Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Saat tidak sabar, dunia berubah

Dalam hidup banyak pesan untuk kita bersabar, "sabar ya" dalam kondisi terpuruk atau kondisi yang membuat kita terpancing untuk emosi. "jangan dipikirin emang orangnya begitu" dan banyak kalimat lain yang mengajak sabar,"sabar aja, Allah bersama kita".
Bayangkan ujian kesabaran itu seringkali kita lewatkan begitu saja BUKAN menjadi sabar tapi hanya sekedar menahan emosi lalu mengabaikannya. Alhasil ujian sabar itu muncul lagi karena memang kita belum lulus, dengan sumber yang sama masalahnya atau dari sumber lain. Apakah kita disebut seudah bersabar ? Entahlah tapi rasanya belum bersabar.
Saat kesabaran itu tidak ada, maka dunia berubah tidak sesuai dengan keinginan kita. Kok bisa ? Kita menjadi sabar itu karena ingin harapan kita tercapai/terjadi. Kalau nggak sabar ya pastilah harapan kita pun tidak tercapai. Contoh, saat kita marah sama anak, artinya kita tidak sabar lagi untuk mencapai keinginan kita. Maka yang terjadi adalah bisa jadi anak mengikuti kita tapi dengan ngedumel (kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita) atau bahkan anak kita melawan. Bagaimana dengan harapan kita agar tercapai ? Bersabarlah dengan apa yang sudah kita lakukan dan terus memperbaiki cara untuk bersabar dengan merubah/memberi contoh peringatan untuk anak ikut berubah dengan hatinya.
Untuk menjadi sabar bisa jadi wajib menghadapinya (apa yang menjadikan kita tidak sabar). Ada orang yang diajarin nggak bisa-bisa, maka akibatnya bikin kita tidak sabar saat ditanya lagi. Terucap,"otaknya udah bebel nggak bisa diajarin". Tapi ingat, bisa jadi memang kita yang ngajarinnya yang salah bukan orang yang bodoh. Dengan sikap ini, kita bisa membangun kesabaran itu yang membuat kita mau belajar dan mengajarkannya dengan lebih baik. BUKAN menghindar dari orang yang susah diajarin. Itulah kesabaran ... BUKAN sekedar menahan emosi tapi memberikan kebaikan bagi kita dan orang lain.
Atau saat kita kesel dengan seseorang yang tidak ada habis-habisnya, maka yang membuat kita sabar adalah kita percaya bahwa masih ada Allah yang mampu merubahnya. Tetap selalu menghadapi mereka dengan cara dan ilmu yang semakin baik DAN dibarengi doa agar Allah membukakan hati orang tersebut untuk tidak membuat kesel lagi.
Insya Allah dengan sabar dan sabar, menunjukkan kita mampu mengikuti perintah Allah dan kita terus menempuh perjalanan yang baik yang sesuai apa yang kita inginkan. Insya Allah kita dirahmati dalam menempuh kesabaran dalam segala hal dalam hidup ini. Aamiin

Kok bisa

Kalimat pendek itu seringkali muncul, "ya kok saya bisa begini ?" Atau kalimat itu bisa tertuju kepada orang lain juga. Seakan bertanya atas hal yang tidak umum terjadi atau peristiwa yang tidak diduga terjadi.
Begitulah kita yang saat ingat memunculkan banyak pertanyaan yang mengajak kita bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Kondisi ini bisa terjadi karena kita tidak sadar dengan kejadiannya, kok bisa nggak sadar ? Iya lah karena kita tidak fokus dan tidak menjalankan dengan hati (hanya fisik yang dirasakan atau dilihat bekerja). Makanya saat hati tersentuh barulah kita menyadari apa yang kita kerjakan atau apa yang kita lihat.
Selain itu "kok bisa ....." Bisa muncul karena kita melakukan sebuah aktivitas rutin atau melihat aktivitas rutin sehingga tidak mampu merasakan apa-apa lalu di saat hati tersentuh barulah kita sadar dan berkata kok bisa ya ?
Begitulah bahwa kesadaran itu membawa kita kepada keadaan yang semakin baik lewat hati. Dan seakan tidak percaya "kok bisa ?". Kesadaran itu didorong oleh kekuatan dan kekuasaan Allah sehingga kita pun berkata,"kok bisa ya ". Seolah tidak percaya.
Mari sikapi hal seperti itu dengan rasa syukur yang luar biasa sebagai bukti bahwa kita itu tidak memiliki kekuatan apa pun kecuali kekuatan dari Allah. Rasa syukur itu dengan memelihara kesadaran itu dengan meneruskannya lewat amal-amal saleh yang Allah rahmati sehingga hati selalu terjaga.

