Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Bosan

Kata bosan seringkali kita alami dan menghinggapi semua kalangan. Bosan ya bosan, mengerjakan sesuatu yang sama berulang-ulang setiap hari. Misalnya seseorang yang tiap hari makan tempe setiap pagi, maka suatu hati dia bilang,"tempenya nggak enak dan bikin bosan". Solusi yang mudah adalah merubah objeknya yaitu mengganti tempe dengan yang lain.
Yang menjadi persoalan adalah jika dengan tempe itu adalah makan yang mampu dia beli. Maka bisa jadi tidak bosan. Terpaksa ... Iya. Dari sisi lain ada orang mengatakan nggak bosan makan tempe karena saya senang sih. Atau ada juga yang bilang biar bikin tidak bosan masak tempenya yang berbeda-beda, kadang goreng tepung, kadang goreng biasa, bacem dll.
Dari contoh di atas, maka bosan bukan melulu objeknya yang salah, lalu kita ganti dengan objek lain. Yang sama terjadi dengan karyawan yang bosan kerja, bukan berarti kerja yang harus diganti atau perusahaannya yang harus diganti. Tapi kemampuan meramu pekerjaan menjadi semakin bernilai memberi tantangan yang bikin seseorang jadi tidak bosan. Kemampuan meramu adalah soal keinginan untuk belajar dan latihan.
Sebenarnya orang yang bosan itu lagi tidak sadar dengan kondisi saat itu, bayangkan dan renungkan bahwa tempe yang kita makan pun tidak pernah sama setiap hari. Tempe diproduksi dengan kedele yang berbeda, dibuat di hari yang berbeda, orang yang membuat berbeda perasaannya setiap hari, suasana makannya pun berbeda baik hari dan tanggal tidak sama dan seterusnya.  Perbedaan itu tidak pernah kita sadari dan selalu memandang sama untuk satu hal.
Pengen tidak bosan dengan cara mudah dan murah adalah menyadari kondisi dan suasana saat itu yang mampu melihat sesuatu selalu berbeda. Tidak perlu mengganti objeknya, belajarlah untuk melihat dan memaknai suasana yang bikin kita berbeda setiap saat.
Inilah motivasi yang baik dan sederhana untuk memotivasi diri untuk menjadi semakin baik hari ini. Mari berlatih hari ini.

Bentuk kesadaran

Sebenarnya dalam hidup ini banyak sekali kesadaran terjadi pada diri kita, dalam bentuk apa saja kesadaran itu ?
1. Saat kita mampu melihat bahwa ini adalah perbuatan buruk, tapi emosi kita merasa enak untuk dikerjakan.
2. Saat kita menyesal dengan perbuatan kita, lalu mengapa hal itu terjadi ?
3. Saat kita melihat orang yang menzalimin orang lain, "wah tuh orang jahat banget ?"
4. Saat kita sakit dan tak berdaya atau mendapat musibah.
5. Saat menolong orang lain yang terluka atau memgantarkan orang yang meninggal 
Apa yang terjadi dengan kesadaran di atas ? Kesadaran itu hanya sesaat dan setelah itu hanya sedikit menindaklanjuti dengan amal saleh.
Bagaimana saat kita sadar yang diikuti dengan amal saleh ?
Saat kita sabar, tentunya kesabaran kita hanya bergantung kepada Allah. Artinya kesadaran itu konsisten dan terus sadar dengan menindaklanjuti kesadaran dengan amal saleh.
Hal yang sama dengan saat kita ikhlas, syukur, istiqamah yang terus menerus. Kesadaran yang diikuti dengan amal saleh. 
Yang menarik untuk kita gali adalah saat sadar memunculkan sikap dan pikiran positif yaitu mampu melihat yang baik dan yang buruk. Kesadaran ini menjadi hilang saat kita tidak menindaklanjuti dengan perbuatan yang baik (amal saleh). Mari jadikan hal ini untuk memotivasi diri menjadi semakin baik hari ini, motivasi spiritual.
Alhamdulillahi rabbil alamin, Insya Allah kita dimampukan untuk menjadikan kesadaran dengan amal saleh yang diridhaiNya. Aamiin

Apa yang Anda hasilkan hari ini ?

