Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sudah tahu, dan bisa, kok tidak terjadi ?

Terkadang kita fokus pada urusan kepintaran dan usaha, belum tahu menjadi tahu dengan belajar. Belajar dengan berbagai cara, masuk dalam sekolah atau mencari guru atau belajr otodidak dengan buku dan kehidupan. Menjadi tahu itu memasukkan informasi ilmu dan pengetahuan ke dalam pikiran.
Sudah tahu terkadang belum tentu bisa melakukannya. Saya tahu cara menyupir mobil tapi pernah melakukannya.
Apa yang kita butuhkan ? Ilmu menjadi sempurna setelah dipraktekkan sehingga kita menjadi bisa. Saat dizaman sekolah dulu, kita selalu diberi tugas (PR) agar ilmu yang sudah diajarkan benar-benar bisa. Semakin banyak mempraktekkan ilmu (sudah tahu) semakin mahir kita. Cukupkah sampai disini ?
Tidak cukup dan seringkali orang bilang, "yang itu saya bisa". Terus apakah dengan bisa itu kita sudah mampu menghadapi hambatan dan persoalan dalam praktek di lokasi yang berbeda atau dipraktekkan bersama orang yang berbeda. Agar benar-benar kita bisa dan siap menghadapi apapun, kita mesti memiliki motivasi diri yang kuat. Buat apa ilmu yang sudah kita ketahui dan sudah bisa ? Motivasi yang kuat menjadi kita siap mempraktekkan ilmu yang kita miliki. Yang tadinya kita tidak mau bisa menjadi mau dengan menemukan motivasinya.
lalu dengan motivasi (mau) yang kita miliki seringkali bisa hilang sehingga kita tidak konsisten dalam menjalaninya. Agar konsisten, apa yang kita butuhkan ? Kita butuh keberanian yang melebihi dari sekedar mau. Keberanian mendorong kita melakukan apapun karena kita menganggap bahwa apa yang kita kerjakan itu adalah bagian dari hidup kita, mesti kita perjuangkan. Apakah kita berani dalam kerja ? Jika sudah berani, maka kita menjadi orang yang berjuang apa saja, berjuang kapan saja, berjuang dimana saja agar kerja itu dapat dilakukan dan menjadi bagian dari hidup ... 
Orang yang berani sangat merasa dirinya orang yang hebat dan mampu, cenderung optimis yang berlebih atau sombong. Dia lupa dalam hidupnya ada kejadian membuat dia tidak mampu apapun sekalipun memiliki semua. Ada peran Allah dalam setiap tindakan seseorang yaitu mengizinkan semua terjadi di dunia ini. Jika Allah berkenan maka apa yang sudah kita miliki yang bisa jadi belum sempurna DAPAT SAJA TERJADI. Dan sebaliknya. Apakah Allah mengizinkannya dengan memberi kebaikan atas apa yang kita kerjakan atau Allah membiarkan yaitu mengizinkan tanpa mendapingi apa yang kita kerjakan. Insya Allah kita sadar untuk selalu tahu dan paham Allah bersama kita, dan kita memang merasakan kehadiran Allah itu dalam setiap langkah kehidupan kita. Insya Allah kita dimampukan untuk selalu ingat dan Allah pun ingat dengan memberikan kebaikan dan selalu bersama kita dalam setiap langkah kehidupan kita. Aamiin

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...