Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Bekerja atau beramal saleh
Adakah hidup yang lebih baik ?
Menulis menambah ilmu
Seorang temen juga ada yang males menulis alamat dan sebagainya, mana saya foto saja dari smartphone. Selesai. Solusi yang bagus tapi keseringan jadi tidak mendidik.
Menulis itu menggerakkan banyak hal,
- Mata yang membaca dan mengoreksi apa yang dilihat atau didengar atau dirasakan
- Pikiran selalu diajak untuk memahami apa yang ditulis
- Proses menginngat dari apa yang dilihat atau didengar atau dirasakan untuk dituangkan kembali dalam bentuk tulisan
- Mengeluarkan emosi yang sehat saat menulis.
- Seperti mengajak bicara (selftalk) yang mengasah kita untuk mengembangkan ide tulisan
- Apa yang kita tulis terus digali oleh pikiran untuk dipertanyakan, apa ? bagaimana ? dimana ? kok bisa ? dan banyak lagi pertanyaan lain yang membuat kita menjadi semakin terbuka dengan pendapat atau ilmu baru.
- Ada olah fisik oleh tangan kita yang mampu menyehatkan tubuh dengan aliran darah dari tangan yang bergerak.
- dan lainnya yang diperoleh makna setiap orang yang berbeda.
Cari duit
Konsisten vs Hambatan
Semangat itu menyenangkan
Bisa nggak sih berubah ??
Berlatih sabar
Semua orang hampir pasti tahu makna sabar, diantaranya sabar diartikan "jangan marah" atau sabar dimaksudkan untuk kita menunggu hasil yang diharapkan. Hampir pasti bahwa kata sabar kita sampaikan kepada orang lain sebagai nasehat, dimana orang tersebut lagi tidak sabar. Apa yang terjadi ? Komunikasi dari 2 pihak tersebut "tidak connect" karena yang satu lagi emosi dan yang satu tidak emosi dan bisa terpancing emosi.
Pernahkah kita terpikir untuk menasehati diri sendiri untuk sabar ? Pastilah menasehati diri sendiri terjadi saat kita sedang tidak emosional. Kondisi yang sangat kondusif untuk menjadikan kita sabar. Dan menasehati orang lain untuk sabar tetap terus kita sampaikan.
Di awal pastilah pikiran dan perasaan kita begitu kondusif untuk bersabar. Dan saat marah, hal tadi kalah sehingga kita marah lagi. Kalau ini yang terjadi maka lakukan terus kesadaran kita untuk sabar ... dan masih terjadi tidak sabar karena hal itu sudah menjadi kebiasaan. Merubahnya perlu waktu dan latihan. Jadi tetaplah bersabar dalam berlatih sabar.
Saat kita sabar, ada saja godaan dan ransangan untuk tidak sabar dengan berbagai alasan yang logis,"gemana mau sabar, sedangkan dia aja suka marah sama saya".Tapi TETAPLAH BERSABAR.
Saat kita sudah merasa mampu bersabar pun masih ada rayuan untuk tidak sabar,"buat apa sabar dan yang lain saja nggak gitu, Capek". Tapi TETAPLAH BERSABAR
Dan saat kita sudah merasa biasa bersabar, "kok sampai kapan ya saya harus bersabar, katanya Allah bersama orang yang sabar". Kalau begitu kita hanya belajar bersabar terus agar waktu menunggu (yang bisa merusak kesabaran) .. tidak jadi fokus.
SUDAH MEMBIASA SABAR pun tidak luput dari godaan agar tergelincir menjadi tidak sabar. Orang sabar bisa bikin bangga diri dan sombong ... Lalu TETAPLAH BERSABAR dan memurnikan niat hanya kepada Allah.
Insya Allah semua perjalanan menjadi sabar itu disempurnakan Allah dengan kekuasaan dan kekuatanNYA. Aamiin
Saat tidak sabar, dunia berubah
Bayangkan ujian kesabaran itu seringkali kita lewatkan begitu saja BUKAN menjadi sabar tapi hanya sekedar menahan emosi lalu mengabaikannya. Alhasil ujian sabar itu muncul lagi karena memang kita belum lulus, dengan sumber yang sama masalahnya atau dari sumber lain. Apakah kita disebut seudah bersabar ? Entahlah tapi rasanya belum bersabar.