Banyak dari kita hanya fokus bekerja dan bekerja. "Yang penting kerja", ucap kita. Memang tidak ada yang salah, tapi saat ditanya,"apa hasilnya ?". Jawaban ini mungkin masih bisa menjawab "ada". Terus apakah pekerjaan yang sudah dilakukan menambah nilai tambah bagi kita ? Apakah lebih berilmu atau apakah lebih cepat atau apakah lebih bermakna atau apakah lebih hebat dan sebagainya ? Jika ada jawaban dari salah satunya maka pekerjaan itu memberi kebaikan bagi kita untuk menjadi semakin baik. Ingat jawaban itu dijawab sendiri dan tidak perlu diinfokan ke orang lain agar jawaban kita lebih jujur.
Jika pertanyaan di atas tidak memberi jawaban positif, maka apa yang kita kerjakan menunjukkan pekerjaan rutin saja. Mengerjakan hal yang sama dan hasil yang sama alias tidak ada yang berubah. Renungkan lebih lanjut .... Agar kita menjadi manusia yang bersyukur dengan qpa yang sudah kita miliki.
Perhatikan pula untuk menjawab lebih lanjut pertanyaan berikut, apakah yang sudah kita kerjakan itu memberi kebaikan pula bagi banyak orang ? Jika iya berterima kasihlah kepada Allah. Dan jika hanya untuk kebaikan kita sendiri maka semua itu sangat sedikit berkahnya.
Cukupkah sampai disitu ? Mestinya tidak demikian. JawabLah pertanyaan pamungkas, apakah apa yang sudah kita kerjakan itu mampu semakin menambah keimanan atau kedekatan kita kepada Allah ? Jika iya, maka berbahagialah kita telah menjadi hamba Allah yang bersyukur atas nikmat iman.
Mari kita renungkan semua hal di atas agar mampu memotivasi diri agar menjadi manusia spiritual yang benar. Motivasi spiritual menjadi kunci bagi kehidupan kita.

Orang Berani

Banyak orang bilang,"dia hebat loh udah bisa dagang". Begitulah komentar orang yang tidak punya keberanian. Bahkan orang pintar banyak berkomentar,"dagangannya kurang bagus harusnya begini dan begitu". Fakta membuktikan orang berani itu terus berdagang dan bisa menghidupi diri dan keluarganya.
bagaimana dengan kita ? yang hanya memberi komentar ini dan itu, bahkan suka memberi saran saja. Si Berani tadi senang mendengarkannya dan menjalankan semua komentar dan saran agar dagangannya semakin maju. Dan sekali lagi, kita tetap di tempat.
Soal ilmu dan kemampuan sudah kita miliki dan bahkan modal pun cukup, tapi hanya tidak punya keberanian membuat kita tidak memulai dagang/bisnis untuk hidup mandiri. Keberanian tidak bisa dicari seperti ilmu dan kemampuan, maka kita yang merasa dengan ilmu dan kemampuan membuat kita berani untuk berdagang ... ternyata salah.
Keberanian itu tidak banyak didukung oleh ilmu dan kemampuan yang mumpuni. Bisa jadi keberanian itu karena memang lemahnya ilmu dan kemampuan sehingga mendorong untuk berdagang/berbisnis. Setelah berbisnis mulai jalan mereka pun menambah ilmu dan kemampuannya. mari belajar untuk berani ... mandiri bagi kehidupan kita.

Bekerja ikhlas tanpa batas

Dalam bekerja ditafsirkan banyak orang untuk mencari uang. Pada sebagian karyawan berusaha bekerja luar biasa untuk menambah pundi-pundi uangnya, tapi sebagian lain pundi-pundi uang itu tidak bertambah karena hanya menerima gaji saja.
Apa yang terjdi ? Sebagian yang pertama menjadikan bekerja selalu diukur dengan uang. Ada uang ada kerja yang bagus. Atau mau kerja yang lebih baik lagi hasilnya ? Maka ada ukuran yang didapat sebagai pemicunya. Sah-sah saja, tapi jika kita renungkan orang seperti ini hanya dibutuhkan saat mereka diperlukan saja dan saat mereka tidak produktif ya bisa disingkirkan.
Pada sebagian yang lain yang bekerja tidak memberikan tambahan banyak pada pundi-pundi uangnya, mereka yang seperti ini pun sama bekerjanya sesuai SOP atau bekerja apa adanya. Mau lebih hebat kinerjanya, naikin dulu gajinya. Alhasil tidak jauh beda dengan mereka yang orientasi uang. Dan menjadi karyawan yang disayang jika penurut dan jika bermasalah dengan kinerja pastilah menjadi karyawan yang dicuekin.
Salah satu solusinya dalah bekerja ikhlas, bekerja bukan lagi sekedar cari uang tapi bekerja untuk mengabdi keapda sang Pencipta. Dan perusahaan tempat kita bekerja adalah wadahnya dan hasilnya kerja ikhlas memberi efek kebaikan bagi perusahaan. Bekerja ikhlas itu membangun sikap positif dengan kesungguhan, mau belajar untuk menghilangkan rintangan, mau menembus batas waktu dan keterbatasan dan yang pasti menjadi asyik dengan pekerjaan yang dijalani. Tidak ada stress. Mau ? Kita tidak butuh biaya dan tidak apapun Hanya mengerjakan yang sama dengan niat kepada ikhlas kepada Allah. Mari jadikan hal ini sebagai motivasi diri yang dibangun dengan motivasi spiritual yang membawa kita kepada kebaikan.

