Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Ada 1 maka muncul 2

Kiat ingin 10 tapi angka itu sepertinya berat untuk diraih/dijalani. Bisa jadi hal inilah menahan atau menunda langkah kita untuk berubah meraih angka 10.
Mari kita syukuri dan sadar angka kita itu 0. Menjadi mudah kesadaran mengakui angka 0 ada pada kita, maka kita berpindah/bergerak menuju angka 1. Ada 1 maka terpikir angka 2 dan selanjutnya. Sikapi semua itu dari hal kecil dan langkah kecil yang memberi hasil yang kecil pula. Itulah mudahnya untuk berubah dan butuh konsistensi.

Sisa waktu atau waktu telas habis

Tak terasa hari telah berlalu, kemarin masih bujangan atau single dan sekarang sudah punya anak yang sudah mulai kuliah. Di depan sana menunggu akhir dari waktu kita. Adakah waktu yang tersisa ... ? Saat kita membaca atau merenungkan hal ini maka waktu masih terasa ada, yah sedikit. Sepertinya banyak hal yang belum dikerjakan atau diperbaiki, tapi tenaga dan pikiran sudah tidak mampu lagi mengejarnya.
Waktu ? Menjadi habis waktu kita bukan berarti akhir kematian kita tapi sudah tidak waktu lagi buat melakukan yang terbaik buat diri kita dan orang tercinta. Yang ada adalah waktu yang dihabiskan untuk kerja dan uang. Yang tersisa dari waktu itu adalah kelelahan, kecapean, istirahat.
Maka berilah ruang dan waktu buat apa yang ingin kita kerjakan apa saja dan kapan saja dan dengan siapa saja dan dimana saja.

Dinanti banyak orang

Kita semua tahu hidup hanya sekali dan kita pun tidak pernah  tahu akhir dari kehidupan kita. So manfàatkan waktu untuk berbuat kebaikan ke banyak orang. Tandanya kehadiran kita disenangi dan dinanti.
Bukan hal sebaliknya kita mengharapkan atau menunggu kebaikan itu dari orang lain.

Berdoa dan mampukan diri kita.

Dalam keterpurukan atau gagal atau banyak masalah, doa adalah solusi cepat dan mudah yang sering kita lakukan. Dan banyak pula doa itu muncul dengan otomatis tanpa kita sengaja. Pengalaman menunjukkan bahwa tidak selalu doa itu dikabulkan.
Selain doa itu ibadah, kita lebih sering memanfaatkan doa itu sebagai permohonan. Permohonan kepada Allah swt bisa jadi dikabulkan atau tidak dikabulkan. Maka doa yang dikabulkan bermakna pemberian. Dan perlu diingat bahwa semua pemberian itu tidak merubah sama sekali apa yang sudah kita miliki, terutama kemampuan kita. Sudahkah kita siap dengan pemberian Allah swt sesuai dengan doa kita agar pemberian itu menjadi kebaikan ? Kewajiban kita untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual (ilmu), kemampuan mengelola emosi dan kemampuan spiritual AGAR selalu siap pula menerima pemberian Allah swt. Dan meningkatkan kemampuan itu semakin tinggi saat kita menerima pemberian nikmat dari Allah swt atas apa yang kita minta.

Ciptakan arah apa yang kita kerjakan

Bekerja tanpa arah yang kita inginkan sendiri, maka kita menjadi bagian dari arah orang lain. Dan kita hanya mendapatkan paling tinggi pujian dan paling rendah dicuekin sampai dimarahi jika tak sesuai arahnya, capek dan stress. Orang lain bisa sukses.9
Mengapa arah apa yang kita kerjakan itu dibelokkan kepada arah kita. Maka kita mendapatkan banyak hal positif yaitu kita bangga bisa sukses dan yang paling buruk kita mendapatkan pengalaman luar biasa sekalipun kita menderita yang menjadi motivasi terbesar kota untuk mempercepat jalan kita menuju sukses. Sadarkah kita ?

Berani ngaku salah ...

