Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Ada dan tidak ada

Judul di atas saya ambil menjadi bagian penting dalam semangat hidup kita. Mengapa ? Terkadang semangat itu ada karena sesuatu yang ada secara fisik yang bisa mendorong kita atau semangat itu menjadi luar biasa karena sesuatu yang tidak nyata (tidak ada).
Memang definisi ada itu sering ditafsirkan secara fisik terlihat atau tidak terlihat secara fisik tapi dapat dirasakan kehadirannya (ada). Begitulah yang terjadi, tapi nggak perlu pusing juga sih yang penting kita dapat memahami secara makna.
Semangat itu bisa mendorong kita termotivasi untuk melakukan apapun karena ada sesuatu yang mendorongnya. Misalkan karena keluarga berarti ada secara fisik yang membuat kita terdorong. Tapi benarkah demikian ? Perhatikan saat kita bekerja luar biasa di kantor, apakah dorongan itu masih ada (keluarga yang terlihat secara fisik) ? jawaban tidak ada, tapi keluarga itu ada karena kita merasakan kehadirannya dihati.
disisi lain ada sesuatu yang mendorong kita bersemangat seperti mimpi yang tidak ada atau tidak nyata yang hanya ada di imajinasi kita saja. Tapi mimpi itu benar-benar mendorong kita bekerja luar biasa.
Kedua hal di atas menjadi penting bagi kita untuk selalu bersemangat untuk bekerja luar biasa. Ada atau tidak ada tidak jadi penting tapi kita bisa merasakannya karena kita fokus. Jika hal ini bisa kita rasakan semangat luar biasa dalam bekerja, maka mesti kita pun bertanya mengapa kita belum beramal saleh yang luar biasa kepada Allah ?
Bekerja luar biasa secara makna sama dengan amal saleh, yaitu melakukan aktivitas karena ada dorongan. Mengapa sih kita shalat (amal saleh) ? Karena kita takut masuk neraka, neraka bisa kita jadikan dorongan yang sebenarnya masih belum nyata hanya berupa gambaran yang menakutkan kita. Tapi neraka itu tidak ada saat kita tidak fokus karena fokusnya kepada hal lain yang menyebabkan kita "kurang" shalatnya. Sama juga saat shalat itu karena syurga. Shalat kita menjadi luar biasa karena kita merasakan betul dorongan itu sangat hadir di hati ini, yang berarti kita lagi fokus atau kita sedang sadar kepada Allah. Neraka atau Syurga itu diciptakan Allah untuk membalas amalan manusia yang tidak mengikuti petunjukNya. Saya yakin semua orang tidak mau masuk neraka atau sangat ingin masuk syurga, tapi yang jadi persoalannya adalah kehadiran neraka atau syurga itu tidak kuat di hati ini. Jadilah kita "kurang" shalatnya atau bahkan kita melakukan dosa ...
Jika syurga atau neraka itu diibaratkan sesuatu yang kita imajinasikan dalam pikiran seperti halnya mimpi, maka setiap orang mempunyai bermacam-macam imajinasinya. Imajinasi itu tidak mutlak kebenarannya, tapi kita mesti membangun imajinasi itu dengan hati yaitu kehadiran Allah di hati yang mampu membuat menjadi sangat kuat untuk mendorong kita shalat luar biasa. Kehadiran Allah di hati bisa memberi imajinasi yang benar tentang syurga dan neraka. Boleh dong kita sekarang untuk bersemangat luar biasa dalam beramal saleh itu didasarkan pada kehadiran (fokus) Allah di hati ini.
Allah ada dan secara kasat mata kita tidak mampu melihatNya (tidak ada), tapi kita bisa merasakan atau mampu melihat kehadiran Allah itu dengan ciptaanNya (kekuasaan dan kebesaranNya). Maka fokus atau menggunakan hati menjadi sangat penting dalam membangun semangat kepada Allah yang membuat kita pun menjadi beramal saleh yang luar biasa. Mari kita bangun fokus kepada Allah dengan selalu melihat sesuatu itu secara fisik (ada) DAN melihat pula secara non fisik. Contoh saat melihat anak kita, yang terlihat adalah fisik anak bisa membangkitkan semangat tapi tidak jarang juga bikin bete. Tapi jika kita dalami lagi maka anak itu adalah titipan Allah, dimana titipan itu bisa baik bisa juga buruk. maka yang dititipkan siapa wajib menjaga tetap baik titipan itu (sekalipun bikin bete) atau mampu membuat titipan itu semakin baik. Inilah yang disebut tidak ada (tidak nyata) dibalik fisik dari anak. Kemampuan ini mesti dibangun dari ilmu Al Qur'an dan hati dengan emosional positif. Dengan demikian kita sebagai orang tua sangat bersemangat mendidik anak BUKAN lagi untuk berbangga dengan prestasi anak tersebut karena didikan kita, tapi sangat ingin mendidik anak itu sebagai uji kemampuan amal saleh yang dinilai oleh sang Pencipta. Mendidik anak sebagai amal saleh yang luar biasa dan sangat ikhlas untuk Allah.
Insya Allah kita diberi kemampuan untuk selalu melihat hal yang ada dan "tidak ada" agar hati ini mampu menghadirkan Allah dan Allah pun selalu ingin masuk ke dalam hati kita. Bimbing dan ajari kami selalu menuju kesadaran kepadaMu ya Allah. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...