Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Jika sukses bukan dari izin Allah

Banyak orang mengatakan bahwa kesuksesan tidak tersambung dengan urusan Allah, sukses itu harus pintar atau harus kerja keras atau keberuntungan. Jika memang sukses itu bukan dari izin Allah, mengapa banyak orang tidak sukses ? Bukankah mereka yang mengejar sukses itu sudah maksimal untuk pintar dan sudah maksimal pula untuk bekerja keras. Apakah yang belum sukses itu belum beruntung ?
Jika kita sudah pintar, bukankah masih ada lagi yang lebih pintar ... maka apakah kita tidak bisa sukses ? lalu apakah orang paling pintar saja yang sukses ? bagaimana dengan mereka yang tidak pintar ? Disinilah Allah adil memberikan izinNya. Ada orang pintar yang sukses dan ada pula mereka yang kurang pintar sukses juga.
Jika sukses itu bukan dari Allah, maka muncul dua sikap .... yaitu ada orang yang tetap percaya kepada Allah dan berharap kehidupan akhirat lebih baik tapi tidak sukses. Dan ada orang yang mau sukses maka dia bekerja tanpa Allah dan bahkan tidak mengikuti petunjuk Allah. Bukankah Allah mengurus makhluknya baik di dunia dan di akhirat. Dan Allah menjanjikan bagi mereka yang ingin izin Allah dengan mengamalkan petunjukNya maka dibalas dengan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bisa dibayangkan jika kesuksesan itu bukan dari izin Allah maka bisa "berantakan" kehidupan di dunia ini, semakin banyak orang menghalalkan segala cara untuk sukses.
Jika kesuksesan itu kita mulai dengan bekerja luar biasa untuk Allah, maka motivasi dan semangat menjadi sangat luar biasa tanpa henti. Allah menyempurnakan semua kerja kita agar memberi hasil yang kita inginkan (kesuksesan). Masak sih Allah tidak mengizinkan kita yang sudah bekerja untukNya ?
Mari berpikir dan bertindak bahwa Allah mengizinkan segala sesuatu terjadi, maka sepantasnyalah kita berpikir tentang Allah dan mengamalkan apa yang diinginkanNya (bekerja ikhlas). Insya Allah kita diberi kekuatan untuk selalu sadar kepada Allah dan menjadi sangat yakin dan percaya kepadaNya. Aamiin

Ibadah diantara kerja dan istirahat

mari kita bangkitkan motivasi kita hanya kepada Allah agar mtoivasi itu menjadi bahan bakar kita dalam beramal atau bekerja. Begitulah semestinya ajaran agama Islam mendasari setiap tingkah laku penganutnya, motivasi Islam.
Kita lebih sering bekerja atau beramal seperti apa adanya, kok bisa ? Iyalah karena kita ngga sungguh-sungguh alias tidak mempersiapkan semua hal. Perhatikan saat kita kerja, bukankah kita mempersiapkan semuanya, mulai dari mandi, sarapan, pakaian yang bagus, berangkat lebih awal dan eeterus menjaga semangat agar di awal kerja tetap fit. Dan persiapan itu menguatkan kita dalam bekerja. Begitulah kerja yang sungguh-sungguh yang dikuatkan pula oleh hasil uang yang kita peroleh dan pengawasan kerja yang bener.
Bagaimana dengan amal kita, shalat aja ? Seperti tidak seperti kerja di atas. Mari kita perhatikan, waktu shalat itu lebih sering saat kita teringat saja, lagi kerja,"eh ternyata udah jam 1 siang waktunya shalat". Artinya persiapan tidak ada dan kemungkinan besar shalat pun kurang berkualitas. Shalat diantara kerja dan istirahat. Apa yang terjadi ? Saat shalat membuat kita masih ingat tentang  pekerjaan yang belum selesai dan apa yang harus kita kerjakan. Saat shalat ingat,"oh ya tadi saya lupa untuk telp si A" dan banyak hal lain sehingga kita pun shalat tidak fokus. Ditambah lagi shalat zhuhur dimana waktunya istirahat, maka shalat kita menjadi sangat berat karena berpikir,"saya belum makan dan lapar sehingga shalat tidak konsnetrasi". Dan kondisi ini semakin memberatkan tubuh kita untuk berdiri shalat, capek dan lelah. Akhirnya shalat pun ingin segera diselesaikan.
Mengevaluasi diri setiap hari tentang ibadah dan amal yang kita lakukan sampai hari ini memberi ruang pada diri kita semakin baik. Bisa dibayangkan begitu luar biasanya jika shalat itu seperti halnya kita bekerja atau kita mau ke pesta. Mari kita mulai mempersiapkan shalat dengan niat menyediakan waktu di awal dan melengkapi ilmunya.
Berlatih shalat zhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh sudah dari cukup untuk merubah kebiasaan kita selama ini. Insya Allah petunjukMu selalu membuka hati yang mendorong kami semakin beriman lewat pengabdian yang tulus dan sungguh-sungguh. Aamiin