Saat kesabaran itu tidak ada, maka dunia berubah tidak sesuai dengan keinginan kita. Kok bisa ? Kita menjadi sabar itu karena ingin harapan kita tercapai/terjadi. Kalau nggak sabar ya pastilah harapan kita pun tidak tercapai. Contoh, saat kita marah sama anak, artinya kita tidak sabar lagi untuk mencapai keinginan kita. Maka yang terjadi adalah bisa jadi anak mengikuti kita tapi dengan ngedumel (kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita) atau bahkan anak kita melawan. Bagaimana dengan harapan kita agar tercapai ? Bersabarlah dengan apa yang sudah kita lakukan dan terus memperbaiki cara untuk bersabar dengan merubah/memberi contoh peringatan untuk anak ikut berubah dengan hatinya.
Untuk menjadi sabar bisa jadi wajib menghadapinya (apa yang menjadikan kita tidak sabar). Ada orang yang diajarin nggak bisa-bisa, maka akibatnya bikin kita tidak sabar saat ditanya lagi. Terucap,"otaknya udah bebel nggak bisa diajarin". Tapi ingat, bisa jadi memang kita yang ngajarinnya yang salah bukan orang yang bodoh. Dengan sikap ini, kita bisa membangun kesabaran itu yang membuat kita mau belajar dan mengajarkannya dengan lebih baik. BUKAN menghindar dari orang yang susah diajarin. Itulah kesabaran ... BUKAN sekedar menahan emosi tapi memberikan kebaikan bagi kita dan orang lain.
Atau saat kita kesel dengan seseorang yang tidak ada habis-habisnya, maka yang membuat kita sabar adalah kita percaya bahwa masih ada Allah yang mampu merubahnya. Tetap selalu menghadapi mereka dengan cara dan ilmu yang semakin baik DAN dibarengi doa agar Allah membukakan hati orang tersebut untuk tidak membuat kesel lagi.
Insya Allah dengan sabar dan sabar, menunjukkan kita mampu mengikuti perintah Allah dan kita terus menempuh perjalanan yang baik yang sesuai apa yang kita inginkan. Insya Allah kita dirahmati dalam menempuh kesabaran dalam segala hal dalam hidup ini. Aamiin
Kok bisa
Sadar saat butuh pertolongan
Jas hujan
Pilihan itu tidak ada
Pilihan itu tidak ada, apa betul ? Nggak betul. Pertanyaannya apa saja pilihan itu ? Misalkan kita mempunyai tujuan ke Bandung, maka ada beberapa pilihan menuju Bandung yaitu jalan tol Purbaleunyi, Bogor - Puncak - Cianjur, Cikampek - Padalarang - Cimahi dan banyak lagi. Kalo ada pilihan yang banyak pasti hanya satu kan yang dijalani. Artinya apa ? Hanya ada satu pilihan. Terus Anda pun tanya,"apa arti pilihan yang lain?" Pilihan yang lain itu hanya ingin mengajak kita memilih yang kita sukai atau yang paling logis. Dan pilihan lain itu bisa menggoda dan membuat kita memainkan perasaan dan logis saling beradu untuk jadi pemenang. Sebenarnya pilihan kita itu memang satu, lalu kita mikir sebentar atau berkomunikasi dengan orang lain maka muncul pilihan lain dan semakin banyak. Pilihan itu ternyata cara yang beraneka ragam TAPI pilihan kepada TUJUAN hanya satu.
Ingat bahwa semakin banyak pilihan membuat kita "bingung" yang seringkali membuat kita tidak memilih dan sebaliknya satu pilihan tidak memberi kesempatan untuk mikir lagi tapi langsung action. Dan akhirnya memang hanya ada SATU TUJUAN dan SATU CARA yang kita laksanakan.
Seiring waktu, pilihan yang sudah kita jalani bisa diganti dengan pilihan yang semakin baik untuk mendekatkan kita menuju TUJUAN. Itulah proses dari satu pilihan ke satu pilihan berikutnya yang dipengaruhi oleh evaluasi atas apa yang sudah kita dapatkan dalam menuju TUJUAN.
Kita selalu ingin ditolong
3. beramal saleh saja belum tentu ada yang mau menerimanya.
