Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Silaturahmi bukan ala kadarnya

Kata silaturahmi atau silaturahim sudah sering kita dengar. Saya pun yakin Anda sudah paham dengan maknanya. Dan sudah menjadi materi ceramah bagi banyak penceramah dengan berbagai versi. Apa yang menarik untuk dibahas dalam motivasi  ?
kebaikan silaturahmi sudah kita ketahui banyak manfaatnya. Semua manfaatnya berupa kebaikan dan pahala, bisa jadi Anda sangat ingat "silaturahmi itu membuka pintu rezeki". Ada orang yang sudah mendapatkan kebaikannya tapi ada juga sudah bersilaturahmi belum merasakan kebaikannya.
Saatnya kita menggugat diri kita sendiri mengapa silaturahmi belum dapat dirasakan kebaikannya ???
1. Periksa apakah silaturahmi yang kita lakukan yang dibalas oleh Allah dengan kebaikan, sudah dengan niat yang benar ???
Bukankah kita bersilaturahmi terkadang bukan niat kepada Allah, tapi niatnya untuk dibalas dengan kebaikan (misalkan membuka pintu rezeki). bener nggak ???
Buktinya saat silaturahmi yang kita bicarakan tentang bisnis, bukannya memulai silaturahmi dengan berbincang tentang satu sama lain (keadaannya dengan saling bertanya).
Bayangkan saat kita bersilaturahmi kita bertemu untuk saling mengetahui keadaan masing-masing dan bisa jadi ikut merasakan (berempati) dengan keadaan saudara kita. Dengan saling merasa berempati maka ada rasa untuk saling membantu, Rasa ingin membantu ini bisa membuat kita merasa tidak ada rahasia lagi atau tidak takut .... dan akhirnya jika ada bisnis pun menjadi perbincangan dalam silaturahmi ini.
2. Kebanyakan orang dalam silaturahmi menjadi ajang untuk menunjukkan kehebatan masing-masing.
Bukankah saat silaturahmi kita ingin menunjukkan apa yang kita miliki .... pake mobil bagus, pakaian yang terkenal dan bahkan dandanan yang wah. Kalau ini terjadi maka bisa jadi salah satu pihak merasa minder dan membuat suasana silaturahmi jadi hambar.
Buktinya perhatikan saja silaturahmi disekitar kita. Kumpul-kumpul atau arisan atau reuni atau berkunjung yang menjadi media silaturahmi selalu ada orang yang menunjukkan "kehebatannya dalam materi". Sekalipun suasana bisa diterima semua orang, dalam hati kecil merasa kecewa dan komunikasi jadi tidak menarik (berbangga-bangga dengan kepemilikannya).
Bayangkan silaturahmi itu didasari niat baik, maka semua orang tidak peduli dengan atribut materi tapi saling berkomunikasi dengan baik. "wah bajunya bagus, dimana belinya ?" maka jawabannya "lumayanlah kok dibilang bagus, murah loh harganya dan saya beli di pasar tradisional tebet kok".  Apa yang terjadi selanjut, bisa jadi komunikasi ini berlanjut,"nitip ya saya mau beli juga dong" atau "temenin dong belinya" semua ini kebaikan dari silaturahmi.
3. Silaturahmi tidak penting yang penting HP.
Saat silaturahmi sering semua anggota bukan banyak berbincang tapi sibuk main HP dengan media sosialnya.
Bukankah saat bertemu semua mulai sibuk dengan HPnya dan saat makan pun bukan makannya yang dimulai dengan doa tapi yang penting adalah foto makanannya untuk diupload.
Bayangkan begitu nikmatnya saat bersilaturahmi semua menikmati makan tanpa HP. Ada yang bilang "ini makanannya buat sendiri ya, boleh dong kasih resepnya" atau "tuan rumah bilang, kalau ada acara saya bisa bantu cateringnya". Ada cerita dan pengalaman yang menarik
4. Bisa jadi Anda punya hal lain untuk menggugat silaturahmi ??? Gemana jika silaturahmi sudah menjadi hal wajib untuk diikuti sehingga beberapa merasa keberatan karena ada keperluan keluarga yang lebih penting.
Apa motivasinya ??? Jika silaturahmi banyak kebaikannya, maka saya dan Anda menyempurnakan silaturahmi dengan benar. BUKAN berpikir hasilnya.
Sudahkah silaturahmi itu membuat kita memahami dan berempati ???
Sudahkah silaturahmi itu membuat kita saling mengenal dan membuat kita seperti saudara ?
Sudahkah silaturahmi itu membuat kita merasa penting untuk dijalani dan tidak terbatas oleh waktu dan tempat ???
Yang utama itu bersilaturahmi itu menjalankan perintah Allah karena kita beriman. Percaya kepada Allah dan terserah Allah saja untuk membalasnya
Mulailah dengan Bismillahi rabbil alamin
Berkomunikasilah dengan prasangka baik dan saling memahami
Bersyukurlah silaturahmi itu bisa terjadi
Berdoalah untuk kebaikan buat orang lain dengan silaturahmi itu
Mari kita belajar dan mengevaluasi apa yang sudah kita kerjakan. Menggugat bukan berarti ada yang salah, bisa jadi dengan menggugat kita mampu melihat ada sesuatu yang harus diperbaiki. Ya Allah yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu, tundukkan lah hati kami untuk rendah hati dan terus bisa memperbaiki diri untuk menjadi semakin percaya kepadaMU. Dan jadikan kami orang yang senang bersilaturahmi, Aamiin