PahaLa atau rahmat Allah

Hai sahabat semua, motivasi dalam kehidupan kita menjadi sangat penting untuk memacu kehidupan yang semakin baik. Motivasi diri jadi semakin bernilai karena terjadi dari dalam diri, dan jika dasarnya agama menjadi sangat berharga sebagai motivasi spiritual. Dan motivasi Islam dengan kebenarannya hendaknya menjadi pegangan bagi kita yang muslim.
Dari judul di atas, jika disuruh memilih maka banyak orang tidak memilih tapi mau dua-duanya. Mau rahmat dan balasan Allah. Jika dirangkai kata-katanya adalah kita mengabdi kepada Allah untuk mengharapkan rahmatNya dan balasanNya sebagai bentuk penghargaan Allah atas pengabdian kita.  Lalu yang jadi pertanyaan adalah mana yang mesti kita tuju ? Berharap balasan atau rahmat Allah. Di dalam Al Qur'an banyak disebutkan tentang balasan atas amal saleh yang kita kerjakan. Salahkah demikian ? Shalat dan sabar agar persoalan kita diselesaikan. Atau ada yang shalat istikharah untuk mendapatkan pilihan yang tepat. Atau bersyukur agar ditambah nikmatnya  ... Dan banyak lagi.
Bisa jadi saat kita mengharapkan balasan seperti yang telah Allah janjikan atas amal saleh kita, maka Allah dengan kasih sayang yang lebih utama memberikannya. Tapi boleh dong kita renungkan lebih dalam, jika benar kita beribadah untuk mendapatkan sesuatu berupa balasan yang telah janjikan maka hal itu menunjukkan kita tertuju pada balasanNya BUkan tertuju kepada Allah (ikhlas).
Bisa dibayangkan perbedaan yang luar biasa jika kita mengabdi dengan amal saleh kita yang hanya berharap rahmat Allah, maka kita dicukupkan kehidupannya. Kata dicukupkan bisa berarti melebihi makna balasan hanya sebatas keinginan kita. Dengan ibadah shalat dan sabar, kita tidak sekedar diberikan solusi atas persoalan yang kita hadapi, tapi bisa jadi kita disempurnakan ilmu dan keperluan yang terkait dengan solusinya. Bisa jadi Allah yang ridha memberikan rahmatNya dalam berbagai sendi kehidupan kita yang membuat kita semakin beriman. Janji Allah pasti benar, maka boleh dong kita sekarang beraktivitas dalam lingkup amal saleh hanya berharap kepada Allah saja (ikhlas).
Insya Allah kita selalu disempurnakan pemahaman tentang Allah untuk semakin beriman kepadaNya. Aamiin