Belajar dan mempraktekkan amal saleh yang bisa kita lakukan dengan ikhlas :
Bosan
Bentuk kesadaran
Apa yang Anda hasilkan hari ini ?
Orang Berani
bagaimana dengan kita ? yang hanya memberi komentar ini dan itu, bahkan suka memberi saran saja. Si Berani tadi senang mendengarkannya dan menjalankan semua komentar dan saran agar dagangannya semakin maju. Dan sekali lagi, kita tetap di tempat.
Soal ilmu dan kemampuan sudah kita miliki dan bahkan modal pun cukup, tapi hanya tidak punya keberanian membuat kita tidak memulai dagang/bisnis untuk hidup mandiri. Keberanian tidak bisa dicari seperti ilmu dan kemampuan, maka kita yang merasa dengan ilmu dan kemampuan membuat kita berani untuk berdagang ... ternyata salah.
Keberanian itu tidak banyak didukung oleh ilmu dan kemampuan yang mumpuni. Bisa jadi keberanian itu karena memang lemahnya ilmu dan kemampuan sehingga mendorong untuk berdagang/berbisnis. Setelah berbisnis mulai jalan mereka pun menambah ilmu dan kemampuannya. mari belajar untuk berani ... mandiri bagi kehidupan kita.
Bekerja ikhlas tanpa batas
Harapan itu kosong
Kebahagiaan yang semu
Jika ada maka ada
Badai pasti berlalu
Tip sabar
Kesadaran yang memampukan
Kehidupan di luar rumah
Sesuatu yang membiasa bikin hilang kesadaran
Doa yang menjadi biasa
Doa yang menjadi biasa
Kesadaran yang hilang
Aneh tapi ngga aneh
Syukur dengan kerja yang apa adanya bukan yang diinginkan
Beramal tapi tidak beramal saleh
Semakin sukses semakin bahagia ?
Apa motivasi hidupmu ?
Tidak sama bersyukur dengan kufur ?
Perbuatan baik itu tidak sama dengan amal shaleh
Terjemahan untuk amal shaleh adalah perbuatan baik. Terjemahan yang maksimal karena bisa jadi jika diterjemahkan menjadi panjang. Yang paling baik adalah tetap menggunakan bahasa aslinya yaitu amal shaleh. Sekalipun amal diartikan perbuatan atau tindakan, maka tindakan yang baik tidak sama dengan amal shaleh.
Amal shaleh sudah pasti perbuatan baik, tapi perbuatan baik belum tentu amal shaleh. Perbuatan baik hanya mendasarkan perbuatannya dengan etika dan adat di tempat tertentu, perbuatan baik di Amerika belum tentu perbuatan baik di Indonesia. Maka perbuatan baik itu bukan amal shaleh. Sedangkan amal shaleh merupakan tindakan yang mengacu pada syariat Allah yang ditujuan hanya kepada Allah. Contoh sederhana adalah soal makan. Bagi orang Barat makan dengan sendok dan garpu adalah perbuatan baik, dan bisa menjadi amal shaleh jika kita memulai makan dengan niat dan doa dan menutupnya dengan doa pula. Sikap makan pun mengikuti petunjuk atau syariat Allah yaitu makan yang halal, thayib bagi kesehatan dan berkah. Makanlah selagi lapar dan berhenti sebelum kenyang. Penjelasan di atas semakin membedakan dengan jelas perbuatan baik atas amal shaleh.
Bagi muslim kita mesti tidak sekedar berbuat baik karena tidak punya nilai pahala tapi hanya sekedar fisik saja. Maka pelajarilah amal shaleh yang Allah turunkan dalam Al Qur'an dan hadist dari perilaku Rasulullah. Bisa dibayangkan dalam setiap perbuatan bisa mendatangkan keridhoan Allah jika benar-benar kita mampu beramal shaleh.
Bercermin
Di saat kita bersilaturahmi banyak hal yang kita bisa maknai, yang utama adalah menyambung hubungan dengan saling berinteraksi untuk berbincang kebaikan. Dengan interaksi itu pastilah kedua belah pihak mempunyai kondisi yang berbeda. Ada yang lebih baik dari yang lain. Untuk itu pahami lebih dalam ... Untuk bercermin.
