Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kami dengar dan kami taat

kalimat dari judul di atas bisa menunjukkan keseharian kita. Spontan Anda jawab belum tentu dan sepertinya banyak salahnya. Ngga apa-apa jika Anda bilang salah. Perhatikan fakta yang terjadi, saat anak Anda minta beliin mainan, maka seketika itu juga Anda membelinya. Apa maknanya bukankah hal itu Anda mendengar dan kami taat.  Apalagi disuruh oleh isteri, kita pun mengikuti rumus di atas,"saya dengar dan saya taat"
Dalam bisnis begitu juga apa yang konsumen ucapkan maka yang terjadi kita dengar dan kita taat atas. Jika hal ini tidak dilakukan, maka bisnis kita menjadi semakin terpuruk.
Apa artinya "kami dengar dan kami taat", contoh nyata adalah sesaat Nabi Muhammad melakukan isra' mi'raj yang diceritakan kepada Abu Bakar, dimana Abu Bakar langsung percaya tanpa berpikir dan tanpa melibatkan perasaan. Kepercayaan itu soal hati bukan harus berpikir dulu dan berperasaan.
Saat kita diperintahkan shalat, maka adakah kita berpikir dulu untuk apa shalat dan apa manfaatnya ? Atau kita merasa (perasaan) shalat itu berat. Seharusnya tidak demikian. Shalatlah apa yang telah diperintahkan dan lengkapi ilmu perintahnya dari petunjuk yang benar dalam Al Qur'an. Lalu Allah membeti kebaikan dari shalat itu, hidup menjadi lebih mudah atau kita lebih sehat dan sebagainya. Bahkan banyak orang telah mendapatkan kebaikan berupa ilmu yang tahu menfaat shalat yang bisa menyembuhkan penyakit dan sebagainya.
Sebaiknya "kami dengar dan kami taat" benar-benar kita jadikan dasar dalam beriman kepada Allah dan diaplikasikan dalam kehidupan ini dengan beramal saleh ("kami taat") sesuai petunjuk Allah. Insya Allah kita memperoleh banyak kebaikan. Tetapi coba kita renungkan adalah ada hal yang bisa jadi kita lakukan saat ini bisa menjerumuskan kepada pola beriman yang tidak tepat, seperti ada orang shalat karena untuk atau dapat sembuh dengan shalat. Sebagai petunjuk awal untuk beriman bagus tapi jangan sampai hal ini dijadikan dasar untuk shalat. Karena ingat shalat itu perintah, kami dengar dan kami taat sedangkan kebaikan dari shalat berupa kita sembuh dari penyakit adalah kebaikan shalat. Artinya bukan karena kebaikan shalat kita melakukan shalat. Insya Allah pandangan ini membuka hati kita untuk selalu dibuka Allah menjadi beriman yang benar. Aamiin

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...