Memulai

Kita hidup dimulai dari kelahiran dimana kita tidak bisa berbuat apapun dalam proses itu. Setelah itu pun kita tidak punya apa-apa dan hanya bisa menangis dan naluri kepada kehidupan untu bergerak dan sebagainya. Semua itu menjadi bagian dari kehendak Allah.
Ketika masuk sekolah, memulainya tanpa ilmu yang cukup dan hanya mengandalkan semangat. Yang ada adalah pakaian baru, tas baru dan support orang tua.
Pernahkah terpikir oleh kita bahwa semua langkah memulainya berasal dari Allah baik itu dorongan maupun izinNya.
Sekarang sudah dewasa dan proofesional merasa bisa memulai semua lewat kendali kita sendiri. Ilmu dan nafsu memegang kendali untuk mewujudkan keinginan kita. Tapi boleh untuk direnungkan saat kita ingin memulai sesuatu adakalanya hasilnya tidak terjadi. Pernahkah kita berpikir bahwa hal ini ada peran Allah swt yang tidak mengizinkan itu terjadi ?
Sebagai orang yang beriman kepada Allah diberi petunjuk untuk memulai sesuatu demgan menyebut namaNya. Sudahkah kita melakukannya ? Mari kita mulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah, Bismillahorrahmaanirrahiim dan bersyukur saat memgakhirinya dengan Alhamdulillahi rabbil alamin.
Saya yakin petunjuk ini sudah dipahami banyak orang dan pertanyaannya, seberapa sering kita mengamalkannya ? Apakah hanya lisan aja atau dengan khusyuk ? Atau apakah dengan mengikuti petunjuk itu kita sudah merasakan kebaikannya ? Jawablah semua itu yang.menandakan refleksi pengamalan dari petunjuk Allah. Allah tidak pernah ingkar janji dan bukan juga kita ingin menguji Allah, Tapi kita mengamalkannya karena kita beriman atau percaya kepada Allah.