Naik turun iman

Hampir 99,9% dari kita pernah mengalami naik dan turunya iman, lalu pernahkah terpikir oleh kita untuk menganalisa atau merenungkannya ? Bayangkan untuk urusan kesuksesan kita mampu menyediakan waktu untuk memonitor, mengukur dan mengevaluasi serta menemukan solusinya, tapi mengapa jika iman turun atau naik tak pernah dipikirkan dengan benar ? Inilah mesti menjadi cambuk buat kita agar melakukan yang sama untuk urusan dunia dan akhirat.
Tentu semua hal yang terkait dengan keimanan kita sampai hari ini mesti menjadi yang utama dan pertama untuk dipikirkan, mengapa ? Agar kita mampu menjalani kehidupan ini dengan iman yang selalu meningkat dan bisa juga sesekali turun. Motivasi Islam berikut ini bisa menjadi inspirasi bagi sqya dan anda untuk menguatkan motivasi diri yang bersifat spiritual agar menjelma motivasi spiritual yang kuat dan semakin baik.
Iman turun bisa karena memang lagi tidak beriman yang berarti unsur ketidakberimanan itu kuat dalam emenntukan tindakan kita. "Tidak beriman seseorang yang lagi dalam keadaan berzina", lalu apa yang kita bisa ambil hikmahnya.
Yang pertama adalah kita harus mengakui ada keadaan atau kondisi yang membuat kita melakukan yang buruk, yang Insya Allah dimata Allah sebenarnya kondisi itu tidak buruk hanya kita kurang beriman (cenderung kepada nafsu) sehingga membuat kita bertindak buruk. Tapi disisi lain kondisi itu bisa membuat kita semakin beriman karena kita sadar dan percaya bahwa tindakan buruk itu merusak diri kita sendiri.
Yang kedua adalah iman yang rendah itu sangat dipengaruhi oleh keyakinan kita kepada Allah karena bebrapa hal. Salah satunya adalah ilmu tentang petunjuk untuk beriman itu sendiri. Misalkan sudahkah kita tahu tentang sabar yang sebenarnya ? Sudahkah kita benar-benar sabar dalam tindakan ? Mari jadikan waktu hidup kita untuk membaca petunjuk Allah dalam Al Qur'an.
Ketiga adalah hendaklah kita selalu ikhlas untuk menghadapi apapun termasuk kondisi buruk dengan tindakan baik yang benar. Hasilnya ada yang baik dan banyak juga yang tidak sesuai dengan harapan dan janji Allah. Yang salah bukan hasilnya tapi kita belum sempurna melakukannya. Jadi banyak dari hasil yang baik itu membuat kita semakin pede atau percaya yang akhirnya membuat kita semakin kuat imannya. Sikapi hasil yang buruk untuk mampu membuat kita semakin mencari cara atau ilmu untuk semakin sempurna lagi dalam bertindak. Manusia mempunyai persepsi "seeing is believing atau bukti itu membuat kita percaya"
Insya Allah kita dimampukan untuk terus menyakini Allah dengan semakin banyak menghadapi apapun yang kita hadapi dengan ilmu yang benar sehingga membuat kita semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Aamiin