Harapan itu kosong

Banyak orang menciptakan harapan dan menjadikan harapan sebagai motivasi untuk mengerjakan sesuatu. "Masih punya harapan nggak ?" Jika kita menjawab tidak, maka kita pun sudah tidak mau mengerjakan apa-apa lagi dan cenderung pasrah. Apakah harapan itu bisa hilang ? 
Harapan adalah sesuatu yang tidak nyata sebagai gambaran kita tentang keadaan masa depan yang ingin kita raih. Semakin besar harapan semakin besar tindakan yang kita lakukan dan harapan seringkali menjadi pegangan hidup. Oleh karena itu harapan itu tidak pernah hilang/kosong tapi yang kita anggap tidak ada harapan lagi itu adalah tindakan kita tidak mampu menuju harapan itu.
Jadi tidak ada yang salah dengan harapan, karena ada sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Yang pasti kita tidak boleh berhenti melakukan sesuatu secara kuantitatif maupun kualitatif. Seperti orang berjalan, maka berjalan satu langkah itu sudah mendekatkan kita satu langkah kepada harapan kita. Kesungguhanlah yang menuntun kita selalu mengatakan harapan itu selalu masih ada.
Hidupkan harapan itu dengan selalu memotivasi diri untuk menjadi semakin baik hari ini lewat tindakan yang terarah sekalipun pelan. Bukan persoalan jika harapan itu tidak tercapai, tapi menjalani langkah demi langkah sudah menapaki harapan itu.

Kebahagiaan yang semu

Tak banyak orang yang betul-betul bahagia. Ada seorang ibu dan anaknya di mall hanya icip-icip makan saja tidak mau berdiri dan mengambil posisi duduk. Begitu luar biasa kebiasaan makan yang diajarkan Allah yang memberi banyak kebaikan. Saat itu bagi saya kok aneh ya. Ternyata tidak.
Dia hanya menjalankan petunjuk dengan konsisten dan Insya Allah ibu itu merasakan kebagiaan yang luar biasa. Bukan lagi kebahagiaan semu seperti ditunjukkan oleh banyak orang dan bistermasuk kita didalamnya, yaitu terus beraktivitas tanpa banyak amalan yang dilakukan sesuai Al Qur'an dan Hadist.
Petunjuk Allah tidak mengenal waktu dan tempat serta keterbatasan apapun, semua menjadi mudah bagi mereka yang mau melakukannya. Sudahkah kita melakukan satu hal kecil saja sesuai Petunjuk Allah ? Saling mengingatkan kepada kebaikan menjadi awal petunjuk untuk sadar spiritual kepada Allah.
Ya Allah beri kami petunjuk sempurnaMu dan jadikan kami mampu mengamalkannya. Aamiin

Jika ada maka ada

Ada nasehat yang baik dari seorang temen,"belajarlah biar nanti pintar". Kedengarannya sih standard nasehat itu, apalagi jika anda udah pada gede. Pastilah anda bilang,"semua orang juga tahu". Lah terus artinya apakah anda sudah mengerjakannya ? Jawabannya,"belum"
Isi nasehat selalu baik dan ditujukan kepada orang yang lagi "tidak baik". Orang dinasehati itu pun seringkali mengatakan,"saya sudah kerjain tapi hasilnya beda". Dan memang nasehat itu bukan untuk dikerjakan pula saat itu, tapi mereka membutuhkan temen untuk bisa merasakan bersama.
Yang kita telusuri adalah bahasa nasehat di atas,"belajarlah biar nanti pintar" dapat kita tafsirkan pesannya adalah disuruh belajar dan hasilnya pintar. Kalimat ini seperti jika .... maka ...., tapi pada kenyataannya orang belajar belum tentu semakin pintar atau tambah pintar. Pertanyaannya buat apa sih kita belajar ? Jika Kita belajar untuk tahu, maka kita hanya sekedar tahu saja tapi belum tentu pintar menghadapi persoalan yang kita hadapi. Jika kita belajar untuk menyelesaikan persoalan yang kita hadapi maka kita menjadi pintar beneran terhadap persoalan yang kita hadapi. Rumus inipun ternyata tidak berlaku untuk semua orang, ada yang pintar bisa menyelesaikan masalah tapi ada juga orang pintar tidak mampu menyelesaikan masalah.
Hikmah yang dapat kita ambil adalah menjadi bijak jika kita belajar bukan ilmunya dulu tapi belajarlah mengenal masalahnya lalu temukan solusinya. Setiap persoalan yang sebenarnya sudah ditemukan maka solusinya merupakan tindakan sederhana.
Contoh, pengen jadi sabar bukan berarti kita banyak belajar ilmu sabar, tapi belajarlah bagaimana kita menjadi sabar dengan persoalan yang kita hadapi ? Pahami persoalannya dan temukan akar persoalannya. Kita tidak sabar karena ada yang cerewet, bagaimana agar si cerewet tidak cerewet lagi ? Disitulah kita menjadi sabar.
Mari kita belajar dan menjadi pintar untuk memotivasi diri menjadi semakin baik hari ini.