Allah urus semua

Seringkali kita tahu tentang masuk WC itu ada doanya dan adab di dalam WC dimana tidak boleh berduaan (salah satunya). Saya dan Anda tahu .... hafal doanya dan pernah melakukannya. Tapi sekarang apakah kita melakukannya lagi sekarang ? Bisa ya dan tidak, tidak konsisten. Mengapa begitu ?
Bisa jadi semua itu karena kita merasa itu adalah pelajaran saat TK/PAUD. Oleh sebab itu kita sering meminta anak kita atau adik kita untuk menghafal doa dan adab masuk WC. Atau buat renungan kita lebih dalam,"saya sudah berdoa dan mengikuti adab masuk WC itu, tapi ngga ada pengaruhnya ?"
Pertanyaan terakhir itulah yang membuat kita semakin tidak membiasakanya. Mari kita belajar memahami dan memaknai adab masuk WC itu,
1. Allah itu Maha Mengatur segala sesuatu dan meliputi apa yang kita kerjakan. Maka masuk WC pun mesti didasari iman, percaya kepada Allah. Kita yang muslim dan percaya kepada Allah maka kita pun wajib percaya dengan petunjuk Allah dalam adab masuk WC. Akibatnya adalah mau melakukan petunjuk apa yang Allah perintahkan seperti halnya bersilaturahmi dan sebagainya.Apa yang kita dapatkan ? Saat masuk WC yang kita anggap "tidak bersih" bisa memelihara iman kita dengan cara mengamalkan petunjuk Allah (amal saleh). Bayangkan saat kita beriman lalu terputus imannya karena masuk WC, dan keadaan tidak beriman ini bisa membuat tidak beriman juga setelah keluar WC. Pantaslah Allah mengajari dan memberi petunjuk agar kita selalu memelihara iman dengan banyak beramal saleh.
2. Petunjuk Allah itu adalah agar kita sendiri menjadi manusia yang teratur, seperti halnya kita diperintahkan untuk berkata yang baik. Hasilnya ? Kita tidak merasa manfaat langsung, tapi yakinlah bahwa hasil amalan ini bisa berdampak banyak pada diri kita. Insya Allah kita dilindungi dari perbuatan yang tidak baik dan dilindungi dari syetan. Ngga itu aja, Ridha Allah atas ketaatan kita tersebut bisa mengantarkan kita kepada rahmat.
3. Selain itu adab masuk WC membuktikan kepada kita, Allah itu Maha Kuasa dan Maha Mengatur. Allah mengatur dan memelihara makhluk dan alamNya, sekalipun kita tidak mengikuti petunjukNya, Allah berkuasa untuk memberikan balasannya dengan kecelakaan di kamar mandi agar kita lebih berhati-hati (kembali kepada petunjukNya). Urusan adab masuk WC bisa jadi amal saleh kita sehingga menambah catatan kebaikan kita dan dibalas dengan kebaikan. Beriman kepada Allah bukan sekedar shalat dan sedekah, tapi masuk WC pun jadi catatan kebaikan kita.

Insya Allah pemahaman ini dan berdoa agar mampu mengamalkannya bisa mengantarkan kita menuju iman yang semakin kuat. Memelihara iman dapat dikerjakan dimana saja dan kapan saja dengan aktivitas sehari-hari kita.

nggak pake zikir juga sukses

Seringkali kita melihat dan membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang terlihat orang lain sukses tanpa menjalani apa yang kita kerjakan dan kita sendiri belum sukses. Yang gampang bagi kita untuk menilai adalah cara kita salah dan yang sukses itu benar.
Contoh dalam kehidupan, bisa jadi kita bertanya,"kok yang nggak shalat sukses sedangkan yang shalat belum sukses ?" atau Anda juga yang bilang zikir itu baik untuk mengingat Allah,"jika zikirnya banyak maka banyak kebaikan (diberikan kesuksesan), tapi ternyata hasilnya tidak demikian ?" Logika yang bercampur emosi dengan mudah menilai sebagai berikut
1. Zikir/shalat dan kesuksesan tidak ada hubungannya. Mau sukses ? Kerja yang luar biasa dan zikir ya zikir aja, bahkan ada yang nggak zikir sukses.
2. Zikir/shalatnya ada yang salah/kurang sempurna
Apa yang kita bisa ambil hikmahnya ? Hikmah yang bisa memotivasi diri kita untuk semakin baik. Motivasi Islam menjadi yang utama agar motivasi spiritual kita menjadi sangat kuat dan berada dalam tindakan yang benar.
Hikmahnya, tidak perlu kita membandingkan apa yang sudah kita kerjakan dengan apa yang sudah dikerjakan sama orang lain. Penilaian kita hanya sebatas tampilan bukan pada niat dan hatinya, dan sekali lagi kita hanya melihat beberapa kali saja dan ada tindakan lain yang tidak terlihat oleh kita.  Maka Allah yang Maha Mengawasilah yang tahu semua tindakan seseorang dan bahkan tahu niatnya. Perbandingan yang kita buat itu sangat rendah dari kebenaran, dan Allah lah yang Maha bisa menilai semuanya.
Yang kita bandingkan cenderung dari hasil yang diperoleh dan beberapa tindakan yang terlihat. Hasil sangat tergantung pada apa yang dikerjakan. Apa yang dikerjakan menjadi mutlak penilaiannya dari Allah. Jadi tak perlu juga kita membandingkan karena hak membandingkan hanya milik Allah.
Jadi saat kita zikir dan hasilnya tidak sesuai harapan kita, maka perlu disikapi dengan merenungkan niat kita. Jika memang kita berzikir meminta sesuatu ... bukankah ini menunjukkan kita berzikir karena Allah tapi karena mohon dikabulkan permintaan kita.
Renungkan ... jika zikir itu menenangkan hati, maka periksa ketenangan hati kita. Jika kita gelisah berarti ada yang salah dengan zikir kita.
Teruslah berzikir tanpa melihat kuantitas zikir dan orang lain dapatkan. Ukurlah nilai zikir itu dengan hati kita sendiri. Kuatkan kami ya Allah untu terus berzikir lewar amal dan lisan kami. Aamiin

Pantaskah meminta ?

