Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Referensi hidup masih dunia

Jika ditanya kepada banyak orang tentang apa yang menjadi cita-citanya, maka jawabannya adalah ingin sukses. Kesuksesan yang dimaksud adalah memiliki banyak materi seperti punya mobil, rumah, jabatan dan sebagainya. Dan bagi sebagian muslim jika ditanyakan lebih detail, bagaimana cara mereka meraih kesuksesan itu ? Tentunya dengan usaha (bekerja) dengan ibadah yang disempurnakan dengan doa. Adakah yang salah ? Tidak ada dan sesuatu yang luar biasa, tapi selanjutnya saya ingin berbagi tentang renungannya. Hal ini masih menunjukkan kepada kita bahwa tujuan dan referensi hidup kita masih tentang dunia alias materi
Secara umum kita memiliki formula seperti berikut :
Tindakan A untuk mendapatkan hasil A.
Contoh untuk lulus dengan dengan terbaik, maka kita mesti belajar tentang apa yang diuji. Ada yang berhasil dengan nilai baik karena memang belajar dengan benar, dan ada beberapa kejadian juga yang aneh yaitu yang tidak belajar bisa lulus juga atau ada yang udah belajar tidak lulus. Dengan fakta ini ada beberapa orang berpendapat sebenarnya ada faktor lain yang menjadi penentu kelulusan di atas selain belajar. Tapi sebenarnya ada yang sama yaitu mereka yang lulus itu memahami materi ujian.  Adapun mereka yang tidak belajar bisa jadi sudah memahami materi, sedangkan yang belajar bisa jadi terlihat belajar tapi tidak bisa memahaminya.
Cerita di atas bisa kita jadikan analogi dalam menjelaskan paragraf pertama. Keinginan untuk sukses itu bisa jadi harus tahu terlebih dahulu "kesuksesan seperti apa yang ingin diraih". Agar lebih jelasnya sebagai berikut :
Sukses menjadi manager atau orang kaya atau pengusaha memerlukan kerja keras. Maka tidak serta merta yang kerja keras itu sukses. Berarti kita yang ingin sukses harus tahu dengan detail kesuksesan seperti apa yang kita inginkan dan bekerja keras sesuai kesuksesan itu. Sampai sini nggak masalah
Berikutnya kita renungkan ...
Kesuksesan (dunia) karena jabatan, materi dan sebagainya tentulah harus menggunakan cara keduniaan. Bisa jadi mereka yang mengerjakan dengan dominan kerja keduniaan dapat meraihnya. Maka fakta dan apa yang kita lihat, tidak saja orang muslim yang sukses tapi ada juga orang non muslim yang sukses. Begitulah Allah membalas setiap kerja keras (amal baik) dari mereka yang ingin meraih kesuksesan dunia.
Tapi dapat kita renungkan lebih dalam .... banyak dari orang Islam menjadikan tujuan dunianya dengan bantuan Allah. Salahkah ? Sah-sah saja, tapi apakah pantas kita menjadi Allah sebagai "pembantu" kita dalam meraih kesuksesan dunia ?? Dan bisa jadi ada yang berpendapat bahwa bukankah Allah sendiri yang mau menolong hambaNya jika meminta bantuan. Nggak salah juga, bahkan Allah memberi pertolongan dengan sabar dan shalat. Tapi kita lupa bahwa bantuan itu diberikan Allah kepada mereka yang MEMILIKI TUJUANnya adalah Allah itu sendiri (kehidupan akhirat).
Disinilah kita mulai merasa ada yang tidak pantas. Tujuan dunia dengan cara akhirat.  Bukankah cara akhirat itu memberikan hasil kepada akhirat juga. Maka yang mesti kita renungkan agar menjadi kebaikan buat kita adalah .... kita sih ingin sukses, dan ingin juga meraih kehidupan akhirat yang baik pula, seperti halnya dalam doa sapujagat kita, ya Allah berilah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat.
Bagaimana jika merubah keinginan kita tadi dengan merubah saja, yaitu kesuksesan di akhirat berupa kesuksesan yang banyak amal salehnya. Amal saleh yang seperti apa ? Amal saleh yang sesuai dengan ilmu dan kemampuan kita. Jika kita adalah manajer, maka banyaklah beramal saleh untuk menuntun dan memelihara team dengan cara Allah agar bisa melayani konsumen dengan baik. Jika kita adalah pedagang, maka banyaklah beramal saleh dengan ilmu dagang lewat kejujuran, senyum dan silaturahmi. Insya Allah dagangan kita juga bisa sukses. Dan kesuksesan yang melekat dari apa yang kita kerjakan merupakan balasan dari Allah dan kita diberi waktu untuk menikmatinya.
Sukses akhirat dilakukan dengan cara Allah dan pasti pula kita memohon pertolongan denganNya. Insya Allah kita diberikan kesuksesan dunia yang menjadi amanah Allah kepada kita.
Insya Allah renungan ini menjadi motivasi yang kuat buat diri kita menjadi semakin baik. Motivasi diri yang tidak sekedar hanya sesaat tapi motivasi yang langgeng dan menguat, itulah dia motivasi yang dibangun dalam spiritual kita. Motivasi spiritual yang didasarkan kepada agama yang benar yaitu agama Islam. Maka jadilah motivasi Islam yang selalu membangkitkan kita untuk semakin baik dan benar.
Alhamdulillahi rabbil alamin atas petunjukMu ini dan berikan kepada kami untuk selalu menyempurnakan amal saleh kami dan hanya kepadaMu lah kami menuju. Aamiin

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...