Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Puasa yang mencerdaskan

Motivasi menjadi kata kunci untuk sukses, tanpa motivasi pada diri kita sendiri menghambat laju aktivitas kita. Agama menjadi salah satu sumber motivasi, yaitu motivasi spiritual atau motivasi Islam.
Puasa masih sering ditafsirkan sebagai tidak makan dan tidak minum dan jangan emosi (marah) (mamimo) mulai Subuh hingga Maghrib. Bahkan kita pun mengajari anak-anak untuk menahan lapar, menahan haus dan tidak boleh menjadi ceramah turun-temurun.
Apa yang terjadi ? Semua pikiran dan emosi kita berpikir tentang 3 hal diatas (mamimo), makan, minum dan emosi sepanjang hari. Berusaha untuk menahan dengan cara mengalihkan kepada aktivitas lain. Misalkan kerja, tapi saat istirahat inget 3 hal tadi bahkan saat kerja pun kita masih kepikiran dengan 3 hal (mamimo) karena sudah tersimpan dalam bawah sadar kita. Merubah pola ini menjadi tidak mudah.
Ilmu fokus yang mengantarkan kita melihat, berpikir dan merasakan sesuatu yang membuat kita menjadi bersemangat. Fokus pada makan, maka kita begitu merasakan yang enak dan nikmat tentang makanan tersebut sekalipun makanan nya biasa saja. Fokus kerja mengarahkan kemampuan dan energi yang membuat kita bekerja menjadi luar biasa, ada masalah menjadi ringan dan waktu pun terasa cepat.
Mari berlatih puasa dengan menggunakan ilmu fokus di atas, bagaimana caranya ? Jika kita bisa fokus kepada 3 hal (mamimo), mengapa kita tidak bisa fokus kepada amal saleh ?? Salah satunya adalah melakukan renungan tentang apa yang ingin kita kerjakan.
1. Lakukan renungan setelah shalat dan berdoa, kondisi ini sangat baik untuk merenung menggunakan hati. Kok pake hati ? iyalah agar fokus kita semakin mudah karena tidak menggunakan pikiran dan emosi sehingga 3 hal (mamimo) hilang. caranya ? Tanyakan pada diri kita sendiri (bicara dengan hati) merupakan aktivitas bicara kepada Allah karena hati itu milik Allah yang menjadi tempat iman bersemayam. Jika kita tanya ke hati berarti kita tanya kepada Allah dan setiap ada jawaban yang muncul maka jawaban itu adalah dari Allah. Maka Jawaban inilah yang membuat kita mendapatkan kecerdasan spiritual yang bisa menembus pola pikir (logika dan emosional).
Contoh, saat membangunkan sahur pasangan atau anak kita. Yang terjadi adalah kita membangun seperti memaksa dan membuat yang dibangunin merasa terganggu. Dan banyak dari membangunkan sahur ini membuatkita emosi. Keinginan yang baik berbuah tindakan yang tidak baik (emosi). Renungkan setelah shalat subuh, kok saya bisa emosinya waktu membangunkan sahur keluarga ? Bagaimana caranya agar saya tidak marah ? Jawabannya boleh dong kita tanya mereka, mau dibangunkannya seperti apa ? atau bisa jadi mereka yang dibangunkan mintanya setelah bangun langsung makan sahur atau ada pertanyaan yang bisa bikin kita mikir (dengan hati), boleh dong saya berdoa agar mereka yang dibangunkan kepada Allah. Setelah muncul jawaban maka ikuti dengan tindakan (amal saleh) ikhlas kepada Allah.
2. mempersiapkan niat dan semangat untuk beramal saleh dengan dorongan dari hati. mau kerja tapi capek ? Karena puasa. Oke. Tanya pada diri kita, bukankah kita bekerja untuk Allah ? Dan Allah membalas kerja yang luar biasa di bulan puasa. Bagaimana caranya ? Mulai dengan Basmallah dan ikuti pekerjaan dengan semangat beramal saleh dan akhiri dengan hamdallah. saat mulai melemah, tanya kembali, kok saya menyia-nyiakan waktu puasa dengan yang tidak bermanfaat ? atau tanya diri kita dengan tenang ... jadi malas karena puasa ? nggak dong, karena logika dan emosional kita yang mempengaruhinya ... malas itu karena merasa lapar dan kondisi fisik berubah dari bulan sebelumnya maka jadi malas. Apakah begitu jawaban kita kepada Allah,"karena puasa saya jadi malas". Padahal Allah memerintahkan puasa seperti kaum sebelum kita untuk menjadi bertaqwa. Apakah kita tidak mau bertaqwa ? Mau dong. Dan saat inilah waktu yang tepat untuk kerja yang dibalas dengan berlipat-lipat dan ampunan Allah.
Dengan dua langkah di atas, semakin membuat kita fokus kepada amal saleh dan seolah tidak ingat lagi 3 mamimo. Memeliharanya menjadi sangat penting dengan terus fokus dan kita dapat merasakan nikmat yang luar biasa. Mau ? Buktikan. Insya Allah puasa seperti ini mampu mencerdaskan diri kita dan Allah bersama kita dalam setiap langkah.
Mari berlatih BUKAN lagi memikirkan MAMIMO tapi FOKUS HATI dengan bertanya dan mewujudkan jawabannya (FOTI).
Ya Allah berikan kami rahmatMU dengan memberikan cahaya pada hati kami agar berani menerima petunjukMu dan sempurnakan dalam amal saleh kami. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...