Motivasi kali ini ingin membangun diri lebih baik lagi. Motivasi yang dibangun dalam diri (motivasi diri) yang didasarkan referensi yang kuat yaiTu motivasi spiritual. Motivasi Islam menjadi yang terbaik bagi muslim agar terus menjadi orang beriman dna beramal saleh.
Judul di atas banyak terjadi pada diri setiap orang, karena merasa tidak mampu atau tidak punya atau malas. Semua alasan itu sah-sah saja. Seorang karyawan merasa oke saja meminta naik gaji dan minta fasilitas. Tapi tergantung bos yang mau memberikannya dengan melihat kinerja kita. Jika bagus bisa diberikan atau diberikan setengahnya agar kita semangat lagi bekerja. Jika tidak berkenan maka bos pasti tidak mau memberikannya.
Sama halnya kita dengan orang tua, tapi karena ada kasih sayang maka pemberian atas permintaan kita jauh lebih mudah. Bahkan seorang anak yang bandel aja masih saja orang tuanya memberikan apa yang diminta anaknya.
Mari kita berpikir lagi pada level yang lebih tinggi yaitu meminta kepada Allah, bandingkan permintaan naik gaji atau fasilitas di tempat kerja kita sebagai berikut :
1. Disampaikan ke bos, iya banyak persyaratannya dan bahkan ada tuntutannya jika dipenuhi
2. Menyampaikan ke orang tua atau keluarga, paling doa dan dukungan. Lalu usul cari kerja baru saja
3. Disampaikan ke Allah dalam doa kita yang mengiringi amal saleh kita sepanjang hari. Memang Allah lebih besar kasih sayangnya kepada kita melebihi level orang tua atau keluarga. Kebaikan Allah itu biasanya tidak langsung kepada permintaan kita. Kita minta uang belum tentu diberikan uang tapi diberikan pekerjaan yang menghasilkan uang atau diberi kemampuan yanug menghasilkan uang atau Allah memberikan kesehatan agar kita mampu beraktivitas dan Allah berikan pula pikiran agar kita mampu menemukan jalan yang baik atau Allah memberikan hati agar kita mampu memilih jalan yang benar.
Masihkah kita pantas meminta ? Meminta ke atasan berujung kepada seberapa bagus kerja kita, meminta kepada orang tua juga tergantung seberapa patuh kita kepada orang tua alias seberapa besar bakti (amal) kita dan tergantung kasih sayang orang tua, meminta kepada Allah pun tergantung seberapa besar amal atau kerja kita hanya untuk Allah.
Semua jawaban kepantasan meminta itu bergantung amal atau kerja atau kepatuhan, artinya kita mesti mengiringi permintaan kita lebih awal dengan amal ya kerja ya kepatuhan. Insya Allah kebaikan itu membuka pintu kepantasan kita meminta untuk diizinkan Allah lewat doa orang tua dan melalui atasan kita. Makna lain bahwa kebaikan yang kita lakukan sudah banyak memberikna porsi penentu kepantasan pada diri kita dan Allah Selalu memberi jalan yang benar agar kepantasan itu terjadi.
Seberapa besar kepantasan kita meminta ? Ukurlah apa yang sduah kita perbuat dalam kebaikan.

