Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Berani menerima kenyataan

Bisa jadi kita sendiri tidak berani menerima kenyataan, kok gitu ? Pastilah saya terima kenyataan hidup ini. Bagaimana kita tahu bahwa kita menerima berani kenyataan ? Buktinya saya jalani hidup ini. Cukupkah itu ? 
Kata berani memberi makna bahwa mau mengambil tanggung jawab dan menerima resiko apapun. Jadi jika berani menerima kenyataan berarti kita mau mengambil tanggung jawab atas apa yang ada pada diri kita saat ini. Saat kita masih memiliki motor, maka saya dengan penuh tanggung jawab menggunakan motor itu dengan baik dan memanfaatkannya bagi kebaikan kita sendiri. Selain itu kita bisa menerima resiko atas penggunaan motor, ya kalau hujan harus meneduh atau kehujanan, ya panas-panas di perjalanan dan sebagainya. Begitu juga jika kita seorang karyawan, maka mau tidak mau mengambil tanggung jawab tugas yang diberikan sebagai karyawan untuk kebaikan diri sendiri dan perusahaan. Kondisi ini menciptakan suasana yang nyaman dan baik bagi perasaaan kita. Dan perasaaan itu bisa membangkitkan semangat dalam mengerjakannya.
Jadi berbeda jika kita tidak berani menerima kenyataan alias pasrah menerima kenyataan yang membuat kita menjadi tidak bersemangat dengan apa yang kita miliki. Bahkan kita sendiri sering menutupi keadaan itu dengan apa yang belum seharusnya kita miliki (dengan berhutang). Contoh, saat kita hanya punya hp jadul, maka saat kita berani menerima kenyataan ... Kita pun tetap menggunakannya dan bahkan memanfaatkan hp dengan luar biasa tanpa malu. Sebaliknya jika kita tidak menerima kenyataan maka kita pun berusaha mengganti hp dengan hp terbaru yang sebenarnya kita tidak mampu membelinya ... Tapi semua itu demi pergaulan kita berhutang.
Orang yang punya motor lalu tidak berani menerima kenyataan maka mereka membeli mobil dengan hutang dan apa saja yang merupakan barang konsumtif.
Bagaimana dengan iman kita ? Berani beriman berarti berani mengambil tanggung jawab atas iman saat ini yang masih rendah dan meningkatkannya. Kenyataan dengan iman yang rendah , bukan berarti kita menunjukkan amal saleh kita sebagai upaya menutupinya sehingga kita bisa tidak ikhlas.
Mari kita berani beriman yang memberi dorongan luar biasa untuk mengakui lemahnya iman kita lalu berusaha menigkatkannya. Maka kita berani memohon ampun dan semakin banyak lagi ibadah dan amal saleh yang kita lakukan.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...