Ditanya dalam forum "siapa yang ngaku dirinya gagal ?" Semua menjawab tidak ada yang mau ngaku gagal. Saya pertanyaannya dengan bodoh alias tidak tahu, ternyata hanya ada 2 orang saja.
Tak mudah untuk menjadi sukses karena kita merasa tidak pernah gagal sehingga tidak mendorong apapu kita untuk bergerak menuju kesuksesan. Tidak sukses dan tidak juga gagal.
Sama halnya jika kita tidak ngaku bodoh alias sok tahu tapi faktanya kita memang tidak tahu. Karena hanya ingin terilhat tidak bodoh maka kita tetap bodoh selamanya.
Berani ngaku gagal, bodoh dan sejenisnya membuat kita terdorong untuk berubah menjadi lebih baik. Waktu mengaku tadi hanya 1 menit tapi tidak gagal selamanya. Sok tahu itu maka gagal selamanya

Menjadi percaya

Sering kali kita sudah percaya karena pemahaman kita, tapi tidak pernah terjadi apapun dengan apa yang sudah kita percaya.
Percaya disiplin itu baik .... tapi mengapa kita tidak disiplin ? Bahkan kita pun pernah orang disiplin dengan penghargaan yang diterimanya dan pernah juga melihat orang yang disiplin mendapatkan pinaltinya. Pasti kita percaya itu dan pilihan disiplin yang mesti kita jalani. Sekali lagi itu tidak terjadi. Why ? padahal sudah ada peringatan dan nasehat tidak juga menggugah kita disiplin.
Bisa kita memang sudah beduk alias hati sudah terkunci menerima kebenaran sehingga sudah tidak mampu disiplin dengan berbagai alasan, contoh yang penting kan jam kerjanya. Atau bisa jadi kita tidak tahu caranya karena setiap kita mau disiplin ada efek negatif buat orang lain dan orang sekitar kita. Untuk itu kita mesti mencari masalah sebenarnya mengapa kita tidak bisa disiplin. Itulah sebenarnya yang harus kita lakukan bukan langsung disiplin. Ingat saat kita mau disiplin selalu ada godaan bahwa "saya sudah disiplin tapi nggak ada tuh penghargaan dari bos atau tidak ada kenaikan pendapatan saya".

Temukan alasan

Check out @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/426525169213898752

Doa lebih kita sukai daripada beramal shaleh

Terpaksa atau tidak, berdoa adalah bagian yang sering kita lalukan dalam hidup ini. Dan yang lebih luar biasa lagi adalah saat kita merasa doa itu dikabulkan ... senang dan bersyukur banget. Sepertinya Allah swt itu mendekat kepada kita, mencintai dan menyayangi kita. Mengapa itu terjadi ? Karena kita membuka pintu hati untuk memohon Allah swt "masuk ke dalam hati kita", padahal Allah swt selalu ada disetiap langkah kita. Maka kita merasakan kebaikan (sesuai doa kita) yang bisa jadi belum tentu menjadi kebaikan di sisi Allah swt.
Mari kita bandingkan dengan ibadah atau amal shaleh, bisa jadi Allah swt lah yang membuka pintu hati kita dan masuk ke dalamnya karena Allah swt memang senang, cinta dan sayang kepada orang yang beribadah dan beramal shaleh. Kebahagiaan kita sangat luar biasa dengan kehadiran Allah swt itu tanpa kita memohon. Hal ini terjadi karena Allah swt MAHA TAHU keadaan dan apa keinginan kita yang tidak terucap, dan Allah tahu apa yang harus diberikan kepada kita yaitu kebaikan di sisi Allah swt yang pasti pula menjadi kebaikan buat kita.
"Hanya kepadaMU aku menyembah (beribadah dan beramal shaleh) dan hanya kepadaMU lah kami memohon (berdoa Jika ada kesulitan)" .. begitulah bunyi ayat 5 dari Al Fatihah. Apa maknanya ? Allah swt memberitahu petunjuk kepada kita bahwa dahulukan dan fokuslah serta cintailah IBADAH DAN AMAL SHALEH daripada memohon doa. Tapi fakta menunjukkan bahwa kita lebih sukai berdoa dengan ekspresi "sedih" agar doa kita dikabulkan. Memang hak mengabulkan doa kita itu Hanya milik Allah swt, tapi alangkah indahnya jika IBADAH DAN AMAL SHALEH yang sudah kita lakukan mampu menuntun kita memperoleh petunjuk dalam setiap langkah kehidupan kita dan doa lebih fokus kepada dzikir memuji Allah swt. Dan jika memang kita berat menjalani hidup ini maka doa itu lebih kepada memohon petunjuk agar bisa melewati kehidupan ini dengan kebaikan.
Jadi perbanyaklab ibadah dan amal shaleh agar Allah swt selalu bersama kita KARENA Allah cinta atas perilaku kita BUKAN sekedar memohon.