Kemampuan itu ada, tapi tidak mau

motivasi diri hari ini masih berbicara tentang hal kecil yang kita sepelekan dalam hidup ini. Motivasi yang berdasarkan motivasi Islam yang menjadi motivasi spiritual yang mujarab untuk bangkit menjadi yang terbaik.
Seringkali kita mengatakan,"saya nggak bisa", atau "saya ngga mampu". Sebenarnya jika kita telusuri pernyataan itu bisa jadi keluar saat Anda ditanya untuk melakukan sesuatu atau diberi tugas. Maka yang terjadi adalah penolakan halus yang sopan. Jujur ya pada diri sendiri.
Jika Anda bilang,"saya ngga bisa", maka sebenarnya ada hal yang anda sudah tahu yaitu tentang hal yang ditanyakan. Misalkan bisa nggak kamu ke Bandung ? Maka dibenak Anda adalah Anda tahu Bandung dan Anda bisa. Artinya Anda punya kemampuan untuk mengerjakannya. Tapi Anda berpikir dan berimajasi tentang jauh, capek, biaya dan sebagainya maka Anda jawab tidak bisa.
Disisi lain ada orang yang tidak tahu Bandung, tentu ada rasa penasaran yang ingin Anda ketahui dengan bertanya. Kok Bandung ? Emangnya Bandung itu oke ? Tapi keinginan tahu Anda dikalahkan  emosi yang mengimajinasikan Anda susah dan ribet dengan sesuatu yang baru. Padahal Anda sangat ingin meningkatkan kemampuan tentang Bandung. Artinya Anda punya kemampuan untuk mencari tahu dan memahami Bandung. Lalu jika dilanjutkan ada keinginan untuk bisa.
Sama halnya dengan "saya nggak mampu", kita menolak bukan karena tidak mampu tapi tidak mau. Berarti kita ini mempunyai kemampuan yang sangat mampu mendorong kita untuk bilang bisa dan mampu.
Ada pertanyaan, kok belum shalat ? Jika Anda terus beraktivitas dengan mengabaikan pertanyaan itu bukan berati kita tidak mampu shalat saat itu tapi kita tidak mau. Kemampuan untuk meninggalkan aktivitas pun kita mampu lalu shalat. Kalau pertanyaan seperti, mau nggak sih kamu jadi orang kaya ?  Maka jawabannya mau. Lalu kita menjadi sangta mampu mengerjakan apa yang diperintahkan. Jadi sebenarnya kita ini sduah diberi kemampuan oleh Allah untuk bisa dan mampu beraktivitas lebih baik dqlam hal apapun lkarena Allah sudah memebrikqn modal seperti akal, emosi, tubuh dan alam untuk dimanfaatkan (bersyukur).  Yang jadi pertanyaan adalah mengapa kita tidak mau ? Karena kita belum yakin kepada Allah. Mari kita koreksi dan tingkatkan keyakinan atau iman kita kepada Allah lewat ilmuNya dalam Al Qur'an.
Insya Allahkita diberi selalu hidayah untuk terus menyakini dqn meningkatkan iman kita kepada Allah dan menjadi hamba yang pandai bersyukur dna terus mampu beramal saleh. Aamiin

Catatan kebaikan

mtoivasi hari ini mengajak kita untuk semakin baik hari ini. Motivasi islam yang bersifat motivasi spiritual ini sekaligus merupakan manajemen waktu kita. Inilah motivasi diri yang kuat untuk selalu meningkatkan kualitas diri.
Catatan biasanya banyak digunakan oleh ibu-ibu atau profesional. Ibu-ibu mempunyai catatan agar tidak lupa dan fokus untuk dicek list aktivitasnya. Sama halnya dengan profesional ditempat kerja. Alhamdulillah makna catatan ini baik buat kita terapkan dalam memacu motivasi kita. Pepatah Tiongkok mengatakan,"tidak dicatat bikin lupa". Apakah kita punya catatan saat ini ? Dan dengan sedikit mikir mencari catatan apa yang sudah kita miliki ..... ngga ada tuh.
Jika catatan itu tentang utang, maka kita fokus dan selalu ingat utang, berusaha untuk membayarnya atau gemana menghasilkan uang untuk membayar utang. Ada banyak wanita suka membuat catatan tentang kesehariannya dalam diary. Laki-laki dan profesi sebagai orang teknik cenderung malas menulis atau mencatat. Padahal sudah banyak aplikasi dalam smartphone yang memudahkan kita membuat catatan agar bisa fokus dan cek list.
Mau semakin baik, ya mesti memulai dengan membuat catatan kebaikan dalam satu hari, gemana caranya :
1. Buatlah catatan kebaikan yang ingin kita kerjakan hari ini,
    a. Bangun pagi dan membangunkan anggota keluarga
    b. Sarapan dengan nasi uduk yang dijual oleh ibu-ibu dengan melebihkan pembayaran
    c. Membaca Al Qur'an dan memahaminya walaupun 1 ayat
    d. Ingin menyapa teman kantor dan berkomunikasi 2-3 menit
    e. Membantu pekerjaan bawahan atau rekan dalam menyelesaikan pekerjaannya
    f. Shalat tepat waktu di zhuhur dan ashar.
2. Catatan di atas bisa dibuatkan dalam catatan kecil dimana setiap selesai mengerjakannya kita bisa kita cek list. Menjelang malam catatan itu bisa kita kumpulkan di satu tempat. Atau catatan itu bisa kita ganti dengan catatan kecil seperti post it yang berbeda warna setiap kebaikan. Setelah kita melakukan kebaikan itu catatannya langsung dibuang. Nah jika masih ada catatannya maka kita belum melakukannya.
Catatan sebagai media merupakan latihan menghisab diri kita sendiri, dalam Al Qur'an dikatakan "sudahkah kamu menghisab dirimu sendiri ? ". Catatan ini sebagai alat bantu dan semakin hari semakin terbiasa dan menjelma menjadi karakter. Bisa jadi catatan kebaikan itu pindah hati.
Insya Allah apa yang kita lakukan dengan membuat catatan kebaikan ini mendorong kita untuk terus ikhlas dalam setiap kebaikan. Allah yang Maha Menghitung apapun mampu mengajari kita memanage kebaikan kita agar menjadi amal yang dirahmati Allah. Aamiin