Badai pasti berlalu

Bergantinya malam dan siang, kerja dan istirahat, bangun dan tidur, dan banyak lagi peistiwa yang berganti dan berulang. Bahkan setiap kesulitan lalu ada kemudahan ... Maka sering kali kita mengikuti pola itu. Jika ada kesulitan maka jalani aja nanti juga hilang atau mereda dan kembali lagi seperti biasa. Persepsi ini berkembang menjadi pola pikir kita sampai hari ini. Kondisi ini seperti judul lagu badai pasti berlalu, apakah begitu ?
Lihatlah diri kita sendiri, tanpa banyak usaha untuk menyelesaikan banyak hambatan atau persoalan yang menimpa kita dianggap sebagai ujian dari Allah dan pada saat dicabut ujian itu maka kondisi kita menjadi normal. Kondisi ini hanya Allahlah yang tahu, kita hanya menafsirkan saja. Bisa salah dan bisa benar.
Dari makna tersirat bisa jadi kita diuji agar mampu bersyukur dengan mengembangkan potensi sehingga menjadi manusia beriman. Saat ini kita hanya percaya dengan ujian dari Allah dan Allah itu Maha Rahman dan Rahiim di saat kondisi apapun. Tapi di sisi lain hendaknya kita pun percaya bahwa Allah mempunyai petunjuk untuk diamalkan atas persoalan yang kita hadapi dan pasti janji Allah itu benar jika kita jalani petunjuk itu. 
Contoh saat kesulitan uang, maka kita diuji apakah kita percaya bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki ? Dan apakah kita percaya pula apa yang harus kita lakukan dengan yakinlah amal saleh itu menjadi solusinya ? DisiniLah kita diajak oleh Allah dengan kasus by kasus agar kita bisa langsung memahaminya, seperti halnya bedah kasus di dalam dunia pendidikan atau bisnis. Faktanya kita lebih banyak mencari solusi selain dari Allah dan sedikit kurang pede dengan petunjuk Allah. Yang kita jalani untuk bisa dapat adqlah kerja dan ditingkatkannya hubungan komunikasi kepada Allah dengan intensitas tinggi dalam berdoa. Renungkanlah contoh di atas, kesulitan uang juga merupakan ujian dari Allah dan solusinya pun datang dari Allah. Mari berpikir dan menyakini bahwa Allah lah sumber dari segala sumber kehidupan kita.
Kesulitan uang bisa jadi kita selama ini pelit, maka bersedekahlah. Kesulitan uang itu bisa jadi karena kita banyak memperoleh dengan cara yang tidak benar, maka perbaiki cara yang jujur. Kesulitan uang itu bisa jadi karena dosa kita selama ini, maka taubat dan perbanyaklah amal saleh. Kesulitan uang itu bisa jadi karena kita sombong atas apa yang telah kita raih sebelumnya, maka rendahkan hati untuk tunduk kepada Allah. Dan kesulitan uang saat ini bisa jadi memang kita belum mampu menghasilkannya tapi lebih banyak karena faktor pemberian dari orang lain atau bantuan orang lain, maka sadariLah untuk meningkatkan kemampuan yang sebenarnya.
Insya Allah semua itu menjadikan kita semakin baik hari ini dan sekaligus menjadi motivator dalam diri untuk terus menjadi yang terbaik.

Tip sabar

Take a look at @munirhasanbasri's Tweet: https://twitter.com/munirhasanbasri/status/640873153871216640?s=09

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...