Sadar saat butuh pertolongan

Saat butuh pertolongan karena kita sudah merasa tidak melihat hasil yang menggembirakan kita, mengapa ? Karena kemampuan dan kekuasaan kita tidak cukup, lalu muncullah memohon pertolongan. Siapa yang bisa menolong kita ? Ada pasangan kita, orang tua kita, anak atau saudara dan sebagainya.
Siapapun yang menolong kita cenderung hanya untuk beberapa kali saja. Tapi sepertinya pertolongan selalu muncul sepanjang hidup kita. Wajarkah ? Iya wajar, tapi yang tidak wajar adalah pertolongan dari orang lain yang tidak bisa langgeng. Dan pertolongan itupun seringkali tidak memberikan hasil yang baik, sesuai keinginan kita.
Yang pasti pertolongan itu muncul secara naluriah dari dalam hati kita lewat kalimat doa, "ya Allah, kami mohon ....." Itulah bentuk kebaikan dari Allah yang menciptakan kita dan juga memlihara kita. Tapi kitalah yang tidak sadar tentang hal itu.
Saat butuh pertolongan itulah kita sadarkan untuk kembali kepada Allah, maka janganlah disia-siakan dan segeralah untuk ditindaklanjuti menjadi tindakan berupa amal saleh. Amal saleh itupun butuh ilmu yang dapat kita temukan berupa petunjuk dalam Al Qur'an. Agar kesadaran itu sempurna dan siap menjadi amal saleh maka banyaklah membaca Al Qur'an dan pahami petunjuknya dengan mengamalkannya. Insya Allah sat kita butuh pertolongan Allah selalu stand by karena kita selalu menjaga koneksi dengan Allah lewat amal saleh. Dengan demikian kita bisa pula menolong orang lain.

Jas hujan

Saat hujan pastilah meneduh atau selalu mempersiapkan jas hujan. Tapi ada juga orang yang tetap berhujan dengan perhitungan yang matang,"hujan segini ya tidak bikin sakit dan lagi pula ada urusan penting yang mesti dijalani". Begitulah kira-kira persiapan kita saat hujan.
Tapi ada juga sih yang cuek dengan turunnya hujan. Tidak ada persiapan dan jalani saja.
Dalam hidup ini pun kita memiliki banyak hal yang sama dengan hujan dan terlihat lebih pasti. Bukankah dalam hidup ini selalu ada hambatan dan gangguan saat bekerja ? Iya lah pasti ada. Hambatan dan gangguan itu seringkali mirip dengan hujan, tidak bisa diprediksi tapi ada. Saat kita menduga dia ada atau saat kita cuek maka hambatan dan gangguan itu muncul. Seperti halnya hujan, maka yang benar adalah selalu mempersiapkan jas hujan.
Untuk urusan kita, maka jas hujan itu adalah kesiapan kita. Hiduppun mesti disiapkan "jas hujan"nya yaitu ilmu yang selalu diperbarui, niat yang lurus dan kuat, bersabar untuk tekun beraktivitas, selalu berpikir baik dan lainnya. Dan yang pasti jangan lupa selalu "kontak dengan Allah" agar Allah selalu menolong kita saat diperlukan. Sudahkah kita mempersiapkan jas hujan kehidupan kita ?