Kinerja bagus

Kinerja bagus alias kerja yang bagus, yaitu kerja yang memberikan nilai bagus. Tapi yang jadi pertanyaan dari banyak orang adalah saya sudah bekerja bagus tapi hasilnya ngga bagus ? Atau ada orang yang hasil kerja bagus tapi apa yang dikerjakannya sedikit menyimpang (kurang bagus).
Kinerja yang bagus terutama yang memberikan hasil yang bagus mampu menyemangati kita dalam bekerja. Lalu semangat inilah yang bisa memotivasi diri kita untuk semakin baik, motivasi internal yang baik. Boleh dong kita telusuri gemana kinerja bagus itu bisa meningkatkan motivasi spiritual yang semkain bikin kita bersemangat lagi.
Kinerja yang bagus itu merupakan 3 bagian yang tidak terpisahkan yaitu niat (tujuan) baik, prosesnya dalam bentuk aktivitas yang baik dan Insya Allah hasilnya baik. Bagi bos kinerja yang bagus itu kalau hasil kerja itu memberikan kontribusi yang besar, dan bos tidak pernah melihat niat dan prosesnya. Saat apresiasi itu kita dapatkan karena hasil kinerja yang bagus maka kita senang, dan keadaan ini bisa bikin kita senang dan mau mendapatkannya lagi. Karena fokus pada hasil ... tanpa disadari kita pun tidak menghiraukan proses yang baik lagi alias yang penting hasilnya, maka proses yang baik itu diabaikan. Salah nggak ? Ya ngga lah, karena kita fokus untuk hasil kinerja bagus.
Gemana dengan kita ? Kita bertanggung jawab pada diri kita sendiri, maka mau tidak mau kita wajib melihat kinerja bukan dari kacamata bos tapi harus dengan kacamata kita sendiri untuk kebaikan kita sendiri juga. Perhatikan jika kita melihat kinerja bagus itu dalam 3 hal di atas maka sebenarnya kita tidqk perlu mimikirkqn hasil kinerjanya. Hasil kinerja yang bos inginkan bisa terjadi jika niat dan prosesnya dilakukan dengan baik.
Ada hal menarik juga dalam hidup beragama, ada kesan bahwa kita pun beramal karena ada respon yang baik dari orang lain. Orang melihat kita dan berkomentar karena melihat hasil,"wah hebatnya amalnya banyak". Kondisi membuat kita tersanjung dan ingin dipuji lagi. Tanpa disadari bisa jadi amal kita berikutnya sudah tidak ikhlas lagi alias riya. Inget yang penting itu amal yang bagus dn baik bukan karena penilaian orang tapi diri kita dan Allah. Maka sempurnakan niat dan melakukan saja yang bai, yang dirahmati Allah maka orang yang melihat pun bisa berkata yang baik terhadap kita.
Insya Allah kita selalu diberika petunjuk agar mampu menyempurnakan iman kita dengan terus memahami makna kehidupan ini. Aamiin