Memahami diri sebagai ciptaan Allah

Motivasi hari ini ingin membangun pemahaman tentang diri kita agar mampu menjalani hidup ini dengan benar. Motivasi yang kuat dibangun dengan dasar iman (agama) jadilah ia sebagai motivasi spiritual dan agama Islam memberikan motivasi Islam yang benar.
Tahukah kita tentang diri kita sendiri ? Semua orang menjawab ya, tapi ada satu pertanyaan yang menggelitik saya, "apakah kita ini diciptakan Allah ?" pasti lah kita menjawab iya. Lalu darimana kita tahu hal itu ? Bisa jadi diceritakan oleh ibu kita dan melihat hal yang sama tentang kelahiran. Kedua hal ini belum mampu menjawab tentang "apakah kita diciptakan oleh Allah ?"
Pertanyaan ini sebetulnya menuntun kita untuk menjawabnya dengan benar. Perhatikan "diciptakan Allah", jika benar Allah itu pencipta manusia/diri kita ini maka pastilah Dia menjelaskannya. Untuk tahu kebenarannya, maka kita tinggal baca apa yang Allah telah sampaikan ... lewat wahyu yaitu Al Qur'an. Setelah kita baca isi tentang penciptaan diri kita "manusia diciptakan dari setetes mani dan seterusnya lewat ibu kita" maka kepercayaan itu menjadi benar.
Sampai saat ini, kita masih merasa dilahirkan oleh ibu kita dan ibu kita punya keinginan besar terhadap diri kita yaitu menjadikan hidup kita sukses (sebagai tujuan hidup kita). Itu artinya kita dibuatkan tujuan hidup oleh yang melahirkan kita yaitu ibu. Maka sejak dilahirkan kita pun mulai dibentuk dengan segala oleh ibu agar keinginan (tujuan) ibu kita terpenuhi. Alhasil jadilah kita seperti hari ini.
Pernahkah kita merenung tentang "jika ibu kita punya tujuan terhadap diri kita, maka pastilah ada pula tujuan hidup kita yang diinginakan oleh Allah yang menciptakan kita" ???? Tentunya level tujuan yang Allah inginkan terhadap kita pasti lebih baik dan lebih mulia. Dengan membaca kembali Al Qur'an, maka kita dapati bahwa tujuan hidup kita hanya untuk mengabdi kepada Allah,"tidak diciptakan jin dan manusia untuk mengabdi/beribadah kepada Allah".
Terus bagaimana dengan tujuan ibu kita terhadap diri kita ? Insya Allah, keinginan ibu cenderung baik, tapi pastikan bahwa tujuan yang sebenarnya adalah mengabdi atau beribadah kepada Allah. Ibu pengen kita jadi insiyur, maka jadikan belajar sampai menjadi insiyur itu sebagai ibadah kepada Allah sehingga apa yang kita lakukan dengan ikhlas dan sesuai petunjukNya. Jika ibu kita ingin kita jadi dokter maka jadikan pula profesi dokter itu menjadi ibadah dengan memberikan pelayanan yang benar kepada pasien. Dan seterusnya.
Maka mau tidak mau, jika kita tahu tentang sesuatu maka temukan ilmunya agar kita menjadi benar. Dan referensi ilmu yang mutlak itu adalah Al Qur'an. Sama halnya jika kita beriman kepada Allah maka sempurnakan keimanan itu dengan menemukan ilmunya di dalam Al Qur'an sehingga iman kita menjadi benar. Salah satu pemahaman kita tentang Allah yang menciptakan kita, maka kita mesti membuka hati untuk memahami AL Qur'an dan menjadikan hidup kita sebagai pengabdian kepada Allah, "hidupku, ibadahku dan matiku hanya untuk Allah".
Insya Allah motivasi hari ini bisa membuka mata hati kita untuk semakin mengenal Allah dan mampu mengamalkannya. Aamiin

Sekedarnya aja

Motivasi diri yang paling pas buat kita agar mampu bangkit menjadi manusia yang semakin baik. Salah satu dan yang utama dalam sumber motivasi itu adalah petunjuk dalam Al Qur'an (agama Islam), maka dikatakanlah sebagai motivasi Islam. Motivasi ini sebagai motivasi spiritual.

Jika hidup itu hanya sekedar makan dan minum ... maka renungkan binatang juga sama
Jika bekerja itu mengejar kesenangan belaka .... maka renungkan binatang pun memuaskan nafsunnya untuk senang
Jika bekerja untuk hidup ... maka renungkan lebah dengan madunya mampu bekerja yang menghasilkan kebaikan buat orang lain
Jika kita tidak renungkan .... maka yang terjadi hanya sebatas logika dan nafsu

Ruang hati untuk merenungkan tentang kehidupan yang merupakan makhluk ciptaan Allah merupakan aktivitas untuk menjadi semakin baik dan benar. Bukankah Allah tunjukkan alam semesta ini merupakan bukti penciptaanNya ... lalu kita berucap Subnallah, Alhamdulillah Allahu Akbar. Ada himah yang besar setelah kita merenungkan dan memahaminya, maka hidup ini bukan saja sekedarnya aja
Tapi mengakui dan mengabdi kepadaNya.
Apakah harus bekerja untukNya ? iya dan ikuti saja petunjukNya ....
Maka hidup ini bersyukur dengan ibadah atas nikmatNya. lalu beraktivitas (hidup) dengan petunjukNya menjadikan kita sebagai hamba Allah yang sesungguhNya.
Mari menyadari hal ini untuk membuktikan bahwa kita milik Allah dan kembali kepadaNya ...
Bersyukurlah di pagi hari kita dibangunkan lalu wujudkan syukur itu dengan shalat Subuh (dan mendahuluinya dengan Tahajjud).
Bersyukurlah di pagi itu kita bisa memulai dengan kehidupan yang baru yang hilang rasa penat dan capek hari sebelumNya lalu mewujudkannya dengan sarapan pagi agar tubuh ini mampu beraktivitas (beramal saleh) di siang hari.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan untuk mampu beraktivitas atau bekerja maka wujudkanlah dalam bekerja untuk ibadah. Dan terus berlatih dan belajar ilmu (petunjuk) baru agar mampu terus memperbaiki rasa syukur itu
Bersyukurlah kita diberi waktu untuk curhat sekaligus waktu "istirahat" dengan shalat zuhur dan ashar maka wujudkan dengan sungguh-sungguh dalam shalat itu untuk berkomunikasi dengan inten agar kita selalu sadar dan selalu dalam petunjukNya
Bersyukurlah perjalanan hari yang ditutup dengan malam maka wujudkan untuk mengevaluasi (istighfar) dan memulihkan tubuh dengan tidur yang rahmati Allah.
Insya Allah hidup ini selalu dibimbing oleh Allah di hati ini untuk berjalan dalam petunjukNya dan bukan sekedarnya aja untuk hidup. Aamiin