Apa yang mesti dilihat dengan bercermin itu ? Pastilah kebaikan dari orang lain atau cerita orang lain yang kita dengar.
1. Ada sikap untuk menonjolkan diri dan keluarga. Sah-sah saja, maka kebaikannya adalah kita mesti semakin banyak beramal shaleh agar dirahmati Allah derajatnya. Dengan kedudukan yang dirahmati Allah maka kita tidak perlu menonjolkan diri ... Dan malah membuat kita semkin rendah hati dan sederhana.
2. Keyakinan seseorang untuk lepas dari ketergantungan pada hal yang dilarang Allah, misalkan utang. Hari gini nggak utang, mana mungkin. Jika demikian salah dong petunjuk Allah itu. Beriman berarti kita pasti mengatakan petunjuk Allahlah yang benar, maka mohon diberi hati yang terbuka untuk menyempurnakan ilmu hidup tanpa utang bisa kita jalani. Yang pasti kita mesti menguatkan shalat dan ibadah yang lain agar kita semakin kuat bergantung kepada Allah dan semakin kecillah ketergantungan kepada dunia, khususnya utang.
Mari kita melihat sisi kesuksesan seseorang bukan dari hasilnya tapi lihat apakah mereka mengikuti petunjuk Allah atau tidak.
Saya yakin kepada Allah maka saya bertindak
Ada sebagian orang merasa bahwa saat mereka bertindak merupakan keputusan yang didasari oleh pengetahuan yang sudah mereka miliki. Seperti halnya nasehat berikut ini, "mikir dulu sebelum melakukan sesuatu". Begitulah yang menjadi keseharian kita untuk selalu berpikir agar lebih banyak tahu sebelum bertindak.
Mari kita renungkan sejenak tentang hal di atas, apakah betul kita benar-benar tahu tentang apa yang ingin kita lakukan ? "Iya dong", kata kita. Tapi bukankah sebenarnya kita tidak tahu banyak, karena kita hanya tahu sedikit. Itupun ke-tahu-an kita hanya pada proses atau cara yang ingin kita lakukan dan begitu optimis dengan hasilnya. Perhatikan banyak tindakan kita yang salah atau hasilnya meleset.
Di lain sisi jika ditanya, dimana peran Allah ? Tidak ada. Karena kita bertindak atas ilmu yang kita miliki dan kita cari tahu untuk melakukan sesuatu dan sok tahu tentang hasilnya. Semua itu terwujud dalam keyakinan kita, lalu kita bertindak.
Dimana peran Allah sebagai orang yang beriman ? Bukankah shalat dan ibadah kita hanya untuk Allah dan begitu pula dengan hidup kita hanya untuk Allah. Bertindak hanyalah sebagian kecil dari hidup kita yang seharusnya kita persembahkan kepada Allah. Dimana peran allah sebagai orang bertindak dalam implementasi hidup kita kepada Allah ? Kayaknya belum ada. Untuk itu kita melibatkan Allah dalam niat dan doa.
Mari kita merenungkan semua hal di atas agar kita mampu bertindak karena kita yakin kepada Allah Bukan karena kita yakin atau tahu (kepada proses atau hasilnya). Yakin kepada Allah merupakan perwujudan kita beriman. Keyakinan itu mesti diikuti dengan yakin untuk membaca, memahami dan mengikuti petunjuk Allah (bertindak) Al Qur'an.
Antara bersabar atau bermasalah
Kehidupan ini lebih mudah untuk berkata tegas kata kita sih. "Kalau begitu udah aja dibilang kok nggak ngerti-ngerti .... " inikah sikap yang diajarkan nabi ? Insya Allah semua sudah memahaminya, tapi soal memilih mana yang mau diterapkan .. Tetap bersabar yang benar atau mengambil sikap
Kita adalah milik Allah dan orang lain pun milik Allah. Nabi tidak bisa mengislamkan pamannya, tapi apakah nabi mesti tegas terhadap hal ini ? Bisa jadi banyak hal yang tidak kita ketahui dengan skenario Allah, oleh karena itu bukankah semestinya kita mengintensifkan hubungan dengan Allah untuk menemukan jawaban apa yang kita hadapi.