Jadikan kebaikan itu semakin baik

Ada banyak keinginan yang ingin kita raih, pengen sukses, pengen kaya, kaya bahagia, pengen beli mobil dan sebagainya. Pahami dan yakinilah keinginan itu tidak tercapai jika tidak bekerja lebih atau berkualitas. Atau Anda masih berpikir keinginan itu bisa diraih dengan ibadah dan doa atau berharap kepada keberuntungan atau masih berharap pada suatu saat nanti seiring usia yang menua dengan bekerja terus dapat terpenuhi. Sekali lagi masih oke jika kita masih berharap yang bisa memotivasi diri untuk mencapainya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah selama berharap itu tidak ada persoalan hidup yang menggerogoti semangat untuk memenuhi keinginan kita ?
Di situasi yang berbeda, ada orang yang punya semangat luar biasa untuk meraih impiannya tapi masih juga tercapainya. Bukan karena tidak mampu tapi urusan lain lah yang mengalihkan tindakan yang sudah baik yang ingin kita lakukan. Contoh, saat kita ingin bekerja luar biasa di kantor dengan rencana yang bagus tapi tidak terlaksana dengan baik. Ada saja kegiatan rutin dan kebiasaan yang melalaikannya. Urusan hp yang sudah jadi kebiasaan untuk dibuka melihat dan mengupdate sosial media, pekerjaan yang kurang teratur sehingga tidak tuntas karena banyak tugas rutin yang harus dikerjakan dan sebagainya.
Sekalipun ada kegiatan rutin atau kebiasaan yang melalaikan perjalanan kita menuju kesuksesan, maka hal itu tidk mudah untuk ditiadakan. Maka yang bisa kita lakukan adalah sebagaimana Allah mengajarkan kepada kita untuk cek list amal, seperti apa itu ? Allah selalu meningatkan kita secara berulang tentang banyak hal tentang pesan yang sama agar kita kembali fokus, yaitu fokus kepada tujuan. Dan untuk kembali ke fokus itu dibuat pertanyaan yang mana pertanyaan itu mesti dijawab oleh kita sendiri. Jawaban kita itu membuat kita kembali fokus. Tidakkah kamu berpikir tentang sabar ? Atau tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang memahami ? Sudahkah Anda shalat ? Dan sebagainya
Kembali ke fokus menjadi penting dalam perjalanan kita meraih apa yang kita inginkan karena kita termasuk manusia yang mempunyai sifat lalai dan melalaikan. Saat pertanyaan sudahkah kita shalat ? Maka jawabannya adalah kembali ke fokus dengan membuat ingin shalat lalu pertanyaan itu pun dapat dijadikan ukuran tindakan atau ada yang bilang kontrol point untuk cek list tindakan kita berada dalam koridor menuju keinginan kita. Setelah itu pertanyaan itu pun dapat ditingkatkan kualitasnya seperti sudahkah kualitas shalat kita menjadikan kita semakin beriman ? Jawabannya menjadikan kita selalu ingin mengecek kualitas shalat. Dengan demikian apa yang kita lakukan bisa terus semakin baik dan gangguan kegiatan rutin dan kebiasaan buruk dapat diatasi semakin minimal. Begitulah hendaknya kita mengambil hikmah dari petunjuk Allah agar kita tidak "melupakanNya". Kembali fokus kepada Allah dan mampu diingatkan untuk fokus menjadi dasar kita untuk meraih apa yang kita inginkan terwujud lewat rahmaNya.
Mari buatkan pertanyaan yang selalu kita siapkan di atas meja berupa pesan, atau alarm yang identik dengan aktivitas ingi kita kerjakan atau menulis pesan di diary yang selalu Anda baca secara periodik atau  melibatkan orang lain seperti keluarga/teman/orang tua untuk menegur kita saat lalai atau meminta atasan mengevaluasi kita setiap saat terhadap target yang sudah ditetapkan atau dengan cara yang Anda bisa dan senangi.
Sudahkah kita beramal hari ini ? Sudahkah amal kita membuat kita semakin percaya dengan janji Allah ? Sudahkah amal kita itu ikhlas ?  Insya Allah pertanyaan itu dapat menggugah kita untuk kembali fokus dan sekaligus mengecek perjalanan kita menuju yang Allah rahmati. Aamiin