Saya beriman dan saya bersemangat

Setelah mencari jalan kesuksesan mulai dari motivasi diri dengan berbagai cara atau menemukan faktor penting dalam sukses berupa ilmu dan kemampuan .... ada yang sukses dan ada yang belum sukses. Tidakkah kita berpikir ulang tentang semua itu ?
Agama mengajarkan kebaikan dan Allah memberi petunjuk bagi kehidupan kita di dunia ini dan di akhirat nanti. Apakah mesti ada 2 jalan yaitu jalan menuju Allah lewat petunjukNya DAN jalan untuk bisa hidup di dunia ? Dalam setiap doa kita selalu mengucapkan,"berilah kami kebaikan dan di dunia dan di akhirat". Berdoa merupakan ibadah jalannya Allah, bukankah doa itu kita memohon 2 hal yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat dengan satu jalan yaitu jalan Allah.
Hanya belum yakin saja (iman yang belum kuat) kita masih mengambil jalan selain Allah tanpa sadar. karena jalan inilah yang membuat kita semakin dijauhi Allah. Orang yang beriman dan beramal saleh diberikan petunjuk oleh Allah.
Mari kita bangkitkan kesadaran sejati yaitu percaya (beriman) kepada Allah, sebagai langkah awal untuk menjalani kehidupan kita di dunia dan di akhirat. Bagaimana caranya untuk beriman kepada Allah ? ya kita mesti belajar untuk tentang Allah, memahami kekuatan dan kekuasaan Allah dan merenungkannya dalam setiap langkah kehidupan kita. Tidak perlu malu untuk belajar beriman kepada Allah sekalipun sudah tidak usia sekolah. Karena sekali lagi inilah faktor utamanya.'
Bayangkan saat kita beriman kepada Allah, misalkan musibah yang kita hadapi karena merasa sebagai ujian yang datangnya dari Allah, maka kita menjadi orang yang sabar dan bersyukur. Saat itu ada semangat yang luar biasa untuk melewati musibah itu.
Saat kita mendapatkan rezeki yang kita ucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin, menandakan kita sedang beriman. Maka muncullah semangat untuk bersyukur dan beramal saleh.
Banyak kejadian orang sukses pun memiliki semangat untuk berbagi ke sesama ...
Dan apakah kita masih belum yakin dengan iman kepada Allah ? Dan yang luar bisa dengan beriman kepada Allah itu selalu muncul kebaikan yaitu Allah memberikan semangat sebagai energi untuk melakukannya. Semakin bermakna dan semakin "berkualitas" pula apa yang kita kerjakan
Insya Allah kita diberikan hidayah dan petunjuk untuk selalu dalam keadaan beriman kepada Allah dan dibimbing pula untuk istiqamah. Aamiin

