Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Tegas BUKAN GALAK

persepsi sebagian orang bahwa orang yang tegas itu sama dengan orang galak, padahal kalau kita balik .. orang galak, apakah dia tegas ? Pasti tidak. Galak berarti emosi negatif sebagai reaksi atas ketidaksesuaian harapan dan kenyataan, sedangkan TEGAS merupakan sikap atau respon untuk menerapkan harapan (sebagai referensi yang benar) dan penyampaian tegas dapat berupa ekspresi galak atau lembut.

Membantu ....

Seringkali kita ingin membantu banyak orang, Luar Biasa. Dan menjadi dahsyat adalah membantu orang lain menjadi bisa, dengan mengajarkan, mengarahkan dan mentor. Tapi tak banyak orang mau menerima bantuan seperti itu. Kesedian untuk dibantu menjadikan kita lebih mudah untuk lebih baik.

Berpikir atau Action dulu

Orang pintar berpikir dulu baru Action dan sebaliknya orang yang kurang ilmunya Action dulu baru mikir. Hasil memang bergantung pada Action dan Action yang dipikirkan terlebih dahulu menjadi lebih baik. Fakta menunjukkan semakin orang berpikir semakin merasukinya untuk mengetahui lebih banyak dan banyak ... dan akhirnya menjadikan ia "pintar" untuk mengomentari orang yang kurang ilmu (hanya Action saja), "orang itu kok nggak mikir yang dilakukannya, makanya hasilnya kurang bagus". Termasuk yang manakah Anda ? 

Membakar semangat

Berusahalah melakukan apa yang ingin kita kerjakan, nikmati dan rayakan. Semua itu bisa membakar semangat kita menjadi lebih besar sehingga kita bersemangat menghadapi kehidupan ini. Masihkah kita menyia-nyiakan waktu kita habis karena rutinitas ? "NO WAY". Just do it dan kita menjadi semakin baik.


Masihkah kita menunggu ?

Seringkali kita Action atau mau bekerja BENAR, kalau .... yang artinya kita menunggu kriteria atau persyaratan terpenuhi. Yakinlah hal itu tidak pernah terjadi.
Senyumlah kepada orang di depan kita, bantulah mereka mulai saat ini. Dunia segera menyambut kita dengan suka cita.

Awali hari dengan kebaikan

Sesuatu yang baik, berawal dari yang baik dan dilakukan dengan cara yang baik dan diselesaikan dengan cara yang baik pula. Sudahkah kita melakukannya hari ini ? Mari kita rencanakan untuk :
1. Menyiapkan uang untuk sedekah
2. Berikan kepada orang yang membutuhkan yang tanpa sepengatahuan orangnya kalau bisa.
atau
1. Meniatkan ingin membantu orang lain dengan apa yang kita miliki.
2. Berikan dengan cara yang santun pada waktu yang tepat.
atau
1. Niatkan saja untuk berbuat baik dan lakukan saja.
Kalau tidak hari ini, maka kita sudah menyia-nyiakan kesempatan berbuat baik dan hari ini waktu kita semakin berkurang.

Tidak mau ACTION = Resep gagal

Tidak ada orang yang tidak mau sukses. Dan bila ditanya, bagaimana mencapai sukses ? Maka semua bisa menjawab,
a. bekerja
b. disiplin
c. kreatif dan lainnya
Maka sebaliknya kalau ditanya, bagaimana supaya gagal (tidak sukses) ? Jawabannya "tidak bekerja", "tidak disiplin" dan sebagainya.
Maka kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada resep gagal di dunia ini. Lalu yang ada HANYA resep SUKSES, apapun yang kita kerjakan adalah menuju sukses. Orang yang tidak mau bekerja berarti itulah yang disebut resep gagal. Jadi teruslah bekerja mulai langkah awal, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya yang membuat kita gigih dan fokus, maka kesuksesan semakin dekat.

Nilai Anda = Kerja Anda

Bekerja untuk mendapatkan hasil (gaji/untung), artinya Bekerja menemui persoalan dan menyelesaikannya. Seberapa besar gaji Anda ? Seberapa besar pula pekerjaan yang mampu Anda terima dan menyelesaikannya.
Bekerja yang banyak belum tentu menjadi penentu nilai Anda, karena apa yang Anda kerjakan memang kewajiban (sesuai gaji). Maka untuk menaikkan gaji Anda, temuilah pekerjaan yang lebih tinggi kualitas dan kuantitasnya lalu selesaikan dengan cepat, mudah dan terjual (dilihat oleh atasan dan orang lain)
Kalau Anda sudah banyak menemui persoalan dalam bekerja dan mampu menyelesaikannya, siaplah dihargai dengan nilai tinggi. Kalau belum berarti Anda berada di tempat yang salah.

Kalau hari ini hari terakhir kita ...