Pengen sukses jangan jadi orang baik

Hampir semua orang ingin menjadi orang sukses, tapi ada beberapa orang yang mengatakan,"saya nggak mau sukses, saya mau jadi orang baik saja". Keinginan beberapa orang atau bahkan bisa jadi banyak juga setelah direnungkan ... bahwa jadi orang baik itu lebih penting daripada jadi orang sukses. Maka dengan pendapat ini memunculkan pendapat bahwa sukses dan baik itu berlawanan.
Perlu kita renungkan hal di atas agar motivasi kita tetap terjaga dan bisa langgeng. Motivasi yang didasarkan agama (motivasi Islam) dapat menjadi inspirasi untuk menemukan kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu menjalani kehidupan ini semakin baik.
Mengapa seseorang tidak ingin sukses ? Atau menjadi orang baik ? Sebenarnya sukses itu baik, tujuan yang baik dan memampukan seseorang semakin baik. Karena banyak yang kita lihat orang sukses itu terbuka aibnya seperti menjadi sukses dengan cara korupsi, menjadi sukses dengan cara menghalalkan segala cara, menjadi sukses dengan menipu orang banyak, menjadi sukses dengan mengeksplore media terlihat hebat dan sebagainya. Aib itu terbuka setelah mereka sukses dan bahkan ada orang yang sudah tahu sejak awal tentang perjalanan sukses seseorang yang tidak baik. kondisi di atas semakin nyata dengan fakta lain membuat orang sukses itu sedikit sombong dan "tidak dermawan". Dan kesuksesan itu selalu mempertunjukkan kemewahan. Mata kita tidak suka dengan hal ini yang tanpa sengaja memasuki alam bawah sadar kita, lalu mereka pun tidak ingin menjadi orang sukses. Padahal Nabi dan sahabatnya termasuk orang sukses dan terkenal tapi perilakunya sangat baik. NAbi dan sahabatnya sukses dengan cara yang baik dan setelah suksespun tetap menjadi orang baik. Mari kita semakin sering membaca kehebatan Nabi dan Sahabatnya dalam berbisnis yang bikin sukses tapi tetap jadi orang baik, kalau tidak berarti pikiran dan alam bawah sadar kita diisi dengan kesuksesan seperti diatas.
Tidak ingin jadi orang baik ? Bisa iya maka yang terlihat dari orang baik itu seperti menerima keadaan seolah tertindas sehingga kehidupannya tidak lebih baik dimata banyak orang. Orang baik takitu seperti tidak punya pengen dengan dunia, yang ada adalah kehidupan yang tertuju kepada agama dan hidup sederhana. Tidak ada yang salah, tapi dilihat oleh orang banyak tidak memotivasi banyak orang untuk hidup lebih baik atau tidak menyenangkan. Bagaimana dengan hidup Nabi dan sahabatnya ? Mereka hidup sederhana dan taat kepada Allah, tapi Nabi dan sahabatnya telah menunjukkan diri mereka mampu menjadi leader dan yang pasti hidupnya kecukupan yang bukan berarti tidak mampu bersedekah atau memabntu orang lain tapi Nabi dan sahabatnya yang taat itu siap mengajak orang menjadi semakin baik, hidup yang bahagia atau tenteram dan hidup dengan kecukupan untuk berbuat baik kepada sesama.
Masihkah kita berpikir bahwa sukses dan jadi orang baik itu seperti bertentangan ? Menjadi orang baik itu adalah modal sekaligus cara untuk sukses. Menjadi orang yang bertanggung jawab mampu mengantarkan kita jadi sukses, orang yang jujur siap mengantarkan kita kepada kesuksesan, orang yang dermawan bukan pelit mampu memberdayakan dirinya untuk semakin dirahmati Allah dan siap menjadi orang sukses, orang yang tekun dan sabar menjadikan kita orang yang tidak mudah putus asa yang siap menjadikan kita sukses dan banyak lagi perilaku orang baik yang siap diizinkan Allah untuk sukses dengan kecukupan.
Tak penting untuk jadi sukses atau orang baik, tapi berpikirlah kita mesti percaya atua beriman kepada Allah yang telah memberikan semuanya agar jadi orang sukses itu bagian dari percaya kita kepada Allah atau menjadi orang bagian itu bagian dari percaya kepada Allah. Insya Allah kita selalu diberikan hidayah dari Allah untuk selalu beriman dan beramal saleh yang dirahmatiNya. Aamin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...