Semangat yang kuat

Semangat pagi semua dan Insya Allah selalu dalam lindungan Allah. Motivasi kali ini mengajak kita menemukan semangat yang kuat dan tidak bergantung kepada yang lemah. Mengapa mesti begitu ? karena kita pernah merasakan semangat itu naik dan kadang banyak turunnya.
Setiap ada semangat karena ada motivasi diri yang kuat dan melemah seiring waktu, padahal kita membutuhkan semangat itu untuk membakar (menambah energi) untuk bisa konsisten. Motivasi Islam menjadi dasar yang benar buat kita yang beragama Islam.
Semangat karena anak atau semangat karena pengen uang atau semangat untuk gengsi. emang bisa ? Tentu bisa dan setiap orang pasti berbeda kadarnya. Ada yang karena anak yang bikin semangat hidup dan selalu berjuang demi anak. Alhasil mereka yang demikian berani sakit dan stress demi anak. Lalu bagaimana dengan kita sendiri yang berjuang ? Kebaikan pasti ada dan tapi bisa jadi kita "menderita". Bagaimana jika anaknya yang sudah besar dan banyak menuntut atau membuat kita "berkerut" dengan perilakunya ? Hal ini bisa melemahkan semangat kita dan kecewa. Hal yang sama untuk semangat karena keduniaan, seperti harta, gengsi dan jabatan.
Ada semangat yang diberikan Allah dengan menyadarkan diri kita untuk beriman atau percaya kepada Allah. Perhatikan semangat mereka yang berjihad seperti tidak ada habisnya untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Ulama yang benar imannya terlihat sederhana dan terus bersemangat untuk berdakwah sampai usianya. dan perhatikan pula kesederhanaan orang yang beriman mempunyai semangat hidup tanpa lelah untuk mengabdi kepada Allah, mereka yang tinggal di desa atau mereka yang menyapu jalan atau mereka yang jadi sukarelawan ... semua selalu mempunyai energi luar biasa dalam setiap perbuatannya dan memaknai setiap perbuatannya.
Mau yang mana ? yang lebih baik atau masih memotivasi diri dengan halnya relatif yang tidak bisa punya menyemangati dirinya sendiri. Anak, uang dan sebagainya tidak mampu mengurus dirinya sendiri apalagi memberi semangat ... Maka percayalah kepada yang MAha Semangat dengan tujuan hidup kita hanya mengabdi kepada yang Memberi semangat, yaitu Allah.
Berani untuk mengevaluasi kesadaran kita agar menjadi percaya (beriman) kepada Allah dengan sebenarnya ? Hanya karena iman kita yang lemah dan kurang itulah yang membuat kita mempunyai semangat yang relatif. Allah selalu ada di setiap perbuatan kita dan dimana saja kita berada, maka pastilah mudah bagi kita untuk bersemangat, semangat yang kuat dan konsisten sampai usia kita
Insya Allah kita bisa menyadari hal ini dan dimudahkan Allah untuk mewujudkannya. Aamiin

Gagal sukses bukan berarti salah jalan

hari ini kita ingin belajar tentang kegagalan, ada apa dibalik kegagalan itu ? pemahaman ini bisa menjadikan motivasi diri untuk semakin baik menggapai kesuksesan. Dan yang terpenting yang rasanya sering kita lupakan adalah agama Islam telah mengajarkan motivasi spiritual yang mutalk kebenarannya (motivasi Islam).
Gagal dalam menjalani satu resep kesuksesan bukan berarti resep itu yang bagus atau jelek atau salah jalannya. Di awal kita merasa resep itu oke buat kita dan sudah dibuktikan oleh banyak orang. Dan giliran kita menjalaninya memberikan hasil yang beda. Bisa jadi kita tidak sempurna dalam melakukan apa yang seharusnya kita lakukan atau karena kekurangan ilmu  yang kita miliki belum mampu menjalani resep itu. Alhasil berbeda dan bukan resepnya yang salah tapi kitanya yang belum sesuai atau kita tidak mau mengikuti resep itu dengan benar.
Bagaimana dengan shalat kita ? Bukankah Allah telah memberi formula bahwa orang yang shalatnya bener (khusyuk) dapat mencegah yang keji dan mungkar. Tapi fakta menunjukkan bahwa banyak orang Islam yang terlihat shalat sudah bener masih melakukan korupsi, kejahatan dan perbuatan tidak bermoral. keadaan ini membuat kita bertanya, bener nggak sih shalat itu bisa mencegah yang keji dan mungkar ? Pertanyaan ini mestinya kita cari tahu jawabannya, karena jika tidak dapat mengisi alam bawah sadar kita bahwa "shalat ya shalat dan perbuatan keji dan  mungkar tetap jalan".
Mestinya ada dorongan yang kuat untuk membuktikan shalat kita yang belum benar BUKANnya orang shalat juga mengerjakan yang keji dan mungkar. Mengapa begitu ? Karena "resep" atau formula itu benar yang berasal dari Allah. mari kita tambahkan ilmu kita yang bener bagaimana caranya shalat yang mengantarkan kita bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jika shalat kita pun sulit untuk benar, maka memperbaiki dasarnya shalat itu jauh lebih penting yaitu beriman kepada Allah. Sudahkah iman kita sampai hari ini sudah benar ??
Jika dalam perjalanan belajar beriman dan shalat masih memberikan hasil buruk, maka tetaplah kita menganggap bahwa beriman dan shalat itu benar dan hanya kitalah yang kurang ilmunya sehingga kesempurnaan beriman dan shalat yang kurang (hasilnya pun bisa buruk). Bersabarlah untuk terus menemukan ilmu yang benar yang wajib belajar memahami Al Qur'an,
Insya Allah kita menjadi semakin baik sekalipun hasil hari ini belum baik dengan terus beriman kepada Allah. Dan cahayailah hati ini agar Engkau tanamkan keimanan itu dengan benar. Aamiin

