Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Keinginan dan fakta

Keinginan dan fakta bisa jadi sesuatu yang berbeda, ada kalanya bisa sama. Keinginan adalah harapan sesuatu yang belum kita miliki di masa depan. Misalkan,"saya sih pengennya punya bisnis dan dengan itu saya bisa banyak beramal". Sedangkan faktanya sesuatu yang terjadi oleh kebiasaan, bukan yang bersifat emosional sesaat.
Contoh sederhana, kita ingin beli smartphone yang bisa nulis (note), harapannya adalah kita nantinya banyak menulis ide dan sebagainya. Kita berusaha untuk membeli dengan cara apapun karena kita sangat ingin. Setelah membeli smartphone tersebut, kita pun membuktikan mulai banyak menulis. Tapi fakta sebenarnya berjalan setelah 2 minggu .... kita sudah malas menulis. Maka dapat kita disimpulkan bahwa keinginan memang cenderung emosional sesaat karena keinginan menulis di smartphone itu BELUM menjadi kebiasaan kita.
Dalam kehidupan beragama kitapun bisa terjadi seperti itu, pengen sih punya mobil agar nanti bisa shalat di Masjid-masjid besar. karena dengan mobil semua jadi mudah. Tapi ingat itu hanya keinginan dan keinginan itu tidak didukung oleh kebiasaan yang kuat. Perhatikan setelah membeli mobil ... fakta menunjukkan keinginan itu tidak terjadi.
Bagaimana dengan keinginan kita saat ini ? Banyak. Dan lihatlah keinginan kita itu tidak didukung kebiasaan (kemampuan). Contoh lain, Kalau nanti saya sudah kaya, maka saya pasti banyak sedekah. Artinya saat ini karena kita belum kaya maka sedekahnya sangat sedikit. Karena tidak terbiasa sedekah maka saat kaya nanti juga sulit untuk bersedekah.
Allah mengingatkan bahwa keinginan itu cenderung membawa kita kepada keburukan kecuali keinginan yang dirahmati Allah. Boleh nggak punya keinginan ? Boleh saja, tapi mulailah saat ini untuk belajar dan berlatih atas keinginan itu. Jika kita sudah terbiasa maka siapkan diri kita untuk memenuhi keinginan kita. Insya Allah keinginan itu menjadi kebaikan buat kita.
Kalaupun keinginan itu tidak tercapai atau tidak kita paksakan .... Ingatlah bahwa Allah itu Maha mengetahui yang bathin (yang tersembunyi) dan juga Allah Maha melihat apa yang kita kerjakan. Kita beriman dengan apa yang kita kerjakan (kebiasaan) dan Allah pun membalasnya dengan adil.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...