Kalau ajal itu tak pernah kita tahu kapan terjadinya ... dan kita pun tidak merasakan itu akan terjadi pada kita dan akhirnya kitapun biasa-biasa saja menghadapinya alias cuek. Kalau sudah waktunya "mau bilang apa".
Sikap di atas ada pada diri kita ???? Kondisi itu menjangkit pada kehidupan kita. Hidup mengalir saja tanpa mau mempersiapkannya. Memang betul kalau itu belum terjadi atau besok pun kita tidak bisa menebaknya. 
Kata "kalau" bentuk waktu masa depan .... yang belum terjadi. Karena hal itulah yang bisa mendorong kita cuek dan sebagainya. Hidup ini nyata, maka Mari kita (mau) menjalani kehidupan ini dengan niat dan sungguh-sungguh untuk jadi catatan amal shaleh kita. Detik ini, apa yang bisa kita perbuat ??? Bisa tersenyum, makan, ngobrol .... lakukan saja. Itulah makna hidup yang tak perlu bermimpi atau berandai kalau ... 

Terus bekerja Vs Belajar memperbaiki

Kalau ditanya, kerja apa Anda hari ini ? Ya kerjalah, ya itu dan ini. Besok lagi ditanya lagi dan jawabannya sama. Dan seterusnya sama. Apa yang berbeda dari apa yang Anda kerjakan hari ini dan seterusnya ? Sama saja, begitu-begitu saja. Bisa jadi Anda hanya merasa berbeda pada perasaan Anda yang mempengaruhi Anda bekerja. Saat Anda senang, maka pekerjaan pun menjadi menarik. Tapi sebaliknya, saat Anda lagi bete maka pekerjaan pun menjadi membosankan. Padahal, sekali lagi pekerjaan itu sama dari waktu ke waktu.
Bagaimana kalau Anda menambah ilmu untuk memperbaiki cara kerja Anda sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda ? Maka sikap ini menjadi penting untuk menjadikan Anda semakin menarik dan mendapatkan hasil luar biasa.
Coba tanya Anda sekarang ? 3 tahun, 2 tahun dan tahun lalu menunjukkan hasil yang sama dengan sekarang. Semua berubah karena desakan lingkungan dan gaji Anda pun naik karena inflasi (penyesuaian).  Disisi lain kebutuhan hidup kita meningkat yang membuat kita berubah BUKAN karena kemampuan hidup yang meningkat sehingga kita membutuhkan yang tercukupi dengan baik.
Bangunlah hidup kita untuk terus berubah seperti tanaman yang tumbuh dan tumbuh sehingga menghasilkan buah, dengan buah itu (hasil tumbuh itu) kita bisa berbagi kepada siapapun yang kita mau.

Sabar ada batasnya .... ?

Kalimat di atas seringkali kita ucapkan karena kita sudah tak tahan menderita atas penderitaan atau perlakuan yang kita terima. Bagaimana kita bisa sabar, kita menderita terus ????? Penderitaan dan perlakuan dzalim yang menjadi alasan kita tidak sabar.
Gemana seharusnya ? Saat kita bersabar menghadapinya, itulah yang terbaik dengan cara-cara dan sikap yang baik. Sikap apa ? Tetap tenang agar kita tidak terpancing emosi dan dalam keadaan tenang kita masih bisa berpikir sehat. Bila diteruskan kita tak mampu maka menjauhi dengan cara yang santun sebagai langkah lanjutan agar kita tetap bersabar.
Jadi salahlah kita bersabar tapi terus menderita dan terdzalimi yang akhirnya keluar kata "sabar itu ada batasnya".

Resep sukses = resep gagal

Kita suka menutupi segala sesuatu yang buruk saat kita gagal, yang terucap adalah "belum waktunya" atau "saya sudah berusaha luar biasa" dan sebagainya. Kalimat tersebut untuk menutupi kegagalan kita agar terlihat kita bukan yang salah dalam bertindak tapi disebabkan orang lain atau belum waktunya.
Apa yang terjadi saat kita gagal ? kegagalan terjadi karena kita tidak sempurna dalam ACTION, menjalaninya dengan ikhlas dan menyenangi ACTION itu. Dengan kata lain, kegagalan itu adalah belum sempurna dalam melaksanakan resep sukses.
Resep sukses = resep gagal
Maka yang perlu diperhatikan adalah niat sebagai motivasi harus ada   saat kita melaksanakan resep sukses, kesungguhan yang ditunjukkan oleh perasaaan senang dalam melaksanakannya, lakukan dengan sempurna yang dilakukan secara bertahap dengan terus belajar.

Bisakah menjadi semakin baik ?

Terkadang ada orang yang biasa saja ilmunya dengan ketekunan menjadi berhasil. Ada pula yang sudah mempunyai ilmu yang tinggi masih saja biasa-biasa saja. Dan sebaliknya ada yang ilmunya biasa-biasa dan tidak belajar lagi hidupnya begitu-begitu saja dan disisi lain ada yang berilmu tinggi menuai sukses. Terus apa ya yang menjadi kunci agar kita menjadi semakin baik ? 
Ketekunan dan ilmu saling melengkapi yang diiringi oleh faktor utama adalah IZIN Allah swt. Artinya kita harus memulai keberhasilan itu dengan ACTION lalu belajar, ACTION lagi dan belajar lagi dan seterusnya, dan terus-menerus melakukan hal itu yang berbuah kepada ketekunan kita. Dan keberhasilan adalah hasil dari yang sudah kita lakukan, dan ini ditentukan oleh izin Allah. Maka jadikan setiap apa yang kita kerjakan mesti memohon doa (komunikasi) dengan Allah swt.

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...