Apapun resepnya pastilah Allah paling ajib resepnya

Motivasilah diri kita sendiri dan tidak sepenuhnya bergantng dari motivasi luar. Inilah motivasi diri yang kuat yang mampu mendorong kita beraktivitas. Referensi spiritual (motivasi spiritual) menjadi semakin kuat untuk menjadikan kita mendapatkan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Maka jadikan motivasi agama (motivasi Islam) sebagai konsekuensi dari kita yang muslim.
Seolah-olah kesuksesan yang kita cari selama ini merupakan kunci kehidupan kita, maka mau tidak mau kita pun mencari resepnya. Kesuksesan itu bisa berupa memiliki kekayaan (berlebih), berupa jabatan tinggi (untuk dihargai), berupa materi yang sangat mewah (untuk dipertunjukkan kepada banyak orang), berupa apapun untuk membuat kita merasa senang dan tenang .... tapi dari banyak orang yang sudah sukses "senang"  dan "tenang" dapat diperoleh tapi dibarengi rasa tidak senang dan khawatir terhadap apa yang dimiliki bisa hilang.
Dan kita selalu merasa "lebih tahu" tentang resep sukses itu atau kita "lebih tahu" mana resep yang ajib TANPA ilmu yang memadai. Atau kita tidak pernah membuat hipotesanya. Si A yang sudah sukses dan berhasil dalam meraih kesuksesannya membuat kita "lebih tahu" bahwa resepnya oke dan cocok buat kita. Atau kita berkelana dari satu ke orang lainnya dengan ilmu yang berbeda (semua resep telah dibuktikan keberhasilannya) yang membuat kita bingung (saking lebih tahu). Resep A hebat, resep B cocok, resep C luar biasa tanpa banyak beraktivitas, resep D dan seterusnya.
Bukankah saat kita mencari resep itu menandakan bahwa kita ini memang tidak tahu, maka bertanyalah kepada yang paling tahu BUKAN bertanya yang tahunya sedikit sesuai ilmunya. Berangkat dari keadaan ini, maka kita mesti percaya kepada yang Maha Tahu dan yang menciptakan kita. Secara logika Pencipta itu tahu segalanya tentang kita dan tahu juga tentang cara penggunaan (petunjuk hidup). Kalau si A sukses tapi kita tidak pernah tahu ada cara yang buruk yang dilakukannya, terbukti bahwa kita tidak tahu banyak tentang si A. Pantaskah kita percaya dengan resepnya ??? Dan bahkan si A itu tidak tahu banyak tentang kita ?
Jika si A, si B, si C seperti hal di atas, maka saya berserah diri kepada yang Maha Tahu yaitu Allah swt. Dan ternyata Allah sudah menyiapkan resepNya untuk hidup di dunia dan di akhirat. Resep Allah telah tertulis dengan jelas dan efek (balasan) dari apa yang ditulisNya sedangkan resep manusia si A dan si B masih mencoba dan mencoba lalu berhasil yang kemudian ditulisnya dalam kitab keberhasilannya.
Insya Allah kita terus dibimbing oleh Allah dalam hidup ini dengan petunjukNya. Dan mampukan kita untuk mengamalkannya. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...