Pilihan itu tidak ada

"Kok judulnya nggak oke kayaknya". Lalu Anda bilang seharusnya "Pilihan itu ada dan bahkan banyak". Oke lah kalo begitu ... Mari sama-sama kita telusuri arti judul di atas.
Pilihan itu tidak ada, apa betul ? Nggak betul. Pertanyaannya apa saja pilihan itu ? Misalkan kita mempunyai tujuan ke Bandung, maka ada beberapa pilihan menuju Bandung yaitu jalan tol Purbaleunyi, Bogor - Puncak - Cianjur, Cikampek - Padalarang - Cimahi dan banyak lagi. Kalo ada pilihan yang banyak pasti hanya satu kan yang dijalani. Artinya apa ? Hanya ada satu pilihan. Terus Anda pun tanya,"apa arti pilihan yang lain?" Pilihan yang lain itu hanya ingin mengajak kita memilih yang kita sukai atau yang paling logis. Dan pilihan lain itu bisa menggoda dan membuat kita memainkan perasaan dan logis saling beradu untuk jadi pemenang. Sebenarnya pilihan kita itu memang satu, lalu kita mikir sebentar atau berkomunikasi dengan orang lain maka muncul pilihan lain dan semakin banyak. Pilihan itu ternyata cara yang beraneka ragam TAPI pilihan kepada TUJUAN hanya satu.
Ingat bahwa semakin banyak pilihan membuat kita "bingung" yang seringkali membuat kita tidak memilih dan sebaliknya satu pilihan tidak memberi kesempatan untuk mikir lagi tapi langsung action. Dan akhirnya memang hanya ada SATU TUJUAN dan SATU CARA yang kita laksanakan.
Seiring waktu, pilihan yang sudah kita jalani bisa diganti dengan pilihan yang semakin baik untuk mendekatkan kita menuju TUJUAN. Itulah proses dari satu pilihan ke satu pilihan berikutnya yang dipengaruhi oleh evaluasi atas apa yang sudah kita dapatkan dalam menuju TUJUAN.

Kita selalu ingin ditolong

Judul itu sepertinya wajar. Jika Anda ditanya, apakah Anda perlu pertolongan saat ini ? Hampir semua orang menjawab iya. Tapi hal diawali dengan "prasangka" apa bener mau menolong ? Hari gini ada yang mau memberi pertolongan.
Kondisi yang mirip, saat Anda diberi uang/sesuatu oleh seseorang, jarang yang langsung mengucapkan "terima kasih". Yang ada "uang dari mana ?" atau "bener ?" atau sikap penasaran yang memunculkan banyak pertanyaan, "nggak percaya dengan keadaan itu".
Jika kedua hal itu ada benarnya, maka ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil :
1. Hampir semua orang tahu bahwa perbuatan di atas selalu ada udang dibalik batunya alias tidak ikhlas.
2. Amal saleh itu sudah jarang dirasakan oleh banyak orang.
3. beramal saleh saja belum tentu ada yang mau menerimanya.
Hikmah itu hendaknya menjadi cermin buat kita sendiri, apakah hal di atas terjadi juga pada diri kita ? Jika iya mulailah untuk intospeksi agar kita bisa memperbaiki kualitas apa yang kita lakukan.

Belajar dan mempraktekkan amal saleh yang bisa kita lakukan dengan ikhlas :

Bantulah orang lain tanpa dia tahu apa yang kita perbuat. Buatlah situasi dimana orang tersebut merasa dibantu tapi tidak tahu siapa yang membantunya. Hal kecil saja, merapikan meja kerja teman atau bos atau bawahan kita, memberikan makanan ringan atau minum yang sudah kita siapkan sebelum seseorang menempati ruangannya atau kita mengirimkan makan siang yang menjadi kesukaan seseorang.

Insya Allah apa yang kita lakukan di atas bisa memberi kebaikan buat kita, minimal orang yang dibantu memberikan doa buat seseorang yang telah membantunya. Dan kondisi ini mendidik kita semakin ikhlas.
Mari kita memotivasi diri kita agar tergerak (termotivasi) untuk menjadi semakin baik hari ini. Motivasi ini bersifat spiritual (spiritual motivasi). Adanya motivasi menjadi semakin kuat untuk semakin banyak berbuat untuk sesama.