Berdoa buat orang lain

Kok berdoa buat orang lain ? Berdoa buat diri sendiri saja belum dikabulkan. Tapi begitu pesan yang kita terima bila berdoa bersama-sama. Memang tanpa kita sadari hal itu sudah dilakukan, berdoa buat orang tua dan yang mengamini doa ulama atau ustadz habis ceramah atau shalat jamaah. Nah ternyata terkabulnya doa kita seringkali ada kaitan dengan seberapa banyak kita berdoa buat orang lain, khususnya orang tua dan orang terdekat kita. Dan pola ini membuat semua orang mendoakan satu sama lain. Pernahkah kita mendapatkan sesuatu yang baru saja kita merasa berdoa atau belum pernah berdoa ? Ada beberapa hal yang terjadi pada saat kita terpuruk. Bisa jadi Allah swt mengabulkan keinginan kita atas doa orang tua atau orang tertentu yang berdoa  atas kebaikan yang pernah kita berikan. Dan disaat bersamaan kita pun berdoa kepada Allah swt. Secara matematis, bisa jadi saat itu kita dihisab bernilai sangat negatif (banyak berbuat keburukan/dosa) ... maka sangat sulit keinginan kita dikabulkan. Bisa jadi begitulah Allah swt dengan rahman dan rahiimNya memberikan kebaikan atas permintaan orang yang mendoakan kita. Ingatlah saat seperti itu kita merasa bahwa doa kitalah yang didengarkan dan dikabulkan Allah swt dan kondisi ini bisa membuat kita tersanjung dan merasa seperti orang shaleh saja, "doaku dikabulkan Allah swt, hebatkan aku ?" Memang kita baru saja berdoa dan dikabulkan sesuai dengan apa yang kita minta, tapi doa kita pun dikuatkan oleh doa orang lain. Untuk itu berdoa tidak hanya untuk diri sendiri, tapi berdoa pula untuk keluarga, masyarakat, tempag kita bekerja, negara dan lainnya.
Contoh nyata saat kita kesal atau kecewa atas pwrilaku orang lai  kepada kita, maka kitapun dapat meredam kekecewaan itu dengam berdoa kepada mereka untuk kebaikan. Seorang yang kesal setelah menjelaskan panjang lebar dan  konsumen tidak mau dengan alasan tidak punya uang. Maka sebagai salesmen hal ini bisa bikin kecewa dan untuk menutup kekecewaan itu dapat dilakukan dengan berdoa. Berdoa mampu mengajak kita ikhlas, "terima kasih pak, Insya Allah bapak besok dapat rezeki atau uang". Apa yang terjadi ? 90% orang mengamininya. Dan jika konsumen itu mendapatkan rezeki, dengan izin Allah swt. Yang diingat bisa jadi kita berdoa dulu kepadanya. Dan berdoa kepada orang lain juga bisa tidak perlu didengarkan oleh orangnya. Saat kita melihat orang yang kena musibah dan sangat disarankan untuk berdoa agar mereka itu mendapatkan kebaikan dan8 kelancaran.
Begitulah sebenarnya doa dan saling mendoakan itu adalah baik buat sesama. Doa buat orang lain bisa jadi tabungan kita untuk menguatkan izin Allah swt kepada kita dengan apa yang kita mintakan.

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...