Insya Allah dengan selalu beribadah dan bekerja dengan petunjuk Allah ...kita dibimbing dalam menemukan tindakan yang benar
Percaya dan lakukan atau mengerti baru percaya
Dari sebuah percakapan film anak-anak, ada orang tua yang tak percaya dengan aktivitas anaknya yang bisa terbang. Lalu anaknya berkata, "ayah tak perlu mengerti tapi ayah percaya saja semua bisa terjadi".
Percakapan ini menarik pikiran kami, bagaimana dengan kita beriman kepada Allah ? Bukankah kata beriman itu berarti percaya, lalu lakukan apa yang diperintahkannya. Dalam perjalanan amal kita tadi barulah kita mengerti apa artinya percaya itu dengan bukti-bukti yang Allah tunjukkan lewat hati, mata, telinga dan pikiran. Disinilah kita mengerti bahwa shalat itu bermanfaat bagi kesehatan saat ini tapi zaman dulu orang hanya shalat saja. Begitu pula puasa dan iabdah lainnya baru kita ketahui kebaikannya tapi orang dulu hanya beribadah dan beribadah saja.
Masihkah kita menjadi percaya setelah memahaminya dengan benar. Orang beriman dan beramal shaleh ... Merupakan kalimat yang sering diungkap oleh Allah dalam Al Qur'an. Beriman ... Percaya dan beramal shaleh ... Lakukan saja perintahNya. Allah tidak menyuruh kita mengerti dulu baru percaya. Insya Allah pemahaman ini menjadi kebaikan buat kita dan menjalankannya. Aamiin
Modernisasi Lebaran
Puasa sudah kita lewati, tibalah saatnya bulan syawal hari Lebaran hari meraih kemenangan jika kita mampu berpuasa dengan benar. Sekalipun puasa yang telah kita lakukan banyak pula kelalaian dan belum sempurnanya menahan nafsu, selalu ada optimisme kita menjalani Lebaran dengan suasana yang menciptakannya. Suasana "maaf saya puasa" di saat bekerja dan menghadapi orang yang tidak berpuasa, sahur, berbuka dengan bukbernya, taraweh dengan kajian keislaman, persiapan Lebaran dengan baju dan makanan yang ngangenin dan banyak lagi .... Hal itulah yang mengantarkan kita kepada kePDan menuju hari yang fitri.
Dan semakin sempurnalah Lebaran itu dengan kecanggihan teknologi terutama smartphone. Lebaran yang identik dengan silaturahmi yaitu saling berbalas kunjung dengan saudara atau teman. Silaturahmi itu sudah luntur dengan "silaturahmi" lewat pesan bbm atau pesan what app dan lainnya. Masihkah ada nilai silaturahmi itu ? hanya anda yang tahu. Tidak ada lagi sapaan yang asli ... Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam itu kita baca pada pesan dari orang lain oleh kita sendiri dan kita sendiri yang jawab. Bagitu pula tak ada lagi .... bersalaman tangan dengan senyum. Semua itu masih bisa sih diganti dengan emoticon. Yang terakhir ... Kata mohon maaf bukan lagi dari ucapan orang lain kepada kita tapi sekali lagi kita membaca pesan "mohon maaf dari mulut kita sendiri dan kita pun menjawabnya ... Atau ala kadarnya tanpa menjawab". Masihkah ada makna silaturahminya ? Silaturahmi tidak bisa digantikan dengan alat apapun dan hanya silaturahmi jika kita saling berkunjung. Paling tidak menelpon lebih baik daripada lewat pesan. Mari belajar untuk mengembalikan nilai silaturahmi disaat Lebaran. Insya Allah dibimbing dan diberkahi. Aamiin.
Kesadaran kepada Allah
Hanya orang banyak beraktivitas apa yang diperintahkan Allah saja yang mempunyai kesadaran kepada Allah, itupun masih ada rayuan untuk meninggalkan kesadaran itu. Bagaimana denga Anda ? Bisa jadi kesadaran itu ada tapi oesadaran kepada apa yang kita inginkan. Mengapa ? Yang ada di pikiran Anda hanya keinginan yang mesti dicapai. Keinginan Anda banyak tentang kesenangan dunia yang hanya bisa dicapai di dunia. Mumpung masih didunia ya mesti diraih.
