Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Syukur dengan kerja yang apa adanya bukan yang diinginkan

Pada saat kita sudah memiliki sesuatu berupa benda atau apapun, hanya digunakan sesaat saja dan seiring waktu tidak menarik lagi serta bahkan tidak digunakan lagi. Contoh saat membeli kamera, diawal begitu luar biasa digunakannya dan hampir setiap momen digunakan. Bagaimana setelah satu bulan ? Makin jarang digunakan dan setelah dua bulan menjadi pajangan yang disimpan. Begitu juga saat beli sepeda, saat beli tv baru yang canggih yang awalnya membeli fitur canggih tapi akhirnya hanya menonton seperti tv biasa, dan banyak lagi.
Memang ada beberapa barang yang kita gunakan terus-menerus, tapi tidak banyak. Apakah artinya semua yang jarang kita pakai itu mubazir ? Mungkin iya jika beli dengan cicil. Memaksa beli tanpa kemampuan yang bisa diartikan sebagai memenuhi emosional saja.
Lalu apa yang harus kita perbuat ? Mulailah belajar menyadari apa yang kita miliki dan belajar dengan ilmu agar mampu memanfaatkan apa yang kita miliki. Contoh, sepeda yang kita miliki bukankah kita mesti menggunakannya semaksimal mungkin tidak hanya untuk berolahraga tapi digunakan untuk keperluan lain. Seperti berbelanja, bersilaturahmi dan sebagainya. Bukankah semua itu dikerjakan bisa memberi kebaikan bagi kita. Untuk semua itu kita perlu fasilitas agar sepeda itu bermanfaat seperti  helm, masker, dan asesoris lainnya. 
Contoh lain, seseorang membeli smartphone yang bisa menulis (note) karena terpikir oleh pembeli untuk selalu menulis dan bisa menulis dimana saja dan tidak bergantung kertas/pulpen. 
Tapi fakta menunjukkan bahwa kita lebih banyak bermimpi yang lebih lagi dan meninggalkan atau jarang menggunakan lagi. Punya sepeda memunculkan keinginan pengen motor, punya note memunculkan keinginan membeli note terbaru dan sebagainya.
Terkadang qpa yang sudah kita miliki dan disimpan cenderung rusak atau tidak berfungsi normal atau bqhkan rusak. Bisa jadi hal ini merupakan peringatan untuk menggunakannya dengan maksimal. Dan tidak itu saja bahwa kondisi ini pun mengingatkan untuk tidak terlalu bernafsu untuk memiliki yang belum dipunyai .... 
Ada yang bisa kita renungkan, jika kita memanfaatkan sepeda dengan maksimal maka rasa syukur kita menjadi benar ... Dan Insya Allah kita siap dimampukan dan mampu menerima nikmat berikutnya berup motor, atau dengan kita pun siap dengan note terbaru karena begitu banyak membantu kita dalam menulis yang banyak dan cepat.
Marilah bersyukur dengan memaksimalkan pemakaian apa yang kita miliki agar Allah membalasnya dengan nikmatNya Bukan bersyukur dengan cara menerima apa adanya tanpa banyak berbuat banyak terhadap apa yang kita miliki.
Jadikan apa yang kita miliki untuk memotivasi diri agar kita menjadi hidup semakin baik dan diberkahi.


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...