Munir Hasan Basri
Trainer 

Bosan

Kata bosan seringkali kita alami dan menghinggapi semua kalangan. Bosan ya bosan, mengerjakan sesuatu yang sama berulang-ulang setiap hari. Misalnya seseorang yang tiap hari makan tempe setiap pagi, maka suatu hati dia bilang,"tempenya nggak enak dan bikin bosan". Solusi yang mudah adalah merubah objeknya yaitu mengganti tempe dengan yang lain.
Yang menjadi persoalan adalah jika dengan tempe itu adalah makan yang mampu dia beli. Maka bisa jadi tidak bosan. Terpaksa ... Iya. Dari sisi lain ada orang mengatakan nggak bosan makan tempe karena saya senang sih. Atau ada juga yang bilang biar bikin tidak bosan masak tempenya yang berbeda-beda, kadang goreng tepung, kadang goreng biasa, bacem dll.
Dari contoh di atas, maka bosan bukan melulu objeknya yang salah, lalu kita ganti dengan objek lain. Yang sama terjadi dengan karyawan yang bosan kerja, bukan berarti kerja yang harus diganti atau perusahaannya yang harus diganti. Tapi kemampuan meramu pekerjaan menjadi semakin bernilai memberi tantangan yang bikin seseorang jadi tidak bosan. Kemampuan meramu adalah soal keinginan untuk belajar dan latihan.
Sebenarnya orang yang bosan itu lagi tidak sadar dengan kondisi saat itu, bayangkan dan renungkan bahwa tempe yang kita makan pun tidak pernah sama setiap hari. Tempe diproduksi dengan kedele yang berbeda, dibuat di hari yang berbeda, orang yang membuat berbeda perasaannya setiap hari, suasana makannya pun berbeda baik hari dan tanggal tidak sama dan seterusnya.  Perbedaan itu tidak pernah kita sadari dan selalu memandang sama untuk satu hal.
Pengen tidak bosan dengan cara mudah dan murah adalah menyadari kondisi dan suasana saat itu yang mampu melihat sesuatu selalu berbeda. Tidak perlu mengganti objeknya, belajarlah untuk melihat dan memaknai suasana yang bikin kita berbeda setiap saat.
Inilah motivasi yang baik dan sederhana untuk memotivasi diri untuk menjadi semakin baik hari ini. Mari berlatih hari ini.

Bentuk kesadaran

Sebenarnya dalam hidup ini banyak sekali kesadaran terjadi pada diri kita, dalam bentuk apa saja kesadaran itu ?
1. Saat kita mampu melihat bahwa ini adalah perbuatan buruk, tapi emosi kita merasa enak untuk dikerjakan.
2. Saat kita menyesal dengan perbuatan kita, lalu mengapa hal itu terjadi ?
3. Saat kita melihat orang yang menzalimin orang lain, "wah tuh orang jahat banget ?"
4. Saat kita sakit dan tak berdaya atau mendapat musibah.
5. Saat menolong orang lain yang terluka atau memgantarkan orang yang meninggal 
Apa yang terjadi dengan kesadaran di atas ? Kesadaran itu hanya sesaat dan setelah itu hanya sedikit menindaklanjuti dengan amal saleh.
Bagaimana saat kita sadar yang diikuti dengan amal saleh ?
Saat kita sabar, tentunya kesabaran kita hanya bergantung kepada Allah. Artinya kesadaran itu konsisten dan terus sadar dengan menindaklanjuti kesadaran dengan amal saleh.
Hal yang sama dengan saat kita ikhlas, syukur, istiqamah yang terus menerus. Kesadaran yang diikuti dengan amal saleh. 
Yang menarik untuk kita gali adalah saat sadar memunculkan sikap dan pikiran positif yaitu mampu melihat yang baik dan yang buruk. Kesadaran ini menjadi hilang saat kita tidak menindaklanjuti dengan perbuatan yang baik (amal saleh). Mari jadikan hal ini untuk memotivasi diri menjadi semakin baik hari ini, motivasi spiritual.
Alhamdulillahi rabbil alamin, Insya Allah kita dimampukan untuk menjadikan kesadaran dengan amal saleh yang diridhaiNya. Aamiin

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...