kita punya hati sehingga bisa memahami lalu beriman kepada Allah. Maka sujud kita berbeda dengan monyet, makan kita berbeda dengan monyet dan seterusnya. Monyet mencari makan, manusia beriman menyakini beriman kepada Allah yang Maha Pemberi Rezeki dan kita pun dicukupkan Allah dengan rezekiNya (sehat, upah, dan kebaikan lainnya).
Terus jika udah dapat renungan di atas, semakin mempertegas lagi. Mari kita renungkan apa bedanya kita sebagai manusia beriman (benar-benar beriman) yang profesinya  pedagang, pekerja, ibadah dengan perampok. Perampok mencari makan dan aktualisasi diri dengan merampok, dimana pekerjaannya tidak terlihat sama orang lain. Yang terlihat adalah kekayaannya, kebaikan dan apa saja yang ditampilkannya. Bahkan dengan sempurna dia menunjukkan "orang baik".
Bagaimana dengan kita yang berprofesi sebagai pedagang, pekerja dan ibadah ... kok kita lebih suka menampilkan aktivitas kita, seolah-olah kita sebagai orang baik karena pekerjaan kita. Ria nggak ? Hanya kita yang tahu. Intinya kita mencari uang dengan pekerjaan itu 
Lalu apa bedanya ? Jawabannya adalah hatinya yang beda, perampok tidak menggunakan hatinya untuk beriman kepada Allah. Bagaimana dengan kita ? Ungkapan yang menyentuh yang mesti kita renungkan "orang jahat (perampok) dapaet rezeki, masak orang baik ngga dapat rezeki yang lebih baik"
Apa maknanya .... bisa jadi sampai hari ini kita memang melakukan pekerjaan yang baik tapi belum menggunakan hati. Tentunya kita masih berbeda dengan perampok, tapi jika kita renungkan lebih dalam kita beriman kepada Allah tapi kita masih menyimpan keraguan di pikiran,"kok rezeki ku hari ini seret atau kok hidup kita semakin berat" dan banyak lagi ungkapan yang muncul seolah tidak percaya bahwa itu MUTLAK BALASANNYA untuk mereka yang beriman dan beramal saleh.
Jika memang kita bekerja untuk cari uang, bukankah sama halnya dengan perampok ? Jika kita bilang tidak sama, maka sentuh hati kita untuk memahami bahwa Allah selalu ada dan siap memberikan petunjuk dan keyakinan pada hati yang kita buka.
Insya Allah kita diberi petunjuk di hati ini agar semakin percaya BUKAN hal yang harus dibuktikan terlebih dahulu, tapi dengan iman ini kita bekerja sebagai amal saleh yang Allah ridhai. Sempurnakan iman dan amal saleh kami. Aamiin

Referensi hidup masih dunia

Jika ditanya kepada banyak orang tentang apa yang menjadi cita-citanya, maka jawabannya adalah ingin sukses. Kesuksesan yang dimaksud adalah memiliki banyak materi seperti punya mobil, rumah, jabatan dan sebagainya. Dan bagi sebagian muslim jika ditanyakan lebih detail, bagaimana cara mereka meraih kesuksesan itu ? Tentunya dengan usaha (bekerja) dengan ibadah yang disempurnakan dengan doa. Adakah yang salah ? Tidak ada dan sesuatu yang luar biasa, tapi selanjutnya saya ingin berbagi tentang renungannya. Hal ini masih menunjukkan kepada kita bahwa tujuan dan referensi hidup kita masih tentang dunia alias materi
Secara umum kita memiliki formula seperti berikut :
Tindakan A untuk mendapatkan hasil A.
Contoh untuk lulus dengan dengan terbaik, maka kita mesti belajar tentang apa yang diuji. Ada yang berhasil dengan nilai baik karena memang belajar dengan benar, dan ada beberapa kejadian juga yang aneh yaitu yang tidak belajar bisa lulus juga atau ada yang udah belajar tidak lulus. Dengan fakta ini ada beberapa orang berpendapat sebenarnya ada faktor lain yang menjadi penentu kelulusan di atas selain belajar. Tapi sebenarnya ada yang sama yaitu mereka yang lulus itu memahami materi ujian.  Adapun mereka yang tidak belajar bisa jadi sudah memahami materi, sedangkan yang belajar bisa jadi terlihat belajar tapi tidak bisa memahaminya.