Kesadaran kepada Allah memberikan bukan saja kesadaran kepada Allah tapi kesadaran tentang dunia seperti yang Anda inginkan. Jadi mengapa kita tidak meningkqtkan kesadaran kepada Allah ? Mari untuk memperbanyak hal tentang Allah terutama memahami petunjukNya.
Manusia itu suka mengeluh
Mengeluh menjadi dasar setiap manusia, mulai males bangun pagi sampai enggan melakukan sesuatu karena hal sepele. Keluhan itu mulai dari yang kecil sampai yang besar, jika kita terus memanjakannya maka semua itu menjadi kebiasaan dan karakter kita. Yang pasti sangat mempengaruhi produktivitas.
Jadi sifat mengeluh itu bisa berubah asal kita action ya beramal ya bekerja. Memulai langkah awal saja berat tetapi tetaplah action lagi ya beramal terus dan bekerja terus. Maka menghasilkan produktivitas.
Banyak atau berkualitas
Banyak orang sangat ingin mengerjakan amal yang berkualitas, tapi sulit dilakukan. Hari ini merasa berkualitas dan hari berikutnya merasakan yang lebih baik lagi. Jadi apakah ada yang berkualitas itu ? Tidak ada dan yang ada adalah mengerjakan sesuai harapan atau persyaratan yang ada. Harapan atau persyaratan itulah yang menjadi rujukan kualitas kerja. Untuk menjadi berkualitas memerlukan waktu maka kerjakan saja amal itu dan terus membenahi ilmu agar besok menjadi berkualitas.
Dengan kondisi di atas, mengerjakan amal itu secara bertahap menuju semakin baik mengajarkan kita untuk tidak khawatir salah/kurang. Mari berpikir sederhana lakukan saja sesuai ilmu kita miliki dan teruslah membuatnya semakin baik.
Bersyukur
Bersyukur sering kali jadi pijakan saat kita terpuruk, lagi ngga uang ... Bersyukur aja. Padahal perhatikan saat kita mendapatkan kebaikan atau kesuksesan yang sering juga kita ucapkan syukur terhadap apa yang sudah kita raih. Saat itu kita bekerja luar biasa tanpa pamrih. Apa maksudnya ? Ternyata dapat kita jadikan renungan bahwa bersyukur itu bekerja luar biasa
Mari kita sambut puasa dengan banyak bersyukur yaitu bekerja luar biasa sehingga kita mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Hal ini sejalan dengan puasa yang tidak sekedar melawan lapar, haus dan hawa nafsu tapi banyak berpikir sebagai upaya mengalihkan pola pikir puasa adalah melawan nafsu yang tidak pernah kita menangkan bahkan membuat kita capek.
Sabar
Motivasi diri semakin sukses
Allah itu adil dan bijaksana
Jika kesuksesan itu adalah milik orang pintar, milik mereka yang mempunyai gelar sarjana, milik orang kaya, milik orang yang punya ketrampilan dan memiliki kehebatan, milik orang yang fisiknya sempurna maka banyak orang berjuang untuk mendapatkan kondisi di atas dengan berbagai cara.
Apa yang terjadi adalah kompetisi menjadi yang terbaik dengan apa yang dimiliki agar meraih sukses. Terus bagaimana orang cacat,orang yang tidak sekolah atau tidak sarjana,orang miskin yang tinggal di desa dan lainnya ? Ternyata Allah itu Maha Adil dan Bijaksana karena siapapun bisa sukses tergantung kedekatan semua orang kepada yang Maha Sukses. Kedekatan itu ditunjukkan dengan ketaatan kepadaNya dan Allah memberikan kesuksesan itu sebagai balasan atau ujian kita untuk tidak iri (sabar untuk menerima) terhadap mereka yang sukses dimana kita melihat tidak sesuai dari kriteria Allah.
Mari jadikan motivasi kepada Allah sebagai motivator utama dalam meraih kesuksesan. Kita adalah motivator utama untuk diri kita sendiri.
Hati dan logika
Ada banyak hal konflik terjadi antara hari dan pikiran, apalagi dengan perasaan. Perasaan dan pikiran pun sering bentrok. Maka hanya hati yang jadi pemimpin bisa menentramkan atau sadar. Check out @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/600783781025304579?s=09
Featured post
Apa iya karyawan itu mesti nurut ?
Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...
-
motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang...
-
Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang bai...
-
Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah...