Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Aneh tapi ngga aneh

Seseorang telah menjadi dirinya sendiri karena membiasa. Tapi kadang kala perubahan itu membuat seseorang menjadi "aneh", itulah yang terlihat oleh banyak orang disekitarnya. Padahal apa yang dilakukan itu tidak cenderung buruk atau jelek dalam etika. Aneh aja katanya, karena tidak biasa.
Banyak orang protes atas semua itu karena banyak orang ingin seseorang menjadi orang seperti biasanya. Itulah yang repot ... Bahwa seseorang itu bukan untuk menjadi konsumsi orang lain tapi dia ingin menjadi semakin baik bagi dirinya. Dan semua itu terjadi karena situasi dan keadaan berubah, tidak ada yang tahu itu termasuk orang disekitarnya. Mereka yang disekitarnya hanya melihat penampilan dan wajah saja. Hidup seseorang tidak bisa dihidupi oleh siapapun tapi seseorang menanggung dirinya sendiri dan orang sekitar hanya penonton.
Mereka yang melihat seseorang berubah dengan perilaku anehnya tidak perlu dikomentari karena tak ada untungnya. Ada sih yang ingin berempati tapi tetap saja mereka tidak suka dengan keanehan tersebut. Sekali lagi orang tidak suka dengan perilaku aneh.
Tapi disisi lain, ada orang aneh beneran dengan perilaku seperti orang gila dijalanan atau orang yang berlaku kasar, tidak beretika umum dan sebagainya. Semua itu memang aneh tapi tidak ada yang peduli. Banyak memang tidak tahu sama sekali jalan pikiran mereka.
Renungkan kembali diri kita dan orang disekitar kita, yang perlu dan penting hanya kita sendiri yang tahu diri kita, kita sendiri yang bisa menjadikan diri kita sekalipun ada peran orang lain. Kuatkanlah diri kita untuk mampu menghadapi kenyataan hidup. Inilah motivasi yang kuat untuk mendorong kita semakin baik.

Syukur dengan kerja yang apa adanya bukan yang diinginkan

Pada saat kita sudah memiliki sesuatu berupa benda atau apapun, hanya digunakan sesaat saja dan seiring waktu tidak menarik lagi serta bahkan tidak digunakan lagi. Contoh saat membeli kamera, diawal begitu luar biasa digunakannya dan hampir setiap momen digunakan. Bagaimana setelah satu bulan ? Makin jarang digunakan dan setelah dua bulan menjadi pajangan yang disimpan. Begitu juga saat beli sepeda, saat beli tv baru yang canggih yang awalnya membeli fitur canggih tapi akhirnya hanya menonton seperti tv biasa, dan banyak lagi.
Memang ada beberapa barang yang kita gunakan terus-menerus, tapi tidak banyak. Apakah artinya semua yang jarang kita pakai itu mubazir ? Mungkin iya jika beli dengan cicil. Memaksa beli tanpa kemampuan yang bisa diartikan sebagai memenuhi emosional saja.
Lalu apa yang harus kita perbuat ? Mulailah belajar menyadari apa yang kita miliki dan belajar dengan ilmu agar mampu memanfaatkan apa yang kita miliki. Contoh, sepeda yang kita miliki bukankah kita mesti menggunakannya semaksimal mungkin tidak hanya untuk berolahraga tapi digunakan untuk keperluan lain. Seperti berbelanja, bersilaturahmi dan sebagainya. Bukankah semua itu dikerjakan bisa memberi kebaikan bagi kita. Untuk semua itu kita perlu fasilitas agar sepeda itu bermanfaat seperti  helm, masker, dan asesoris lainnya. 
Contoh lain, seseorang membeli smartphone yang bisa menulis (note) karena terpikir oleh pembeli untuk selalu menulis dan bisa menulis dimana saja dan tidak bergantung kertas/pulpen. 
Tapi fakta menunjukkan bahwa kita lebih banyak bermimpi yang lebih lagi dan meninggalkan atau jarang menggunakan lagi. Punya sepeda memunculkan keinginan pengen motor, punya note memunculkan keinginan membeli note terbaru dan sebagainya.
Terkadang qpa yang sudah kita miliki dan disimpan cenderung rusak atau tidak berfungsi normal atau bqhkan rusak. Bisa jadi hal ini merupakan peringatan untuk menggunakannya dengan maksimal. Dan tidak itu saja bahwa kondisi ini pun mengingatkan untuk tidak terlalu bernafsu untuk memiliki yang belum dipunyai .... 
Ada yang bisa kita renungkan, jika kita memanfaatkan sepeda dengan maksimal maka rasa syukur kita menjadi benar ... Dan Insya Allah kita siap dimampukan dan mampu menerima nikmat berikutnya berup motor, atau dengan kita pun siap dengan note terbaru karena begitu banyak membantu kita dalam menulis yang banyak dan cepat.
Marilah bersyukur dengan memaksimalkan pemakaian apa yang kita miliki agar Allah membalasnya dengan nikmatNya Bukan bersyukur dengan cara menerima apa adanya tanpa banyak berbuat banyak terhadap apa yang kita miliki.
Jadikan apa yang kita miliki untuk memotivasi diri agar kita menjadi hidup semakin baik dan diberkahi.


Beramal tapi tidak beramal saleh

Awalnya kita ingin beramal, maka banyak cara untuk mendorongnya. Kita mencari ilmunya lewat teman, guru dan lainnya. Ilmu didapat dan kita pun semakin yakin untuk beramal saleh. Dorongan lain pun menjadi kita cari untuk menguatkan nilai amal saleh itu .... semangat yang bisa muncul di dalam lingkungan orang baik atau pahala dan balasan atas amal saleh. Semakin tinggi nilai amal saleh.
Ada kebanggaan dalam diri yang membuat hati jadi tenang, amal saleh dari yang kecil sampai yang besar bisa kita lakukan. Syukur Alhamdulillah, tiada hari tanpa amal saleh. Senyuman yang paling sering kita lakukan kepada siapa saja mendapatkan gelar Mr. Smile. Kondisi ini menjadikan kita semakin merasa "saya adalah orang yang beriman".
Hati-hati tingkatan ini bisa menjerumuskan kita kepada amal saleh yang bukan amal saleh. Mari kita perhatikan dan renungkan berikut  ini :
1. Pengakuan diri atas segala yang dirasakan 
2. Pujian dari orang lain 
3. Rutinitas yang menjadikan kita mengerjakannya secara otomatis.
Ternyata ketiga hal di atas tidak mengurangi semangat dan tidak pula oleh ilmu yang tidak memadai. Semua terasa sempurna. Tapi ingat lebih dalam bahwa ketiga hal itu mengikis nilai amal saleh itu yang bersemanyam di dalam hati.
Dalam perjalanan menuju amal saleh, seringkali kita melupakan untuk banyak melibatkan hati untuk banyak berperan dalam amal saleh. Hati yang kuat yaitu hati yang dekat dengan Allah yang menciptakan kondisi kita selalu dirahmati dan dibimbing Allah.
Untuk itu amal saleh memerlukan penyegaran yang dimaksudkan meningkatkan aktivitas hati dengan banyak berdzikir, beribadah dan beramal saleh yang terus-menerus.
Sekolah lebih banyak mengajarkan kita ilmu dalam beramal dan lingkungan mengajarkan kita pentingnya beramal saleh. Tapi Allah mengajak kita untuk dekat agar amal saleh itu adalah amal saleh yang dirahmati Allah, semua amal saleh itu merupakan amal yang digerakkan Allah.
Insya Allah ... kita dimampukan dan dirahmatiNya. Aamiin

Semakin sukses semakin bahagia ?

Masih kuat dalam pikiran kita dan telah menjadi apa yang kita inginkan, bahwa kesuksesan itu membawa kepada kebahagiaan. Fakta menunjukkan bahwa hidup tidak bisa bahagia tanpa kecukupan makan dan minum. Dengan kata lain, orang yang makan dan minum tercukupi dalam jumlah dan kualitas mampu memberikan kebahagiaan. Begitulah slogan,"semakin sukses semakin bahagia".
katakanlah saat Anda ingin mencapai kesuksesan itu terwujud dalam meraih materi atau jabatan, umumnya menjadi kaya dan memiliki harta yang banyak itu merupakan tanda kesuksesan. Pertanyaannya adalah apakah dengan mobil Mercy membuat Anda puas dan cukup mengantarkan Anda kepada kesuksesan  ? Bisa jadi Anda tidak cukup dengan mobil Mercy dan ingin menambah Mercy nya dan mobil merek terkenal lainnya. dan terus berlanjut tak berujung. Jika perjalanan itu tidak berujung, apakah ada kesuksesan ? 
Oke lah banyak orang meragukan kalimat sebaliknya, " semakin bahagia semakin sukses". Benar itu, tapi bagaimana caranya ? Terkadang kita merasa bahagia tapi cenderung meninggalkan kehidupan dunia. Artinya ada orang bahagia tidak sukses atau ada orang tidak bahagia tapi orang sukses.
Tip mudah ... Kesuksesan itu mewujudkan kerja untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan pikiran dan emosional dan Kebahagian adalah mewujudkan kerja yang melibatkan hati untuk tenang/nyaman. Jadi jauh lebih mudah mendapatkan kebahagiaan yang membuat kita semakin sukses ....daripada semakin sukses semakin bahagia. Mewujudkan kerja kita dengan melibatkan hati yang memimpin pikiran dan emosional kita.
Insya Allah kita mampu meraih kebahagiaan yang memenangkan hati yang juga mampu mengendalikan emosional dan pikiran sehingga mudah berpikir yang sehat.

Apa motivasi hidupmu ?

Seorang teman ditanya, buat apa kamu kerja ? Dengan yakin dijawab buat cari duit lah. Dan ada teman yang lain menjawab kerja buat keluarga dan buat orang tua serta buat memenuhi kebutuhan hidup. Saya pastikan lagi, apakah jawaban itu benar dan yakin.
Oke, saya lanjutkan dengan pertanyaan, "jika kamu kerja buat uang, artinya kamu kerja dimotivasi oleh uang. Segala buat uang. Tapi apakah Anda sudah mendapatkan uang banyak ?". Dengan agak ragu Anda menjawab,"belum". Bukankah uang sudah bisa membuat Anda bekerja luar biasa untuk uang yang banyak. Sama halnya mereka yang menjadikan kerja buat keluarga, orang tua dan memenuhi kebutuhan hidup.
Yang perlu kita pahami Ada orang yang bekerja luar biasa tapi tidak mendapatkan uang yang banyak dan sebalik ada pula orang yang bekerja biasa malah mendapatkan uang banyak. Sebetulnya uang itu bukan dari bos tempat kita bekerja saja tapi uang itu merupakan pemberian Allah buat kita melalui bos kita. Bos kita pun memberikan uang karena melihat hasil kerja kita dalam memajukan perusahaan. Allah yang menggerakkan bos kita ... Bos bisa lihat kerja dan bisa juga tidak melihat kerja kita .. Itulah kekuasaan Allah.
Oleh sebab itu yakinlah kita percaya Allah dan berpikirlah bahwa kita bekerja untuk Allah. Insya Allah karena Allah maka motivasi kerja pun sudah semestinya untuk Allah. 

Tidak sama bersyukur dengan kufur ?

Judul yang mengajak kita berpikir tentang banyak hal. Saat kita tidak berdaya seringkali kita berkata, "bersyukur aja" ... bisa jadi memang kita tidak berbuata apa-apa lagi, maka ucapan itu semacam menenangkan hati kita. Tapi begitu juga saat kita menerima sesuatu dari orang lain, maka yang diucapkqn hampir sama, padahal apa yang kita terima tidak berarti banyak buat kita. Lalu apakah kita sudah bersyukur ?
Kala mengklaim,"sudah sih". Tapi jika kita telusuri judul di atas ... Makna kufur bisa bermakna menutupi kebenaran atau dengan arti lain menutupi nikmat yang telah kita terima. Yang baru kita terima masih terlihat tapi yang sudah kita miliki seringkali tidak terlihat sehingga yang kita inginkan adalah mau menerima lagi dan menerima lagi. Inilah orang yang tidak bersyukur atau kufur.
Jadi untuk menjadi bersyukur yang pasti berbeda dengan kufur adalah beranilah kita melihat apa yang sudah ada dan mau bersyukur yaitu mau memanfaatkan apa yang sudah menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Ada pikiran dan hati yang menuntun kita untuk memanfaatkannya.
Orang bersyukur berarti lebih banyak memberi .... Tapi sebaliknya orang yang kufur lebih banyak menerima. Insya Allah semua ini menjadi bekal kita untuk mulai banyak bersyukur

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...