Cerita di atas bisa kita jadikan analogi dalam menjelaskan paragraf pertama. Keinginan untuk sukses itu bisa jadi harus tahu terlebih dahulu "kesuksesan seperti apa yang ingin diraih". Agar lebih jelasnya sebagai berikut :
Sukses menjadi manager atau orang kaya atau pengusaha memerlukan kerja keras. Maka tidak serta merta yang kerja keras itu sukses. Berarti kita yang ingin sukses harus tahu dengan detail kesuksesan seperti apa yang kita inginkan dan bekerja keras sesuai kesuksesan itu. Sampai sini nggak masalah
Berikutnya kita renungkan ...
Kesuksesan (dunia) karena jabatan, materi dan sebagainya tentulah harus menggunakan cara keduniaan. Bisa jadi mereka yang mengerjakan dengan dominan kerja keduniaan dapat meraihnya. Maka fakta dan apa yang kita lihat, tidak saja orang muslim yang sukses tapi ada juga orang non muslim yang sukses. Begitulah Allah membalas setiap kerja keras (amal baik) dari mereka yang ingin meraih kesuksesan dunia.
Tapi dapat kita renungkan lebih dalam .... banyak dari orang Islam menjadikan tujuan dunianya dengan bantuan Allah. Salahkah ? Sah-sah saja, tapi apakah pantas kita menjadi Allah sebagai "pembantu" kita dalam meraih kesuksesan dunia ?? Dan bisa jadi ada yang berpendapat bahwa bukankah Allah sendiri yang mau menolong hambaNya jika meminta bantuan. Nggak salah juga, bahkan Allah memberi pertolongan dengan sabar dan shalat. Tapi kita lupa bahwa bantuan itu diberikan Allah kepada mereka yang MEMILIKI TUJUANnya adalah Allah itu sendiri (kehidupan akhirat).
Disinilah kita mulai merasa ada yang tidak pantas. Tujuan dunia dengan cara akhirat.  Bukankah cara akhirat itu memberikan hasil kepada akhirat juga. Maka yang mesti kita renungkan agar menjadi kebaikan buat kita adalah .... kita sih ingin sukses, dan ingin juga meraih kehidupan akhirat yang baik pula, seperti halnya dalam doa sapujagat kita, ya Allah berilah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bagaimana jika merubah keinginan kita tadi dengan merubah saja, yaitu kesuksesan di akhirat berupa kesuksesan yang banyak amal salehnya. Amal saleh yang seperti apa ? Amal saleh yang sesuai dengan ilmu dan kemampuan kita. Jika kita adalah manajer, maka banyaklah beramal saleh untuk menuntun dan memelihara team dengan cara Allah agar bisa melayani konsumen dengan baik. Jika kita adalah pedagang, maka banyaklah beramal saleh dengan ilmu dagang lewat kejujuran, senyum dan silaturahmi. Insya Allah dagangan kita juga bisa sukses. Dan kesuksesan yang melekat dari apa yang kita kerjakan merupakan balasan dari Allah dan kita diberi waktu untuk menikmatinya.
Sukses akhirat dilakukan dengan cara Allah dan pasti pula kita memohon pertolongan denganNya. Insya Allah kita diberikan kesuksesan dunia yang menjadi amanah Allah kepada kita.
Insya Allah renungan ini menjadi motivasi yang kuat buat diri kita menjadi semakin baik. Motivasi diri yang tidak sekedar hanya sesaat tapi motivasi yang langgeng dan menguat, itulah dia motivasi yang dibangun dalam spiritual kita. Motivasi spiritual yang didasarkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam. Maka jadilah motivasi Islam yang selalu membangkitkan kita untuk semakin baik dan benar.
Alhamdulillahi rabbil alamin atas petunjukMu ini dan berikan kepada kami untuk selalu menyempurnakan amal saleh kami dan hanya kepadaMu lah kami menuju. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...